Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : AU. OOC. Ficlet. NaruHina.
.
.
(1)
"Mas, belahin."
Naruto menatap datar pada buah bulat berduri yang disodorkan Hinata, Sang Istri, tepat di depan wajahnya.
"Bentar lagi Dek, Mas masih capek dan ngantuk setelah berpetualang tadi. Kamu sih ngidam durennya tengah malam buta. Dan ... ini udah jam dua subuh."
"Massss."
"Mas mau ambil napas dulu, Dek. Nutup mata sekitar satu atau dua menitan. "
"Mas, Debay mau durennya dibelah sekarang. Udah ngiler nih."
Kasihan pada Hinata yang terus merajuk, dan takut si Dedek bayi ileran pas keluar nanti. Dengan enggan Naruto bangkit dari sofa, lalu berjalan ke dapur untuk mengambil parang.
Setelah durennya dibelah.
"Nih Dek."
"Nggak ah Mas."
"Lho, tadi katanya ngidam duren? Kok nggak dimakan?"
"Maaf Mas, sepertinya si Debay cuma pengen ngeliat durennya dibelah doang." Hinata nyengir masam, merasa bersalah pada suami yang sudah direpotkannya tengah malam buta.
.
.
(2)
"Ayolah. Jangan mengada-ngada, masa iya kamu ngidamnya begitu?" Naruto khawatir melihat Hinata, istrinya, yang meringkuk marah di sudut sofa ruang tamu. Masih menolak makan.
"Ini bukan keinginanku, Mas. Ini keinginan bayi kita."
"Oh, ya ampun Sayang, apa keinginan ngidamnya nggak bisa diubah? Nggak usah kupat tahu buatan Sakura. Gimana kalau kupat tahu buatan Ibuku atau Mamamu aja?"
"Nggak mau. Pokoknya aku mau makan kupat tahu buatan Sakura!"
"Tapi Sayang, kamu kan belum pernah makan masakan buatan Sakura. Siapa tahu nggak enak. Aku beliin aja ya?"
"Bayi kita maunya kupat tahu buatan Sakura, Mas. Nggak mau yang lain." Hinata hampir menangis.
"Sayang, kamu tahu kan Sakura itu mantan aku?"
Hinata mendelik, "Terus kalau Sakura mantan Mas Naruto kenapa? Mas tersinggung karena aku ngidam kupat tahu buatan dia? Mas nggak mau dia repot ya?!"
"Aduh. Bukan gitu Sayang, jangan salah paham dulu."
"Mas masih cinta ya sama dia?!" Nada suara Hinata meninggi.
"Bukan gitu Sayang. Mas takutnya ... Aduh, gimana ya? Waktu itu kan kami pisahnya nggak baik-baik sayang. Mas takut dia marah, atau gimana gitu. Kalau mendadak Mas muncul di depan dia, dan minta dia buatin kupat tahu untuk istri Mas yang lagi ngidam."
"Tapi Mas, aku benar-benar mau kupat tahu buatannya Sakura," Hinata mengusap perutnya lesu, "kasihan. Anak kita nanti pasti ileran. Yang sabar ya, Nak."
Naruto menatap istrinya sebentar, dia kemudian mendesah frustrasi. Menyambar ponselnya di atas meja. Dia mencari nomer Sakura.
.
.
Sakura menatap ponselnya dengan ekspresi dongkol.
"Ini mantan sedeng lagi kena amnesia ya? Udah tahu dari dulu gue nggak bisa masak. Malah minta dibuatin kupat tahu, buat bininya yang ngidam."
.
FIN
