Too Early

sebuah SasuSaku Fanfiction oleh Green Mkys

Naruto © Kishimoto Masashi

warning: OOC, canon, dll

Pagi yang tenang—segera berubah— di kediaman Haruno

"Hari pernikahanmu sudah ditentukan Sakura, tiga minggu dari sekarang.", ucap Tuan Haruno membuka pembicaraan.

"Apa? Siapa menikah dengan siapa?", Sakura langsung memotong pembicaraan ayahnya.

"Tenanglah Sakura. Kami sudah menentukan hari pernikahanmu dengan Sasuke.", Nyonya Haruno menjawab.

"Aku menikah dengan Sasuke? Sejak kapan kami dijodohkan? Aku baru tahu ini sekarang. Lagipula saat ini aku masih sekolah."

"Kau tahu Otousan dan Okaasan harus pindah ke Suna, dan kami tidak mungkin membawamu karena kau sudah kelas tiga, sebentar lagi kau menjelang ujian."

"Lalu apa hubungannya dengan pernikahan?", ucap Sakura menyela penjelasan ibunya.

"Dengarkanlah dulu. Kami tidak mungkin membiarkanmu sendirian di Konoha, jadi kami memutuskan untuk menikahkanmu dengan Sasuke secepatnya, tidak mungkin juga kau tinggal di kediaman Uchiha tanpa ada hubungan apapun dengan mereka.", jelas ibu Sakura.

"Kenapa aku harus tinggal di kediaman Uchiha? Aku bisa tinggal tinggal di sini sendiri."

"Dan kami membiarkan putri kami satu-satunya tanpa pengawasan? Begitu maksudmu?", tukas ayah Sakura cepat.

"Aku pasti bisa menjaga diri Otousan.", Sakura masih bersikeras.

"Tidak, kau tidak boleh sendirian di sini. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, siapa yang bisa menjamin keselamatanmu.", jawab ayah Sakura tak kalah keras kepalanya.

"Benar Sakura, kami tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan padamu. Laggipula kau memang sudah dijodohkan dengan Sasuke sejak lama, jadi sekarang atau nanti kau menikah dengannya tidak ada bedanya. Kau juga tidak lama lagi akan lulus, tidak ada masalah kan?", ibu Sakura menambahkan.

"Tentu saja masalah, aku ingin kuliah setelah lulus, ingin bekerja, aku masih ingin bermain dengan teman-temanku!"

"Kau bisa melakukan itu meskipun kau sudah menikah. Kaupun tidak perlu repot bekerja atau mencari pekerjaan.", bila mengingat perusahaan yang dimiliki keluarga Haruno dan Uchiha.

"Tapi.."

"Sudah, tidak ada bantahan lagi, keluarga Uchiha pun sudah menyepakati semuanya. Sebaiknya sekarang kau segera bersiap ke sekolah atau kau akan terlambat."

Konoha Senior High School, jam istirahat

"Apa? Kau akan dinikahkan dengan Sasuke senpai, Sakura?", ucap Ino, sahabat Sakura, dengan suara yang tidak bisa dikaatakan pelan.

"Sst, Ino! Kau terlalu suaramu terlalu keras!", ucap Sakura sambil menutup mulut sahabat pirangnya itu. Ino memang jadi berlebihan kalau mendengar berita baru—gossip girl—.

"Benarkan Sakura? Waah, pasti menyenangkan menikah di usia muda dan masih sekolah, kau akan menjalankan kehidupan rumah tangga yang dirahasiakan dan romantis, pastinya.", Ino melanjutkan.

"Kau gila Ino! Kau terlalu banyak membaca shojo manga, otakmu sudah terkontaminasi. Mana mungkin ada pernikahan romantis dengan Sasuke! Kau tahu sendiri seperti apa pangeran so' ganteng dan cool itu.", bantah Sakura.

"Ta.. tapi, bukankah kau berteman dengannya sejak kecil Sakura?", Hinata buka suara setelah dari tadi diam melihat kelakuan dua temannya.

"Karena aku mengenalnya sejak kecil, makanya aku tidak mau menikah dengannya.", jawab Sakura.

