Hyurien92

Present

...

THE WILD ONE

Chapter 1

Louise Byun

Nicholas Park

Edward Oh

Dominic Zhang

Mattheo Kim

Support

Valentino Garavani(OC)

Genre : Romance, Crime

Rate ; M

Warning : Boys Love/Shounen ai

Cast akan bertambah sesuai jalannya cerita

Note : disini aku menggunakan dua nama untuk setiap cast, harap pahami situasi saat aku menggunakan nama asli ataupun nama western mereka.

Summary

Ketika perasaan itu datang disaat yang tidak tepat, apakah yang akan mereka pilih? Cinta? Ataukah mempertahankan eksistensi yang ada?

.

.

Sorotan kamera nampak mendominasi ruangan bernuansa putih itu. Beberapa model yang berjalan diatas catwalk pun terus berlenggak-lenggok memamerkan busana yang melekat ditubuh molek mereka. Ajang fashion show seperti ini sering diselenggarakan di kota Milan, Italia. Sebagai wadah apresiai bagi mereka yang berkecimpung didunia fashion terutama fashion design.

Dari sekian banyak designer yang hadir ada satu designer yang jadi sorotan dunia. Dia adalah Valentino Garavani, pria paruh baya kelahiran Voghera Italia, 85 tahun silam. Begitu banyak hasil karya yang telah dihasilkan oleh tangan dingin pria itu. Diantaranya tas, sepatu bahkan pakaian yang tentu harganya tidak murah.

Kehadiran Valentino tentu sangat dinanti-nanti oleh para pecintanya, Pasalnya lelaki itu baru saja kembali dari masa liburannya berkeliling dunia satu tahun lalu. membuat lelaki yang akrab disapa Val itu absen dalam setiap pagelaran busana yang sering diselenggarakan di berbagai belahan dunia.

Lambaian tangan serta senyum merekah di berikan Valentino diakhir acara sebagai ungkapan terima kasih atas sambutan yang diberikan kepadanya. Pun begitu dengan para model yang telah bersedia memarkan hasil karyanya. Tentu pria paruh baya itu tidak menyangka bahwa kehadirannya selalu di tunggu oleh para pecintanya, pasalnya beberapa tahun lalu Valentino memutuskan untuk berhenti berkecimpung didunia fashion dan memilih untuk menikmati hari tuanya. Namun, berkat bujukan para kerabat bahkan para model kesayangannya akhirnya pria itu memutuskan akan terus berkarya.

"Terima kasih atas sambutan yang kalian berikan." Seru lelaki Italia itu."Aku sangat senang di masa tuaku, masih ada yang begitu mencintaiku. Aku sangat terharu." Yang mana membuat semua orang tergelak mendengar gurauannya."Seperti yang kalian ketahui, beberapa waktu lalu aku sempat berkeinginan untuk mengakhiri karirku dan memberikan kesempatan bagi designer-designer muda untuk mengembangkan kemampuan mereka. Tapi sepertinya masih ada yang tidak rela membiarkanku pergi." Disertai dengan lirikan sensual kepada sosok pria di barisan ujung." Jadi berterima kasihlah pada mereka yang dengan lancangnya meracuni otak ku untuk terus berkarya sampai aku tak mampu lagi."

Disela riuh tepuk tangan, muncullah sosok lelaki mugil membawa karangan bunga untuk diberikan kepada designer itu. Menyadari siapa orang tersebut, tak ayal membuat Valentino tersenyum lebar dan menyambut bunga itu kemudian memeluk mesra sang empunya.

"Welcome back, honey." Seru sosok itu mesra

"Nice to meet you again, sweetheart." Sahut Valentino sembari mencium mesra pipi sosok disampingnya.

Lelaki mungil itu tersenyum, kemudian berbisik di telinga Valentino." Mau menghabiskan waktu bersamaku?" tawarnya menggoda yang justru menghasilkan senyum penuh arti dari lawan bicaranya.

"As you wish, baby!"

Setelah mengucapkan teima kasih untuk yang terakhir kali, pria Italia itupun berlalu sembari merangkul mesra sosok mungil disebelahnya. Mengabaikan jepretan kamera yang menangkap kemesraan mereka berdua.

