Author : ExoPlanet (Novian Astri Ardiana)

Title : A Thousand Word of Forgive

Genre : Hurt Romance, Angst

Cast : Kim Jong In (Kai) and Lee Dan Hae

Length : Chaptered

Rating : T

WARNING !

DONT BE SILENT READERS!

HARGAILAH SAYA YANG SUDAH KERJA KERAS BUAT FF INI.

MEMBER EXO HANYA MILIK TUHAN YME, ORANG TUA MEREKA, DAN AGENSI SM ENT.

TAPI DALAM FF INI MEREKA MILIK SAYA SEPENUHNYA *evil laugh*

Bakalan banyak typo. Jadi Waspadalah! Waspadalah!

Kehadiranmu menghadirkan seribu pertanyaan...

Jiwamu yang tulus perlahan memasuki duniaku yang diselimuti oleh rasa dendam...

Apakah hatimu tak berasa sakit sedikitpun?

Apakah kau mempunyai 1000 senyuman yang tak dapat memudar?

Semudah itukah kau memaafkanku?

Apa tuhan menciptakan hatimu dari kaca transparan?

Aku mulai menyukaimu.. senyumanmu... ketulusanmu...

Bagaimana kau bisa menyukaiku?

Apa yang saat ini kau sembunyikan dariku?

Aku lebih pantas kau benci, bukan kau cintai...

Bagaimana bisa secepat ini?

Tuhan menciptakanmu sebagai manusia pilihan...

Terimakasih untuk semua kebaikan hatimu.. aku mencintaimu...

A Thousand Word of Forgive

...

...

...

Suasana membosankan didalam kelas membuat namja berparas tampan dengan kulit tan, tinggi, dingin dan cuek mengalihkan perhatiannya menuju lapangan sekolah yang kini tengah digunakan siswa kelas X Expert berolah pagi ini. Ia memperhatikan setiap siswa dan siswi tersebut dengan sedikit memicingkan matanya yang menyorotkan tatapan tajam. Mereka sangat berkelas dengan julukan kelas Expert. Hanya murid yang super kaya, cantik, tampan dan modis yang dapat memasuki kelas pilihan tersebut.

Sampai sesaat perhatiannya hanya terjudu kepada seorang yeoja yang sedang berjalan menyebrangi lapangan sekolah itu. setiap pasang mata dilapangan yang melihatnya hanya memandangnya rendah dan saling membisikkan kata kata sindiran. Penampilannya begitu buruk. Sepertinya ia tidak begitu memperhatikan penampilannya. Ia hanya mengepang 2 rambutnya dengan poni yang dijepit diatas keningnya dan kacamata tebalnya yang ia pakai. Pakaiannya juga. Sepatu berwarna merah menyala dan seragam rok yang panjangnya sebawah lutut. Perhatiannya menghilang saat yeoja itu sekarang telah menghilang memasuki koridor sekolahnya. Dengan seribu pertanyaan yang masih mengiang diisi kepalanya, ia berusaha mengalihkannya dengan meneruskan kegemarannya menggambar wajah yeoja yang tadi ia lihat. Yeoja yang mebuatnya bertanya tanya. Siapa dia? Darimana asalnya? Untuk apa dia kemari? Apa yang ia lakukan disekolah ini? Kenapa penampilannya seperti itu? mengapa aku tak pernah melihatnya sebelumnya? apa dia siswi baru? Dikelas mana ia akan ditempatkan?

"selamat pagi anak-anak!" suara Wu Fan Songsaengnim atau yang biasa dipanggil Kris songsaengnim sedang memasuki kelas.

"Pagi songsaengnim!" seru anak-anak tak kalah keras dengan suara bass Kris.

"nah anak-anak.. mulai pagi ini kalian akan mempunyai teman baru.. ayo.. masuklah dan perkenalkan dirimu didepan kelas.." suara kris dengan melambaikan tangannya kearah pintu kelas dan menampilkan seorang yeoja. Pandangan semua anak langsung saja tertuju kepada gadis itu.

Pria berparas tinggi, mata yang lebar dan kulit putih bernama Park Chanyeol menyadari teman sebangkunya yang saat ini tengah menggambar wajah seorang yang sangat asing baginya. Wajah yang tak pernah chanyeol lihat sekalipun. Teman sebangkunya ini tampaknya terlalu terfokus pada gambarnya dan tak tertarik dengan murid baru yang akan menjadi teman 1 kelas mereka selama 2 tahun kedepan.

