Tsuna selalu mengalami kejadian aneh semenjak Reborn masuk kedalam kehidupannya yang aman. Tsuna—harus—terbiasa dengan segala keanehan dan kekacauan yang terjadi dalam hidupnya.
Namun yang satu ini adalah hal yang baru untuk Tsuna.
Tsuna bangun dari tidurnya dengan cara spartan a la Reborn. Ia melewatkan sarapan karena ia sudah terlalu terlambat untuk duduk dan menikmati sarapan yang telah Ibunya buatkan. Ia berangkat kesekolah bersama dengan Yamamoto dan Gokudera.
Itu semua hal yang biasa.
Ketika mendekati sekolah, Tsuna dan Yamamoto juga Gokudera bertemu dengan Shamal, si dokter mesum yang membuat para gadis ketakutan. Ia tersenyum menyeramkan kearah Tsuna dan membuat intuisinya menjerit agar Tsuna lari menghindari Shamal.
"Yo, anak-anak muda." Dokter Shamal menyapa dengan nada sing-a-song.
"Dokter Shamal," Tsuna mnyapa dengan ragu. "Kenapa denganmu?"
"Brengsek kau orang tua mesum!" Gokudera menggeram kesal. "Enyah kau dari hadapan Juudaime."
Yamamoto merangkul Tsuna dan Gokudera. "Maa, maa. Kalian tidak perlu setakut itu melihatnya." Ujar sang swordsman dengan santai. "Dia hanya menyapa kita. Benarkan, sensei?"
Shamal menyeringai aneh. "Tentu saja aku hanya menyapa kalian murid-muridku tersayang." Tsuna dan Gokudera bergidik ngeri. "Juga mencari gadis-gadis muda yang mau menerima kissu dariku." Lanjutnya diiringi dengan bibirnya yang dimajukan seperti sedang mencium.
K—KISSU! Tsuna membatin horor. Ia berusaha menghilangkan bayangan wajah Shamal yang mengerikan dari pikirannya.
Tsuna tersentak ketika merasakan sesuatu yang aneh pada tengkuknya. Sang brunet memegang tengkuknya yang terasa sedikit gatal seperti sehabis di gigit oleh serangga. Ia mengernyit ketika melihat wajah Shamal yang menyeringai janggal. Intuisinya berteriak jika ada sesuatu yang salah.
"Bye bye, boys. Lebih baik kalian bergegas ke sekolah sebelum Skylark yang haus darah menangkap kalian." Shamal melambaikan tangannya dan meninggalkan mereka bertiga.
Tsuna mengerjap berusaha memproses apa yang Shamal katakan sebelum akhirnya—"HIBARI-SAN!" Ia berlari dengan kecepatan penuh memasukki sekolah, disusul Gokudera dan Yamamoto di belakangnya.
Katekyo Hitman Reborn © Amano Akira
Hibari-san, Kissu! © Haraguroi Yukirin
Pairing
Hibari Kyoya x Sawada Tsunayoshi
Warning!
Boy x Boy/Shonen-Ai. Out of Character, typo(s), etc.
Tsuna terengah-engah ketika ia berhasil memasuki gerbang sekolah dengan selamat. Ia melihat kearah Yamamoto yang juga sama mengatur nafas setelah berlari secepat mungkin untuk mencapai gerbang sekolah.
"Ahaha, sungguh menyenangkan!" Sang baseball star tertawa dengan santainya. "Mari kita lakukan lagi besok, Tsuna, Gokudera."
Tsuna sweatdrop. Tidak ada lain kali, Yamamoto. ini melelahkan. Tsuna membatin frustasi.
Gokudera menggeram kearah Yamamoto, "Siapa yang mau melakukan hal bodoh seperti ini lagi, yakyuu-baka!" Lalu beralih kearah Tsuna. "Juudaime, kau baik-baik saja?"
Tsuna mengatur nafasnya, ia tersenyum kearah Gokudera dan mengangguk pelan. Sepertinya kali ini Tsuna dan kedua sahabatnya bisa selamat dari Ketua Komite Kedisiplinan.
