Geef Mij Maar Nasi Goreng


Ini adalah summary fic lama yang tertimbun dalam tumpukan dokumen di laptop saya. Dibuat sekitar bulan Maret 2010. Gaje, garing, dsb~

Berhubung masih banyak bagian yang perlu dirombak ulang, yang bakal saya submit terpaksa ini dulu. Moga bisa update asap, deh.


Chara(s): Fem!Indonesia, Netherlands, Belgium

Disclaimer: Hetalia Axis Powers©Hidekaz Himaruya


Belgium mengambil sebuah piringan lagu tua dari kotak piringan milik kakaknya, Netherlands. Jelas tanpa sepengetahuan Netherlands. Di sekitarnya telah banyak tercecer piringan-piringan lainnya dan beberapa dokumen lama. Sepertinya Belgium sedang dalam sebuah misi rahasia di mana ia ditugaskan untuk menyelidiki perkakas tua milik kakaknya. Dalam versi wanita itu tentunya.

Dicermatinya piringan itu beberapa saat lalu mulai berdecak kagum sebari mengejek kakak laki-lakinya itu.

"Aku nggak tahu kalo broer orangnya suka sama barang kuno. Hahaha~"

Piringan-piringan itu disimpan dengan baik di tempatnya. Permukaannya masih halus dan tak ada sedikit pun debu yang menempel di sana. Beberapa barang kuno lainnya juga tertata rapi dan beberapa yang lain dimasukan kedalam kotak-kotak penyimpanan yang terkunci.

"Nah, lagu apakah yang tersimpan di piringan ini?" ia kemudian menaruh piringan yang kesekian tersebut di atas sebuah alat pemutar piringan.

Untuk beberapa saat terdengar suara alunan gitar. Belgium terlihat semakin antusias mengetahui lagu apa yang itu. Lalu sang penyanyi pun mulai mengeluarkan suara emasnya.

Toen wij repatrieerden uit de gordel van smaragd.

Dat Nederland zo koud was hadden wij toch nooit gedacht.

Maar 't ergste was 't eten. Nog erger dan op reis.

Aardapp'len, vlees en groenten en suiker op de rijst.

"Pfft!" Belgium menutup mulutnya tak percaya. Ia menahan tawa mendengar lagu jadul itu.

Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei.

Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij.

Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei.

Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij.

"Bwahahahahahahaha~" tawanya pecah ketika lagu tersebut mencapai klimaksnya. "Lagu apaan, nih? Bwahahahahaha~" ia ngakak sengakak-ngakanya di lantai sambil berguling-guling ria. Karena bukan hanya liriknya yang mengundang tawa, tapi juga alunan musiknya yang sumpah! "Nggak banget~ Hahahaha~"

Geen lontong, sate babi, en niets smaakt hier pedis.

Geen trassi, sroendeng, bandeng en geen tahoe petis.

Kwee lapis, onde-onde, geen ketella of ba-pao.

Geen ketan, geen goela-djawa, daarom ja, ik zeg nou.

"U-udah, ah..ahahaha. Cukup." wanita itu beranjak dari posisi bergulingnya hendak mengangkat jarum pemutar. Sampai sebuah dobrakan pintu mengejutkannya.

"Belgie…"

"…ups."

~*w*~

D Istana Negara pagi itu, Indonesia merasa sumpek dengan kepadatan-kemacetan-dan kerusuhan yang pagi-pagi begini udah menyambut harinya.

"Kapan dunia kiamat, ya…" ia melamun di atas meja kerjanya sambil terus-menerus menghela nafas bosan. Dipandanginya sekeliling ruangan dengan pandangan datar tak berminat, termasuk dengan setumpuk berkas dari hari yang lalu-lalu di atas meja.

Tiba-tiba matanya tertuju pada sweater yang ia letakan di atas sofa di seberang sana. Dan ia pun mendapatkan sebuah gagasan yang bagus.

"Daripada mati bosan mengurusi teori, mending langsung praktek aja." ia pun memutuskan untuk pergi jalan-jalan keluar.

Namun tak sampai beberapa saat berselang ia keluar dari "rumah"-nya itu, hujan pun turun dengan derasnya.

"Asem!" hardiknya ketika mengetahui rintik hujan telah megguyur kepalanya. "Padahal tadi cerah! Kenapa tiba-tiba hujan, sih?" ia pun segera lari menyelamatkan diri ke sebuah halte bis di pinggir jalan.

Berjam-jam ia menunggu di sana namun nampaknya hujan tak jua segera berhenti mengguyur. Sambil menunggu, ia tak sengaja memandangi sebuah cincin di tangannya yang entah sejak kapan ia terus-terusan pakai di jari manisnya itu. Tak dapat disangkal, cincin itu merupakan pemberian Netherlands sewaktu mereka masih bersama dulu. Cincin itu pun juga ada di Netherlands, yang berarti cincin itu ada sepasang.

Indonesia yang ingat kejadian di rumah Netherlands beberapa waktu lalu jadi merasa sebel-kesel sambil nge-blushing. Dan berniat buat ngebuang cincin itu jauh-jauh. Tapi radanya ia masih terlalu sayang untuk melakukannya dan mengurungkan niat bodohnya itu. Ia lalu menyimpan cincin tersebut di saku sweaternya.

"Sayang, ah. Ntar mungkin bisa dijual…" elaknya dengan pipi memerah.

Menunggu hujan reda di suatu halte, bukanlah pilihan yang tepat bagi Indonesia. Karena selain dapat bertemu preman-preman pemalak supir angkot, ia juga jadi bulan-bulanan rayuan gombal para cowok-cowok yang lewat atau mampir di tempat itu. Seperti: Cewek! Kamu manis, deh! Boleh kenalan nggak? Dan yang selalu berakhir dengan bogem mentah termasuk ilmu bela diri dan karate milik personifikasi negara yang pura-pura alim ini.

"Cantik seperti biasa."

"Apaan lu! Mau gue babat ju…!"

Indonesia kaget, sampai-sampai jadi pengen kabur aja trus ketabrak truk tronton di jalan. Kemudian esoknya terdengar kabar bahwa Malaysia telah mewarisi seluruh harta kekayaannya dan mengklaim seluruh kepunyaannya. Tidak. Itu terlalu dramatis. Dan lebay.

~TBC~


Jadi yang ntar bakalan muncul siapa, ya? =_=" Bingung. Kalau liat di naskanya, sih emang Netherlands. Tapi masa' mau beneran Netherlands yang muncul? Kasih intrik dikit nggak apalah :9 Mungkin Iggy, Aussie, Spain, atau Portugal sekalian? XD Hhahahaha~

Note: Lagunya saya ambil dari lagu jadul Belanda yang berjudul sama, Geef mij maar nasi goreng. Coba dengarkan dan saya jamin anda pasti akan ketawa ngakak –pengalaman author-


Thank you so much for your RnR