LIKE A FOOL
Kyumin fanfiction
Aku terlalu bodoh untuk memikirkan dia menyukaiku, jantung bodohku ini mulai bergemuruh ketika ia berkata menyukai seseorang "jadi hyung, kau mau membantuku untuk mendapatkannya?"
Suara alarm mengusik tidur nyenyakku. Aku menggeliat diatas kasurku dan mencoba untuk membuka mata. Sejenak mengerjap-ngerjapkan mata untuk menyesuaikan diri dengan matahari yang masuk melalui jendela kamar.
Tak lebih dari tiga puluh menit aku telah siap melewati hari ini. Seperti hari-hari sebelumnya, sekolah.
Aku duduk di kursi kantin. Ini waktu istirahat jadi wajar saja aku duduk disini. Aku bukanlah siswa nakal yang keluar masuk kantin pada saat jam pembelajaran berlangsung.
Di depanku, makanan pesananku menemani. Aku sendiri disini, di meja persegi panjang dengan empat kursi mengeliling sisinya. Sebenarnya aku memiliki teman, namun aku lebih suka menyendiri. Terlebih karena aku tak melihatnya seharian ini.
Apakah aku harus mengatakan siapa dia?
Cho Kyuhyun. Laki-laki tampan sang idola sekolah yang selalu dikelilingi yeoja. Laki-laki sempurna dengan kulit pucatnya. Dia sahabatku. Ya, begitulah ia menyebutnya. Dia hanya sahabatku.
"hyung, jangan hanya melamun saja. Makan makanan di depanmu."
Orang yang ku katakan tadi berada didepanku sekarang. Menarik kursi dan mendudukinya. Aku tersenyum mendengar ucapannya tadi. Dia selalu seperti ini, selalu memperhatikanku.
"kau darimana saja?"
"hanya seputar lapangan basket dan ruang ganti. Seharusnya kau tahu seorang kapten basket seperti ku kemana saja."
Satu poin lagi yang menambah kesan sempurna darinya. Aku yakin Tuhan sedang dalam suasana baik ketika menciptakannya.
Aku menatapnya ketika ia tersenyum jahil padaku. Dengan seenaknya dia mengambil makananku.
"bagi hyung."
Dengan mulut penuh makanan dia bergumam, untung saja aku masih bisa mendengar suaranya. Aku terkikik ketika melihatnya setengah tersedak.
"tak usah terburu-buru. Makan saja sepuasmu, aku akan memesan lagi nanti."
Aku suka suasana ini. Bukan suasana ketika melihatnya makan, melainkan suasana ketika dia berada di dekatku. Aku -ah bagaimana aku mengatakan ini. Aku menyukainya dari dulu. Aku menyadarinya karna reaksiku ketika bersamanya seperti sekarang ini. Aku rasa mukaku sudah memerah semenjak dia datang. Jantung bodohku bahkan sudah berdetak lebih cepat. Bagaimana mungkin aku menyangkal bahwa aku tidak menyukainya?
"hyung, aku menyukai seseorang."
Jantung bodohku ini bergemuruh lebih cepat. Apa dia menyukaiku juga? Astaga Lee Sungmin. Kau begitu bodoh memikirkan hal se-mustahil itu. Kau terlalu percaya diri. Tapi jika benar dia menyukaiku, aku belum siap menerima pernyataan cinta darinya sekarang.
Aku menatapnya sekilas. Mimik wajahnya terlihat serius. Wajah bodohku ini memanas seketika. Ini situasi yang merugikan. Ralat ucapanku tadi, jika aku menyukai suasana ini. Aku tidak menyukai suasana ini.
"hyung, kenapa kau diam saja?"
"ne?"
Aku reflek mengatakan 'ne'. Astaga, lidahku mulai bodoh.
"wajahmu memerah hyung, kau marah aku mengambil makananmu?"
"ani."
"lalu kenapa kau diam saja?"
"y-ya, k-kau bicara apa tadi? Aku tak mendengarmu. Kau tahu kan sedari tadi aku melamun."
Ketara sekali aku gugup. Sepertinya aku harus memberikan applause kepada pujangga yang berkata bahwa cinta itu bodoh. Seluruh tubuhku mendadak bodoh. Setidaknya aku yang selalu masuk tiga besar dikelas, harus menjadi bodoh karena cinta. Ini benar-benar menggelikan.
Aku mengambil makanan yang sedari tadi dimakan laki-laki didepanku ini. Aku malas memesan makanan lagi. Seluruh organ tubuhku sudah menjadi bodoh. Aku masih sehat untuk tidak mempermalukan diri di depan park ahjumma-penjual makanan di kantin. Aku melirik sendok bekas Kyuhyun dan menggantinya dengan yang baru. Kebiasaanku takkan mau berbagi alat makan dengan siapapun. Kata orang jepang itu seperti ciuman tak langsung.
Aku mulai memakan makananku. Lagi, aku menatapnya sembari mengunyah. Dia masih dengan wajah seriusnya.
"Kim Seulgi"
Mulut ku ber-oh ria. Astaga. Jadi aku berimajinasi. Dia mengatakan menyukai seseorang mungkin hanya imajinasiku saja. Mungkin perkataanku yang tadi benar. Sedari tadi aku melamun.
"putri kepala sekolah itu? Ada apa dengannya?"
Entah bagaimana ceritanya kegugupan ku tadi hilang ketika tersadar aku hanya berimajinasi. Aku menyuapkan makanan ku lagi. Aku tak terlalu suka menceritakan orang lain.
"Kim Seulgi... Aku menyukainya hyung."
Tak. Sendok yang aku pegang jatuh ke piring menimbulkan bunyi yang cukup keras. Aku merasa seluruh penghuni kantin telah menatap kami ingin tahu. Jangan cemaskan penghuni kantin. Hatiku meringis sakit. Bahkan makanan yang sedang kukunyah tak bisa tertelan. Jantung bodoh ku bagai tak berdetak. Apakah sekarang aku harus pulang dan melakukan operasi jantung?
Aku terlalu bodoh untuk memikirkan Kyuhyun menyukaiku. Dia laki - laki straight tak sepertiku. Bahkan orang yang disukainya jauh diatasku. Putri anak sekolah, cantik, pintar dan sudah jelas bahwa dia keturunan darah biru.
Aku harus bagaimana. Baru pertama kali aku menyukai seseorang. Dan kali pertama juga aku merasakan brokenheart. Ini sakit sekali ya tuhan.
Aku tersenyum ganjil. Aku berdiri dan membungkukkan badanku ke penghuni kantin yang masih saja terlihat ingin tahu.
"joesonghamnida." ucapku serak. Mataku kemudian memanas. Aku sungguh ingin menangis sekarang. Air mataku tak bisa ku tahan. Dadaku terasa sesak. Damn! Ini sungguh situasi yang tidak ku sukai. Bahkan aku membenci situasi ini.
"hyung, kau tak apa? Hei, kau menangis?"
"gwaenchana, aku tidak menangis Kyu, aku hanya terharu ternyata kau bisa menyukai seseorang juga. Aku kira kau mengidap penyakit narcissus, menyukai diri sendiri."
Aku memaksakan senyumanku. Aku bersyukur Kyuhyun terlalu cuek, dia tak pernah tahu aku berbohong. Aku melihatnya tersenyum hangat.
"jadi hyung, kau mau membantuku untuk mendapatkannya?"
End or Continue?
