Always Together
Chapter 1
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rate : T
Summary : Naruto tak pernah menyangka, hidupnya akan berubahhanya karena seorang gadis manis sederhana, dan parahnya pertemuannya di awali dengan kecelakaan sepeda?
Main pair : NaruSaku always and forever
WARNING : Gaje, abal, typo, OOC, gak pinter bikin summary. Judul gak nyambung, cerita yang semakin gak nyambung. Dan serentet kesalahan lainnya.
HAPPY READING !
DON'T LIKE ! DON'T READ !
.
.
.
.
.
Ckiit… ckiit
Suara sepatu beradu dengan lantai terdengar jelas di hall sport indoor Konoha International High School. Beberapa pemuda tengah asyik bermain basket di sana. Padahal jam menunjukkan pukul sembilan lebih beberapa menit, yang artinya pelajaran sedang berlangsung, tapi kenapa kelima pemuda ini malah disini?
"Oper bolanya padaku Shika!" seru seorang pemuda beriris azzure pada kawannya yang berambut nanas yang memegang bola basket.
"Ck, mendokusai… Ini, ambil!" dengan cepat, ia melemparkan bola berwarna oranye itu pada pemuda tadi. Tapi jalannya bola itu tiba-tiba terpotong karena ada tangan yang menghalanginya.
Dukk…
"Hn.. jangan pernah remehkan kemampuan Uchiha…" pemuda yang menghadang lajunya bola tadi langsung berlari menuju ring yang berada di sisi berlawanan sambil terus mendribble bola, ia lalu mengoper bola itu kepada pemuda spike berwarna coklat yang sudah menunggu dekat ring.
"Kiba!"
"Aku mengerti…" pemuda yang dipanggil Kiba tadi langsung menangkap bola, mendribble bola itu kea rah ring, lalu mengambil posisi siap melakukan slam dunk.
"Hyeah…!"
BANG…
Bola masuk dan mendarat dengan mulus dilantai.
"Yeah, Inuzuka attack!" seru pemuda yang melakukan slam dunk tadi –Inuzuka Kiba- sementara teman-temannya yang lain hanya tertawa mendengar seruan bangga sahabatnya itu.
"Fufufu… dari awal kita bermain tadi sampai sekarang, kau baru mencetak dua angka, Kiba…" balas yang berambut pirang –Namikaze Naruto- sambil menyampirkan blazer abu-abunya ke bahu, sementara Kiba hanya mendengus mendengar ejekan sahabat pirangnya itu.
"Huh! Diam kau!"
"Lagi pula, slam dunk itu tidak akan berhasil kalau Sasuke tidak menghadang bolanya..mendokusai…" tambah yang berambut nanas –Nara Shikamaru- seraya melempar bola basket pada objek ejekan.
"Kembalikan ya, Kiba. Hari ini kan, giliranmu piket…" Sabaku Gaara –pemuda dengan tato 'Ai' didahinya- ikut memanaskan suasana dengan celetukannya.
"Hei, Sasuke kan ikut piket juga!" protes Kiba keras, Uchiha Sasuke –Si pengoper bola- yang berada di samping Kiba hanya meninju lengannya sambil menyeringai.
"Hn… kau paling sedikit mencetak angka, jadi anggap aja ini sebagai hukuman…"
Oh.. penderitaan seorang Kiba, selalu jadi korban bulan-bulanan sahabat-sahabatnya.
"Terserah kalian sajalah, tuan-tuan diktator!" ucapnya ketus sambil berlalu mendahului teman-teman liciknya itu.
Oh, kalian bingung, ya? Apakah aku belum menjelaskan, sebenarnya ada apa ini? Baiklah, aku mulai dari alasan kenapa kelima pemuda ini disini, bukannya mengikuti pelajaran.
Bolos.
Ya, mungkin kata inilah yang bisa menggambarkan keadaan yang terjadi.
Yang jadi pertanyaan sekarang, kenapa bisa? Bukankah ini Konoha International High School, sekolah SMA nomor satu di Jepang, taraf internasional, terelit dan termewah? Membiarkan siswa mereka bolos merupakan kesalahan fatal yang bisa memperburuk reputasi sekolah ini.
Tapi fakta itu tak berlaku buat lima sahabat ini, yang tanpa mereka menobatkan diri pun sudah memiliki gelar 'Pangeran' dibelakang nama masing-masing.
