Sepuluh tahun yang lalu, manusia hidup tenang dengan segala perkembangan. Berdampingan dengan teknologi paling hebat yang pernah ada. Tapi manusia tetaplah manusia. Hawa nafsu mereka selalu muncul, tiap kali sesuatu yang baru naik kepermukaan. Karena 2 tahun setelah masa yang damai itu, militer dari setiap negara menciptakan sesuatu yang mengerikan. Berlomba untuk memenangkan tahta pembunuh terbanyak dengan senjata tercanggih. Semua berpikir untuk mulai menguasai dunia. Peperangan antar negara pun pecah. Korban pun bertambah hingga tak terhitung lagi.

Perkembangan terasa terlalu cepat, tidak dapat dibandingin dengan toleransi manusia akan rasa tamaknya.

Banyak manusia yang tiada. Populasinya hampir dapat dihitung dengan mudah. Kepunahan di depan mata. Yang hidup pun kelaparan, hingga terancam untuk menyusul sesamanya yang terbujur kaku. Mayat-mayat bergelimpahan di jalanan yang rusak, di dalam rumah dan gedung yang hancur,bahkan di sungai sampai air sulit untuk mengalir.

Perserikatan Bangsa-Bangsa kembali berkumpul saat keadaan di luar semakin mengawatirkan. Merundingkan segalanya.

Keputusan dengan landasan 'kelangsungan umat manusia' didapat. Menenggelamkan egoisme masing-masing. Mereka yang tidak setuju akan ditembak mati saat itu juga.

1 bulan, akhirnya genjatan senjata dilakukan.

Tapi ternyata mereka yang sudah diambang batas kematian tetap menyebrang menuju surga dan neraka. Populasi manusia kontan makin menyusut. Kepunahan manusia semakin di depan mata.

Hanya tersisa para sanak saudara petinggi dunia, atau mereka yang berada di balik layar.

Para orang-orang berpengaruh dunia dikumpulkan di satu tempat.

Di tempat lain, seorang ilmuan yang menjadi penulis paling handal dari kehancuran dunia mengepalkan tangan. Bibirnya digigit hingga berdarah. Wajahnya pucat, dan matanya menatap nyalang di balik kaca mata. "Ini semua kesalahan mereka. Aku sudah memberikan jalan keluar dari ancaman kepunahan. Tapi mereka tidak ingin menerimanya. Dan sekarang apa yang mereka berikan?" Kalimat bernada runtukan keluar, kepalan tangannya pun semakin menguat. Kuku jari bahkan memberikan dampak pada telapak tangan. Kuku menancap pada daging lembut. Darah mengalir tipis. "Mereka berkata bahwa semua ini salahku. DASAR MANUSIA TIDAK BERGUNA!"

Laboratorium nampak berantakan. Satu-satunya orang disana terus meruntuk meski suara yang dikeluarkan begitu kecil. Nama ilmuan itu adalah Orochimaru.

.

.

Seorang pemuda berwajah babak belur mengangkat kepalanya. Uzumaki Naruto melihat 3 orang pria yang menatapnya dengan seringaian. Pakaian mereka terlihat seperti bangsawan, indah dan penuh berlian. Di belakang kawanan pria tampan, ada seorang pria dengan wajah menyeramkan, kepala botak dan bertubuh penuh otot besar tanpa atasan. Si orang menyeramkan itu melihat Naruto sebelum akhirnya berpaling, kemudian pergi.

"Namikaze Naruto."

Naruto menatap seorang pria dengan wajah begitu tampan. Mata pria itu berwarna merah, sesuatu seperti lingkaran cincin berputar cepat. Naruto merasa kepalanya berdenyut seketika. Nafas Naruto menderu. Rasa sakit menjalar pada setiap bagian tubuh. "ARGH!" gelenyar menyebalkan. Naruto berdiri, memegangi kepalanya, kemudian mengantamkan kening pada dinding.

Bunyinya seperti karung beras yang dilepaskan dari ketinggian dan mendarat di atas tanah keras-keras.

Tubuh Naruto jatuh ke lantai. Masih dengan kedua tangan meremat kepala pirangnya.

Salah seorang pria dengan rambut panjang hitam menghampiri tubuh kepayahan Naruto. Pria itu berjongkok, dan mendekatkan bibirnya pada pipi Naruto. "Kau adalah harta paling berharga kami, Naruto—"

.


.

Naruto © Masashi Kishimoto

Hero Series—SasuNaru first love © devilojoshi

Ratet: M

Ganre(s): Romance, Action

Warning: OOC, Typos and Miss Typos, YAOI/ BoyxBoy, Harem!Naru, SuperHero!AU, LEMON!

.

