[SCHOOL 2015]
WHO ARE YOU?
by
Kimkaaf / vivifar
Cast: all member exo
Pairing: KrisKai etc
Rated: T
.
.
ff ini bukan kaya film aslinya, hanya terinspirasi dengan judulnya :))
enjoy everyone! No bash, namun jangan lupa untuk kritik saran dan komentarnya ya
thank you
.
Airlangga High School sudah terkenal dengan semua pencapaian prestasi-prestasinya. Keunggulan akademik maupun non akademik yang menonjol dibanding dengan sekolah lain membuatnya dikenal luas oleh kalangan manapun. Musuh bebuyutan sekolah ini adalah Greentoud High School. Greentoud High School juga merupakan sekolah yang terkenal setelah Airlangga. Terkadang dua sekolah itu saling berebut posisi teratas dalam sebuah kompetisi-kompetisi. Walau pada akhirnya Greentoud hanya berada pada second position dan tentu Airlanggalah yang selalu berada pada posisi puncak. Hanya orang kaya, pemilik saham dan pejabat tinggi sajalah yang dapat bersekolah di kedua sekolah mewah tersebut.
"Hyung, kita harus punya mata-mata pada Airlangga bangsat itu!" seru seorang namja tan pada Kim Joonmyun yang notabenya konsultan kebesaran Greentoud High School.
"Tentu jong, tapi mereka terlalu ketat penjagaannya dan solidaritas mereka juga terlalu tinggi" jawab Kim Joonmyun atau disebut Suho itu pada sepupunya, Kai.
"Pasti ada salah satu dari mereka yang bisa kita jadikan penghianat Airlangga hyung" emosi Kai itu makin tinggi. Wajahya mulai mengeras dan tangannya mengepal dengan kuatnya.
"Tenang Kai, mungkin pertandingan basket dan futsal kali ini akan kita menangkan" Suho mencoba menenangkan Kai, ia menepuk bahu Kai namun Kai menepisnya.
"Apa bisa?" Kai bertanya tak percaya lalu berjalan kearah pintu meninggalkan Suho.
.
.
Kompetisi final basket antara Airlangga dan Greentoud ini dilakukan di lapangan basket Greentoud. Persaingan sengit antara kedua belah pihak memang tak pernah ada habisnya. Kekalahan telak Greentoud kemarin saat lomba baseball 14-2 membuat Greentoud menelan pil pahit karena benar-benar direndahkan dan dilecehkan oleh Airlangga.
Permainan basket dimulai. Kai yang berada di pinggir lapangan memerhatikan dengan mata tajamnya ke arah para pemain Airlangga. Permainan yang sekarang didominasi oleh team lawan membuat Kai jengah dan jenuh. Ia memerhatikan dengan seksama keseriusan dan kekompakan team Airlangga. Ia melihat kapten Airlangga dengan nomer punggung 00 yang terlihat tampan dan keren saat bermain basket. Ya, ia tertarik. Tentu, siapa yang tidak tertarik dengan Kris Wu pentolan Airlangga itu?
Dengan mata malas ia berlajan pergi menjauh lapangan basket. Memuakan, pikirnya. Sudah pasti team sekolahnya itu akan kalah pada tanding basket kali ini. Ia berjalan menuju lapangan futsal yang sedang teman-temannya pakai untuk berlatih. Setelah pertandingan basket akan dilakukan pertandingan futsal juga dengan sekolah lawan yang sama. Kai yang merupakan kapten team futsal sangat berambisi memenangkan pertandingan siang ini dengan Airlangga. Hidup matinya ada pada kemenangan Greentoud.
"Kaaai.." teriak salah seorang namja yang juga sedang berlatih futsal. Kai yang mendengarnya segera berlari ke tengah lapangan.
"Kau kenapa belum bersiap-siap Kai?" tanya Chen, pemain team futsal yang juga teman dekat Kai.
"Ya hyung, aku akan kembali setelah berganti baju" ia berjalan santai ke pinggir lapangan dan mengganti seragamnya menjadi jersey kebanggaannya. Orang yang melihat ia berganti baju dan memperlihatkan tubuh half toplessnya ternganga, mereka yang melihat akan berfikir betapa keren dan coolnya seorang Kim Kai.
Jongin menyunggingkan senyum dan meyakinkan dirinya bahwa dia akan menang dan mengalahkan Airlangga itu.
.
.
Kai mengutuk dirinya sediri karena tidak bisa membawa teamnya pada kemenangan. Ia kecewa karna ia tidak akan masuk babak semi final karna ia baru saja kalah dengan Airlangga. Sial, runtuknya. Memang Airlangga adalah mental orang-orang juara, ia tak bisa mengelak lagi. Emosi Kai yang menggebu dan pikiran yang kacau akhirnya ia memutuskan sendiri melihat seperti apa sebenarnya Airlangga itu.
