hollaaaaa~ ketemu lagi dengan saya, Tenshi No Akai. hehehe... mumpung masih punya waktu buat nulis Tenshi mau nerusin ni fanfic yang tadi, tapi sebelum itu tenshi mau bahas tentang review dari para author-author dan para pembaca sekalian. oke(buka gulungan kertas yang berisi review-review para pembaca #ha? bukannya buka laptop?)

jeng...jeng...jeng~

Hariken yuu-chan: terima kasih atas sambutanya Hariken yuu-chan~, terima kasih juga pujiannya (nangis terharu), tenshi bakalan usahain nulis fanfic yang lebih panjangan. oke arigataouuu~

Nanas RabbitFox: hehehe... maaf, sudah nyebutin nama Nanas RabbitFox-san keganggu ya? arigatou udah nyemangatin Tenshi untuk utsnya makasih juga udah bilang "prolognya keren" oke gamsahamnida~ ^^

aries queenzha: oke, ada juga yang penasaran gimana kehidupan all boboiboys terutama halilintar jadi kakaknya yaya hihihi... oke deh terima kasih buat ganbattein Tenshi untuk utsnya, arigatouuuu~...

bales review sudah, sekarang tinggal baca fanficnya ^^

.

.

.

HAPPY READIIIIING!(teriak pake toa)

.

.

.

kenapa, kenapa... kenapa meski ingin kulupakan tapi tidak bisa?

kejadian itu...

.

.

"CKIIIT...BRUKK..."

.

.

kenapa kejadian itu... gak bisa kulupakan?

.

.

"AYAH! cepat keluar kita menabrak seseorang!"

.

.

kejadian dimana kami bertemu denganmu...

.

.

"CEPAT, BAWA ANAK INI KE RUMAH SAKIT!"

.

.

kejadian dimana aku merasa ini adalah takdir yang mempertemukan kau dengan kami semua...

.

.

"AH! dia sudah sadar. siapa namamu?"

.

.

dan tabrakan tadi, telah menghilangkan semua ingatanmu...terutama namamu...

.

.

"aku, aku tidak ingat... siapa namaku."

.

.

jadi kami semua memberimu nama...

.

.

"kalau begitu kita beri dia nama saja. namamu adalah...!"

.

.

yaya.

.

.

Pagi hari yang cerah tampak tiba-tiba tidak begitu cerah, loh kok bisa? yeaahhh... mana bisa gak cerah, coba aja bayangin pagi yang cerah itu tiba-tiba menjadi mendung gak karuan yang di awali dengan sebuah teriakan yang bisa di sebut teriakan seorang anak remaja yang marah.

dan teriakan itu berasal dari salah satu rumah di kepulauan pulau rintis, naaah~ mari kita flashback aja.

*flashback mode on

.

."naaahhh~ persiapan udah siap, tinggal ngitung mundur...3...2...1...SUMBAT!" seru seorang anak bermata bluesea dengan elitnya menyumbat hidung sang kakak menggunakan kapas yang sudah di celupin ke air sehingga menjadi padat(?)

1 detik

2 detik

3 detik

daaan...

"PUAAAAAAAH...!?" lalu... GUBRAAK! sang kakak dengan tidak elitnya terjatuh dari kasurnya dengan hidungnya dulu yang menyentuh lantai *aduh pasti sakit. "GYAAAHAHAHAHAHAHA... KAK HALI JATUHNYA GAK ELIT BANGET, MASA' HIDUNG DULUAN YANG JATUH KE LANTAI HAHAHAHA..." dan sang adik yang tertawa dengan gaharnya tidak menyadari tatapan mata redblood kakaknya yang sudah seperti 'malaikat pencabut nyawa bermata merah(?)'.

"TAUFAAN..." dengan kalimat tersebut sang kakak yang bernama halilintar sudah bisa membungkam mulut adiknya yang tadinya tertawa menjadi tatapan ngeri. "y,y,ya?" dan adiknya yang bernama Taufan dengan segera menutup mulutnya dan memasang kuda-kuda untuk kabur dari 'terkaman singa yang haus darah' "k,k,kabuuuuur..."dengan cepat Taufan berlari turun ke lantai bawah (semua kamar all boboiboys dan yaya ada di atas semua). "Cih, JANGAN LARI KAU"

Dengan cepat Halilintar 'menerkam' Taufan dan membunuhnya*eiiiits... kok ngelencong. sementara di ruang dapur terlihat dua orang remaja, Gempa yang sadari tadi di dapur dengan Yaya hanya bisa menghela nafas dan mereka terpaksa menghentikan membuat sarapan "kali ini apa yang terjadi" dengan segera menuju ke ruang tengah, ingin melihat apa yang terjadi kali ini dengan Taufan.

sementara itu...

