Ansatsu Kyoushitsu © Matsui Yuusei
Sunset in My Purple
Sore itu tampak tenang dan nyaman di rumah tempat tinggal Manami, dia menonton televisi sambil menunggu kepulangan kakak angkat tercintanya Hazama Kirara yang biasa dia panggil Mbak Rara berharap bisa menonton acara televisi bersama. Sebelum itu kakaknya menelpon bahwa sebentar lagi akan sampai, tapi setelah lebih dari 10 menit kakak berambut keritingnya itu belum juga sampai.
"Aku pulang" suara Hazama terdengar nyaring dirumah itu.
"Maaf menganggu" suara laki-laki terdengar setelah suara Kirara.
Kirara membawa dua teman laki-laki yang ternyata sahabatnya dari sekolah dasar. Mendengar kedua suara itu tentu sudah tidak asing lagi bagi Manami. Bahkan Manami memanggil mereka dengan sebutan Abang karena waktu kecil Manami juga lumayan sering bermain bersama mereka. Kedua orang tua mereka tidak pernah keberatan dengan Kirara- anaknya yang selalu bermain dengan laki-laki atau sikapnya yang sedikit tomboy.
"Wah ada Bang Tera sama Bang Ito" ucap Manami menyambut kedatangan mereka bertiga.
"Kayak gak pernah kesini aja pake disambut segala" Bang Tera berucap sedikit kasar. Dia memang tidak bisa menjaga kata-katanya.
"Sopanlah sedikit dirumah orang Terasaka Ryouma" suara kalem Horibe Itona yang akrab disapa Itona oleh Manami itu memang sesuatu sekali "Otakmu memang bodoh" walaupun perkataannya tidak berbeda jauh dari Terasaka.
Manami hanya tertawa kecil melihat tingkah laku mereka berdua yang tidak pernah berubah.
"Kalian berdua berisik!" Kirara menjitak kepala mereka berdua, dan ajaibnya setelah itu mereka akur kembali.
Terasaka dan Itona seperti biasa datang ke rumah ini hanya untuk main playstation atau mengerjakan pr dan tugas bersama sambil sesekali curhat tidak jelas dengan Kirara. Tapi karena mereka sedang liburan kenaikan kelas, mereka datang ke sini hanya untuk bermain.
"Ra, adikmu itu masuk ke SMA kita kan yah? Hari pertama MOSnya kapan?" tanya Bang Tera yang masih sibuk dengan gamenya.
"Minggu depan, kenapa?"
"Biar aku saja yang nganterin pake sepeda, gimana Manami ?" wajahnya yang terlihat senang, yang tentu saja tidak bisa ditolak Manami.
"Boleh" Manami tersenyum senang menanggapinya.
"Ohh iyah, persiapan MOSnya aneh-aneh nggak ?" suara datar Itona yang bertanya tapi tidak menoleh ke arah yang ditanya karena masih sibuk dengan gamenya.
"Tidak kok, hanya disuruhpakai tas dari karung. Yah walaupun sudah kayak orang gila" ucap Manami yang bersabar ketika melihat tas yang kata panitia hanya untuk keseragaman.
"Hahaha, tahun kemaren kita juga gitu kok. Sabar aja yah " ucap Terasaka sambil menepuk-nepuk pundak Manami yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari Mbak Rara tercinta.
"Nanti jangan telat yah kalian berdua" suara Kirara samar-samar terdengar oleh Manami dan Terasaka karena dia sudah berlalu masuk ke dalam dapur.
.
.
.
Hari ini adalah hari pertama Masa Orientasi Siswa sekolah Manami, sekarang sudah jam 7 dan pembukaan acara dimulai 15 menit lagi.
Muka manami terlihat panik didepan pintu, dia baru selesai beres memakai perlengkapan dan bahkan tidak sempat sarapan. Terasaka dan sepedanya tidak kunjung kelihatan, walaupun bang Tera telat Manami juga telat bangun karena semalam asik membaca novel baru yang masih wangi dengan wangi sampul plastiknya.
Terlihat Terasaka yang sedang mengayuh sepeda dengan kelelahan
"A-Ayo Manami naik, kita terlambat. Maafkan aku"
"Aku juga terlambat bangun bang Tera"
Mereka berdua melaju cepat karena jarak dari rumah menuju ke sekolah itu membutuhkan waktu 15 menit perjalanan, walaupun mereka naik sepeda tapi mereka sudah benar-benar terlambat.
Terasaka terus mengayun dengan cepat.
"Awas bang Tera!"