Dia adalah Louise Byun, lelaki berkebangsan Korea yang memilih menetap di Italia demi mewujudkan cita-citanya, Louise Byun adalah model ternama, banyak designer yang memakai jasanya untuk memamerkan hasil karyanya. Wajah rupawan didukung bentuk tubuh yang sempurna tak ayal membuat model tersebut banyak mendapat pujian baik Nasional maupun Internasional. Hal itulah yang menyebabkan seorang Louise Byun begitu terkenal bahkan dari riset yang dilakukan beberapa waktu lalu menempatkan lelaki Korea itu sebagai model nomor satu dunia.

Ketenaran yang mendunia tentu saja membuat Lou sapaan akrabnya, dinobatkan sebagai salah satu model termahal versi majalah Time, membuat banyak orang ingin memilikinya baik dari segi bisnis maupun kesenangan semata. Dan setiap designer yang memakai jasanya harus rela mengeluarkan puluhan juta Euro dalam sekali penampilan, namun hal itu sebanding dengan pendapatan yang mereka dapatkan. Pasalnya setiap busana yang di pamerkan Louise selalu laris manis hanya dalam hitungan jam.

Ketenarannya pun semakin meninggi ketika bergabung dengan Valentino Garavani, disana Louise di perlakukan layaknya raja, segala kebutuhannya selalu dipenuhi. Hasil yang memuaskan disetiap kali Louise memamerkan rancangannya membuat lelaki itu menjadi kesayangan Valentino Garavani. Banyak yang beranggapan keduanya menjalin hubungan khusus selama beberapa tahun ini, itu terlihat dari kebersamaan mereka disetiap kesempatan. Bahkan dari rumor yang beredar, designer kawakan itu telah membelikan Louise sebuah apartemen mewah berserta isinya di salah satu kawsan elit di Paris. Namun tentu saja semua kabar itu hanya rumor, karena sampai detik ini tidak ada klarifikasi jelas dari keduanya. Baik Louise maupun Valentino lebih senang barmain dengan spekulasi yang ada walau kenyataannya setiap tindakan yang mereka lalukan merupakan bukti nyata bahwa berita yang ada bukanlah sekadar rumor semata..

.

.

.

Dentingan gelas yang saling beradu menghiasi kamar disalah satu hotel di Milan. Kebahagian nampak menguar disetiap manusia yang ada. Gelak tawa dan celotehan tak mau berhenti seakan menyambut kembalinya sang Maestro.

"Aku senang kau telah kembali, Val." Seru Robert, salah satu rekan bisnis Valentino.

"Ini karena kalian yang terus meracuni otak ku. Tidak bisakah kalian membiarkanku pergi?"

"Dan membiarkan mu menghabiskan malam-malamu bersama model cantik ini?" Sahut Antonio sang model majalah pria dewasa.

"Seperti kalian tidak membutuhkannya." Cibir Designer kawakan itu

Merasa dirinya dilibatkan dalam pembicaraan itu, membuat Louise berpindah duduk diatas pangkuan Antonio."For your information Mr. Antonio. Aku bisa menghabiskan malam dengan siapapun," kemudian memainkan jari-jari lentiknya di sekitar dada pria yang lebih muda darinya itu."kau ingin mencobanya denganku malam ini? Dengan senang hati aku akan memberikan kepuasan terhadapmu" kemudain mempersempit jarak diantara mereka.

Tawaran itu tentu membuat Antonio tergiur, sudah sangat lama dia mendambakan Louise Byun. Tetapi lelaki berkepala plontos itu tahu betul siapa sosok yang saat ini tengah menggodanya dan orang dibelakangnya. Sehingga membuatnya mengubur dalam-dalam hasrat ingin memiliki pria Asia itu. Akan tetapi seperti sudah menjadi sifat manusia yang selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. sudah tentu Antoniopun akan memanfaatkan tawaran yang disodorkan padanya. Iapun segera melahap habis bibir tipis Louise, tidak memberikan kesempatan bagi simungil membalas lumatannya.

Mereka yang menyaksikan adegan live itu hanya geleng-geleng kepala melihat betapa bernafsunya seorang Antonio mendominasi bibir yang didambanya itu. Pun begitu dengan Valentino, pria itu tidak memprotes apalagi marah karena ia tahu seberapa besar hasrat model plontos itu terhadap model kesayangannya.