Summary:

Percobaan seorang ilmuan bernama Orochimaru membawa 5 remaja pada pertempuran melawan kejahatan.

.


.

Mereka di pesisir lautan berbatu besar. Debur ombak menabrak berbatuan. Beberapa mengikis benda keras itu hingga menjadi retakan, dan sebagia besar yang telah berbentuk kerikil terbawa arus. Ada 3 karang besar yang menyembul dari balik air lautan. Berjejer dengan ketinggian berbeda.

Uzumaki Naruto berdiri di karang tertinggi. Tertegun. Bibir bawahnya digigit, padahal sedang terluka hingga berdarah.

Pemuda berambut pirang itu menatap Uchiha Sasuke yang baru saja menghancurkan pesawat induk lawan mereka dengan satu tebasan pedang.

Jantung berdebar. Naruto menatap manik Sasuke.

Naruto jelas melihat Sasuke tersenyum. Pemuda berambut hitam melompat dari karang terendah mendekatinya. Debur ombak lagi-lagi menghantam karang. Tubuh Sasuke terkubur air laut untuk beberapa detik. Naruto kehilangan manik-manik hitam yang merangsangnya.

Hingga tiba-tiba manik itu berada begitu dekat dengan miliknya.

"Pekerjaan kita hari ini selesai, Dobe."

Ledakan besar terjadi saat Sasuke berucap di telinga kiri Naruto. Angin besar menyerbu air laut, gelombang besar memilih pergi dari dekat tempat ledakan—menyebar ke segala penjuru, puing objet yang hancur berhamburan. Naruto merasakan aroma pekat Sasuke begitu dekat. "Jangan paksa aku untuk menggendongmu sekarang, Dobe." Sasuke menyeringai, dan memangku Naruto di pundak dalam sekali gerakan kemudian melompat tinggi sekali lagi.

Naruto terbelalak.

Ledakan besar terjadi untuk kedua kali.

Naruto melihat pesawat berbentuk aneh itu berubah warna menjadi merah. 'Sasuke, sekuat itu.' Sebelah tangan Naruto meremat belakang kaos Sasuke.

.

...


SasuNaru


...

.

Sasuke pertama kali menemukan Naruto di pinggir sungai.

Saat itu tubuh Naruto penuh luka. Darah mengucur dari kepala serta telinga, sedangkan mata sebelah kanan nampak lebam. Naruto tidak menggunakan pakaian lengkap. Tubuh bagian atas Naruto polos, dan pinggang sampai kaki hanya berbalut kain putih lusuh.

Sasuke sempat mengira Naruto sudah mati. Kebetulan di sungai itu, masih banyak mayat bekas peperangan tersisa, tapi semuanya sudah membusuk, dan Naruto terlihat terlalu segar untuk mayat.

Sasuke mendengar rintihan Naruto.

Mata hitamnya menatap wajah Naruto lama.

Dua detik setelahnya, Sasuke membopong tubuh Naruto di depan dada. Membawa si pirang yang sedang sekarat ke sebuah tempat pertolongan pertama, tanpa sepatah kata pun.

.

"Sasuke, kau membawa orang baru?" Orochimaru tersenyum. Mata ular jelalatan menelitik objek baru penarik perhatian. "Pemuda yang sangat tampan." Orochimaru menyeringai, dan berbalik. Sasuke mengikuti dari belakang tanpa bicara.

.

.

3 bulan setelahnya, Naruto baru dapat benar-benar sadarkan diri. Dia mampu untuk membuka mata dengan lebar.

Berbicara dan makan baru dapat Naruto lakukan 1 minggu setelahnya. Naruto memperkenalkan diri sekaligus berterima kasih. Wajahnya sudah tidak lagi penuh luka. Entah apa yang Orochimaru berikan, Sasuke tidak peduli, Naruto sudah terlihat lebih segar dan tidak lagi terlihat mengenaskan membuat Sasuke senang.

Tapi, Naruto hanya memperkenalkan nama. Tidak dengan dari mana dia datang, atau orang mana dia. Sasuke sedikit aneh dengan warna rambut Naruto.

"Kita berkeliling. Kita akan membeli beberapa pakaian," Sasuke melihat Naruto dari atas ke bawah. Pakaian Naruto berwarna putih kekuningan. Seperti baju khas pasien rumah sakit. Jika Naruto berbalik, Sasuke akan melihat punggung dan belahan pantat Naruto yang polos, tanpa penghalang. Kening Sasuke berkerut, nampak tidak nyaman, dan itu sedikit menyinggung Naruto. "—untukmu. Setidaknya kau membutuhkan pakaian yang lebih layak." Tambah Sasuke.

Naruto menghela nafas.

.

.

.

