Genre
Drama, Romance, Mystery
Rating
M
Length
Chaptered
Warning
Mpreg, yaoi, BDSM, adult fic, sexual content, mention of rape, gore, lots of alcohol, violence and abuse.
.
.
Apakah kalian pernah merasakan menjadi murid pindahan? Dan bagaimana kalian merasakannya saat masuk sekolah di hari pertama menjadi murid pindahan? Dikucilkan? Di siniskan? Atau diberikan tatapan tajam? Apa hanya ia saja yang ditatap dengan pupil membesar dengan senyuman dan—
'Hei, pemuda itu sangat cantik.'
'Wow! Man, apa dia seorang gadis tomboi?'
'Oh shit! Apa dia bidadari?'
—Itulah bisikan yang Baekhyun dengar dari sepanjang koridor, Baekhyun hanya pura-pura tidak dengar dan melanjutkan jalan ke arah ruang guru sampai ia berhenti menatap ketiga lelaki yang ada di depannya. Bisa dibilang mereka jauh dari kata murid teladan', lihat saja seragam mereka yang keluar dan tidak rapih, rambut yang acak-acak.
Ada sebuah senyuman miring dan tatapan tajam dari lelaki tinggi yang berada di hadapannya entah siapa namanya.
"Hei! Chanyeol kenapa kita berhenti, apakah uangmu ketinggalan dikelas? Aku tidak mau balik—" kata lelaki berkulit tan itu.
'Ah! namanya Chanyeol, nama yang bagus.' batin Baekhyun.
"Diamlah, Jongin."
"Memangnya kenapa, Sehun?" bisik Jongin yang tidak tau situasi.
Chanyeol pun meninggalkan kedua sahabatnya itu yang sedang beradu argumen dan berjalan ke arah Baekhyun. "Kau anak baru?" suara berat itu masuk ke pendengaran Baekhyun.
Baekhyun sedikit mendongak karena perbedaan tinggi mereka dan siluet mata coklatnya menatap mata tajam itu, "Hm, iya."
Sebuah bisikan kecil penuh arti hanya ia yang dapat mendengarkannya ada senyuman seringai yang terakhir lelaki itu berikan kepadanya, lalu lelaki itu pergi meninggalkan Baekhyun yang terdiam sejenak.
"Hai, kau sangat cantik." ucap Sehun dan dari belakang jongin memukul kepala Sehun.
"Bodoh! cepat kejar Chanyeol, aku tidak mau makanan siangku hangus, karena kita bertele." Jongin memasang tampang memelas.
"Kau hanya tau makan saja!" Sehun pun sempat memberikan senyuman ke Baekhyun lalu menyusul Chanyeol begitu juga dengan Jongin menampilkan seluruh giginya.
"Dah! Baekhyun,"
Baekhyun hanya mengernyit dan mengedipkan matanya berkali-kali untuk mencerna semuanya lalu Baekhyun hanya mengangkatkan kedua bahunya, dia masih harus ke tujuan utamanya, tentu saja ke ruang guru!
...
"Tolong diam sebentar!" ucap guru wanita itu, kelas pun hening setika. "Baik, terimakasih, kita kedatangan murid baru." kelas pun riuh ketika mendengar 'murid baru' banyak yang menanyakan ke teman sebangkunya apakah murid baru ini seorang gadis yang cantik atau pria yang tampan?
TOK! TOK!
Bunyi ketukan penghapus papan tulis di meja dan perlahan membuat murid terdiam.
"Tolong diam!" teriak guru. "Ibu tidak mau kelas ini riuh jadi, tolong pelankan suara kalian."
"Baik bu!" kata murid serempak.
"Silahkan masuk, murid baru." Guru itu menyuruh murid barunya untuk masuk ke kelas, saat pemuda itu masuk banyak pasang mata menatapnya dan tak lupa dengan bisikan kecil mereka walaupun masih bisa di dengan olehnya.
"Oke, ini dia murid baru di kelas ini, Ibu harap tidak ada berita buruk setelah ini, dan kamu silahkan perkenalkan diri."
Baekhyun pun menarik nafas dan menatap satu persatu murid di kelasnya saat mata sendu bertemu dengan mata yang tajam dan dingin seketika ia menjadi gugup.
"A-aku... Perkenalkan namaku Byun Baekhyun, semoga kita semua bisa jadi dekat satu sama lain!" ucap Baekhyun sambil tersenyum, lagi-lagi kelas riuh setelah melihat senyuman yang Baekhyun berikan.
