Sakura dan Karin sedang mengerjakan tugas saat pintu kamar gadis berambut merah bernama Karin ada yang mengetuk dari luar. Pintu kamar berderit tanda ada seseorang yang membukanya dari luar. Dua gadis dalam kamar itu menoleh ke arah pintu bersamaan. Seorang pria berambut pirang mengenakan seragam dinas pilot (?) Berdiri di ambang pintu kamar Karin. Pria tampan dengan tiga goresan di pipi kanan-kiri itu menyipitkan mata menatap Sakura yang duduk bersebelahan dengan Karin di atas tempat tidur kemudian tersenyum tipis. Haruno Sakura. Gadis kecil berambut merah mudanya sudah besar rupanya.
Kedua mata Sakura berkedip mendapat tatapan dan senyuman ramah dari pria berambut pirang yang sepertinya tiga belas tahun lebih tua darinya.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya pria pirang itu tidak berniat pergi dari ambang pintu.
"Jangan mengganggu om," kesal karin. Gadis berumur tujuh belas tahun itu melempar Naruto di ambang pintu dengan buku cetak aljabar miliknya. "Ingat umur. Dia terlalu muda untukmu."
Naruto hanya terkekeh. "Aku hanya bertanya." Ditatapnya Sakura yang tengah mengerjakan tugas diam-diam. Kedua pipi gadis muda itu memerah mendengarkan perkataan Karin dan mengerti dengan tatapan pria bertubuh tegap berotot di ambang pintu. Naruto tersenyum. Ia kembali mendapat lemparan dari Karin, kali ini gadis berambut merah itu melemparnya dengan bantal. "Baik. Baik." Naruto melirik Sakura sesaat, tatapan mereka bertemu sekian detik, kemudian menutup pintu kamar Karin.
...
Karin mengambil dua botol jus kemasan dalam lemari es. Ia bersiap kembali ke kamarnya tapi tidak jadi saat sebuah lengan kekar menghalangi jalannya. Karin mendengus dan menatap tak suka pria tinggi di depannya. Naruto Uzumaki, putra Kushina Uzumaki yang tak lain kakak perempuan dari ibunya Karin, berdiri tepat di depan Karin. Satu tangannya menghalangi jalan Karin, sementara tangan lainnya ia masukkan dalam saku celana. Naruto menatap langsung wajah Karin dengan tatapan serius. "Aku ingin mengajukan sebuah penawaran,"
"Aku tidak mau." Tolak Karin. Kedua tangan gadis cantik berambut merah itu terlipat di bawah dada. Ia tampak tidak tertarik dengan penawaran Naruto, si om tampan yang anehnya sudah tua tapi belum menikah. Perjaka tua. Tidak. Tidak. Tidak. Naruto bukan perjaka, Karin yakin itu. Karin sangat tahu betapa nakalnya om pirangnya satu ini.
Naruto mengeluarkan tiket konser Akatsuki band dari saku celananya. Kedua mata Karin membulat terkejut dan berbinar-binar. "Masih tidak tertarik?" Tanya Uzumaki muda itu dengan nada terkesan mengejek.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto. Sejelek dan senistanya fic ini tolong jangan benci Pair/Chara di dalamnya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sakura mengemas buku-bukunya dalam tas. Setelah selesai membereskan buku-bukunya gadis itu berjalan mendekati lemari tempat menyimpan bantal dan selimut seperti yang karin tunjukan. Awalnya Sakura tidak berniat menginap tapi entah kenapa tiba-tiba karin memaksanya menginap, gadis berambut merah itu juga menjanjikan akan membelikannya es krim besok sepulang sekolah. Ketika Sakura menolak dengan alasan 'besok aku harus berangkat pagi, Karin. Aku ada piket. Kalau aku menginap aku pakai baju seragam siapa?' Gadis berambut merah itu dengan cepat menjawab. 'Pakai bajuku. Tentu saja.'