Berbelanja dalam kamus Sasuke adalah membeli pakaian tanpa banyak bicara. Naruto yang diberikan mandat untuk memilih sesuai selera. Sasuke tidak punya urusan memilih model untuk Naruto.

Lagi pula, sepertinya Naruto tampak senang karena dapat memilih pakaiannya sendiri.

"Bagaimana?" Naruto mengangkat celana panjang dengan banyak kantung.

Sasuke mengangkat bahu. Tetap acuh, dan Naruto menjadi sebal melihatnya.

"Aku pilih yang ini!"

Tempat mereka membeli pakaian adalah toko barang-barang bekas. Pakaian-pakaian itu di lipat dan ditaruh di sebuah box. Pakaian itu dikumpulkan oleh para pengepul dan dijual di toko-toko pakaian. Toko pakaian akan memperbaiki pakaian-pakaian itu untuk kemudian di jual kembali.

Setelah perang, ternyata masih ada yang mengincar perdamaian. Mereka yang hidup tetap terancam keselamatannya. Oleh karena itu, pertumbuhan serta perkembangan tidak bisa dengan cepat pulih. Bangunan yang hancur setelah perang usai pun belum dapat diperbaiki. Itu semua karena bumi kedatangan tamu.

Mereka yang berwujud sama dengan para tentara berwajah menjijikan.

Ledakan besar terdengar. Suara dan angin yang dihasilkannya sampai pada tempat Naruto dan Sasuke berada. Sedangkan daerah sekitar tempat kejadian sudah rata dengan tanah. Lubang besar terlihat menganga lebar. Diameternya kira-kira lima sampai enam meter. Kawasannya adalah tempat sepi manusia. Jadi kemungkinan adanya korban hanya beberapa persen.

Sementara itu, beberapa detik setelah ledakan Naruto terdorong ke dapan karena tekanan dan gempa kecil yang terjadi tiba-tiba. Wajah Naruto mengenai dada Sasuke keras. Naruto merasa linu di hidungnya, dia merintih, "Ahh."

Sasuke memegangi bahu Naruto. Menggeser tubuh si pirang dengan perlahan.

"Kau tunggu di sini, aku akan pergi sebentar."

Naruto kaget. Apa itu artinya dia akan ditinggal sendirian?

"Eh? Tunggu, Sasuke!" Naruto berbalik ke arah Sasuke berlari, tapi yang dilihatnya hanya debu. Sasuke sudah hilang entah kemana.

Karena merasa Sasuke tipe pria tidak bertanggung jawab, karena telah meninggalkannya sendirian. Naruto pun bermaksud mengejar Sasuke. Tidak peduli kalau sebenarnya dia tidak tahu kemana Sasuke pergi. Yang terpenting dia tidak ingin berdiam diri sendirian disini.

.

Di sisi lain, Sasuke sedang berlari kencang. Wajahnya tanpa ekspresi meski angin menimpa. Sasuke mengeluarkan sebuah ponsel. Cahaya terang keluar. Begitu terang.

Awalnya hanya cahaya berasal dari layar ponsel, tapi selanjutnya menjalar pada pegangan dan tangan hingga seluruh tubuh Sasuke dibalut sepenuhnya. Beberapa orang yang melihat hal itu terbelalak ketakutan, berbicara kemudian berlari. Mereka menghindari Sasuke.

"Kita harus lari!"

"Lari! Lari! Mereka akan membunuh kita disini!"

Dua orang pria dewasa berlari sambil berbicara. "Aku tidak menyangka masih ada dari mereka yang ingin membunuh kita dengan teknologi menyeramkan itu!"

"Dia pasti ingin menghancurkan kita yang masih hidup!" sahut temannya.

Sasuke dengan balutan pakaian zaman edo muncul dari balik cahaya dengan berlari. Samurai di samping kiri pinggang ditarik. Sasuke melihat ada lebih dari sepuluh musuh di sana. Rupa mereka aneh, bertubuh manusia dengan kepala menyerupai monster laut. Menyeramkan sekaligus menggelikan. Lendir aneh berwarna hijau keluar dari mulut. "Cih," Decih Sasuke melihat seorang pria dengan wajah tidak asing berdiri di balik para mahkluk aneh itu. "Itachi!"

.

.

Naruto disana, berdiri tegap dengan kedua tangan terkepal, yang salah satunya memegang bungkusan berisi pakaian. Mata biru terbelalak kaget melihat perubahan Sasuke. "Dia... siapa dia?"

.

.

.


Tbc~

Prolog selesai.

Btw, buat yang nanya kapan 'The boys who i have' di update. Saya akan update fic itu saat SN days untuk para shipper Indonesia. Yang artinya jauh pada tanggal 10 Juli.

.

Thanks.