"Kai! Ada anak baru!" Bisik Park ChanYeol kepada namja yang ada disampingnya yang ternyata bernama Kim JongIn atau biasa dipanggil kai secara sembunyi-sembunyi. Itu karena Chanyeol sangat takut jika Kris songsanegnim yang super galak mempergokinya sendang berbicara sendiri dalam kelas saat ia sedang mengajar. Bisa-bisa ia akan dihukum membersihkan toilet. Bukan karena bau. Tapi karena ia takut pamornya akan turun jika ia melakukannya. Image keren dan dinginnya akan segera menurun drastis nantinya. Itu sebuah mimpi buruk bagi Chanyeol.

"..." kai hanya terdiam mendengar bisikan chanyeol. sorot matanya masih dengan teliti memperhatikan detail gambarnya. Walau kai tak tahu detail wajah yeoja yang tengah ia gambar karena ia melihatnya dari lantai 2 kelasnya, tapi kai sedikit yakin. Gambarnya ini nantinya akan mirip dengan wajah yeoja itu.

"Yak! Kai.. perhatikan aku.. ada murid baru. Kris songsaengnim akan marah jika kau tak memperhatikan!" tulisan dalam remasan kertas yang kali ini menggelinding tepat dihadapannya membuat kai membacanya dan kemudian kai membuangnya dibawah kolong mejanya. Kai amat sangat tidak tertarik dengan keadaan kelas saat ini. Perhatiannya telah terfokus sekarang.

Chanyeol mendengus kesal karena semua usaha kerasnya bagaikan dipicing mentah-mentah. Tak digubris sedikitpun.

"Annyeonghaseyo.. jeoneun Lee DanHae imnida. Saya pindahan dari Korea Utara.. ibu dan ayah saya merupakan orang korea selatan, tapi ibuku mempunyai keturunan dari korea utara. Saya lahir di Korea selatan, tetapi saya tinggal di korea utara sejak saya kecil.. sekian.. gamsahamnida.." perkenalan yeoja bernama danhae panjang lebar didepan kelas dengan membungkukkan badannya 90 derajat sebagai tanda hormat.. Awalnya perkenalannya disambut baik oleh murid dikelasnya. Tetapi ekspresi mereka berubah saat danhae mengatakan jika ia pindahan dari korea utara.

Korea utara dan korea selatan sampai saat ini sedang konflik besar. Mereka saling melempar perang dingin ataupun panas. Perang dan perang. Danhae tak tahu pasti apa penyebab pertengkaran 2 negara yang bersaudara ini. Negaranya dan negara tetangganya.

Kai yang awalnya perhatiannya hanya terfokus memperhatikan gambarannya kali ini ia mendongakkan wajahnya dan memandang yeoja yang saat ini sedang ada didepan kelas dengan sangat tajam. Sejujurnya kai sangat terkejut mendengar kata 'korea utara' yang terlontar dari mulutnya. ia tak habis pikir. Punya berapa nyawa yeoja didepannya ini sehingga ia beraninya menginjakkan kakinya di korea selatan. Kai tak menyadari jika wajah yang tengah ia gambar saat ini adalah wajah seorang yeoja yang saat ini sedang berdiri didepan kelasnya. Wajah Lee DanHae.

"wah.. korea utara? Berani sekali dia.. tak tahu apa Korea Utara dan Korea Selatan sedang konflik?" gumam chanyeol pelan.

"dia musuh kita chanyeol.." jawab kai tanpa mengalihkan sorotan matanya yang sangat tajam kearah danhae.

Danhae sudah menduga ini semua akan terjadi. Danhae sangat paham dengan reaksi marah mereka saat mendengar kata 'korea utara' terlontar begitu saja dari bibirnya. Danhae sudah siap secara mental jika nanti kedepannya ia akan mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari teman-teman barunya.

Kris songsaengnim kemudian menyuruhnya untuk duduk disamping Shin HyeRi. Tempat duduk tepat didepan meja kai dan chanyeol. Karena hanya disana bangku yang kosong. Danhae awalnya sangat khawatir. Ia takut nantinya Hyeri tidak akan menyukainya. Tapi pemikiran itu segera ia tepis jauh-jauh. Karena Hyeri menyambut danhae dengan senyuman yang lebar dan tulus. Saat ia berkenalan didepan kelas tadi, danhae juga memperhatikan Hyeri. Hyeri adalah satu-satunya yang tidak memasang tampang amarah kearahnya. Berbeda dengan namja yang ada dibelakang Hyeri. Danhae seakan berfikir bahwa namja itu amat sangat membencinya. Membenci latar belakangnya.