"APAA?! Kau sudah gila Kai?" Sehun dengan mata mlotot tidak percaya dengan rencana Jongin itu.
"Tidak bisakah kau besikap biasa saja hun? Suaramu menyakiti telingaku " Kai yang memprotes tindakan Sehun yang merupakan sahabat sehidup sematinya hanya diabaikan Sehun. Sehun terdiam dan mulai berfikir apakah sahabatnya ini masih waras? Kai rupanya sudah benar-benar kehilangan akalnya.
"Kau melamun hun" tambah Kai. Sehun yang masih pada pikiran kalutnya menghela napas dan menatap Jongin seksama.
"Terserah kau jong. Aku akan mencoba mendukung dan membantumu. Sebego dan segila apapun kau dengan semua rencana gilamu itu Kai" Sehun tulus, ia benar-benar tulus karena Jongin ini sahabatnya.
"Kau sahabat terbaikku hun, terima kasih" Ya sahabat, hanya sahabat. Sehun selalu sendu memikirkan bahwa Jongin ini hanya sekedar sahabatnya. Entah kenapa.
"Jadi kapan kau akan pidah ke Airlangga Kai?" tanya Sehun.
"Lusa hun, anak buah ayahku sudah mengurus semuanya" pernyataan kedua Kai membuat Sehun makin melebarkan matanya tak percaya.
"Secepat itukah?" tanya sehun.
"Jangan kau beritahu siapapun hun, termasuk Suho hyung"
.
.
Selamat datang di Airlangga, ucap Kai pada dirinya sendiri. Ia melangkahkan kakinya melewati gerbang sekolah tersebut. Masih sama, masih dalam ingatan Kai sekolah ini tidak ada bedanya dengan yang ia lihat satu tahun lalu. Satu tahun lalu ia memang pernah ke Airlangga namun hanya sekedar berbincang dengan 'teman lama'.
Dengan bersusah payah membuat identitas palsu untuk bisa diterima sebagai siswa baru Airlangga, ia bertekad menyikap semua apa yang ada pada musuh bebuyutannya.
Ia berjalan dengan santai namun ia agak risih karna semua mata hampir tertuju padanya saat di koridor utama. Anak Airlangga yang kebetulan sedang berada di koridor menatap penasaran pada Kai, mereka belum pernah melihat Kai sebelumnya dan para yeoja juga terlihat memandangi Kai dari kaki sampai rambutnya. Setelah lama Kai mencari ruang kepala sekolah akhirnya ia menemukannya juga. Ruangan yang besar dengan terlihat banyak sekali jejeran piagam dan medali keberhasilan siswa-siswinya itu tertata rapih dengan lemari-lemari kacanya itu.
Setelah lama ia berbincang dengan kepala sekolah Airlangga, kini ia dibawa oleh Tiffany Kim wali kelas dan juga guru bahasa inggrisnya itu menuju kelas yang akan ia tempati.
'2A Classroom' terlihat jelas pada penglihatan Kai melihat papan yang dipasang di atas pintu itu. Semoga ia dapat melewati hari-harinya di sini, ia berdoa dalam hati.
Saat Tiffany seongsangnim memasuki ruang kelas, keadaan ruang kelas yang tadinya sangat kacau sekarang hening dan para siswa sudah berada di tempat duduknya masing-masing. Kai yang berjalan mengikuti Tiffany dibelakang disambut dengan tatapan-tatapan penasaran calon teman kelasnya itu. Tak lama kemudian sorak-sorak yeoja kelas 2A itu mulai membuat ricuh kembali keadaan kelas. Kebanyakan namja dan yeoja melihat Kai kagum dan terpesona.
"Please shut up.." Tiffany sedikit menggebrak mejanya.
"We've a new friend now. Kau, perkenalkan dirimu" Tiffany menunjuk Kai.
"Kim Jongin imnida" Kai sedikit tersenyum. Ia enggan untuk membungkuk, buang-buang tenaga saja, pikirnya.
"Apa cuma seperti itu? Ok, kau boleh duduk" ucap Tiffany pada Kai atau Kim Jongin itu. Kai mengedarkan pandangannya pada setiap bangku kosong. Ada dua sebenarnya bangku kosong di kelas ini. Yang peratama, bangku detetan ketiga pada baris kedua dari jendela dan yang kedua, bangku paling pojok dan belakang tepat disamping jendela. Ia menyukai posisi bangku kedua namun shit-disana terlihat seorang Kris Wu yang rupanya duduk di depan bangku tersebut. Kai perlahan berjalan menuju meja deret ketiga baris kedua itu. Ia memilih untuk jauh-jauh dari Kris Wu itu.