"Sudah! Sudah! Kalian bisa menanyakan tentang Baekhyun nanti karena waktu pelajaran kita sangat sedikit dan Baekhyun kamu bisa duduk di bangku yang kosong." Baekhyun pun mengangguk lalu berjalan ke bangku yang kosong dan tebak siapa teman sebangkunya.
Iya, dia laki-laki yang tadi ia temui di koridor yang mempunyai mata yang tajam dan dingin, membuat Baekhyun kembali gugup lalu duduk di tempatnya tanpa bicara satu kata pun.
"Baiklah, keluarkan buku kalian dan buka halaman..."
Baekhyun tersentak melihat buku itu mengarah kepadanya, "Kau bisa memakainya," Baekhyun menoleh ke samping, teman sebangkunya.
"T-terima kasih," Baekhyun menerima buku itu dan membuka halaman yang disebutkan gurunya, lelaki disampingnya terus menatap Baekhyun tanpa mau melepaskan pandangannya. Baekhyun merasa risih di tatap seperti itu dan ia pun menoleh menatap arah mata Chanyeol yang sedang menatap lehernya, Baekhyun pun memegangi tengkuknya dan penasaran ada apa dengan lehernya. Lelaki mungil itu kembali memperhatikan gurunya, tapi ia tidak bisa fokus jika ada yang menatap dengan tatapan intens seolah-olah ingin memenggal kepalanya. Baekhyun melirik ke samping kanan dan terkejut Chanyeol mengetahui bahwa ia sedang mengintip lewat ekor mata. "Hm.." Baekhyun bergumam kecil.
"Park Chanyeol!" teriak guru itu, Chanyeol yang merasa namanya dipanggil pun memutuskan pandangannya dan menatap tajam gurunya. Baekhyun yang melihat itu tidak jadi mengatakan sesuatu kepada Chanyeol, bulu kuduknya seketika berdiri.
Baru saja guru itu membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu tetapi bel istirahat pun berbunyi, wanita itu menghela nafas kasar. "Chanyeol temui saya di ruang guru." Ketua kelas pun berdiri dan memberi hormat dan guru itu pun meninggalkan kelas bersamaan dengan Chanyeol.
Baekhyun menghela nafas lega lalu teman sekelasnya pun mulai mendekati Baekhyun dan bertanya-tanya tentangnya. Satu persatu murid pun meninggalkan Baekhyun dan ada lelaki mungil yang berjalan mendekati Baekhyun.
"Hi, Baekhyun!" sapa lelaki mungil yang memiliki mata besar.
"Hi!" sapa Baekhyun balik dan tersenyum.
"Aku Do Kyungsoo, ketua kelas. Salam kenal," Kyungsoo memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya
"Aku Byun Baekhyun. Salam kenal juga, Kyungie~" Baekhyun menjabat tangan Kyungsoo dan keduanya terkekeh kecil. "Ah! Iya, Kyung bisakah kau menemaniku keliling sekolah?"
"Tentu saja! Ayo, kita pergi!" ajak Kyungsoo dan menarik lengan Baekhyun, lelaki itu hanya menurut dan sangat senang bisa mendapatkan teman baru.
Kyungsoo dengan senang hati memperkenalkan letak ruangan dan lainnya, mereka pun berhenti di ruang musik, "Ini ruang musik tapi sekarang sudah tidak dipakai." jelas Kyungsoo, Baekhyun mengedarkan pandanganya di ruang musik itu dengan kagum.
"Tapi kenapa?"
"Aku mendengar dari beberapa murid, kalo band di sekolah ini sudah lama berhenti jadi tidak ada lagi yang datang kesini tetapi alat musik disini masih berfungsi." Baekhyun mengangguk paham.
"Apakah aku bisa kesini setiap jam istirahat?" Baekhyun ingin sekali menghabiskan waktu di ruangan ini, sungguh ia adalah pencinta musik bahkan ia sangat ingin memainkan piano besar itu.
"Untuk apa? Apakah kau tidak takut."
"Aku menyukai ruangan ini, sangat tenang dan aku benci keramaian, bisa menenangkan pikiranku, tentu saja aku tidak takut."
"Ya, kau boleh memakai ruangan ini asal tidak ada kejadian yang aneh, Baek." ucap Kyungsoo bercanda.
"Tidak akan, aku jamin itu."
"Ayo saatnya kita makan siang." Baekhyun mengangguk patuh dan mengikuti Kyungsoo meninggalkan ruangan ini lalu pergi ke kantin.
"Tidak ada lagi tempat yang tersisa, semuanya sudah penuh," ucap Kyungsoo dan mencari tempat duduk yang kosong.