"annyeonghaseyo.. Shin HyeRi imnida.." ucap hyeri mengulurkan tangan kanannya dengan senyuman yang sangat manis.

"ne anyeonghaseyo.. Lee DanHae imnida.." jawab danhae membalas uluran tangan hyeri.

"danhae.. ini akan menjadi sulit.. berhati-hatilah.." ucap hyeri kemudian.

"iya.. aku mengerti Hyeri.. gamsahamnida.. kau tidak membenciku?" tanya danhae dengan menundukkan wajahnya.

"cheonmayo.. membencimu? Kenapa?" tanya Hyeri balik. danhae mendongakkan wajahnya melihat ekspresi baekhyun.

"tapi.. aku dari korea utara. Semua anak dikelas ini langsung membenciku karena aku berasal dari korea utara.." jawab danhae pelan.

"hahaha.. korea utara adalah latar belakangmu danhae.. itu tidak penting.. mereka saja yang terlalu berlebihan. Apa salahnya kau tinggal dikorea utara? Semua orang punya hak dan pilihan untuk tinggal dimanapun danhae.. jangan khawatir.. aku akan menjadi temanmu mulai saat ini." Kata bijak yang terlontar dari bibir mungil seorang Shin Hyeri yang mampu membuat danhae tersenyum lega.

"gamsahamnida hyeri.. Jeongmal gamsahamnida.." didalam hatinya terucap berkali-kali kata 'terimakasih' kepada hyeri. Danhae sangat bersyukur karena ia masih memiliki tuhan yang sangat mengasihinya.

Suasana kelas kembali normal. Hingga bel istirahat berbunyi dan membuat seluruh anak berteriak senang menyambut breaktime. Kris songsaengnim kemudian meninggalkan kelas dan anak-anak kembali ramai.

Hyeri dan danhae telah berencana akan kekantin bersama-sama. Hyeri juga akan mengajak danhae berkeliling sekolah untuk melihat-lihat sekolah ini agar lebih akrab nantinya. Saat danhae akan menghampiri hyeri yang tengah menunggu didepan pintu, tiba tiba

Brukk~

Semua mata tertuju pada asal suara itu. Hyeri melebarkan kedua mata sipitnya tak percaya. Saat ini hyeri melihat danhae tengah tersungkur dengan posisi kai disebelah danhae. Hyeri sangat mengerti apa yang telah terjadi. Tanpa banyak menganga hyeri segera berlari menghampiri danhae dan membantunya berdiri.

"YAK KAI! APA YANG KAU LAKUKAN HAH?!" DASAR KAU BERENGSEK KAI!" Pekik hyeri dengan suara khasnya yang membuat semua murid dikelas menutup telinga.

Kai tidak menganggapi perlakuan hyeri. Bagi kai itu akan membuang-buang waktunya yang berharga. Kai hanya berlalu meninggalkkan mereka dengan chanyeol yang mengekor dibelakangnya. Chanyeol sendiri tengah terkejut dengan apa yang telah kai lakukan. Tidak pernah kai terlihat sejahat ini.

Hyeri kemudian membantu danhae berdiri. Ia khawatir danhae terluka. Tanpa menghiraukan ejekan dari semua teman sekelasnya. Hyeri tetap saja memapah danhae membantunya berjalan.

"sayang sekali tangan hyeri harus membopong badang danhae yang kotor itu.."

"Buat apa ia disini? Berapa nyawa yang ia miliki.."

"ia pantas merasakan sakit hati. Bahkan kurasa kematianpun pantas ia rasakan.."

Hyeri berusaha menutup telinga danhae agar tak mendengarkan perkataan keji teman teman sekelasnya. Ia tidak ingin danhae merasakan sakit berlipat. Sakit fisik karena kelakuan jahat kai dan sakit hati karena olokan keji teman sekelasnya. Hyeri sangat sedih mendengar semua perkataan itu. sementara danhae hanya menahan rasa sakit hatinya dengan terus tersenyum yang dapat mengalihkan rasa sakitnya. Dengan jalan terseok-seok dengan tangan kanannya dibahu baekhyun, danhae berjalan beriringan dengan hyeri menuju UKS yang tak terlalu jauh dengan kelas mereka. Hyeri rela menunda acara makannya untuk mengantar teman, bahkan yang sudah hyeri anggap sahabatnya ini ke UKS.

