Disclaimer: Captain Tsubasa © Yoichi Takahashi

Character: Wakabayashi, Wakashimazu, Morisaki

Warn: YAOI, keju, dll

Genzo Wakabayashi adalah udara. Damai, sejuk, tetapi kadang bisa menciptakan badai. Bersama pria yang hobi mengenakan topi ini terasa menenangkan. Sikapnya yang dewasa, senyumnya yang tampan, kata-kata pemberi semangat. Tanpa banyak usaha, semua orang akan melihatnya. Semua mengakui kemampuannya. Namun, walau telah berada di posisi atas, dia tetap memperhatikanmu yang masih merangkak naik. Dia membuatmu merasa berharga.

Dia memberi sentuhan lembut. Belaian penuh kasih sayang. Perlakuan spesial dan hati-hati bagai memperlakukan keramik yang mudah pecah. Membuatmu menikmati setiap sentuhan yang ia berikan. Napas berpadu seirama dalam ritme teratur. Lalu mendekapmu erat sembari menggumamkan kata-kata manis.

Ken Wakashimazu adalah api. Menggebu-gebu, membara, tetapi juga memberi kehangatan. Watak keras pria berambut panjang ini kadang menakutkan. Namun, itu juga adalah salah satu pesona yang membuatmu terpikat kepadanya. Dia adalah orang spesial yang mampu menggabungkan dua keahlian menjadi satu. Satu hal yang membuatnya unik. Namun, dia masih mau berteman denganmu, seorang biasa yang harus banyak berlatih dalam satu bidang. Keberadaannya memancarkan aura dominan di dekatmu. Dia membuatmu merasa terlindung.

Dia merengkuhmu penuh percaya diri. Menggelitik tempat-tempat yang membuatmu menggila. Menghapal titik-titik yang membuatmu memuncak dan cara paling tepat untuk mencapainya. Perlakuannya kadang kasar, tidak ada kata manis, tetapi melalui sorot matanya, kau tahu dia tidak main-main. Mata yang memancarakan perasaannya. Mata yang membuatmu tenggelam ke dalam pusarannya. Membuatmu merasa aman di dalamnya.

Mereka berbeda. Sifat yang berseberangan. Perlakuan yang berbeda. Pengakuan status yang tidak seimbang. Kecemburuan tak terelakkan. Amarah dari dia yang merasa terpinggirkan memuncak. Konflik mencuat. Butuh waktu untuk meredam situasi tersebut. Mereka bisa kembali bekerja sama adalah hal yang membahagiakan.

Yuzo Morisaki menyadari bahwa dia belum sebanding dengan mereka berdua. Belum bisa bertahan sebaik Wakabayashi. Belum bisa bergerak selincah Wakashimazu. Masih banyak hal yang harus ia poles. Walau dia masih lemah, baik Wakabayashi maupun Wakashimazu tidak meremehkannya. Menganggapnya sebanding dengan mereka.

Dia bisa menerima fakta bahwa dia masih hasrus berusaha keras untuk bisa sejajar dengan kedua rekannya. Tidak sekali pun menunjukkan amarah, iri atau keegoisan dalam tim. Namun, dalam satu ini, Morisaki ingin menjadi egois. Dia ingin menikmati semua perhatian yang ditujukan kepadanya. Menikmati kasih sayang yang diberikan kedua rekannya. Sikap yang hanya dtunjukkan ketika mereka bersama, tanpa ada pengusik.

Morisaki ingin menikmati sentuhan yang diberikan di setiap inchi tubuhnya. Ingin merasakan hembus napas hangat yang menggelitik kulitnya. Mendengar desah manis yang keluar dari bibir mereka. Sifat dan kebiasaan yang bertolak belakang membuat mereka menjadi kombinasi yang menakjubkan. Dia dapat merasakan kelembutan Wakabayashi, sekaligus gairah yang dipancarkan Wakashimazu. Dan kecupan yang mereka berikan di masing-masing pipinya ketika usai melengkapi kegiatan rahasia mereka.