"Oh! Disitu ada tempat duduk kosong." tunjuk Baekhyun ke arah meja makan yang berada di dekat jendela.
"Ayo, kita kesana,"
Mereka pun duduk dan menyantap makanan dalam diam. Satu suara keras mengkagetkan murid yang sedang berada di kantin, termasuk dua lelaki mungil itu.
PRANG!
Semua pandangan menatap kericuhan yang terjadi, disana ada seorang lelaki berkacamata dengan tubuh yang bergetar hebat, lelaki itu menatap nampan yang sudah jatuh, Baekhyun pun berdiri dari tempat duduk mencari tau siapa dibalik dalangnya kericuhan ini dan berjalan mendekati keributan disana hampir sedikit lagi sampai di tempat itu tetapi sebuah tangan kecil memegang pergelangan tangan Baekhyun dan mau tak mau Baekhyun berhenti lalu menoleh ke belakang. "Ada apa, Kyung?" tanya Baekhyun.
"J-jangan kesana, Baek." ucapnya terbata dan menggeleng kecil.
"Tapi—" Baekhyun berhenti bersuara setelah melihat tatapan Kyungsoo yang bisa dibilang dengan tatapan takut, akhirnya Baekhyun menyerah dan menghela nafas. "Baiklah, ayo kita kembali makan."
Mereka kembali makan dan Baekhyun sesekali melirik ke arah kerumunan banyak orang, dia sangat penasaran apa yang terjadi disana, ia melirik Kyungsoo yang kembali melahap makanannya dalam diam.
"Kau!" suara berat itu memenuhi kantin dan Baekhyun tau itu suara siapa, itu suara Park Chanyeol!
Baekhyun pun berdiri dari tempat duduk lalu berlari ke arah tempat keributan itu ia tidak memperdulikan Kyungsoo yang berteriak memanggil namanya.
"BAEKHYUN! TUNGGU AKU!" Kyungsoo mengejar Baekhyun.
Baekhyun masuk kedalam kerubungan banyak orang sampai ia dapat melihat jelas, Chanyeol yang sedang menggengam erat kerah laki-laki berkacamata dengan amarah yang memuncak.
Laki-laki berkacamata itu wajahnya sudah merah padam hampir kehabisan oksigen dalam paru-parunya, entah darimana Baekhyun mempunyai keberanian dia berteriak dan melotot ke arah Chanyeol. "Lepaskan dia! Dia bisa mati!"
Chanyeol yang mendengar itu menatap Baekhyun dengan kilatan marah dan melepaskan kerah lelaki itu dengan kasar sampai terjatuh lalu nafasnya tersengal, Baekhyu melotot dan terkejut melihat Chanyeol yang begitu bengis, Baekhyun dengan susah payah menelan ludahnya.
"Huh? Lihat siapa disini yang menjadi pahlawan," ucap remeh Chanyeol dengan memiringkan kepalanya lalu menyeringai. Chanyeol berjalan kearah Baekhyun dengan arongan kedua tangannya berada di dalam saku celana lalu ia sedikit membungkuk, menyamakan tinggi mereka. Chanyeol menatap tajam Baekhyun begitu juga denganya tak kalah tajam.
"Aku tidak ingin menyakiti anak kecil," ejek Chanyeol tepat di depan wajah Baekhyun. Lelaki yang mempunyai paras cantik itu menahan emosi karena ia merasa diremehkan, akhirnya Chanyeol menjauhkan wajahnya dan berbalik berjalan ke arah lelaki berkacamata. Chanyeol cukup senang telah membuat Baekhyun kesal.
"Dasar pecundang," langkah Chanyeol berhenti mendengar ucapan lelaki di belakangnya. Lelaki tinggi itu berbalik dan menatap Baekhyun dingin, suasana disana sangat menegangkan murid yang lain hanya bisa menonton tanpa menghentikan mereka.
Chanyeol kembali mendekati Baekhyun ingin menghabiskan lelaki itu jika saja tidak ada yang menghadangnya. "Tunggu! maafkan dia, kumohon." ucap Kyungsoo dengan merentangkan tangannya agar Chanyeol tidak mendekati Baekhyun lagi.
Baekhyun terkejut melihat Kyungsoo yang tengah membelanya, "Apa yang kau lakukan, Kyung." bisik Baekhyun, Kyungsoo tidak memperdulikan pertanyaan Baekhyun.
"Aku minta maaf, jika Baekhyun telah membuatmu marah."