Sesampaianya di UKS, hyeri membantu danhae untuk duduk ditempat tidur dengan sprei yang berwarna ungu cerah. Danhae tersenyum senang melihatnya. Ia sangat menyukai warna ungu. Baginya ungu seperti warna yang dapat mensupportnya menjadi manusia yang lebih kuat dan kuat lagi.

"Danhaeya.. mengapa kau senyum-senyum sendiri?" tanya hyeri heran.

"ah.. eobseoyo.. aku hanya merasa senang.." Jawab danhae tanpa mengurangi senyuman yang terlukis dibibirnya sedikitpun.

"Apa kau merasa senang karena dijeglang Kai?" tanya hyeri menggoda.

"haha.. kau bisa saja hyeri. Aku senang karena aku dapat melihat warna ungu disini. Warna kesukaanku.." Jawab danhae.

Sementara itu hyeri hanya tersenyum senang karena melihat sahabatnya ini sudah tak bersedih lagi. Entah kenapa hyeri merasa jika danhae adalah yeoja yang sangat kuat. Dalam keadaan seperti ini, danhae masih bisa tersenyum hanya karena melihat warna favoritnya.

Hyeri kemudian memeriksa danhae kalau kalau ada luka ditubuh danhae. Hyeri menemukan luka pada lutut danhae. tapi hyeri merasa sedikit ngeri dengan luka danhae. padahal itu hanya tersandung. Bagaimana lukanya bisa separah itu. saat ini kaus kaki putih yang danhae kenakan penuh dengan darah segar yang mengalir dari luka pada lutut danhae.

"ya ampun danhae.. kenapa lukanya bisa separah ini.. kau hanya tersandung kan tadi?" tanya hyeri khawatir.

"ah.. aku biasa seperti ini.. lagipula ini tak sakit kok.. tenang saja.." Jawab danhae dengan senyuman yang manis. Seakan-akan dengan senyuman itu ia menyatakan bahwa kali ini ia memang benar-benar 'baik-baik saja'.

"Danhaeya.. gelangmu sangat bagus.. aku ingin sekali memilikinya.." ucap hyeri dengan memperhatikan gelang yang saat ini melingkar dipergelangan tangan kiri danhae.

"terimakasih hyeri.. gelang ini sangat berarti bagiku. Aku tak bisa hidup tanpa gelang ini.." jawab danhae dengan senyuman lebarnya.

Hyeri menanggapi ucapan danhae sebagai gurauan bisa. Hyeri berfikir mana mungkin gelang menjadi panutan hidup seseorang. Hyeripun tertawa mendengar ucapan danhae. dan merekapun tertawa bersama-sama.

Setelah mengobati luka danhae, hyeri memapah tubuh hyeri untuk segera memasuki ruang kelas karena bel masuk kelas telah berbunyi.

Keesokan harinya danhae datang terlambat karena ia bangun kesiangan. Suasana kelas sudah sangat ramai. Danhae mmemasuki kelas dan mendapati hyeri yang tengah duduk ditempatnya dengan menulis-nulis sesuatu dibukunya. Danhae juga melihat kai yang masih saja menatap tatapan sinis padanya. Tatapan yang seakan tak bisa memudar. Danhae membalas tatapan kai dengan senyuman, dan kai membalas tatapan danhae dengan memalingkan wajahnya. Kemudian danhae memasuki menghampiri hyeri dan duduk disebelah hyeri.

Jam pelajaran pertama hari ini adalah berenang. Jadi mereka harus mengganti pakaian seragam mereka dengan baju renang yang telah tersedia diloker mereka. Setelah semuanya mengganti pakaiannya, danhae melakukan pemanasan dengan hyeri tepat dibibir kolam renang.

Dari belakang ternyata ada kai yang dengan sengaja mendorong tubuh danhae kearah kolam dengan kedalaman 4 meter. Untungnya danhae bisa berenang. Awalnya hyeri sangat khawatir. Tapi hyeri tersenyum lega setelah melihat kepala danhae muncul kepermukaan air kolam renang itu dan segera berenang kebibir kolam dengan senyuman yang masih terhias diwajanya. Sekaan-akan tidak ada hal yang terjadi.

Selesai berenang mereka mengganti pakaian mereka dengan seragam sebelumya. Hyeri melihat pada pergelangan tangan kiri danhae. kali ini hyeri tak melihat benda berwarna hitam melingkar dipergelangan danhae yang putih itu.