Tidak mudah menjadi populer di KIHS, karena memang hampir semua siswa yang bersekolah disini bisa dipastikan keturunan kalangan atas, pewaris kerajaan bisnis, anak pejabat sampai insan selebriti. Tak hanya wajah yang tampan, atau sederet kelebihan yang lainnya, aura dan karisma mereka juga menjadi poin plus yang mau tidak mau membuat orang percaya bahwa mereka memang dilahirkan untuk menjadi lebih.
Belum lagi posisi mereka sebagai anak-anak dari pemilik perusahaan besar yang tergabung dalam Konoha Group, yayasan yang menaungi KHIS.
"Hn… sebaiknya kita kembali ke kelas saja…" ucap Sasuke sambil terus memainkan ponselnya.
"…Hinata mulai mengomel…." lanjutnya kemudian, seraya terus melangkah menyusuri koridor.
Yang pertama ada Uchiha Sasuke, putra bungsu dari Uchiha Fugaku, pemilik dan pendiri Uchiha Corp, dan Uchiha Mikoto, seorang designer ternama yang baju busana rancangannya sudah dipakai artis-artis dunia. Sasuke juga mempunyai kakak laki-laki bernama Uchiha Itachi, fotografer dunia yang sedang banyak dibicarakan. Wajah pangeran gunung es nya sering menghiasi majalah-majalah remaja ternama. Dengan statusnya itu, Sasuke pastinya mendapat tempat untuk menjadi salah satu pangeran KHIS.
"Huh, mendokusai…. Bilang saja kau takut diputuskan, tak kusangka seorang Uchiha bisa takluk oleh perempuan, …" ejek Shikamaru yang berjalan tepat di belakang Sasuke, aura hitam mulai menguar dari tubuh Sasuke.
"Diam saja, Nara!"
Kedua, ada Nara Shikamaru, pemuda dengan kata 'Mendokusai' sebagai trademarknya. Ia adalah putra tunggal dari pasangan Nara Shikaku dan Nara Yoshino, dua rektor sekaligus pemilik dua universitas terkenal se Jepang, Konoha University dan Tokyo International University. Tak ada alasan untuk tidak menjadikan pemuda tukang tidur ini sebagai salah satu pangeran sekolah dengan otak jenius dan IQ 200 nya, serta deretan prestasi yang tak terkalahkan.
"Hooo, memangnya kau tidak Shika? Mungkin kalau Ino menelponmu kau juga akan menyuruh kami kembali secepatnya ke kelas, fufufu…" balas Naruto sambil terkekeh. Shikamaru hanya mendengus.
"Hah, mendokusai… daripada kau yang tak punya pacar…." Ejeknya, Naruto hanya mengangkat bahu.
Ketiga ada Namikaze Naruto, the most charming boy ever. Surai pirang dan iris azzure menawannya menjadi daya tarik tersendiri anak bungsu dari Namikaze Minato, direktur sekaligus pendiri Namikaze Enterprise Group, dan Namikaze Kushina, dokter kecantikan dunia ini, Naruto juga punya kakak laki-laki bernama Namikaze Menma, mahasiswa yang baru saja menyelesaikan S2 nya di Inggris. Tak hanya itu, sifat 'sedikit' hangat dan pembawaannya yang selalu tampak menyenangkan, membuat setiap orang terpikat, namun bukan berarti Naruto itu banyak bicara, bisa dibilang ia sebelas dua belas dengan Sasuke. Walaupun akademiknya tak sehebat teman-temannya –setidaknya Naruto tak pernah keluar dari duapuluh besar seangkatan- tapi prestasi olahraga dan kemampuan bermain musiknya nya tak bisa diragukan lagi. Sama dengan Sasuke, wajahnya yang kelewat tampan itu sering menghiasi majalah-majalah olahraga ternama. Dengan semua itu, Naruto pun dengan mudah duduk di singgasana para pangeran sekolah.
"Ck, aku bukan tak punya pacar, tapi belum mau. Kau tahu sendirilah, mencari gadis yang mencintaiku apa adanya sangat sulit…" nyinyir Naruto membalas perkataan Shikamaru, Kiba tersenyum sinis.
"Alasan! Kau 'kan memang tak laku!" ejek Kiba, Naruto menyeringai.
