Aku merasakan semilir angin yang menerpa wajahku, begitu lembut. Aku merasa seperti berada di atas awan. Bibirku melengkung ke atas sembari menatap langit biru nan cerah. Cuaca hari ini sangat indah, sinar mentari menyinari bumi ini membuat pemandangan indah itu menjadi terlihat.
Aku memang sangat suka dengan pemandangan serta cuaca hari ini. Aku meninggalkan hiruk pikuk kehidupan kota yang sangat padat, ke sebuah desa dimana Kakek serta Nenek tinggal.
Dan ada satu hal yang sangat indah daripada pemandangan di desa ini.
Sakura Haruno.
Seorang gadis yang mempunyai rambut berwarna merah jambu. Ia gadis yang agak tomboy, sedangkan umurnya mungkin sekitar 20 tahun. Sementara umurku sudah mencapai 25 tahun. Hm, sudah waktunya bagiku untuk menikah. Aku tertawa kecil memikirkan tentang pernikahan. Itu adalah salah satu dari sekian banyak impianku.
"Hey, sedang memandangi langit?"
Dia, gadis yang kukenalkan pada kalian. Sakura, sekarang sedang berdiri disampingku, ia memakai pakaian khas seorang laki-laki. Tapi itu tidak menyurutkan bagaimana cantiknya Sakura.
"Hm, aku suka dengan pemandangan ini."
"Heee, sama dong. Aku juga suka dengan pemandangan tersebut." Balasnya dengan nada riang, aku berspekulasi kalau dia adalah gadis yang ceria.
Suasana mulai hening, kami berdua seakan bergelut didalam alam pikiran masing-masing. Aku sendiri sedang bergelut dengan otakku, sambil sesekali melirik jari manis gadis itu.
Sebuah cincin emas putih.
Ia terlihat cantik saat memakainya. Entah kenapa rasanya aku ingin sekali tertawa kecil.
"Kenapa kau tertawa?"
"Aku hanya mengingat masa lalu saja kok." Jawabku yang kemudian tertawa geli, gadis itu menaikkan salah satu alisnya. "Cincinmu indah."
Sakura malah cemberut menatap diriku, aku salah? Mungkinkah kata-kataku ada yang membuatnya tersinggung? "Memang benar 'kan? Cincin itu sangat indah."
Sakura terus menatapku kesal. Ia mendekatkan wajahnya, tepat didepan wajahku. "Dengar, kau itu pacarku-Maksudku, Tunanganku. Tapi mengapa kau seolah tidak menganggapku sebagai tunanganmu?"
"Aku memang tidak menganggapmu tunanganku kok."
"Ap-"
Dengan gerakan cepat, aku menariknya ke dalam pelukanku. Menenggelamkan diriku didalam leher putihnya, hingga aku mencium aroma cherry yang menguar dari tubuhnya. "Aku malah menganggapmu Istriku, Sakura-chan. Kau adalah orang berharga di dalam hidupku. Lebih berharga daripada emas ataupun berlian."
"Naruto..."
"Hmm?"
"Kita besok menikah 'kan?"
"Yap, kita akan meresmikan hubungan kita."
"Aku sangat bahagia Naruto. Kita bertemu lagi setelah sekian lama, dan kau langaung melamarku, menjadikanku sebagai tunanganmu. Setelah ini, kau akan menjadikanku pendamping hidupmu."
"Ya, terima kasih telah menungguku untuk ini. Aku sangat mencintaimu."
"Um, aku juga mencintaimu Naruto."
...
..
.
Naruto by Masashi Kishimoto
...
Dedikasi Untuk Istri tercinta.