Perkataan Manami terlambat, sepeda tidak bisa langsung berhenti ketika di rem. Mereka menabrak seseorang yang juga sedang bersepeda di persimpangan jalan. Dilihat dari pakaiannya sepertinya siswa baru juga.
Untung saja luka Manami tidak parah, tangannya hanya sedikit lecet. Sedangkan bang Tera ? jangan di tanya, dia masih baik-baik saja. Dia terbiasa dengan kecelakaan kecil seperti ini. Manami lebih khawatir dengan kondisi orang yang mereka tabrak dan juga sepedanya.
Tapi orang itu langsung berdiri dengan dengan mengepal tangannya, rambutnya merah ditambah seringainya yang sangat mengerikan.
"Woi, kalau jalan liat-liat dong. Badan doang yang gede!" orang bersurai merah itu memaki mereka berdua. Atau lebih tepatnya memaki Terasaka selaku si pengemudi sepeda.
Terasaka yang memang sudah temperamental langsung membalas perkataan orang yang tidak sengaja dia tabrak tadi.
"Lu juga kalo jalan liat-liat kali" Terasaka melipat lengan bajunya, mengisyarakat agar tidak berani macam-macam dengan mereka. Terasaka memang jago berkelahi, dan ototnya pun lumayan besar.
Terasaka dan orang itu saling menatap tajam satu sama lain. Percikan listrik mungkin saja terlihat bagi yang mempunyai imajinasi luar biasa.
Manami tidak tahan melihat itu, dia menghembuskan nafas untuk bersiap-siap berteriak.
"Hentikaaan!"
Kedua orang yang sempat adu mulut tersebut akhirnya berhenti.
"Maafkan kami yang tidak melihat anda. Sekali lagi saya mohon maaf" ucap Manami sembari menunduk hormat. Mengabaikan surai merah itu untuk berbicara sesuatu
"Sudahlah bang Tera, aku sudah terlambat. Masih mau nganterin nggak ?"
"Tentu saja, Ayo"
Mereka akhirnya berdua pergi, diikuti oleh cowo bersurai merah tersebut.
.
.
.
Dan sekarang disinilah Manami berdiri. Di depan tiang bendera sambil hormat menghadap ke atas, matahari sungguh terik sekali. Hukuman atas datang terlambat pada hari pertama MOS dan juga sebelumnya dia ditahan untuk tidak boleh ikut upacara pembukaan, dia tidak sendirian tapi disampingnya ada korban kecelakaan yang dia tabrak. Hei ini bukan salah Manami.
"Gara-gara lu, gue jadi terlambat" ucap seseorang yang berada disampingnya. Orang yang bersurai merah itu.
"Ma-maaf" Manami langsung takut ketika dilirik oleh si surai merah itu.
Tidak ada tanggapan apa-apa lagi, membuat hati Manami jengkel. Jika saja dia tidak merasa bersalah, dia pasti akan memukulnya. Tapi bercanda, Manami tidak akan bisa memukul seseorang. Dia terlalu lembut.
Mereka dijemur sampai jam istirahat. Saat istirahat Manami kembali ke dalam kelas MOSnya, ini bukan kelas sesungguhnya. Manami duduk dibangku kosong yang tersedia, karena dia terlambat dia belum punya teman untuk di ajak berkenalan.
Manami duduk lalu menidurkan kepalanya dia atas meja, melirik tas karung yang ada di sampingnya. Orangnya belum kembali, mungkin sedang mencari makan atau ke toilet. Manami memejamkan matanya, hari pertama belum berakhir tapi dia sudah sangat merasa kelelahan.
Manami memejamkan matanya, belum sampai dia terlelap suara tarikan bangku membuat matanya kembali terbuka. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang akan menjadi teman sebangkunya.
"Haloo, Aku Kaede Kayano. Kamu siapa?" perawakannya kecil, suaranya terdengar riang sekali. Kayano tersenyum sangat lebar untuk berkenalan dengan Manami.
"Aku Manami Okuda. Salam kenal" Manami membalas senyum Kayano.
Bel istirahat selesai sudah berbunyi, kakak-kakak osis pendamping mereka mulai masuk ke kelas.
Dari ujung pintu kelas Manami sudah berdiri seorang kakak osis yang tubuhnya tinggi dan tegap. Dari aura yang dipancarkannya Manami bisa menebak bahwa orang itu pasti sang ketua osis. Mata sang ketua osis menatap intens mata Manami yang sedang mengobservasi dirinya itu. Manami menelan ludahnya dan langsung membuang pandang.