"Memangnya kau sudah?" Kiba tersenyum penuh kemenangan, ia tahu Naruto akan melontarkan pertanyaan itu.
"Tentu saja! Gadis yang menangani penangkaran hewan di Suna itu, benar-benar membuatku terpikat."
Yang keempat ada Inuzuka Kiba, anak tunggal menteri lingkungan hidup yang mempunya beberapa cabang cagar alam, dan tempat perlindungan satwa di seluruh dunia, Inuzuka Tsume. Ayah Kiba meninggal saat Kiba masih berumur 12 tahun akibat kecelakaan mobil. Kiba memang tak unggul di akademik atau olahraga, tapi ia adalah ketua klub hewan di KIHS, dan sudah mengelola lima dari sekian banyak cabang perlindungan satwa milik ibunya. Kiba bahkan sering diundang diacara talkshow terkenal untuk wawancara mengenai hewan.
"Gadis yang menangani penangkaran hewan di Suna…. Hah? Kau berpacaran dengan wanita paruh baya, Kiba?" tanya Gaara.
"Ck! Bukan bibi Reici! Ini pegawai baru, ia baru saja menyelesaikan kuliahnya di California…." Jawab Gaara.
"Mahasiswa ya, bukankah itu terlalu tua untukmu?" tanya Gaara lagi.
And last, Sabaku Gaara, pemuda dengan rambut merah dan tato 'Ai' di dahinya ini merupakan penyanyi bersuara emas dengan banyak penghargaan, lagu ciptaannya bahkan sampai menembus billboard dunia. Tentu saja dengan bantuan sang ayah, Sabaku Rei , direktur utama dari manajemen yang sudah banyak melahirkan artis, diva, boy dan girlband terkenal didunia, serta Sabaku Karura , seorang diva yang namanya masih dikenal sampai sekarang, juga kedua kakaknya Sabaku Temari dan sabaku Kankurou, musisi muda yang baru saja naik daun. Di tengah kesibukannya sebagai penyanyi papan atas, Gaara juga menjabat menjadi ketua OSIS.
"Ia seumuran denganku…" jawab Kiba lagi. Gaara hanya mengangkat bahu lalu melanjutkan perjalanan (?) menuju kelas mereka di lantai teratas. Suasana sekolah sangat sepi, tentu saja, para penghuninya sedang berada dalam kelas untuk mengikuti pelajaran. Tak seperti kelima pangeran ini.
Tak sekali-dua kali mereka melakukan pembolosan seperti ini, hampir setiap hari. Sudah bosan, pelajaran yang harusnya mereka ikuti malah ditinggal pergi begitu saja entah kemana. Sensei yang mengajar hanya bisa geleng-geleng kepala dan akhirnya kembali ke kantor.
Tapi itu tak menjadi permasalahan, karena mereka ditempatkan di kelas khusus, bernama Excellent Class, kelas yang disetiap tingkat ada, kapasitas hanya sepuluh orang, penuh dengan fasilitas – fasilitas mewah dan terletak di lantai teratas gedung utara. Jadi tak akan mengganggu aktifitas mengajar kelas-kelas lain yang notabene memang semuanya berada di gedung selatan dan barat. Kelas tersebut diperuntukkan untuk anak-anak yang orang tuanya tergabung dalam Konoha Group.
Selain mereka berlima, ada tiga orang lagi yang menghuni kelas ini.
"Shika! Kenapa kau bolos lagi? Lihat! Kelas jadi terbengkalai gara-gara kau! Ebisu-sensei tak mau mengajar kalau muridnya tak lengkap!" baru saja melangkahkan kaki masuk, mereka berlima sudah disambut teriakkan seorang gadis berambut blonde panjang, bergaya ponytail dengan iris aquamarine. Gadis itu berdiri di depan kelas sambil berkacak pinggang, wajah cantiknya memperlihatkan dengan jelas ekspresi kesalnya.
"Ya ya ya, aku minta maaf Ino, mendokusai…" jawab Shikamaru lalu mendudukkan diri di sofa yang berada di pojok dan bersiap untuk tidur. Excellent Class memang mempunyai design ruangan yang berbeda dengan kelas lain, penuh dengan fasiitas, dari sofa, tv, kulkas, serta barang-barang yang lainnya.
"Hei Pemalas! Aku sedang bicara padamu!" balas gadis itu lagi.