"Oh,get a room,plis!" Protes Ken merasa jengah saat menyadari tangan nakal Antonio mulai memasuki kemeja Louise. Namun protesan itu tidak dihiraukan, Antonio justru semakin melancarkan aksinya.

Namun sebelum tangan itu menjamah kulit mulusnya, Louise mencubit keras pinggang Antonio, menyebabkan ciuman itu terlepas dan si kepala plontos mengaduh kesakitan.

"Apa yang kau lakukan,brengsek?!"

"Itu balasan untukmu karena telah berani menaruh tangan nakalmu di tubuhku." Balas Louise tak terpengaruh dengan makian yang dilontarkan Antonio kemudian kembali duduk disebelah Valentino.

Antonio mendengus."Ku pikir kau akan benar-benar membuktikan ucapanmu."

"Ada harga dalam setiap jasa yang ku berikan, man. Jika kau lupa."

"Ah aku lupa berhadapan dengan siapa." Cibir Antonio dan dibalas kerlingan mata oleh Louise

"Jadi, apa rencanamu setelah ini, Val?" Tanya Robert berusaha mengalihkan topik.

"Mungkin setelah ini aku akan terbang ke New York. Menghadiri fashion week disana."

"Apa kau sudah menyiapkan rancanganmu? Kudengar tema yang diangkat kali ini berbeda dari biasanya. Kau tahu? Semacam kegelapan?."

"Apa maksudnya itu?" Tanya Louise penasaran.

"Well." Seru Ken." Sepertinya tema fashion week kali ini berhubungan dengan kejahatan. Seperti narkotika, perdagangan manusia dan masih banyak lagi. Aku tidak tahu maksudnya tapi kurasa itu berhubungan dengan salah satu mafia terbesar di dunia."

"Bukan karena mereka menjadi sponsor utama acara itu,kan?" tanya Antonio membuat beberapa pasang mata menatapnya."apa? jangan katakan kalian tidak tahu bahwa mafia tersebut menjadi sponsor utama fashion week kali ini?" gelengan kepala pun menjawab pertanyaannya." Oh god. Kalian hidup di era modern yang sudah dilengkapi yang namanya internet. Kalian bisa mencaritahu sendiri kebenaran berita itu."

"Itu hanya rumor,Ant. Belum di konfirmasi kebenarannya." Sahut Maccini yang dari tadi hanya sebagai pendengar dan penonton.

"Tapi jika tema yang digunakan adalah kejahatan sudah dipastikan rumor itu benar." Protes lelaki plontos itu.

"Mari kita anggap itu benar. Tapi apa kau tahu kelompok mafia mana yang terlibat kali ini?"

"Sayangnya koneksiku tidak sejauh itu untuk mengetahui kelompok mafia tersebut."

"See? Itulah alasan kenapa aku mengatakan semua rumor iu belum tentu benar. sampai detik ini tidak ada informasi resmi dari mereka. Kita bukanlah orang baru dalam dunia ini, dan kita sudah sering bekerjasama dengan pihak penyelenggara. Dan kitapun tahu selama ini mereka selalu memberikan informasi resmi yang berhubungan dengan acara mereka."

"Kurasa apa yang dikatakan Maccini ada benarnya." Ujar Valentino akhirnya.

"Tapi bisa saja mereka menyembunyikannya, kalian tahu agar menjadi kejutan."

"Kenapa kau bersikeras mengatakan pendapatmu, botak?" seru Louise merasa jengah dengan kekeras kepalaan pria plontos itu." Apa ada kekasihmu disalah satu mafia itu?"

"Jika iya. Aku akan menyuruhnya untuk menculikmu dan menjadikanmu sebagai kekasihku."

"Aku tidak bernafsu melakukan threesome."

"Tapi jujur saja. Terlepas benar tidaknya sponsor utama kali ini adalah salah satu kelompok mafia terbesar di dunia. Aku memang sudah menyiapkan rancangan yang akan kugunakan nantinya."ujar Valentino mengembalikan topik pembahasan." Dan entah kebetulan atau tidak aku memang menggunakan tema yang sama. Jadi tidak ada pengaruhnya, bukan?"

"Kau yang terbaik,Val." Puji Robert sembari mengangkat gelas Wine di genggamannya mengajak untuk bersulang.

