"Hai, kau baik-baik saja?", suara itu lagi, batinku. Lalu aku membuka mataku, mencoba menyesuaikan dengan keadaan sekeliling. Saat pandanganku kembali normal, aku melihat seorang gadis duduk menyamping disebelahku.
"Ya", suaraku terdengar parau. Aku melihatnya mengangguk-angguk. Lalu dia berdiri, berjalan menuju pintu, berniat keluar kamar.
"Setelah kau merasa baikan, turunlah ke bawah, sarapan sudah menunggu", dia berkata sebelum keluar dari kamar. Dan aku mencoba duduk, sambil memegangi kepalaku yg terasa berdenyut. Tapi aku tetap mencoba bangkit, turun dari kasur, dan mulai berjalan keluar kamar. Sambil berjalan terhuyung-huyung.
Saat aku mencapai dapur aku bisa mencium bau manis pancake. Dan aku melihat gadis itu lagi dengan rambut yg di gelung asal-asalan, mebuat anak rambutnya terlepas dari ikatan. Mebingkai wajahnya. Juga apron berwarna merah. Sedang membolak-balik adonan pancake di wajan.
Sesaat dia menyadari kedatanganku, berbalik menghadapku dan mengucapakan selamat pagi.
"Selamat pagi, bagaimana keadaanmu?", dia mulai mengembalikan fokus pada adonan pancake nya.
"Pagi, kepalaku terasa berdenyut-denyut", balas ku sambil memijat-mijat kepalaku.
"Setelah sarapan, kau harus minum obat. Ini, silahkan", dia menghampiri ku dengan sepiring pancake hangat, bau pancake yg manis juga selai coklat di atas nya.
"Terima kasih", aku berkata pelan, sambil mulai menyantap pancakeku. Dia duduk di seberangku, juga mulai menyantap pancakenya. Kami makan dalam diam
Satu lagi pagi dengan gadis-tak-tahu-siapa dan tak tahu dimana, juga pancake selai coklat yg manis.
Setelah sarapan dia benar-benar meberiku obat, dengan dalih untuk mengurangi rasa berdenyut di kepalaku.
Sekitar pukul 10 pagi aku berjalan keluar menuju pintu depan, membuka pintu dan mulai keluar. Tanpa mengucap terima kasih pada gadis-tak-tahu-siapa aku mulai berjalan jauh dari rumahnya. Kurang ajar. Terserah. Aku tak pernah meminta bantuan siapaun, jadi tak ada kewajiban untuk berterima kasih. Toh besok pagi aku juga akan terbangun dengan suara gadis yg sama, di kasur yg sama, dan obat juga pancake selai coklat manis yg sama. Juga perlakuan kurang ajarku dengan langsung keluar dari rumah itu tanpa pamit dan terima kasih.
Aku mulai berjalan kemana saja, ke tempat manapun.
