Sea

Disclaimer : Vocaloid © Yamaha, Crypton

Warning : Diksi hambar, typo, deathchara (maybe?), shortfic

bagaimana dengan mereka yang menghilang?

.

.

.

One

Sapuan warna perlahan merambat melapisi kanvas putih tersebut, sesekali Yuuma mendesah frustasi disaat tak menemukan warna yang sesuai—sebelum akhirnya memutuskan untuk mencampur dua warna atau lebih.

'Lukisan ini harus selesai!'

Kalimat tersebut terus berputar-putar dikepalanya, juga pantulan wajah gadis berambut pirang yang tersenyum manis sambil membisikkan 'terima kasih'.

Ah, sepertinya sang otak pun ikut berusaha menyemangati pemilik surai merah muda tersebut, membuatnya kembali tersenyum dan menggerakan kuasnya—

"YUUMA! Rin terjatuh ke laut!"

—dan mempertemukan benda mati tersebut dengan tanah.

Two

Yuuma masih ingat saat ia berlari menuju tepi pantai ketika mendengar teriakan yang dilantunkan Kaito. Ia juga ingat saat ia menemukan Kagamine Len—kekasih Rin yang tertunduk disana.

"Seharusnya aku tidak membiarkan Rin pergi sendiri…."

"Padahal aku masih melihat senyum Rin tadi pagi."

Dan tanpa Yuuma cegah, pandangannya mulai tertutupi oleh laut.

Three

Hari ketiga, karangan-karangan bunga mulai membanjiri rumah Rin. Hampir semua orang telah berhenti berharap—berharap bahwa Rin masih bernafas dan tengah menanti mereka disalah satu tempat.

Dan Yuuma tergolong kelompok minoritas yang masih mengganggap Rin hidup—

"Berhentilah berharap, Yuuma. Laut saja sudah berhenti bergejolak, jika Rin masih hidup bukankah laut akan mengembalikannya?"

—walaupun 'hukum alam' telah terlihat.

Four

Hari keempat, kelompok minoritas perlahan mulai berkurang. Tim pencari pun mulai menyurutkan aktivitasnya. Beberapa orang mulai berani berbicara—tentang bagaimana dan alasan Rin bisa 'termakan' oleh laut.

"Dia pasti bunuh diri! Mana mungkin ada orang yang nekat pergi didekat batu karang pendek tersebut , jika ia masih sayang nyawa?"

"Tapi Rin-san kan tidak memiliki alasan untuk itu!"

"Kudengar dia dan kekasihnya itu bertengkar, ia juga tidak lagi memiliki orangtua."

Yuuma berusaha menutup kedua telinganya, menulikan berbagai macam tudingan yang semakin membuat logikanya bergejolak untuk menyatakan gadis itu telah tiada.

Five

"Yuuma, Len menyatakan perasaannya padaku!"

"Yuuma, hari ini Len mengajakku berkencan~"

"Yuuma, lihat gelang ini bagus kan? Len yang memberikannya untukku~!"

Hari kelima, Yuuma mendengar suara Rin—melantukan kesenangan dengan topik yang selalu sama—Kagamine Len.

Six

"Yuuma, kalau aku 'pergi' jangan nangis ya!"

Hari keenam, indera penglihatan dan pendengaran Yuuma bekerja sama menyajikan senyuman dan suara manis Rin.

(Dan Rin masih belum juga ditemukan).

Seven

Hari ketujuh, kelompok minoritas perlahan menghilang—menyisakan Yuuma dengan harapan besarnya akan Rin.

A Little Piece

"Yuuma, pernah dengar ini nggak? Katanya saat tubuh seseorang terjatuh ke laut, laut pasti akan bergejolak berusaha mengembalikan orang itu kedaratan!"

"Hah?"

"Iya! Karena kata orang laut itu bersih, sedangkan manusia itu kotor. Jadi laut tidak akan mau menerima manusia dan akan selalu mengembalikannya!"

"Bagaimana dengan mereka yang tidak ditemukan?"

"Mungkin mereka itu seperti kanvas putih, belum tercap oleh warna apapun! Makanya laut tidak ingin mengembalikan mereka!"

Sebulan berlalu, harapan Yuuma berganti arah.

END

Dimulai dengan ketertidakjelasan berakhir dengan ketertidakjelasan juga /SLAP


Sejak dengar 'hukum laut', jadi kepengen ngetik drabble ini X3! Udah lama pengen coba bikin YuumaRin dan baru kesampaian sekarang :'3 (eh, ini YuumaRin bukan? /SLAP).

Ah, sudahlah saya gak mau rumit-rumit /?

Selamat membaca~! :D