Pelajaran pun dimulai, hening dan tenang menghiasi kelas tersebut. Namun, seseorang sedari tadi tengah menatap tajam Kai. Iris matanya selalu memperhatikan semua gerak-gerik Kai. Hatinya selalu berdebar saat namja tan datang ke kelasnya itu.
Jam istirahat seseorang mendekati Kai dan menepuk pundaknya, Kai menoleh pada orang tersebut.
"Hwang Zi Tao, panggil saja Tao" namja itu mengulurkan tangannya.
"Namaku Kim Jongin" Kai menggapai tangan Tao.
"Kau pindahan dari Jepang?" tanya Tao.
"Ya" jawab Kai singkat.
"Baiklah, mari ke kantin" Tao merangkul pundak Kai. Mereka pun berjalan menuju Kantin.
.
.
Tao mengedarkan pandangannya ke serluruh kantin. Rupanya ada yang ia cari.
"Nah itu mereka" Tao menunjuk segerombolan namja yang sedang asik bercanda gurau pada salah satu meja kantin. Kai mengikuti arah tangan Tao dan berjalan mengikutinya.
"Hoi bro, wassup?" tanya namja bername tag 'Byun Baekhyun' pada Tao akan duduk disebelah Baekhyun.
"Siapa orang yang kau bawa itu Tao?" tambah Baekhyun.
"Ini Jongin, teman baru di kelasku dan Kris" Tao sedikit melirik Kris yang hanya diam menatap Kai.
"Halo Jongin, namaku Luhan" Luhan yang duduk dipaling ujung melambai tangannya.
Kai duduk disamping Kris hanya tersenyum pada Luhan.
"Kau pindahan dari mana Jongin?" tanya Lay.
"Jepang. Aku pindahan dari Jepang" jawab Kai berbohong.
"Wah ingin sekali aku ke Jepang menemui maria ozawa di sana" ucap Baekhyun.
"Dalam mimpimu Baekhyun" ucap Tao dan semua pun hanya tertawa. Kecuali Kris yang sibuk mengatur detak jantungnya melihat namja tan di sebelahnya ikut tertawa.
"Jongin" ucap Kris.
"Ya" balas Kai singkat.
"Pergilah, kau jangan dekat-dekat denganku" pinta Kris dingin. Semua yang ada di sana tentu terkejut, tak terkecuali Kai sendiri. Kai menyeringgai, baru saja ia mengenal Kris rupanya Kris tetaplah orang yang angkuh seperti yang ia lihat di lapangan basket pada pertandingan kemarin.
'Cih sombong sekali' ucap Kai dalam hati.
"Baiklah Kris ssi, aku akan pergi" ucap Kai seraya meninggalkan Kris dkk dan berjalan keluar dari kantin. Ia benar-benar merasa telah diusir pentolan Airlangga itu.
"Yak Kris! Apa-apaan kau? Jongin itu anak yang baik, lagipula akulah yang mengajaknya bergabung di sini. Tega sekali kau mengusirnya begitu saja" ucap Tao sedikit emosi.
"Diamlah Tao!" ucap Kris dingin dan meninggalkan teman-temannya yang menatapnya bingung.
.
.
Kai sungguh tak percaya apa yang ia dapat pada hari pertamanya pindah. Apakah Kris sudah tau ia pindahan dari Greentoud? 'sial' desisnya.
Ia berjalan-jalan tanpa arah di sekolah yang sangat luas ini. Setelah itu, ia berhadapan dengan sebuah lapangan basket yang cukup sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang berlatih. Ia duduk pada kursi panjang di tepi lapangan. Bukan hanya duduk, kini rupanya Kai sudah berbaring menikmati langit-langit asbes pada lapangan basket indoor sekolahnya. Tiba-tiba sebuah bola menggelinding ke arahnya. Terpaksa ia bangkit dan menagambil bola basket tersebut. Seorang lelaki bertelinga caplang yang tingginya melebihi Kai datang berlari ke arah Kai.
"Hei, bolanya" ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya untuk mengambil bola dari tangan Kai.
"Aku akan ikut bermain" Kai pun berlari ke arah kerumunan team basket dan mulai mendribble bola. Sedangkan, lelaki caplang itu hanya menyunggingkan senyumnya dan mulai melanjutkan permainannya bersama teman lain dan Kai.
.
.