"AAAAAA... PATAH, PATAH KAK HALI, PATAAAAAAAH...!" suara teriakan plus ringisan tedengar mengisi ruang tamu. Halilintar yang tidak mepedulikan erangan kesakitan adiknya terus menarik lengan adiknya ke belakang tapi, "STOP, BERHENTI!" kegiatan tersebut berhenti ketika Halilintar mendengar suara teriakan 'berhenti' dari mulut adik perempuannya. "kali ini apa lagi?" tanya gempa kepada taufan yang sedang memijat pelan bahunya "kak Hali tuh, nafsu banget pengen matahin lenganku, untung gak jadi patah." jawab Taufan cemberut sambil terus memijat bahunya, sementara Halilintar? dari tadi telinganya sudah panas gara-gara mendengar penuturan adiknya itu..

"mencoba berbohong heh? harusnya kamu yang salah nyumbat hidungku pake kapas, emang aku sudah mati apa?"dengan cepat Halilintar membela diri dengan mengatakan fakata yang benar. Yaya yang sadari tadi diam hanya memutar bola matanya dan segera mengganti suasana "sudah berhenti! ini sudah pagi kalian siap-siap dulu sana nanti telat masuk sekolah." Taufan yang ingin beranjak dari duduknya segera di Hentikan oleh Halilintar. "asal aku menonjoknya sekali, aku akan puas." Gempa yang mendengar permintaan adiknya hanya menghela nafas diam, lalu akhirnya mengangguk.

Yaya yang tadi sudah naik ke atas hanya mendengarnya dari atas lalu bergumam 'asal jangan di hidung'. BUAGH..! Yang benar saja, gumaman itu meleset dan Yaya mendengar suara tonjokkan dari bawah yang di susul oleh ringisan yang keluar dari mulut Taufan. Yaya yang mendengar ringisan kakaknya itu hanya memutar bola mata hazelnya dan pergi kekamarnya dengan perasaan cemas.

.

.

.

Di ruang makan mereka sedang menikmati sarapan nasi goreng mereka kecuali, emm... Taufan yang masih mengelus-elus hidungnya yang sudah berwarna merah bengkak tertutup oleh plester yang di pasang oleh Yaya. Halilintar yang sedang menikmati sarapannya hanya melihat Yaya yang sedang menempelkan plester ke hidung Taufan. mungkin dia sudah menonjoknya terlalu keras ditambah sasaran korbannya adalah hidung kali ini. dan mereka melalui sarapan mereka dalam diam, "hari ini giliran siapa yang cuci piring?" tanya Yaya berusaha memecah keheningan. "taufan" jawab Gempa dan Halilintar barengan, Taufan yang udah mau menghilang di balik pintu lantaran mau berangkat sekolah (baca 'kabur dari rumah) tapi gak jadi lantaran kepergok Halilintar dengan tatapan tajam lansung masuk lagi kedalam dan mencuci semua piring di wastafel "tungguin ya" seri Taufan kepada seluruh saudaranya yan sudah bersiap-siap mau berangkat, Yaya yang sedang memakai jaket bergaris pink miliknya hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua kakaknya. setelah semua sudah selesai mereka lalu berangkat sekolah bersama-sama.

.

.

.

mereka bersekolah di sekolah yang sama yaitu SMPN 6 Jember (yeeeeeeeeey... sekolah Tenshi masuk FF) lho, kok? EKHM... maksud Tenshi SMAN Pulau Rintis 2 ^^. maklumlah umur mereka sama semua lantaran lahir cuman selisih 1 menit (all boboiboys: iya tah?) WTF kelas mereka sama, Yaya yang duduk di barisan-1 bangku paling depan dekat jendela, gempa yang duduk di belakangnya, Taufan yang berada di samping Gempa, Halilintar yang duduk paling belakang di pojokan dekat jendela, sementara Ying yang duduk di paling depan barisan ke-2 di depan Taufan.*oke Tenshi capek jelasin tempat singgah para murid -_-

Yaya yang lagi asyik ngobrol dengan Ying tiba-tiba berhenti dan memberi aba-aba hormat lantaran guru sudah masuk kelas dan seorang remaja perempuan seumuran dengannya mengikuti guru dari belakang.

"anak-anak kalian mendapat teman baru nah, sekarang perkenalkan dirimu!" lalu anak baru tersebut memperkenalkan dirinya dengan malumalumau(?) "um...nama saya..." ying yang sadari tadi tidak memperhatikan 'suara ini...' akhirnya ia mengalihkan padangannya ke anak baru itu, lalu terkejut 'd, d, dia... kenapa bisa ada di sini?' Ying yang merasakan amarah dan sedih dari tubuhnya terus saja memperhatikan anak baru itu.

"cepat beri tahu namamu terhadap kawan-kawanmu ini" desak guru dengan lembutnya. "ah, b, baik maaf. nama saya Yuuna, kim Yuuna Ah." anak baru itu terlihat begitu tersenyum malu-malu sambil menundukkan kepalanya "saya berasal dari Korea" #WUIIIIIH KOREA Tenshi minta tanda tangannya dong~ *PLAK artis aja bukan*. "Nah, Kim Yuuna sekarang bisa mengambil tempat duduk di belakang Taufan" kata guru seraya menunjuk bangku kosong yang ada di belakang Taufan. "baik" kata yuuna menunduk malu sambil berjalan ke bangku yang kosong itu. "Yaya, ibu minta tolong untuk mengajak Yuuna melihat sekolah agar dia bisa tahu di mana letak ruangan-ruangan yang lain" kata guru, "baik bu" jawabnya dengan senang hati. "baiklah anak-anak buka buku bahasa inggris halaman 129!"