"Herbivore, apa yang sedang kau lakukan?"—atau tidak.
"HI—HIBARI-SAN!" Tsuna memekik ketakutan melihat sosok yang paling ia takut untuk bertemu.
Hibari menyeringai. "Terlambat datang ke sekolah. Bergerumun di hadapanku. Kalian cukup memiliki keberanian, heh." Hibari mengeluarkan tonfanya. "I'll bite you to death."
"Teme, kau tidak akan pernah bisa menghajar kami." Gokudera yang tersulut amarahnya mengeluarkan dynamite treadmarknya. "Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Juudaime."
"Haha, Gokudera akan mengeluarkan kembang api lagi?" Yamamoto tertawa dengan lepas, membuat Gokudera berteriak padanya.
"SUDAH BERAPA KALI AKU BILANG INI BUKAN KEMBANG API, YAKYUU-BAKA!"
Yamamoto menampakkan wajah meminta maaf pada Gokudera lalu metap Hibari, "Tapi aku setuju dengan Gokudera, aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Tsuna."
"Wao, sepertinya kalian betul-betul ingin aku habisi." Hibari menyeringai keji. "Sebaiknya kalian diam di tempat dan jangan bergerak. I'll bite you to death."
TIDAK, TIDAK, TIDAK! Kenapa mereka selalu begini? Tsuna menjerit dalam hati. Aku harus menghentikan mereka, dimana aku menaruh pil dan sarung tanganku?!
Sementara Tsuna berusaha menemukan pil dan sarung tangannya—ia merasa tidak bisa menghentikan perkelahian jika tidak dalam mode HDW—ketiga temannya sudah mulai menyerang satu sama lain. Tidak, Gokudera dan Yamamoto menyerang Hibari.
Mou, bisakah mereka tidak berkelahi? Dimana Reborn saat aku membutuhkannya?! Pada akhirnya Tsuna berteriak pada tiga orang yang sedang berkelahi itu—
"HIBARI-SAN, KISSU!"—eh?
"Eh?"
Tsuna refleks menutup mulutnya. Wajahnya kini merah padam menyesali apa yang keluar dari mulutnya. Ia tidak mungkin bilang itu 'kan? "Hi—Hibari-san, kissu!" Hibari-san, hentikan. Itulah yang ingin Tsuna katakan.
KENAPA PIKIRAN DAN MULUTKU SUDAH TIDAK SEJALAN LAGI?! Rasanya Tsuna ingin menangis ketika Gokudera dan Yamamoto menatap Tsuna dengan tatapan bingung, begitu juga dengan Hibari.
Okay, Tsuna, tenangkan dirimu. Tsuna menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya dengan perlahan. "Hibari-san, kissu!" Sang brunet tersentak kembali dengan apa yang keluar dari mulutnya. Ia merasa putus asa dan bingung.
"Haha, aku tidak tahu jika Tsuna sangat agresif." Yamamoto tertawa lebar. Tsuna sontak langsung menggeleng mendengar pernyataan sang baseball star itu. Bukan, sungguh bukan seperti itu Yamamoto.
"Ti—tidak mungkin!" Gokudera menerawang dengan tatapan miris. "Juudaime tidak mungkin mau mencium mahluk itu!" Gokudera berteriak garang dan menunjuk Hibari.
Sang prefek berdecak kesal. "Kau menunjukku dengan tidak sopan, sepertinya kau memang ingin mati, Gokudera Hayato."
"Che. Seperti aku takut saja denganmu, Hibari!" Gokudera mengeluarkan dynamitenya. "Maju kau!"
Yamamoto tersenyum berusaha menengahi, "Maa, maa, sepertinya Tsuna tidak akan suka jika kita semua berkelahi." Oh, Yamamoto, kau memang yang paling lurus disini. Tsuna tersenyum haru.
