Shadow of Vongola


A/N: Hey~Minna-san~! Yoroshiku onegaishimasu! Watashi no namae wa Shirokawa Hazuki desu! Hazu for short! Bentar, kenapa bahasa jadi gado-gado nih? /disambit/ kali ini, saya akan membawakan cerita pertama saya di fandom KHR! Plot-nya bakal di twist dan ada tambahan satu karakter alias OC! Gak, gak bakalan main-setrum(?) kok, ntar bakal ada yang dibedain, tapi tetep aja sorotan utama cerita ini adalah para Vongola Tenth Generation (ato calon Neo Vongola Primo). Without further rant from me, here's the first chapter of Shadow of Vongola!


-Chapter 1: There's An Existence Even In the Dark-


Eight Years Ago…

Italy

Normal POV


Seorang pria yang sudah cukup tua tampak tengah duduk di depan meja kerja miliknya dengan ekspresi serius. Ia mengatupkan kedua tangannya yang ada di atas meja dengan kedua mata tertutup. Ia sangat resah akan sesuatu, nampak dari keningnya yang sedari tadi terus saja dikerutkannya.

Timoteo – atau lebih di kenal sebagai seorang Boss mafia terkuat dengan gelar Vongola Nono (Ninth Generation) – merasakan ada sesuatu akan terjadi. Sesuatu yang buruk. Tapi, itu bukanlah hal yang dapat mengancam Vongola – mafia Famiglia yang saat ini dipimpinnya.

Lalu, kenapa ia merasa resah meski hal yang ia khawatirkan itu sama sekali tidak mengancam Family-nya? Vongola Nono bukanlah pemimpin Vongola seperti Vongola Secondo (Second Generation) yang haus kekuasaan.

Kalau dibandingkan, Nono lebih mirip Vongola Primo (First Generation) yang mendirikan dan mewujudkan Vongola sebagai semacam grup relawan. Vongola Primo tidak hanya menunjukkan rasa simpati dan empati-nya terhadap keluarga dan teman-teman dekatnya, namun juga pada orang lain yang sangat asing baginya bahkan pada Famiglia lain, begitu juga dengan Nono.

Ia merasakan ada sesuatu yang buruk akan segera menimpa sebuah Famiglia kecil yang beraliansi dengan Vongola. Sebuah famiglia yang bahkan tidak bisa menawarkan apapun pada Vongola namun sang Vongola Nono menerima mereka dengan tangan terbuka: Blue Rose Famiglia.

Famiglia ini di bentuk beberapa tahun yang lalu dan mulai aktif setelah markas mereka selesai di bangun beberapa bulan kemudian. Namun, karena pengaruh-nya yang kecil, Blue Rose Famiglia dianggap sebagai Famiglia biasa yang sama sekali tidak diperhitungkan.

Meski begitu, Vongola Nono sangat tahu apa yang ada di balik selubung Famiglia itu. Rata-rata anggota Famiglia itu adalah Assasin dengan tingkat eksistensi yang hampir bisa di deteksi oleh para pemilik Api jenis Mist, Sun, dan – tentu saja – Sky. Selain itu? Mereka hanya bisa di deteksi oleh kemampuan para keturunan Vongola – Hyper Intitution.

Apabila kalian menebak bahwa rata-rata anggota Famiglia itu pemilik Api jenis Mist – jenis api yang bersifat 'menyembunyikan kebenaran di balik kepalsuan, dan kepalsuan di balik kebenaran' – maka itu patut di maklumi. Namun, hal itu tidak benar.

Blue Rose Famiglia memiliki Api yang identik dengan mereka – jenis Api ke-8 yang di anggap menghilang setelah kisah ini benar-benar sudah di mulai.

Meski begitu, mereka bukanlah sekelompok pembunuh berdarah dingin yang membunuh korbannya di tengah malam di saat terlelap. Mereka menggunakan kemampuan mereka ini untuk mencuri sesuatu dari para pemimpin korup…dan membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Terdengar seperti Robin Hood modern bukan?

Tapi, beberapa minggu yang lalu, Nono menerima kabar dari Blue Rose bahwa salah satu anggota mereka di temukan tewas. Dari informasi yang di dapatkannya dari korban yang selamat, mereka di serang oleh seseorang yang mengaku sebagai Mist Guardian Shimon Famiglia.

Tentu ini membuat Nono mengerutkan keningnya. Bagaimana bisa, Shimon Famiglia yang selalu saja tenang, mulai berubah menjadi brutal? Dan dari situlah rasa resah Nono dimulai. Sebelumnya, Nono sudah meminta Mist dan Storm Guardian-nya, Croquant dan Coyote, untuk melihat keadaan famiglia itu, namun sampai saat ini tidak satupun dari mereka kembali…

…atau setidaknya seperti itu sebelum akhirnya Hyper Intitution Nono aktif dan semenit kemudian Mist Guardian-nya tiba-tiba saja muncul di depannya.

"Bagaimana, Croquant?" tanya sang Vongola Nono, sementara si Mist Guardian berjalan mendekati meja Nono. Ia merogoh kantong jas-nya kemudian mengeluarkan sehelai kain yang nampak menghitam dengan gambar mawar biru di atasnya.