Sakura membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan membaca doa dengan kedua tangan di depan dada. Selesai dengan doanya gadis itu menarik selimut sampai batas dada dan memeluk guling.
Hot!
Naruto membuka dan menutup pintu kamar tamu hati-hati. Dengan langkah pelan ia mendekati tempat tidur. Pria berumur tiga puluh tahun itu tersenyum melihat gadis berambut merah muda tidur memeluk guling dengan selimut sudah tidak menutupi seluruh tubuh mungilnya. Sakura Haruno. Tetangga kecilnya yang manis kini sudah remaja. Ia menjadi sosok gadis cantik nan manis yang setiap malam mengisi mimpi-mimpi panas di setiap tidurnya. Gadis cantik itu tidur dengan hanya mengenakan tanktop dan hot pants. Indah sekali. Naruto menarik selimut Sakura sampai jatuh di lantai, telapak tangan besarnya mengusap paha telanjang Sakura pelan dan sesual.
Sakura terkesiap, gadis itu langsung bangun dari tidurnya. "Apa yang paman lakukan?" Manik secantik emeraldnya menatap takut Naruto yang merangkak naik. Dengan cepat Sakura menarik bantal guling dan memeluknya erat.
"Sstt... tenanglah."
Tubuh Sakura bergetar. Siapa yang tidak takut ketika seorang pria dewasa masuk diam-diam dalam kamar yang kau tempati? Naik ke tempat tidur mendekatimu yang tidak memakai selimut. Sakura hanya gadis polos yang belum mengerti apa-apa. Ayah dan ibunya menjaganya dari hal-hal terlarang dengan sangat baik, ia bahkan tidak tahu apa itu ciuman, frenkiss, yang ia tahu hanya pelukkan dan ciuman di kening serta pucuk kepala.
Naruto pria dewasa yang penuh dengan hormon 'ingin' yang tentu saja langsung tegang ketika melihat gadis segar hanya mengenakan tanktop dan hot pants di depannya. Pria tampan berambut pirang itu terus naik sampai berada di atas tubuh Sakura yang ketakutan. Tentu saja dia sangat ahli memancing gairah pasangannya, sekalipun seorang gadis polos yang tidak tahu apa-apa. Tangan Naruto meraba payudara Sakura dari luar. Sementara bibirnya mengecupi rahang gadis itu sembari berbisik. "Tenanglah... aku bukan orang asing. Dulu aku juga sering menciummu seperti ini saat kau masih kecil," kemudian melumat lembut bibir pink menggoda gadis itu.
"Pamanhh..." cicit Sakura ketika Naruto melepaskan bibirnya. Sakura tidak ingat pernah berciuman dengan anak Kushina dan Minato, dua orang yang ia sebut orang kedua.
"Dengar Sakura- chann... aku merindukanmu." Ya. Rindu. Sudah hampir enam tahun ia tidak melihat gadis kecilnya semenjak ia di pindah tugas di negara lain. Kesibukannya sebagai pilot dan Sakura sebagai pelajar menyulitkan ia bertemu dangan Sakura.
"Pamanahh..."
Naruto mengecup pucuk kepala Sakura sebelum melepas tanktop yang Sakura pakai. Sembari melepas bra gadis itu ia mengecupi bahu, tulang selangka dan sesekali mengecup sekilas bibir pink menggodanya, mengabaikan penolakan Sakura yang mendorongnya menjauh.
"Hiks... paman," Sakura menangis. Ia tidak tahu apa yang akan di lakukan om Karin padanya. Ia merasa takut karena itu.
Tbc.
Apaan ini? #Plak! Ditimpukin rame-rame.
Ini bukan apa-apa, cuma fic aneh, gaje yang tiba-tiba nongol. Maafkan aku... #mojok ala drama sinetron.
Sebenernya ini pemanasan buat lemon nanti di Koizora, karena udah lama gak buat lemon. Tapi hasilnya malah kaya gini. #mojok lagi, kali ini di bawah pohon kopi.