"Hei! Kyungie, kenapa kau meminta maaf jelas-jelas itu salahnya, lelaki itu— hmph" ucap Baekhyun terpotong, satu tangan Kyungsoo membekap mulut Baekhyun lalu melepaskan tanganya.
"Diamlah, Baekhyun," ucap Kyungsoo geram.
Chanyeol yang melihat adegan itu hanya memutar bola matanya malas dan memberi isyarat kepada dua sahabatnya yaitu, Jongin dan Sehun. Mereka mengangguk lalu berjalan ke arah Kyungsoo menarik paksa dan menahan Kyungsoo yang memberontak. Baekhyun yang melihat itu semakin marah, ingin mendekati temannya sebuah tangan besar menarik lengannya dengan kasar.
"Aw!" ringis Baekhyun.
Chanyeol tersenyum puas, "ingin menjadi pahlawan lagi?"
"Bajingan!" desis Baekhyun, kali ini dia benar-benar tersulut kemarahan, baru saja Chanyeol ingin memegang kerah Baekhyun, suara lantang memenuhi kantin.
"KALIAN YANG DISANA! APA YANG KALIAN LAKUKAN! SEMUANNYA BUBAR!" teriak pria itu yang dikenal sebagai guru BK lalu berjalan ke arah kerumuhan banyak orang.
Sehun dan Jongin langsung melepaskan tangan Kyungsoo, murid lain pun bergegas pergi, Kyungsoo yang sudah terlepas langsung mendekati Baekhyun yang masih menatap tajam ke arah Chanyeol dan menariknya pergi dari kantin.
Chanyeol merdecak kesal sambil melihat punggung Baekhyun yang keluar dari kantin lalu menatap tajam ke laki laki berkacamata, yang di tatapan pun menundukan kepalanya.
"Chanyeol, kau berulah lagi?" ucap gurunya dan Chanyeol berdecak lalu meninggalkan kantin yang di ikuti Sehun dan Jongin. Gurunya yang melihat itu hanya menggeleng melihat tingkah Chanyeol yang sungguh angkuh.
...
"Baekhyun kau sudah gila ya!?" ucap Kyungsoo frustasi, saat ini mereka sedang berada di rooftop.
Baekhyun mengernyit, "Apa maksudmu, Kyung? Kau tidak lihat, si keparat Park Chanyeol itu menyakiti murid yang tidak berdaya."
"Aku tau, dia menyakiti lelaki itu tapi itu bukan urusanmu!" bentak Kyungsoo
"Kau benar, ini bukan urusanku tapi aku hanya kasihan padanya." ucap Baekhyun lemah dan menghela nafas.
"Maaf," lirihnya.
"Kau tidak salah kyungie~ Terima kasih sudah membelaku tadi," ucap Baekhyun tulus sambil tersenyum dan Kyungsoo mengangguk lalu membalas senyumannya.
Mereka pun menikmati angin sejuk, sesekali menguap. Sampai suara Kyungsoo membuat Baekhyun membuka mata.
"Ayo kita kembali ke kelas, waktu istirahat sebentar lagi selesai." Baekhyun mengikuti Kyungsoo yang turun dari tangga, ia ingin bertanya sesuatu kepada Kyungsoo tapi dia takut jika lelaki di depannya ini kembali marah.
"Kyungie.." panggil Baekhyun.
Kyungsoo berbalik badan menoleh pada Baekhyun. "Hm.." Baekhyun membuka mulut tapi ia menutupnya lagi.
"Ada apa, Baek?" tanya Kyungsoo penasaran.
"Tidak jadi, kau duluan saja, aku ingin mampir dulu untuk mengambil buku pelajaran."
"Ingin aku temani?" Baekhyun buru-buru menggeleng cepat. "Tidak usah, Soo, aku bisa sendiri. Sampai jumpa di kelas." Baekhyun meninggalkan Kyungsoo dan berlari kearah tempat tujuannya.
Sampai disana ia mendapatkan buku barunya dan menuju ke kelas dengan tumpukan buku di tangannya. Baekhyun bersenandung kecil sampai ia mendengar sesuatu dari ruangan kosong, Baekhyun yang penasaran pun mendekati pintu ruangan itu dan menempelkan telinganya di daun pintu.
"Chanyeol—"
Baekhyun tersentak mendengar nama itu dan kenapa ia harus berurusan dengan si keparat—Park Chanyeol, ingin Baekhyun pergi dari sana tapi jiwa penasaranya tidak mengizinkan ia bergerak dari sana.
"—Apa yang kita harus lakukan pada bocah itu?"