Yamanaka Ino, putri bungsu pasangan Yamanaka Inoichi, pemilik perusahaan Yamanaka Group, dan Yamanaka Hana, professor tanaman yang terkenal dengan keahliannya dalam merangkai bunga. Wajah yang sangat cantik dengan tubuh yang proporsional membuat Ino menjadi model tetap di beberapa majalah fashion terkenal. Sifatnya yang periang dan agak 'berisik' memberikan daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang mengenalnya. Dengan itu semua, Ino pun mendapat kesempatan menjadi salah satu the most wanted di KIHS dan menjadi kekasih Shikamaru.
"Ya ampun, berisik… aku ingin tidur Ino, mendokusai…" sungut Shikamaru. Ino hanya menggeram kesal lalu mendatangi Shikamaru, dengan ganas ia mencubit pipi Shikamaru.
"Aw! Hei! Apa yang kau lakukan, aw! Sakit Ino!" teriak Shikamaru mengaduh sementara Ino hanya terkikik geli.
"Rasakan ini, hehehe!"
"Hah, selalu seperti ini, pasangan aneh…" ejek Sasuke, dengann santai ia mendudukkan diri di sofa yang berada dekat jendela dan mulai memejamkan mata.
"Sasuke-kun…" suara lembut memasuki indra pedengaran Sasuke, ia membuka mata dan melihat seorang gadis di sampingnya.
"Ya, Hinata?" ucap Sasuke sambil menggeser tempat duduknya, mempersilahkan gadis itu untuk duduk disampingnya. Gadis itu menurut.
"Tolong berhentilah melakukan pelanggaran Sasuke-kun, itu bisa mengganggu belajarmu…" tegur gadis itu penuh pengertian sambil merapikan poni Sasuke, Sasuke hanya tersenyum lalu mengusap puncak kepala gadis itu.
"Iya, Hinata… aku mengerti…"
Gadis berambut indigo panjang dengan iris lavender ini bernama Hyuuga Hinata, ia adalah putri kedua dari pasangan Hyuuga Hiashi, perdana menteri Jepang, dan Hyuuga Amaichi, wanita dan ibu rumah tangga yang pernah menjadi Miss Universe sewaktu muda. Hinata juga punya seorang kakak bernama Hyuuga Neji, seorang mahasiswa sekaligus duta pariwisata Jepang. Hinata adalah seseorang yang sangat anggun, dengan sifat keibuan dan sangan pengertian, namun bisa berubah menjadi sosok mengerikan jika marah, dengan sabuk hitam Karate yang melingkar di pinggangnya, itu tidak mustahil. Bahkan ia mengelola beberapa dojo latihan milik ayahnya. Hinata pun jadi salah satu anggota the most wanted dan mendapat kehormatan untuk jadi kekasih seorang Sasuke.
"Jangan lakukan itu lagi, ya…" Hinata menyandarkan kepalanya di bahu Sasuke saat pemuda es itu merangkulnya.
"Iya…." Jawab Sasuke, Kiba yang melihatnya langsung memutar matanya jengah. Sambil mendudukkan diri di sofa tengah ruangan kelas tersebut dan mulai mengutak-atik ponselnya, ia mengoceh.
"Hei Hinata, Sasuke itu tak akan mempan kau tegur seperti itu, sekali-kali ia perlu juga di tendang atau dibanting dengan jurus Karate mu, atau kau bisa menghantamkan kepalanya ke dinding, agar ia segera sadar…" mendengar nyinyiran Kiba, Sasuke langsung mengaktifkan deathglare yang paling mematikan untuk Kiba. Hinata ikut menoleh, tatapan lembutnya berubah jadi tatapan monster, sambil memincingkan mata ia menunjukkan kepala tangan saljunya.
Jiiiittsss….
"Kau mau mencoba duluan, Kiba, kau kan juga sama…" ucap Hinata sambil menaikkan sebelah alisnya, seringai sinis terpampang diwajah cantiknya. Seketika nyali Kiba ciut. Ia pernah menyaksikan Hinata bertanding dalam turnamen Karate se Jepang, dan ekspresinya sama seperti sekarang. Ah… lebih baik main aman sajalah . Sambil mempertahankan ekspresi cueknya ia menggeleng.