Bukan waktunya untuk tersenyum! Tsuna harus menghentikan mulutnya yang selalu bicara tidak sesuai dengan pikirannya. "Hibari-san, kissu! Kissu, kissu, kissu!" Hibari-san, kumohon hentikan. Gokudera-kun, Yamamoto, jangan!—harusnya itulah yang Tsuna katakan. Tsuna menggeram frustasi. "HIBARI-SAN KISSU!"
Ketiga remaja disana mematung dengan Tsuna yang sangat menggebu-gebu meminta ciuman dari Hibari. Tanpa mereka tahu jika sebenarnya Boss mereka sedang mengalami kendala batin.
"Muridku sedang menunjukkan rasa sayangnya padamu, Hibari." Reborn tiba-tiba saja muncul langsung menyeringai pada Hibari. "Kau hanya diam saja?"
Tsuna meneguk ludahnya, merasa akan ada hal tidak baik untuk dirinya. "Hi—Hibari-san, kissu." Reborn, tolong aku. Tsuna rasanya ingin menangis.
Seringaian Reborn melebar, "Kau tidak mau mengabulkan permohonan dari muridku tercinta, Hibari?"
Hibari menatap Reborn dalam diam. Mimik wajah sang prefek sama sekali tidak berubah, namun Reborn tersenyum dengan apa yang dipikirkan oleh Hibari.
Antara mencium Tsunayoshi dan menjadikan sang brunet miliknya atau mempertahankan egonya.
Tsuna yang menyimpulkan jika Hibari yang diam dengan wajah seram itu sama dengan marah, ia langsung angkat bicara, "Hibari-san, kissu?" Okay, Tsuna lupa jika dia sedang tidak bisa berbicara selain Hibari-san dan kissu.
Sudut bibir Hibari terangkat. Dengan cepat ia menarik Tsuna untuk mendekat padanya. Sang prefek mengangkat dagu Tsuna dengan jarinya dan dengan lembut ia kecup bibir sang Decimo.
Bola mata Tsuna melebar dengan perlakuan Hibari, itu sangat mengejutkannya, begitu juga Yamamoto dan Gokudera. Wajah Tsuna kini dihiasi semburat merah, mulutnya sedikit terbuka, "Hi—Hibari-san, ki—kissu?" Tanyanya tidak percaya.
"Aku mengabulkan permintaanmu, Sawada Tsunayoshi." Sang prefek menyeringai. "Oleh karena itu, mulai saat ini, kau hanya milikku."
Wajah Tsuna semakin memerah, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari saat Reborn memukulnya dengan Leon-hammer. Reborn tersenyum senang. "Okay, aku menyetujui hubungan kalian. Aku bangga padamu, dame-Tsuna."
Kenapa dia bangga? Tsuna menatap Reborn dengan penuh tanda tanya. Namun kebingungannya langsung teralihkan dengan protes dari Gokudera.
"A—apa yang kau katakan, Reborn-san? Kau membiarkan Juudaime menjalin hubungan dengan Hibari?"
Reborn mengangguk. "Tentu saja, Gokudera."
"Ta—tapi—"
"Ciao!" Reborn meninggalkan mereka. "Oh, selamat untukmu, Tsuna dan Hibari."
Sepeninggalan Reborn, Hibari dan Tsuna saling bertatapan. Wajah Tsuna kembali memerah melihat sang prefek. "Hibari-san, kissu." Lirihnya.
Hibari tersenyum. "Hn, Tsunayoshi."
OMAKE
"Terimakasih banyak, Shamal."
Shamal tersenyum pada Reborn, "Bukan masalah besar." Balasnya santai. "Bukankah hebat? Trident Mosquitoku?"
Sang hitman menyeringai, "Ah, begitulah."
Usaha Reborn untuk membuat muridnya menyadari perasaannya pada Hibari tidak sia-sia.
Jika ada yang belum sadar, kenapa Tsuna cuma bisa mengucap dua kata, itu karena ulah Shamal dan Reborn. Dua kata yang Tsuna ucapkan merupakan kata yang paling diingat olehnya terakhir kali.
Thank you for reading :)