Chanyeol hanya diam dan melirik daun pintu, kedua sahabatnya itu bingung dengan sikap Chanyeol yang pendiam dan mengikuti arah pandangan Chanyeol. Mereka mengangguk paham lalu mendekati pintu dan—
BRAK!
—Baekhyun terjatuh karena ketidakseimbangan tubuhnya dan bukunya berserakan.
"Uwahhh... Aw!"
"Lihat siapa yang menguping disini," ucap Chanyeol yang berjalan ke arahnya. Sehun dan Jongin pun memberi jalan untuk Chanyeol.
Chanyeol berjongkok di hadapan Baekhyun, "Sepertinya kata-kata yang kuucapkan tadi pagi tidak mempan ya?" ucapan Chanyeol membuat Baekhyun mengingat yang tadi pagi, ia masih hanyut dalam pikirannya.
'Si vous traitez avec moi constamment, vous mourrez' dia ingat satu persatu kata yang Chanyeol bisikan tadi pagi tapi ia tidak tau apa artinya, makanya Baekhyun hanya mengabaikan. Baekhyun kira itu adalah ucapan salam kenal.
"Kau sudah masuk ke dalam kandang harimau, Baek." senyuman Chanyeol melebar.
"Apa kau harimau? Kau manusia, bodoh!" ucap Baekhyun sengaja mengelabui Chanyeol, tentu Baekhyun tau makna dari kata-kata itu, ia harus cepat pergi dari sini.
"Kau tidak bisa kemana-mana," kata Chanyeol lalu berdiri kembali dan mengisyaratkan kepada dua sahabatnya untuk keluar. Kini hanya mereka berdua di dalam ruangan yang berisi sofa lusuh, kardus-kardus kosong dan meja yang sudah berdebu.
Baekhyun bangkit dari jatuhnya tadi dan menepuk seragam yang terkena kotoran lalu menatap tajam Chanyeol. "Untuk apa kau menyuruh mereka keluar? Apa kau akan membunuhku?" sebenarnya Baekhyun tidak yakin dengan kalimat terakhirnya tapi siapa tau jika Chanyeol dari tadi sangat menginginkan membunuhnya.
Chanyeol terkekeh kecil, "Kau menginginkan itu? Aku bisa mengabulkannya." ucap Chanyeol serius dan Baekhyun menelan ludahnya lalu mendengus kesal.
"Kau membuang waktuku, Park Chanyeol." Baekhyun memungut kembali bukunya yang sudah berserakan, Chanyeol mengedikkan bahunya lalu duduk di atas meja.
Baekhyun yang sudah selesai memungut bukunya berjalan ke arah pintu, "Apa aku harus membunuh temanmu yang tadi saja ya," Baekhyun berhenti sebelum memegang kenop pintu.
"Jangan sentuh dia, jika kau menyentuhnya aku yang akan membunuhmu, Park." ucap Baekhyun penuh ancaman dan berbalik melihat sosok lelaki itu yang tersenyum nakal.
"Benarkah?" tanya Chanyeol yang merasa tidak takut dengan ancaman Baekhyun.
Baekhyun menggeram kesal, "Apa maumu?"
Chanyeol tersenyum kemenangan. "Aku menginginkanmu, Baek."
Baekhyun terkejut mendengar ucapan Chanyeol tanpa beban. "Kau gila," Baekhyun yang merasa tidak ada gunanya meladenin Chanyeol pun berbalik lalu memegang kenop.
"Akan kupastikan temanmu tidak akan melihat dunia lagi, jika kau keluar dari ruangan ini." ucap Chanyeol dingin.
Baekhyun mengurungkan niatnya dan menjauhi tangannya dari kenop lalu mendekati Chanyeol yang masih duduk di meja.
Baekhyun menatap lamat-lamat mata lelaki itu dan ia berkata, "Siapa kau sebenarnya, Chanyeol?"
TBC
A/N : Gak tau cerita ini bakal kek gimanaa, sepertinya bakal...aneh? wkwkwkwkwk. Masih dalam proses di otak aku kok, kadang aku dapet ide pas mau tidurr sih tt jadikan agak susah. Pas mau bikin gak dpet ide pas lagi males bikin ff ide pada berkeliaran huft, kesel sih kadang rasanya mau apus aja wkwk tapi nanti nyesel. Serba salah emang:( review nya aku tunggu loh!*
Jika kalian mau promosiin ff aku boleh kok sangat boleh dan aku bener-bener butuh review dari kalian sebanyak-banyak nya. HEHE. /slap myself/
RnR? :))))))))