"Tidak, terimakasih…" Naruto dan Gaara yang sedari tadi hanya diam langsung tertawa, melihat ekspresi ketakutan Kiba, mereka ikut mendudukan diri disamping Kiba.
"Makanya kau jangan suka cari gara-gara…" ejek Gaara, lalu mulai asyik dengan ponselnya, ia tersenyum sambil menyandar di sofa. Naruto yang duduk disampingnya hanya mengernyit heran.
"Kenapa kau senyum senyum? Seperti orang gila saja…" ucap Naruto, Gaara tersenyum.
"Maatsuri akan kembali ke Konoha…" jawabnya, Naruto hanya ber- Oh ria. Maatsuri adalah pacar Gaara, penyanyi muda asal Suna. Entertaiment. Mereka bertemu saat diadakan tour keliling dunia.
"Hmmm… baiklah, semoga sukses…" ucap Naruto, Gaara mengernyit.
"Maksudnya….?"
"Tidak, lupakan saja…" balas pemuda pirang itu lalu memasang headphone di telinganya.
BRAKK…
Tiba-tiba pintu kelas di buka dengan kasar, terlihat perempuan berambut coklat yang di cepol dua. Keringat menetes dari pelipisnya. Semua perhatian teralihkan.
"Hah! Ternyata kalian sudah kembali…" gadis itu kemudian masuk, lalu berdiri ditengah ruangan. Sambil berkacak pinggang ia menarik napas dalam dan menghembuskannya dengan kuat, berusaha mengendalikan rasa kesal yang memenuhi rongga dadanya.
"Apa kalian tahu, aku sudah berkeliling mencari kalian. Kelas terbengkalai, dan kami jadi ikut-ikutan tak belajar…." Gadis itu memulai omelannya. Sementara lima objek omelan yang dituju hanya memutar mata bosan. Ah! Ia mulai lagi.
"Sudahlah, Tenten…. Mengomeli kami adalah hal yang sia-sia…" sahut Naruto, kadang-kadang pemuda pirang itu heran, orang-orang yang mengomeli mereka ini sepertinya tak pernah belajar dari pengalaman, sudah tahu mereka tak akan mendengarkan masih saja diomeli.
Satu lagi penghuni kelas ini. Xiau Tenten. Gadis tomboy keturunan Cina ini, adalah cucu dari milyuner terkenal Xiau Lau, mempunyai banyak tambang yang tersebar di seluruh dunia, orang tua Tenten meninggal saat Tenten masih berusia enam tahun karena kecelakaan pesawat. Sekarang Tenten tinggal bersama pelayan di rumah warisan orang tuanya di Jepang, sementara sang kakek, mengurusi bisnis di Cina. Gadis cantik ini juga merupakan ketua kelas di Excellent Class, jadi anggota kelas merupakan tanggung jawab Tenten. Berbekal status itu, Tenten pun mendapat kesempatan menempati kursi jejeran the most wanted di KHIS.
"Kalau kalian tidak diomeli, kalian akan terus melakukannya…" Tenten menaikkan satu oktaf suaranya dan tetap berkacak pinggang. Gadis itu benar-benar kesal sekarang. Mereka ini terlalu mengabaikan.
"Kau selalu mengomeli kami, tapi memangnya ada hasilnya?" tanya Shikamaru, Ino yang mendengar itu langsung membulatkan mata.
"Shika, jangan seperti itu. Kau ini! Ini demi kebaikanmu, Pemalas!" tegur Ino, Shikamaru hanya mengangkat bahu.
"Aku ketua kelas, jadi aku bertanggung jawab atas kelakuan kalian…" desis Tenten pelan.
"Lalu? Memangnya kami peduli…" balas Sasuke tak peduli.
"Sasuke-kun!" tegur Hinata berbisik. Tenten hanya diam.
"Arrrgghhh…. Terserahlah, aku tak peduli." Tenten segera keluar dari ruangan itu. Ia membuka pintu dengan kasar lalu membantingnya. Hinata dan Ino yang melihat langsung berdiri dan mengejar Tenten. Sementara para pangeran, hanya diam di posisi masing-masing.
Inilah kehidupan mereka, setiap hari selalu seperti ini. Ternyata menjadi seorang yang 'lebih' itu tak seindah yang dibayangkan. Banyak alasan yang membuat mereka melakukan hal-hal melewati batas seperti ini. Contohnya saja jika saat istirahat, fans mereka yang terlalu anarkis itu akan mengerubung sampai bel masuk tiba. Itu membuat ruang gerak mereka jadi terbatas. Akhirnya mereka memanfaatkan status 'lebih' itu untuk melakukan sesuatu yang ingin mereka lakukan.
