"..The End of One Thing, The Beginning of Everything.."

.

.

Disclaimer :

Shakugan no Shana adalah buatan Yasichiro Takahashi..
Saya hanya orang yang terinspirasi untuk membuat sesuatu yang beda.. hehehe ^^

Dou Zo.. ^^

.

.


Infinite time stopped beating it's heart and humans burnt away without making any noise

no one person notices as the world become dislocated and is covered in the Flame of Guze

-Alastor-


Chapter 1

a Girl

.

.

Hari itu, hari dimana ia bertarung mati-matian di sisiku.

Untuk menjaga kota ini. Menjaga orang-orang di dalamnya.

Menjaga teman-temanku.

Menjaga keluargaku.

Menjaga dunia.

Menjaga semua yang menjadi kewajibannya.

Hari dimana ia menghilang.

Meninggalkan semua kenangan itu, bersamaku.

-Sakai Yuuji-

.

.

Dua tahun setelah pertempuran hebat itu, kehidupan telah berubah. Kota Misaki, kini menjadi kota yang hangat dan damai. Populasi "Torch" sudah dapat diatasi. Eksistensi manusia pun sudah dapat diseimbangkan. Manusia dapat hidup normal berdampingan dengan para Torch atas bantuan para "Flame Haze", karena para "Tomogara" sudah dapat diatasi. Sudah jarang "Fuzetsu" yang terpasang seketika. Hanya satu yang tidak berubah. Seorang pemuda dengan julukan Reiji Maigo no Mystes, Sakai Yuuji.

.

.

"Tenpa Jyousai", itulah kata terakhir yang dia dengar dari gadis itu.

Gadis yang selalu berada di sisinya.

Gadis yang selalu bertarung bersamanya.

Gadis itu, seorang Flame Haze terkuat yang pernah ia temui.

Gadis itu.. Gadis yang diam-diam dicintainya.

Seandainya.. Seandainya..

.

.

"Oi.. Saaakai." sebuah suara membuyarkan lamunannya.

"Ah.. Ike?" Yuuji sedikit terkejut.

"Sakai, ah kebetulan Dosenmu belum ada," Ike langsung masuk ke kelas Yuuji. Semua pandangan tertuju ke arah mereka berdua. Terutama para mahasiswi perempuan yang sedikit histeris dan malu-malu kucing menyadari kehadiran pemuda yang kini duduk di sebelah Yuuji itu. Ya, Ike Hayato, pemuda jenius peraih penghargaan mahasiswa baru terbaik tahun lalu. Rambut hitam elegan gaya Japanese-style, dan wajah yang rupawan dengan kacamata yang menggantung di batang hidungnya, seolah menambah kesan jenius yang ada dalam dirinya. Dia adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran, sahabat sekaligus teman dekat Yuuji sejak masih SMP.

"Heee? Ada apa?" Yuuji keheranan.

"Ongaku no Otaku. Kau tahu kan?" tanya Ike.

"Hmm? Tunggu dulu, aku kurang tahu. Tapi rasanya nama itu familiar." Yuuji menatap Ike.

"Ya.. Itu adalah nama toko musik baru di pusat kota. Toko itu baru buka hari ini. Kudengar banyak CD terbaru. Selain itu, hampir berbagai genre musik dari seluruh dunia juga katanya ada di sana, termasuk dari band kesukaanmu," terang Ike panjang lebar sambil membetulkan letak kacamatanya.

"Aku berencana mengajak Kazumi. Oh ya, dimana dia? Kalian masih ada kelas kan?" Ike meneruskan sambil melihat ke sekeliling Yuuji. Semua gadis di ruangan itu salah tingkah dibuatnya. "Kelasku kebetulan sudah selesai. Kalau begitu aku akan menunggu. O ya, Sakai. Apa kau juga mau ikut?" tanya Ike antusias.

Yuuji tersentak karena tidak menyadari bahwa penjelasan Ike sudah selesai. Ia berpikir sejenak, "Hmm.. Aku kurang tahu dimana Kazu..., hee? Kazumi? Sejak kapan kau...," namun Yuuji tidak meneruskan perkataannya, ia mengerti dan tersenyum. "Maksudku, kau kan akan pergi dengan Yoshida-san, kenapa mengajakku?" Yuuji balik bertanya.

