Title bab 1: Ide?

Warning: Bab ini masih aman...

Summary: Balthazar lagi bosan dan ide busuk muncul. Situasi cerita dimulai dari setelah Season 6 episode 16 "...And Then There Were None".

Disclaimer: Karakter Balthazar dan segala sangkut paut nama-nama karakter dari acara televisi Supernatural yang tersebut dibawah bukan kepunyaanku. ~_~" *hiks*


Ini dimulai ketika Balthazar sedang benar-benar bosan.
Beberapa hari ini jadwalnya kosong mlompong dan setiap hari kerjaannya terlalu santai semacam cowok bujangan gitu deh. Menikmati hari-hari orang kaya dan ber-golf ria, belanja dan tamasya, main-main ke klub elite, tebar pesona pada para wanita manusia... Ya, habis mau bagaimana lagi?

Sebenarnya, kalau sebenarnya memang mau dan niat sok sibuk sih bisa-bisa saja. Masalahnya, ia bukan tipe malaikat yang hobi turuti tata krama aturan perundang-undangan surga yang salah satu pasalnya bertulis "harus mencintai manusia".

Ya, cinta.

Dan contoh saja si selebritis para malaikat yang semenjak 1 tahun terakhir terkenal punya situasi kompleks "aku melakukan semua ini untukmu, demimu". Tahu kan siapa yang punya pendirian sebegitu teguh untuk yang tersebut 'cinta' demi dan bagi satu orang manusia ini...? Bahkan sampai-sampai pernah berpaling dari sang Pencipta sendiri. Heboh, kan? Padahal acara 'perjodohan' itu seharusnya berawal dari tugas yang mudah...

Menjaga.

Pokoknya tidak deh. Amit-amit kalau sampai jadi seperti si Cassy. Kalaupun sampai kejadian, ia sih tak mau berujung pada manusia yang berkelamin sama dengan pilihan tubuhnya sekarang.

Nah, tepat para malaikat tertinggi lagi rusuh akibat tak ada lagi komando dari si Michael dan komando tertinggi, yaitu Tuhan. Bagus lah, pastinya kalau satu malaikat rangking standar sepertinya lepas dari kesatuan kompi berisi 50.000 malaikat dari jejer ribuan kompi-kompi yang ada, tentu takkan ada yang mencari.
Jadi ya... sekalian saja gunakan kesempatan dalam kesempitan dan bawa barang-barang pajangan keren seperti Tongkat Musa, Kotak Pandora, Tabut Perjanjian, wah... banyak banget pokoknya.

Dan beginilah akhirnya.

Meski sudah jadi buronan surga tingkat B, si Raphael lagi sibuk urusi Cassy yang tingkat S. Lalu si Cassy sendiri juga lagi sibuk urusi Purgatory sampai mojok-mojok di pojokan entah di belahan bumi mana yang ternyata barengan sama si Crowley. Kemudian Purgatory malah-malah sudah keluarkan ibu dasyat dari segala ibu dengan rencana bikin bumi menjadi dunia tempat tinggal para monster.
Wah... seterusnya sudah deh. Yang jelas, itu bukan urusannya.

Kini, ia baru pulang dari jalan-jalan ke Paris dan merenung santai dengarkan berita gosip para malaikat sambil nonton televisi ditemani segelas anggur merah di tangan kanan.
Mau ide apa lagi ya... dan rumah sepi total dari para pembunuh bayarannya si Raphael. Terus... kakak beradik Winches- Oh ya!

Benar juga.

Habiskan isi dan letakkan gelas di atas meja, lalu berdiri dari sofa dengan senyum-senyum nakal.

Seminggu lalu ketika ia buang kedua pemburu gila itu ke dunia lain, dengar-dengar dari cerita si Cassy... mereka berada dalam kehidupan dua aktor douchebag bintang film serial televisi 'Supernatural'.
Heh, seperti ia sendiri tak pernah dengar judul novel 'Supernatural' serupa... uh, siapa tuh yang nulis? Ya-ya, kalau tak salah nama aslinya Chuck- eh, kemana ya itu manusia? Ah, perduli setan.

Nah, kalau mau bahas tentang kisah-kisah sebelumnya semenjak pertemuan pertama dengan kakak beradik Winchester di rumah ini... yang paling menarik perhatiannya adalah Dean. Ia paling suka bikin ribet si sulung Winchester soalnya mudah saja. Di saat kalut segenting dan seputus-asanya itu bocah, otaknya masih tak tertebak. Ada saja akal aneh buat bawa dirinya dan adiknya tercinta keluar dari masalah.
Coba masih ada si Sam yang kehilangan jiwa...

Ia menghela panjang.

Percuma juga. Yang namanya Sam Winchester antara punya jiwa atau tak berjiwa, tetap saja akhirnya masih manggut-manggut penuh dengan segala keputusan Dean. Dan semenjak jiwanya baru dipungut dari neraka, Sam yang sekarang malah semakin mirip anak anjing. Terlalu penurut, terlalu manis, terlalu sabar, terlalu tenang. Ngamuknya kalau kakaknya ditoel-toel atau terkapar oleh musuh.

Seharusnya... Sam sekali-kali harus memimpin tim dong. Ya, kan?

Balthazar langsung bua-hahaha begitu bayangan rencana busuk muncul.
'Ini pasti menyenangkan.' Ujarnya dalam hati sambil teleport ke bunker pribadi dan bongkar-bongkar stok gudang bahan-bahan langka.

TBC...


A/N:

Oke, ide cerita ini muncul karena sifat Balthy yang suka iseng sejak episode 11 "Appointment in Samarra", terus gara-gara ada episode 15 "The French Mistake" jadi muncul gaya isengku sendiri buat Dean. Saya memang jahat~

Terus... Balthy sebut Castiel jadi "Cassy", sudah tersebut kan selama season 6.

Makasih buat yang mau baca. *Hugs* Kalau bisa mohon review dan kritik juga sarannya ya. Biar daku bisa baguskan level nulisku~