Tara : INI FICT PERTAMA GUE RINA!~
Rina : Jangan bawel lu Ra! *ngambil piso*
Tara : *ngasih Rina roti*
Rina : ... *makan*
Tara : Karena ini fict pertama gue, jadi mohon maaf kalau ada kesalahan ... -_-
Rina : Iya~ selamat membaca teman-teman...
Warning :
Gomen kalau : GaJe, Typo, Aneh, karena ini baru pertama saya nulis... jadi mohon ma'ap atas kesalahannya. Wassalamu'alaikum (belom selesai).
So, Dont like? Dont read!
Flashback...
Ciiit! Suara rem mobil yang terdengar akrab di telinga gadis berambut gold ini berbunyi kembali. Tapi seperti menabrak seseorang. Neru, gadis yang melihatnya langsung melotot. Tidak percaya ...
"IBUUU!"
End of Flashback
"Hei, ngomong-ngomong, dimana si Neru ya? Kenapa kamarnya kosong terus? Apa dia pulang kampung?" Tanya Luka.
"Entahlah, sepertinya ya. Tapi harusnya dia bilang dulu, kan?" Rin merespon.
"Ah, aku tak tahu itu...," ujar Luka kembali menatap rerumputan di taman.
Sementara sepasang mata gold sedih melihatnya.
Ibunya, telah tiada.
Ibunya, yang melahirkannya.
Sungguh, baru kali ini Neru merasa sedih. Kesedihan yang menusuk-nusuknya. Seperti sebuah kertas yang dirobek-robek sampai menjadi debu.
Neru memutuskan untuk memulai kehidupannya di kampung halamannya yang lama telah ditinggalkan. Kehidupan bahadgianya kini berakhir ...
Neru berdiri di depan makam ibunya. "Ibu, aku ingin menyanyikanmu sebuah lagu..." dengan suara yang... agak falls tapi enak, lah ... Neru bernyanyi. Bukan pertama kalinya bernyanyi untuk ibu. Dari dulu, Neru selalu bernanyi untuk ibu. Ibunya yang mengajarkan apa itu lagu.
"AH!" tak terasa hujan rintik-rintik mulai turun. membasahi tanah makam ibunya. Semoga tanah itu subur.
Neru kembali pulang dengan perasaan kacau. Bagaimana yang akan dia ceritakan pada teman-teman?
Neru bangun dari tidurnya. Lupa akan ibunya. Begitu melihat kamar ibunya, Neru terus menangis tersedu-sedu. Dengan sangat terpaksa, Neru pergi ke sekolahnya setelah dua jam di depan makam ibu.
BRAK!
"Akita-san! Kenapa kamu terlambat?" Bentak Haku sensei.
"Ma-maaf. Saya kesiangan...," Neru pun berbohong. Karena tidak ingin beritanya menyebar sebagai anak piatu.
"Baik, ini pertama kalinya kau terlambat. Jadi, silahkanlah duduk di sebelah Hatsune-san!"
Neru berlari pulang ke makam ibunya. Masih sedih. Sejak tadi di kelas, Neru sama sekali tidak memperhatikan pelajaran. Neru hanya memikirkan ibu, ibu, dan ibu.
"Kenapa, ya? Dia dari tadi lesu terus. Kayaknya ada sesuatu, deh." gumam Rin pada dua sahabatnya.
"Iya, ya. Biasanya, dia, kan, ceria betul." Jawab Miku.
"Hum, apa jangan-jangan ada apa-apa? Dia aja nggak tinggal di Vocaloid Mansion!" Rin meneliti.
"Bagaimana kalau kita mata-matai saja dia!" Ujar Luka.
"Yak, mungkin itu membuat kita tahu apa masalah sebenarnya." Ujar Rin. Miku mengangguk.
Esoknya, sepulang sekolah, trio sahabat itu mulai mmelirik Neru sedari tadi. Kalau istirahat tak perlu. Paling-paling dia hanya diam di kelas. Atau pun membaca buku ...
Kepala ketiga sahabat itu bermunculan dari tembok. Dibawah, Rin, Di tengah, Miku, Di atas, Luka. Sambil terus memata-matai.
'ngapain dia ke kuburan?' batin tiga sahabat itu.
-3 jam kemudian-
"Eh, dia mau pulang! Kita harus sembunyi!" Bisik Miku pada kedua temannya itu.
Mereka mencari tempat persembunyian yang aman. Setelah Neru pergi meninggalkan kuburan itu, Barulah tiga sahabat itu melihat kuburan yang dihinggapi Neru tadi.
Tertera tulisan ' Nara Akita '
"Tunggu-tunggu, ini..." gumam Luka.
"Ah, ini ibunya Neru!" bisik Rin.
"Huweee ... pantas saja Neru-chan sedih terus. Ibunya sudah ..."
Tok Tok Tok!
Ketukan pintu dari depan menggema ke seluruh bagian di rumah Neru. Neru, yang sedang menangis mati-matian, menghentikan tangisannya dan memcuci muka. Lalu membuka pintu.
"Kalian? MIku, Rin, Luka?" Tanya Neru. Mereka hanya mengangguk.
"A-anu, kami mau bicara dengan Neru..." Luka takut-takut.
"Ya, ada apa?"
"Ini, memangnya benar? Ibumu ..."
Neru sudah tahu apa yang ingin dibicarakan itu langsung mendorong mereka keluar. "KELUAR! JANGAN CAMPURI URUSAN ORANG!"
BLAM
"Haduh, gimana nih?" Tanya Luka.
"Ne-Neru-chan! Tolong buka pintunya!"
Tak ada jawaban. Sudah mereka ketahui Neru menangis. Mereka hanya bisa membayangkan betapa sedihnya Neru.
Esoknya, Neru tak masuk. Esoknya, esoknya, dan sudah satu bulan.
Beberapa hari setelah satu bulan, Neru kembali masuk. dengan berbagai pertanyaan, "Hai Neru! Kemarin kenapa nggak masuk?","kok 1 bulan sih?","Kenapa Neru-chan?","NERU!".
Tapi apapun yang mereka tanyakan, Neru tidak akan menjawab. Dia tampak muram. Wajahnya sayu, matanya sembap, juga ekspresinya yang sangat sedih.
Saat pulang ...
Srek! tangan Neru ditarik oleh seseorang saat dia hendak menuju ke kuburan. Alangkah kaget dirinya ketika mendapati seseorang itu adalah ...
Tara : *ngantuk*
Rina : *ngantuk sambil makan roti*
Yui : HOI! BANGUN DONG!
Tara & Rina : *Eh? Eh?*
Yui : Jiah, ayo, kapan mau nyelesaiin?
Tara : Besok aja Yu. Gue udah ngantuk!
Yui : Okeh, kalau gitu.
Rina & Tara : *kaget* KENAPA LU BISA MUNCUL?! LU KAN BUKAN OOC!
Yui : kan aku adek ... Jahat banget sih kalian! Ngeluapin aku sebagai adek!
Tara : Maaf, maaf.
Rina : Maaf ya. Kami inget kok. Kami cuma lupa aja kalau kamu ini adik kita ...
Yui : #pundung
Tara : Hieh, dia ngambek..