Mereka tahu itu salah, tapi mau bagaimana lagi. Menjadi populer itu memang merepotkan.
"Hah, dia marah lagi. Bagaimana ini?" tanya Kiba, yang lain hanya menggeleng.
"Apanya yang bagaimana? Biarkan saja, nanti juga ia baik sendiri, ini sudah jadi kebiasaan. Jadi santai sajalah…" jawab Naruto cuek. Kiba hanya mengangkat bahu dan memainkan ponselnya lagi. Sejenak hening menyeruak ke udara, sampai Gaara mengeluarkan suaranya.
"Hei, aku baru saja dapat kabar dari Sasori, ayahnya membuka cabang terbaru Blues di Konoha, dan kita diberi kehormatan untuk menjadi pengunjung pertama…" kabar Gaara.
"Sasori?" Sasuke mengerutkan kening.
"Dia sepupuku yang ku kenalkan pada kalian, saat di Korea dua minggu yang lalu…" Gaara mengingatkan.
"Blues?" tanya Kiba.
"Pool, kafe, karaoke, spa, sauna, yah semacamnya…" sahut Gaara.
"Baiklah, kapan kita kesana...?" tanya Shikamaru.
"Siang nanti, sepulang sekolah…." jawab Gaara.
"Aku tak bisa ikut…." Kali ini Naruto yang bersuara, Gaara mengernyitkan kening.
"Biasanya kau yang paling bersemangat soal seperti ini, ada apa?"
"Ada yang harus aku lakukan siang ini, yah kau tahulah, aku punya jadwal sendiri…." sahut Naruto, Gaara hanya mengangguk tanda mengerti. Ia tahu kebiasaan sahabatnya itu.
"Baiklah, tak masalah. Nanti aku beritahu Sasori, kalau kau tak bisa ikut…"
"Hn…" gumam Naruto sebagai jawaban. Kelimanya kembali menekuni aktifitas masing-masing. Melupakan kejadian yang baru saja mereka lakukan.
~Always Together~
Bel pulang di KHIS, sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Sekarang sekolah elit itu mirip sekolah tak berpenghuni, hanya beberapa siswa yang masih ada disana. Yang lain sudah meluncur ke rumah masing-masing, kecuali para pangeran sekolah.
Gaara, Sasuke, Shikamaru dan Kiba, pergi ke pusat Konoha untuk mengunjungi sepupu Gaara sekaligus menjadi pengunjung pertama dari cabang terbaru Blues. Sementara Naruto pergi ke taman pohon sakura pinggir kota.
Inilah kebiasaan yang dimaksud tadi, setiap hari jika tak ada urusan yang mendesak, setiap pulang sekolah, ia akan mengunjungi taman ini sampai sore tiba. Tak ada yang special dengan taman ini, hanya penuh dengan pohon sakura dan beberapa kedai makanan ringan. Tapi saat datang ke sini, Naruto seperti mendapat ketenangan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, ia seperti merasa di rumah. Di taman itu juga banyak anak-anak yang bermain, mereka adalah salah satu alasan mengapa Naruto sangat betah berlama-lama disini.
Naruto bahkan sering mentraktir mereka es krim atau makanan yang lain, juga sering mengajak mereka bermain, itu membuat anak-anak tersebut jadi senang dan sangat menyayangi Naruto. Hanya di rumah dan taman inilah Naruto bisa menjadi dirinya sendiri.
Setelah sampai, pemuda itu segera memarkirkan mobilnya di bawah pohon sakura yang terletak di pinggir jalan dekat taman itu. Ia segera keluar dari mobil dan tak lupa membawa satu kantong penuh snack dan makanan ringan yang ia beli di supermarket tadi.
Begitu Naruto muncul, anak-anak yang bermain di situ langsung berhamburan menghampiri Naruto sambil berseru riang.
"NII-CHAAAAAAN!" seru mereka sambil memeluk Naruto yang hanya bisa tertawa, ia lalu berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anak-anak manis itu.