"Hei, kau kan sahabatku. Kurasa, Kazumi tidak akan keberatan. Bagaimana?" tanya Ike lagi.

"Ah, tidak usah. Kau pergi saja dengan Yoshida-san. Aku tak apa-apa," kata Yuuji ramah.

"Tapi kau nampak tidak baik belakangan ini. Apa kau masih memikirkan..." Ike nampak cemas.

"Sudahlah," sahut Yuuji sebelum Ike menyelesaikan kata-katanya. "Pergilah bersama Bidadari pujaanmu itu."

Ike tahu ada yang lain dengan keadaan sahabatnya, bahkan sejak dua tahun ini. Namun, kata-kata Yuuji mau tak mau membuat rona pipinya memerah.

"Ah kau.. Baiklah kalau begitu." Ike lalu pergi meninggalkan Yuuji dengan pandangan iba.


*..Shakugan no Shana..*


Ya, dua tahun telah berlalu. Yuuji kini telah menjadi Mahasiswa semester III. Setelah lulus SMA, ia memutuskan mengambil jurusan Telaah Sastra di salah satu Universitas terkemuka di kota Misaki, Misaki Municipal University.

Ike, Kazumi, dan banyak temannya yang lain juga kebetulan masuk Universitas yang sama sehingga tidak sulit untuk menemukan keakraban yang terjalin semasa SMA, meski berbeda penjurusan. Hanya satu yang berbeda di pikiran Yuuji, Gadis itu...

Yuuji masih terpukul karena kejadian dua tahun lalu. Ketika ia dan gadis itu bertempur bersama Flame Haze lainnya melawan kekejian para Tomogara tangguh yang lepas dari segel Guze no Sekai. Dalam pertempuran dahsyat yang mengakibatkan tewasnya kelompok Bal Masque yang dipimpin oleh Bel-Peol, Hecate, dan Sydonai.

Namun, pertempuran itu mengakibatkan kerusakan yang parah pada seluruh pelosok kota Misaki. Dan hal selanjutnya yang terjadi adalah...

"Ugh!" *DUAGH..!* Yuuji memukul bangku yang ia tempati. Ia tampak masih menyesali kejadian itu. Namun, ia tetap menyembunyikan perasaannya itu dari semua orang, termasuk sahabatnya sendiri.

"Oi.. Sakai, kau kenapa?" Takeru Yamada, salah seorang teman yang duduk di depan Yuuji memandangnya dengan heran.

"Aha.. Ano.. Tidak apa-apa. Gomen.. hehe," ujar Yuuji sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Yuuji lalu berdiri dan mengambil tasnya.

"Sakai-kun, kamu mau kemana?" kali ini giliran Kaori, sekretaris di kelasnya yang bertanya.

"Aku pulang duluan, agak kurang enak badan. Ja ne, Yoshimoto-san." Yuuji melambaikan tangannya tanpa melihat Kaori.

Yuuji berjalan ke luar kelas, ia tidak menyadari bahwa di balik pintu kelas ada seorang gadis yang juga berjalan menuju ke arahnya. "Ahh..!" keduanya tersentak kaget ketika bertemu pada titik yang sama.

"Gomen, Yoshida-san." Yuuji berkata tanpa melihat ke arah Kazumi, dan terus berlalu tanpa mengatakan apa-apa lagi.

"Sakai-kun..." Yoshida Kazumi, gadis cantik berambut coklat pendek itu menatapnya dengan heran sampai Yuuji akhirnya menghilang dari pandangan matanya.

Akhirnya ,Yuuji memutuskan untuk meninggalkan kuliahnya yang masih menyisakan satu mata kuliah lagi. Ia merasa perasaannya saat ini tidak memungkinkan dirinya untuk mengikuti perkuliahan. 'Lebih baik aku pulang lebih awal,' batinnya.


*..Shakugan no Shana..*


Yuuji berjalan bersama kerumunan orang-orang di jalanan kota Misaki, tak jarang ia menemukan beberapa orang dengan bola api biru yang menyala di bagian jantungnya. Sebuah pemandangan yang biasa, pikir Yuuji. Kemampuan yang memang ia miliki karena "Hougu" bernama Reiji Maigo yang tertanam dalam tubuhnya.