Orang yang dicurigai Manami sebagai ketua osis itu berjalan sampai ditengah-tengah kelas, semua mata tertuju padanya.
"Perkenalkan nama saya Gakushuu Asano. Seperti yang kalian ketahui saat upacara tadi, saya ketua osis. Saya dengar disini ada yang terlambat. Silahkan angkat tangan" Nada bicara yang kalem dengan raut wajah yang serius itu menciutkan nyali Manami. Apalagi dugaan Manami benar bahwa orang itu adalah ketua osis, dia kan tidak ikut upacara tadi.
Manami mengangkat tangannya takut, mencoba untuk menatap mata sang ketua osis itu.
"Maju ke depan untuk mengenalkan diri dan jelaskan kenapa bisa terlambat" perintah Asano.
Manami berdiri, lalu berjalan sampai didepan kelas. Jantungnya berdegup sangat kencang sekarang, dia menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya.
" Perkenalkan nama saya Manami Okuda, saya terlambat karena kecerobohan orang yang mengantar saya yang menyebabkan saya kecelakaan kecil. Sekian" Manami mencoba menahan gugupnya.
"Ohhh, tapi hebat banget yah hari pertama aja bisa terlambat. Lain kali jangan diulangi!" Asano menatap intens mata Manami lagi, memberi tekanan yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnnya kepada Manami. Manami hanya mengangguk
"Asaanooo! Nih gue bawa adik-…" Teriakan dari seseorang yang berada didepan pintu langsung terdiam saat lagi-lagi Asano memberikan tatapan mautnya.
"Nih gue bawa orang lucu, masa punya hobi nge godain cewe. Hahaha" salah satu kakak osis yang diketahui namanya Maehara Hiroto membawa seseorang berambut merah. Asano hanya melebarkan matanya, sebenarnya tidak terlalu terkejut dengan sikap orang itu.
"Heeh, coba perkenalkan namamu dan beritahu hobimu juga kepada semua orang yang ada dikelas ini" perintah Asano kepada siswa berambut merah itu. Dia berdiri disamping Manami yang masih berdiri di depan kelas.
"Perkenalkan nama saya Karma Akabane dan hobi saya ngegodain cewe" Tanpa rasa malu Karma mengatakan itu, tapi wajahnya tidak benar-benar serius.
"Coba goda cewe yang ada disamping kamu" perintah itu membuat Karma menyeringai, lalu kini dia tersenyum walaupun senyumnya itu tidak tulus.
Manami melebarkan matanya, tentu saja dia terkejut. Lagi-lagi dengan orang itu.
"Halo, siapa namamu?" ucap Akabane Karma tersenyum layaknya pangeran dari negeri dongeng yang jauh disana.
"Ma-Manami Okuda" setengah menduduk, keringat yang hampir bercucuran, jelas sekali untuk yang satu ini Manami tidak bisa menyembunyikan gugupnya. Merutuki cowo yang ada didepannya yang menurutnya hanya mencari sensasi.
"Wah Nama yang cantik sekali, boleh minta no handphonenya?" kalau bisa Manami ingin menonjok perutnya lalu pergi menjauh darinya. Sosoknya saja sudah membuat kepalanya pening sekarang.
"Sudah cukup" suara Asano sudah agak kaleman sedikit, matanya menatap tajam Akabane Karma. "Kau juga terlambat kan?" bertanya pada si surah merah yang hanya ditanggapi anggukan acuh.
"Kenapa bisa terlambat?"
"Saya ditabrak oleh gadis cantik ini dan pengawalnya yang bodoh. Sekian" Mata Karma melirik ke arah Manami. Lagi-lagi Karma membuat dirinya gugup sekaligus kesal.
"Jaga bicaramu. Hiroto, bawa dia kembali ke kelasnya. Manami kembali ke tempat dudukmu" ucap Asano tersenyum.
"Tetap semangat semuanya!" Asano tersenyum didepan kelas, memberi semangat kepada adik-adiknya. Sebagian siswi ada yang langsung menahan dirinya untuk tidak berteriak.
Manami yang juga melihatnya dari dekat tadi hanya bisa diam, diam bahwa senyuman sang ketua Osis telah membuat mulutnya tidak bisa berbicara apa-apa.
tbc ?
hohoho, Halo Aray disini. #SKSD
adakah yang penasaran dengan kelanjutannya?
ada yang penasaran siapa pairingnya ? tebak aja dulu yah #plak
Kritik dan saran selalu diterima, Mind to Review ? ^^
Terima Kasih ^^