"Hai semua, sudah lama menunggu ya? Maaf ya, Nii-chan terlambat, tapi kalian tak marah kan…" ucap Naruto tak kalah riang. Ya, inilah kepribadian asli dari seorang Naruto.
"Tidak apa-apa kok, Nii-chan… Eh? Nii-chan bawa apa itu?" tanya Sayaka, gadis kecil berkepang dua di samping Naruto heran melihat kantong belanja yang penuh dengan sesuatu berwarna-warni.
"Oh, iya.. ini Nii-chan bawakan makanan untuk kalian, kalian suka?" tanyanya lagi sambil menujukkan isi kantong tersebut.
"Wah, asyiikkk! Nii-chan bawa makanan lagi, tentu saja kami senang Nii-chan….! Setelah ini kita main ya Nii-chan….!" seru Satoru senang, sambil meloncat-loncat. Naruto tertawa sambil mengacak rambut anak laki-laki berambut coklat tersebut.
"Tentu saja! Tapi kalian duluan saja, ya… Nii-chan ingin istirahat dulu sebentar, tak apa, kan?" tanya Naruto lagi, anak-anak tersebut mengangguk antusias.
"Tak apa Nii-chan, arigato!" serentak anak-anak tersebut lalu berlari memenuhi taman lagi. Naruto tersenyum, dan berjalan menuju kursi panjang yang sering ia duduki di bawah pohon sakura yang paling besar. Letak pohon sakura itu cukup jauh dari tempat ia berdiri karena memang taman sakura ini bisa dikatakan luas.
Sambil bersiul, ia menyusuri jalan, surai pirangnya bergerak perlahan di terpa angin. Ah! Suasananya damai sekali, beberapa kelopak sakura yang tumbuh juga ikut berterbangan. Namun tiba-tiba teriakkan melengking membuyarkan lamunannya.
"HEI, AWASSSS!"
Naruto langsung menoleh ke sumber suara, dari arah berlawanan, datang segerombolan anak-anak bersepeda, salah satunya adalah gadis berambut pink dan kelihatannya seumuran dengan Naruto. Sepeda-sepeda itu melaju dengan kencang.
"MINGGIR…!" teriak gadis pink itu lagi, Naruto yang dipeluk ketersimaan karena melihat sepeda-sepeda itu hanya diam ditempat. Gerombolan sepeda itu semakin dekat, melihat ada seseorang yang berada di jalur mereka, anak-anak itu segera menghentikan laju sepeda masing-masing. Tapi tidak dengan gadis pink ini, Naruto juga tak kunjung beranjak dari posisinya, karena tak sempat mengerem sepedanya, akhirnya tabrakan pun tak bisa terelakkan.
Brakk…
Gadis itu meloncat dari sepedanya sementara Naruto jatuh terjengkang ke belakang, tangan kanannya digunakan untuk menyangga tubuh, sementara tangan kirinya memegangi kening yang mulai mengeluarkan kunang-kunang.
"I-Ittai…" ringisnya sambil memejamkan mata.
"Hei Tuan Pirang, kau baik-baik saja?"
TBC
Akhirnya ter publish juga, senangnya…. #krikrikrik . Ini merupakan fanfic ber-chapter pertama aku, biasanya sih cuma oneshoot-oneshoot doang, tapi di akun yang berbeda, sayangnya akun itu, udah gak bisa dibuka karena suatu alasan #kokCurhat. Fic ini sedikit terinspirasi dari drama Korea yang judulnya Boys Before Flower, itu lo yang pemerannya Lee Min Ho sama Go Hye Sun. Dan mungkin nanti juga ada beberapa adegan yang aku ambil dari sana (ups!) tapi tenang aja, ceritanya beda kok, di chapter pertama ini juga ada beberapa adegan yang aku ambil dari novel 'Kupu-kupu Salju' karya Felice Cahyadi, yaaa, kalian cari sendiri aja ya. Mungkin itu aja seputar chapter pertama ini, untuk waktu publish, tak terduga. Bisa aja dua jam kemudian, chapter dua turun, tapi bisa aja seminggu kemudian…
Tapi terimakasih karena sudah mampir dan membaca ya, saran dan kritik yang membangun selalu aku tunggu di kotak REVIEW, mau flame? Boleh… asal pake bahasa Indonesia yang baik dan benar dan GAK BOLEH ANNON….
Mungkin sekian dulu ya ^^
Salam manis
Harunatsu