Vongola Nono hanya bisa memijat keningnya. ia seharusnya lebih cepat bertindak saat Hyper Intitution-nya aktif. Ia benar-benar sudah terlalu tua untuk mengemban tugasnya sebagai Vongola Nono. Nampaknya, ia harus segera mencari pengganti Vongola.

Sekali lagi, Timoteo menatap serius Mist Guardian-nya itu.

"Lalu, apakah ada yang selamat?"

"Aku menemukan seorang anak kecil disana, tapi aku tidak yakin dia adalah bagian dari keluarga Blue Rose," jawab Croquant dengan nada ragu. Timoteo mengerutkan keningnya kemudian berjalan menuju pintu.

"Antarkan aku padanya,"


Few Moments Later…

Vongola Underground Prison

Normal POV


Croquant menuntun Timoteo hingga akhirnya mereka sampai di penjara bawah tanah Vongola. Baru saja Timoteo memasuki ruangan itu, ia bisa mendengar kegaduhan dari bagian dalam penjara itu dan sekali lagi Hyper Intitution-nya aktif dengan sendirinya.

Ia terus berjalan dengan Croquant yang memimpin jalan hingga akhirnya mereka sampai di depan sebuah sel tahanan. Di depan sel itu terlihat sosok Storm Guardian Nono, Coyote Nougat. Melihat kedatangan Nono, Coyote agak membungkukkan badannya untuk memberi hormat.

Nono menganggukkan kepalanya sebagai respon dari penghormatan Storm Guardian-nya kemudian mengalihkan matanya pada apa – atau lebih tepatnya siapa – yang ada di dalam sel tahanan itu.

Disana, di dalam gelapnya sel tahanan bawah tanah Vongola, tampak seorang anak kecil berusia sekitar 8 tahunan, rambut berwarna hitam gelap dengan beberapa helai diantaranya berwarna cobalt-blue dan sepasang mata merah yang seakan bercahaya dalam gelap, sedang menggeram liar dan memberontak di dalam sel itu layaknya hewan.

Anak kecil itu – dia laki-laki – tampak diikat dengan beberapa rantai untuk menahan pergerakan tubuhnya – yang merupakan salah satu alasan mengapa anak itu memberontak seperti itu. Sesekali gemerincing rantai penahan tubuhnya dapat terdengar saat ia berusaha melepaskan rantai itu.

Dengan sekali pandang saja, Timoteo mengenal anak ini. Anak laki-laki yang saat ini berada dalam sel tahanan Vongola itu adalah anak yang selalu mengikuti Boss Blue Rose Famiglia kemanapun ia pergi.

"Kami menemukannya di dekat mayat Zen – Boss Blue Rose – dan ia juga menyerang kami saat kami bermaksud memindahkan mayatnya. Aku tidak yakin apakah dia ini dari Blue Rose atau – "

"Ya, dia dari Blue Rose," ucap Timoteo memotong perkataan Coyote. Timoteo mendekati sel tahanan itu sambil merogoh saku jas miliknya.

"Dia selalu berada di dekat Zen, dia adalah bayangan Boss Blue Rose," ucap Timoteo, kali ini ia sudah ada di dalam sel tahanan itu, mendekati anak laki-laki berperilaku liar itu. Timoteo kemudian mengeluarkan sebuah Choker dari saku jas-nya dan kemudian mengalirkan Sky Flame-nya ke dalam benda tersebut.

Anak itu menatap tajam Timoteo sambil menunjukkan deretan giginya, ia bahkan tambah berontak saat Vongola Nono itu mendekatkan Chokker tadi ke lehernya. Namun, belum sempat ia menggeram kepada Vongola Nono, ia terdiam saat ia melihat Timoteo tersenyum padanya.

"Dan sekarang dia adalah tanggung jawab kita sebagai sekutu Blue Rose. Kita akan mendidik dia dengan baik agar kelak…ia akan menjadi Shadow Guardian pertama untuk generasi baru Vongola, dan mewujudkan mimpi Vongola Primo bersama generasi baru itu,"

Dan bersamaan dengan itu, Choker tadi sudah terpasang erat di leher anak laki-laki itu. Merasakan hangatnya sifat keselarasan dari Flame Sky yang ada dalam Choker itu, ia berhenti memberontak dan sebagai gantinya anak itu jatuh pingsan sambil mengeluarkan air mata.

Saat ia pingsan dan tubuhnya menyentuh lantai, sebuah kalung nampak terjuntai keluar dari baju anak itu. Sebuah kalung seperti yang dimiliki oleh para anggota militer: kalung dengan dua lempeng besi sebagai mata kalungnya yang di atasnya terukir informasi tentang si pemilik kalung, tidak lupa simbol mawar biru tercetak jelas disana.

Dan, nama yang tertulis di kalung itu adalah…Akira Kageyama.


-To Be Continued-


A/N: Se-le-sai! Akhirnya! Mohon komentarnya Minna-san! Sebenarnya saya pengen masukin cerita ini dengan bahasa inggris, tapi mengingat Spelling dan Grammar saya yang buruk, (See The Chapter Title?) jadinya saya putuskan untuk memasukkannya ke fandom Indo aja (saya bahkan gak yakin, tulisan Chokker itu beneran kayak gitu gak yah?) akhir kata, terima kasih sudah membaca, Minna-san!