"Memangnya kenapa dengannya? Seingatku dulu kau sangat tergila-gila padanya.", ucap Ino telak.

"Ino! Kumohon jangan bicarakan itu lagi, itu sudah lama berlalu! Hanya cinta anak kecil sesaat, aku sudah lupa. Dan perlu dicatat, dia memang cinta pertamaku tapi aku tidak tergila-gila padanya.", jawab Sakura dengan wajah memerah karena diingatkan dengan masa lalu yang ingin ia lupakan.

"Setahuku cinta pertama sulit dilupakan, Sakura.", ucap Hinata dengan nada bercanda.

"Benar. Dan apa namanya kalau bukan tergila-gila mengingat kau dulu selalu mengawasi dan memberinya hadiah-hadiah anonim.", Ino manambahakan.

"Kubilang jangan ingatkan aku pada hal itu lagi, aku sangat menyesal telah melakukan itu dulu.", ya, Sakura sendiri sebenarnya bingung, dulu ia begitu menyukai Sasuke–ia tidak mau menyebutnya cinta—, tapi ia tidak tahu bagaimana perasaannya sekarang.

"Sudahlah Sakura, kau jalani saja, orangtuamu hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu.", ucap Ino.

"Ya, Sakura, kau bisa bercerita pada kami kapanpun kau ada masalah, kami akan selalu mendukungmu.", Hinata menambahkan.

"Terimakasih, kalian memang temanku yang paling baik."

"Tentu saja. Tapi kau harus mentraktir kami ya.", jawab Ino.

"Kau ini, Ino!", ucap Sakura pura-pura kesal.

"Sasuke!", Sakura berteriak di dekat gerbang masuk Konoha University dengan melambai-lambaikan tangannya ke arah seorang pemuda yang sedang berjalan menuju pelataran parkir, Sakurapun menghampiri sang pria bermata onyx.

"Kau tahu, aku sudah lama menunggumu.", ucap Sakura berlebihan, padahal ia baru sampai tidak sampai lima menit yang lalu.

"Hn, naiklah.", jawab Sasuke singkat dan tanpa emosi.

"Huh, kau ini!", protes Sakura sekenanya.

"Kau mau ke mana?"

"Kita ke tempat biasa saja.", jawab Sakura. Mereka harus bicara.

"Baiklah.", ucap Sasuke dan langsung menjalankan mobilnya ke restoran favorit mereka berdua.

"Apa yang ingin kau bicarakan?", Sasuke memulai pembicaraan.

"Kau tahu tentang rencana pernikahan kita kan?"

"Hn, lalu?"

"Apa kau tidak ada tanggapan lain? Selain hn-mu itu?", Sakura agak kesal.

"Hn."

"Ish, kau ini. Sudahlah. Apa kau tidak mau menentang orang tua kita? Apa kau tidak keberatan dengan rencana pernikahan itu? Kita harus bersatu melawan keinginan orangtua kita yang tirani itu Sasuke!", ucap Sakura berapi-api sambil mengepalkan tangannya.

"Haruskah?"

"Tentu saja! Tunggu dulu, jangan-jangan kau tidak keberatan kita menikah?"

"Memang tidak."

"APWA? Kau gila Sasuke, aku tidak mau menikah denganmu!", ucap Sakura dengan keras.

"Dengarkan aku dulu Sakura. Kalau kita menikah, aku akan mengusahakan agar kita tidak tinggal di rumah keluargaku, itu juga kan yang membuatmu enggan menikah denganku? Kau tidak mau terikat dengan segala tradisi dan kerepotannya yang ada.", terang Sasuke agak panjang.

"Benarkah? Aku memang agak malas berada di rumahmu, aku akan sulit menjalani hari-hariku yang biasanya.", biasanya selalu santai.

"Hn, kau akan bisa bebas melakukan maumu bila kau tidak tinggal bersama orang tuaku."

"Baiklah aku setuju.", sebenarnya apa alasan Sakura menolak pernikahannya dengan Sasuke..?

TBC

sekian dan terimakasih sudah menyempatkan diri buat baca :)

mohon maaf kalo banyak misstypo atau alur yang membingungkan, silahkan bertanya

mohon kritik & sarannya, komennya juga, review, ok?