Dia terus berjalan melewati gedung-gedung, hingga akhirnya tiba di sebuah pertokoan. Tiba-tiba ia melihat sesuatu yang familiar di sana. Melon Pan (Roti Melon), sesuatu yang sangat disukai gadis itu. Hanya 2 hal yang Yuuji tahu tentang gadis itu. Pertama, gadis itu adalah seorang Flame Haze, dan kedua, ia sangat menyukai Melon Pan. Yuuji mampir dan membeli beberapa buah Melon Pan. 'Sanae-chan pasti menyukainya .' pikiran Yuuji melayang pada adiknya.

Yuuji terus berjalan hingga akhirnya sampai di jembatan Daitetsu, jembatan yang memisahkan dua sudut barat dan timur kota Misaki yang terbelah oleh sungai Mana. Yuuji teringat dimana ia dan gadis itu sering berlatih bersama di bawah jembatan ini. Begitupun dengan sungai Mana, yang menjadi saksi bisu dimana dirinya memberikan sebuah nama pada sang gadis, nama yang berasal dari nama pedang yang selalu dibawa oleh gadis itu. Kedua tempat yang membuat Yuuji mengenal siapa dirinya sebenarnya dan siapa yang telah merubah dirinya.

Hati Yuuji benar-benar terusik dengan hal itu. Ia merasa semakin menyesal. Hingga tak lama ia akhirnya sampai di rumah keluarga Sakai, rumah sederhana yang ia tempati selama ini. 'benar-benar perjalanan yang penuh memori.' batin Yuuji.

"Tadaimaaa..." Yuuji membuka pintu.

"Okaerinasai," sapa Chigusa dari dapur, ramah seperti biasa.

Yuuji selama ini tinggal bersama ibunya, Sakai Chigusa. Ayahnya sering dinas ke luar kota. Namun, ada yang berbeda kali ini, yaitu kehadiran adik perempuan Yuuji yang masih balita, Sanae. Yuuji senang karena Ibunya tidak kesepian lagi ketika dirinya tidak ada.

"Kaa-san, dimana Sanae-chan?" tanya Yuuji.

"Adikmu sedang tidur. Tumben pulang cepat, Yuu-chan?" tanya Chigusa.

"Oo.. Iaa.. Ano.. Dosennya tidak ada. Aku tidak ingin membuang waktuku di kampus, jadi aku langsung pulang," kata Yuuji bohong.

"Oh begitu.. hmm.. O ya, apa itu?" Chigusa menunjuk pada bungkusan yang dibawa Yuuji.

"Oh iya.. Ini Melon Pan. Tadi aku membelinya. Kupikir Sanae-chan menyukainya," kata Yuuji tersenyum dan memberikan bungkusan itu pada Ibunya.

"Melon Pan? Oh, kau memang kakak yang baik, Yuu-chan," ungkap Chigusa bangga pada anaknya.

"Aa.. Kaa-san, kalau begitu aku ke atas dulu." Yuuji berjalan menuju tangga ke kamarnya.

"Mmm.. Matte Yuu-chan. Tadi Minori, tetangga kita bilang, ada seorang gadis yang mencarimu," terang Chigusa.

"Heee?" Yuuji memandang Ibunya heran.

"Aku dan Saa-chan kebetulan sedang keluar rumah tadi. Minori bilang katanya dia temanmu. Rambutnya panjang, dan parasnya cantik. Ia juga bilang nampaknya gadis itu sangat mengenalmu. Mungkin..." Chigusa meneruskan sambil berpikir, tapi tiba-tiba... *drap drap drap..!* Yuuji berlari keluar rumah dengan tergesa-gesa.

"Matte, Yuu-chan..." Chigusa memanggilnya, namun Yuuji tidak menghiraukannya.

'Gadis itu.. Gadis itu.. Mungkinkah..' batin Yuuji mencoba meyakinkan.

Mungkinkah.. Mungkinkah..

.

.

"..Tsuzuku.."


Yosh..! ^^

Itulah fic perkenalan dari Saya..

Gomen ya Minna-san kalau jelek, Saya masih newbie soalnya.. ^^

Oh ya sekedar info, seminggu kedepan, Saya ada UAS.. Mohon doanya ya Minna.. (-/\-)

Supaya Ujiannya, lancar dan juga Fanfic ini cepat ter-update.. hohoho =3=

Yup.. Sampai ketemu di chapter selanjutnya.. Mata Raishuu.. (^^)/

*Oh ya jangan lupa.. Review-nya ya.. Ja nee.. ^^