"danhae.. ngomong-ngomong dimana gelangmu itu?" tanya hyeri dengan menggantung pakainannya diloker bajunya.

"ada disini hyeri.." jawab danhae dengan mengulurkan tangan kirinya. Betapa terkejutnya ia saat melihat gelang itu tak lagi melingkar pada pergelangan tangannya. Danhae sangat panik. Ia mencarinbya diberbagai sudut ruangan.

"mungkin itu terjatuh saat kai mendorongmu kekolam tadi pagi.." ucap hyer.

"benar.. tetapi berapa meter kedalaman kolam renang itu?" tanya danhae dengan wajah yang masih sangat panik.

"4 meter.." jawab hyeri singkat.

"bagaimana ini.. aku tak bisa menyelam.. tapi aku harus menemukan gelang itu.. 1 jam sudah berlalu.. jika satu jam kedepan gelang itu masih belum ditemukan, aku bisa gawat.." ucap danhae dengan mondar-mandir.

Danhae hanya bisa pasrah dengan apa yang sedang terjadi. Ia akhirnya memutuskan untuk memasuki kelas. saat mereka tengah berada ditengah-tengah kelas, tiba-tiba tubuh danhae gontai dan terjatuh kelantai. Hyeri terkejut melihat danhae yang sekarang telah tergeletak tak bergerak.

Hyeri mengahampiri tubuh danhae yang masih saja tergeletak tak bergerak. Hyeri mencoba menggerak-gerakkan tubuh danahe. Tetapi danhae tak merespon apa-apa. Hyeri panik, tetapi seluruh temannya tidak memperdulikannya. Mereka semua seakan-akan tak menganggap hyeri dan danhae tak ada. Telinga mereka telah tuli dan hati mereka telah tertutupi oleh rasa benci. Chanyeol sebenarnya ingin sekali menolong danhae. tetapi ia takut jika ia akan bernasib sama dengan hyeri. Hyeri menangis dengan masih meletakkan kepala danhae diatas pahanya. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Sampai akhirnya Luhan songsaengnim memasuki kelas karena pelajaran hari ini setelah berenang adalah fisika. Luhan mengajar mata pelajaran fisika.

Luhan terkejut melihat hyeri yang menangis terduduk ditengah kelas dengan danhae dipangkuannya yang masih tergeletak tak bergerak.

"Hyeri apa yang terjadi.." tanya luhan panik.

"songsaengnim.. danhae pingsan.. tolong akuu.. bawa danhae ke UKS songsaengnim.. hiks hiks" jawab hyeri dengan masih terisak dalam perkataannya.

Luhan kemudian membopong tubuh lemah danhae ke UKS dengan tergesa-gesa. Di ruang UKS Luhan meletakkan alat pemeriksa jantung. Luhan sangat terkejut karena detak jantung danhae yang sangat lemah. Mungkin ini yang menyebabkan danhae pingsan. Luhan kemudian mengantar danhae kerumah sakit terdekat dengan hyeri yang masih saja menangis. Jujur hyeri tak ingin hal yang lebih buruk terjadi pada danhae. didalam mobil saat perjalanan hyeri hanya menggenggam tangan pucat danhae dengan terus menangis.

"danhaeya.. bangunlah.. bangunlah danhaeya.."

"aku tau kau kuat.. kau pasti bisa bertahan.."

"ada banyak warna ungu disini danhae.. bangunlah.. ayolah bangun.. tak maukah kau melihatnya?"

"danhae aku mohon.. bangunlah.. kau jahat padaku danhaeya.. kau tega padaku danhae.. ayo danhae aku mohon.." ucap hyeri tak henti-hentinya dengan masih menggenggam erat telapak tangan danhae yang semakin dingin dan pucat.

-TBC-

Aku nulis ff ini saat aku lagi ndengerin lagu-lagu galau dan terciptalah ff ini kkk.. ini ff keduaku dan ff pertamaku yang bergenre angst. Jadi maaf yang sebesar-besarnya jika ff ini GJ. Maklum baru belajar.. maaf juga kalo jalan ceritanya gak mudah difahami alias mbulet..

Oke.. jangan Lupa RCLnya yaaaa :D karena akan sangat membantu saya untuk dapat berkreasi dengan lebih baik dan pro lagi *prok*

Gamsahamnida :D

REVIEW PLEASEE *wink *XOXO*