"Aku tahu itu, man." Yang juga mengangkat gelas membalas ajakan rekan sekaligus sahabatnya. "Dan kau, Louise. Kaulah yang akan menjadi model utamaku."

"Dengan senang hati."angguk lelaki mungil tersebut disertai dengan senyuman manis yang tercetak di bibir merahnya.

Dua jam lamanya pesta kecil-kecilan itu berlangsung, setelahnya mereka yang hadirpun membubarkan diri bersiap untuk pulang kerumah masing-masing, begitupun Valentino dan Louise. Setelah melakukan Check out, kedua pria berbeda culture itu mulai melangkahkan kaki meninggalkan area hotel. Namun saat Louise membalik badan guna menyusul Valentino yang lebih dulu berjalan, tanpa sengaja tubuh mungilnya menabrak sosok lain dibelakangnya. Hal itu menyebabkan tubuhnya oleng dan hampir menyentuh lantai jika tidak ada sepasang tangan kekar yang menahannya. Pandangan keduanya bertemu kendati salah satunya memakai topi dan masker. Louise yang mengerjap bingung sementara lelaki satunya menatap tanpa ekspresi. Didalam hati, lelaki berdarah Korea itu merasa familiar dengan sorot mata lelaki yang tengah memeluk posesif dirinya, namun otaknya tidak mampu mengingat dimana kiranya pernah melihat sorot mata yang sama. Sementara Louise berperang dengan ingatannya, sosok tinggi itu sama sekali tidak merasa terusik akan tatapan rasa penasaran yang diterimanya. Bukan maksud menyombong tapi lelaki itu sudah biasa menerima jenis tatapan seperti itu.

"Lou!" seruan itu lantas menyadarkan sipemilik nama, iapun segera melepaskan dari pria yang tadi memeluknya. "Kau baik-baik saja?" tanya Valentino khawatir setelah tiba di samping sang model.

Louise tersenyum walau merasa aneh dengan penampilan penyelamatnya."Aku baik,Val. Beruntung pria ini sigap menolong hingga aku tidak sampai mencium lantai." Kelakarnya."Oh, apa kau tidak apa-apa? Maafkan aku!"

"Bukan masalah." Sahut lelaki itu datar.

"Terima kasih anak muda, kau telah menyelamatkan asset berhargaku. Jika tidak, aku tidak tahu kemana harus mencari pengganti Louise dalam acara fashion week di New York nanti." Seloroh pria berumur itu kendati juga merasakan keanehan yang sama."Aku berutang budi padamu."

Lelaki tinggi itu menatap Louise sedetik kemudian beralih kepada pria tua diantara mereka."Bukan hal yang penting, jadi tidak perlu berterima kasih, tuan." Masih dengan intonasi suara yang sama."Kalau begitu, saya permisi." Lelaki itupun menganggukkan kepala kemudian berjalan meninggalkan dua orang lainnya. Mengabaikan tatapan penuh arti yang ditujukan kepadanya,

"Ayo, Lou, kita pulang!" ajak Valentino selanjutnya yang hanya dijawab anggukan kepala oleh lelaki bermata sipit itu.

Selepas kepergian Valentino dan Louise. Lelaki tinggi tadi menghentikan langkahnya, iapun membalik badan memperhatikan dua sosok yang perlahan menghilang bersamaan dengan limousine yang membelah kota Milan. Sudut bibirnya tertarik menciptakan senyum misterius. Tak bersenggang lama ponsel dalam genggamannya pun berdering.

"Yes, I found him!."

TBC

Cuap-cuap

Hai, aku kembali membawa cerita yang posternya lebih dulu rilis di Ig ku beberapa waktu yang lalu. Yah mungkin beberapa bulan yang lalu sih. Hehee. Alhamdulillah setelah membaca karya Author lain membuatku berkeinginan untuk kembali aktif didunia per ff an.

Jujur aku tidak pede untuk memposting cerita ini karena genrenya yang bukan aku banget, bahkan ini pertama kalinya aku membuat cerita dengan genre seperti ini. Biasanya aku selalu bermain di zona amanku. Hehee. Dan karena this is the first time, so cerita ini akan amat slow apdet, yah kayak jalan siput lah semoga teman-teman mengerti. Dan semoga aku tetap konsisten dan mampu menyelesaikan fanfic ini.