(bla,bla,bla,bla #Tenshi gak tau gurunya lagi nerangkan apa)

.

.

Bel sekolahpun berbunyi, anak-anak dari kelas lain langsung berhamburan ke luar untuk pergi kekantin sekolah, sebagian juga ada yang menuju perpustakaan terutama Halilintar, ya dia sangat suka pergi keperpustakaan lantaran ingin menyendiri di sana karena menurutnya perpustakaan itu adalah tempat yang paling bagus untuk membuatnya tenang, terkadang dia juga suka membaca komik atau buku mata pelajaran yang isinya angka semua. Sementara itu Yaya menghampiri bangku Yuuna untuk mengajaknya berkeliling sekolah "hai, saya yaya. saya adalah ketua kelas disini dan saya akan mengajakmu berkeliling sekolah." sapa Yaya dengan senyum manisnya. Yuuna yang dari tadi menunduk diam akhirnya megangkat kepalanya malu-malu dan akhirnya mengangguk "i,iya terima kasih." lalu mereka pun berlalu keluar kelas.

"Disana ada ruang laboratorium IPA, dan di sebelahnya adalah toilet dan ruang ganti baju untuk perempuan, lalu di depan kamar mandi itu kantin sekolah..." terang Yaya panjang lebar sementara Yuuna mengikutinya dari belakang. "oh ya, di depan itu ada perpustakaan. di sana fasilitasnya lengkap dan bukunya juga hampir lengkap. nah kalo yang di sebelah itu..." "um, maaf Yaya bisakah aku melihat-lihat di dalam perpustakaan, aku sangat suka melihat-liat buku" tanya Yuuna seraya menunjuk perpustaakan itu dengan rasa ingin tahu. Yaya yang menyadarinya langsung tersenyum dan mengajaknya untuk masuk perpustakaan.

Yuuna yang sudah masuk hanya bisa melongo, gimana gak bisa melongo perpusnya aja bukunya lengkap segunung ditambah ada ACnya lagi#Me: Tenshi nak masuuuk... all boboiboys: (langsung narik belakang baju Tenshi) eiits, mau kemana? sono ngetik FFini sampe selesai baru boleh masuk!# langsung saja Yuuna berjalan kesana-kemari sambil melihat-lihat buku yang tersusun rapi di rak buku. Lalu langkah Yuuna terhenti ketika ia melihat satu buku bersampul hijau yang terletak paling atas rak buku. Saat ia ingin mengambil buku tersebut dengan menggunakan tangga seseorang yang sedang membawa setumpuk buku yang melebihi kepalanya kakinya tengah tersandung dan membuat tangga yang di naiki Yuuna gemetar. Yuuna langsung jatuh saat kehilangan keseimbangan tapi...lho, ko gak jatuh?

.

ternyata...

.

Ada seorang yang menggunakan jaket hitam bergaris merah dan topi bercorak merah#hayoooo... pasti sudah ada yang bisa nebak kan?# tengah memapah tubuhnya dari bawah. Yuuna tidak begitu kenal tapi, rasanya itu teman sekelasnya? ya, benar itu teman sekelasnya yang duduk di bangku paling pojok dekat jendela...

"kamu gak papa?"

.

.

.

Yaya pov.

"duh... harusnya aku gak ninggalin Yuuna di perpustakaan." geram Yaya sambil melangkah cepat. Ia merasa bersalah meninggalkan Yuuna di perpustakaan sendirian lantaran tadi dia disuruh gurunya membawakan setumpuk buku-buku ke ruang kelasnya. Lalu ia mempercepat langkahnya dan sampailah dia di perpustakaan. "eh?". Ia terkejut telah melihat sesuatu yang tidak seharusnya tidak ia lihat.

'Yuuna... dan...'

.

.

'Halilintar?'.

.

'NYUUUT'

'loh kok dadaku sakit ya?'

.

.

.

TBC or END?

.

.

ummm... rasanya FF ini sedikit membosankan ya?

okeeee~ sudah selesai chapter 1nya. oh ya, disini Yaya gak tau kalo dia itu anak angkat terus di FF ini Yaya juga jadi ketua kelas ^^

maafin Tenshi ya kalo mainnya Ying, Gempa, sama Taufan cuman sedikit -_- apalagi Fang belum muncul TT_TT *lansung nyeret Fang #Fang: (pasrahajalahdiseretsampematipunakugakpeduli) okeee~ jangan lupa(langsung nyolong toa di masjid)...

.

.

REVIEW YAAAAA... ^^(puppy eyes)