Setelah selesai bermain basket, anggota team basket mulai membubarkan dirinya untuk berganti baju dan mengikuti mata pelajaran selanjutnya. Chanyeol memberikan botol minumnya kepada Kai. Kini, keduanya merebahkan dirinya di tepi lapangan basket.
"Melelahkan sekali" ucap Kai memulai pembicaraan.
"Ya tentu saja. Kulihat kau bersemangat sekali bermain basket walau dengan baju seragam seperti itu" ucap Chanyeol.
"Tidak juga" jawab Kai seadanya.
"Aku belum pernah melihat kau di sekolah. Kau anak baru pindahan dari Jepang itu?" tanya Chanyeol sambil menoleh ke arah Kai.
"Kenapa kau bisa tau?" tanya Kai heran.
"Banyak sekali yang memperbincangkanmu, katanya kau itu orang yang tampan dan menawan ternyata memang benar" Chanyeol tersenyum tipis.
"Kau jangan berlebihan menilaiku nanti kau menyesal karna tersaingi denganku" Kai sedikit tertawa membuat chanyeol pun ikut tertawa.
"Kau harus tau saja, wajahku ini tak akan ada yang menyaingi" Chanyeol tersenyum konyol sampai terlihat deretan giginya yang terlihat benar-benar rapih.
"Kau berdusta! Wajah sepertimu itu sudah pasti akan kalah dengan wajahku ini" ucap Kai dengan sedikit memukul lengan Chanyeol.
"Akulah yang paling tampan sejagat raya ini" tuntut Chanyeol memaksa.
"Berbicara denganmu sangat melelahkan rupanya" ucap Kai sambil memutar bola matanya malas.
"Kau, siapa namamu?" tanya Chanyeol.
"Jongin, Kim Jongin. Kau?" tanya balik Kai pada Chanyeol.
"Park Chanyeol, senang berkenalan denganmu Jongin" Chanyeol makin melebarkan senyumnya.
"Ya, aku juga" jawab Kai singkat.
"Kau tidak ingin masuk kelas Jongin?" Chanyeol mengingatkan.
"Tidak, aku masih lelah. Kau pergilah ke kelasmu, aku masih ingin di sini" ucap Kai pada Chanyeol, setelah itu ia menutup matanya mungkin untuk tidur sebentar di tengah lapangan yang sepi dan damai.
"Aku juga masih ingin di sini. Malas saja datang pada pelajaran seongsangnim galak seperti Mr. Cho" Merasa Chanyeol tak ditanggapi Kai, Chanyeol hanya memandangi Kai yang sedang tertidur tenang itu.
.
.
Kris menatap nanar meja kosong yang baru saja punya kepemilikannya tadi pagi. Kemana Jongin? Apa ia marah padanya? Apa ia sakit hati karna ucapannya di kantin? Apa ia tak sudi lagi menemuinya sekarang? Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkecamuk dalam pikiran Kris dan jelas singkatnya 'ia menghawatirkan Jongin'. Pikiran Kris kacau, ia menyesal sekali telah berkata cukup kasar pada Jongin.
'bodohnya seorang Kris Wu dengan mulut sialannya itu' desis Kris pada dirinya sendiri.
Setelah dua jam pelajaran Kai membolos kelas akhirnya ia masuk ke kelas juga. Rambutnya masih sedikit basah mungkin karena efek mandi beberapa menit yang lalu. Kai sedikit membungkuk pada Lee seongsangnim dan hanya dibalas gelengan kepala oleh lelaki tua itu. Lee seongsangnim melanjutkan menuliskan materi pembelajaran pada papan tulis dengan tenang dan santai.
'tukk'
Kai mengusap-usap kepalanya yang tidak terasa sakit, ia kaget sesorang melemparkan remasan kertas yang tepat mengenai kepalanya. Kai menebak pasti kertas itu berasal dari Tao karena ia dari tadi mengisyaratkan Kai untuk membuka remasan kertas tersebut. Ia pun segera membukanya.
'Jongin, kau darimana saja? Maafkan kejadian yang di kantin ya, aku benar-benar menyesal'
Setelah membacanya, Kai menoleh ke belakang dan terseyum tipis sambil mengdongakkan kepalanya pada Tao seakan berkata tak apa-apa. Tao hanya berdecak kesal meruntuki perbuatan Kris yang membuat Kai sedikit tersinggung.
Kris melihat semua gerak-gerik Kai dan Tao. Ia bisa menebak bahwa isi kertas itu adalah permintaan Tao pada Kai, ya tentu Kris sangat mengenal Tao. Kris memandang Kai seraya berfikir apa yang Kai lakukan selama membolos kelas tadi.
.
TBC
