swaggysuga presents…

.

.

.

The Postponed Victory

Cast: all BTS member, Bang PD, etc.

Cast punya Tuhan dan keluarganya!

Yaoi / T / Yoonmin

slight!Vkook, Namjin. Crack!Yoonseok

Enjoy!

.

.

.

"Maaf, kami tidak bisa menerima kalian menjadi trainee kami."

Ketujuh pemuda itu berpandangan. Lagi? keluh mereka dalam hati.

"Tapi… apa kekurangan kami sebenarnya?" Namjoon buka suara.

Wanita keturunan Taiwan dengan nama Mandy Wei itu menghela nafas. "Genre musik kalian. Terlalu Amerika."

"Alasan konyol macam apa itu?" Yoongi membelalakkan matanya yang mungil, terkejut mendengar penuturan Mandy.

"Masyarakat Korea belum bisa sepenuhnya menerima musik dengan genre seperti ini. Saya pribadi sangat kagum dengan karya kalian, namun maaf, kami tidak bisa menjamin kesuksesan kalian bersama kami."

Alasan seperti itu rupanya tidak bisa sepenuhnya diterima oleh ketujuh pemuda itu. Yang benar saja, mereka sudah mengorbankan banyak biaya, waktu, bahkan pendidikan untuk memproduksi album demo mereka. Namun sudah lima production house yang menolak mereka, dengan alasan yang hampir serupa; musik mereka terlalu Amerika dan sulit diterima telinga orang Korea.

Merasa tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan, mereka berterima kasih kepada sang perwakilan dari production house kelima yang menolak mereka dan melangkah keluar gedung dengan langkah gontai.

Jimin mengusak rambutnya. "Huuuh… rasanya aku butuh lima botol soju."

"Jangan gegabah, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Kita harus tetap berjuang," hibur Seokjin.

"Tidak dapat diterima orang Korea? Memangnya mereka pikir kita hanya ingin bermusik di Korea? Kalaupun bisa, lebih baik mencoba peruntungan di Amerika saja sekalian," Hoseok mengeluh kecewa.

"Udah, udah. Gimana kalau kita mampir dulu ke kedai tteokboki? Biar aku traktir."

Biasanya traktiran Taehyung yang ditawarkan dengan nada ceria itu membuat mereka kembali semangat, namun sekarang mereka benar-benar tidak ingin ditraktir apa-apa. Mereka hanya butuh diterima oleh salah satu production house untuk album mereka, dan sudi menerima mereka sebagai trainee.

Tidak ada satupun dari mereka yang merespon ucapan Taehyung, membuat titisan alien itu akhirnya kembali terdiam, ikut hanyut dalam kesedihan.

Hari sudah mulai senja. Mereka terus berjalan, sampai lampu merah membuat mereka berhenti. Mereka memandangi mobil yang berlalu lalang dengan lesu. Akhirnya mereka sampai di halted an menaiki bus sampai ke tujuan rumah kontrakan sederhana mereka.

Dengan lemas mereka mengambil tempat di sofa butut yang terletak di ruang tengah, sisanya duduk di karpet yang tak kalah butut karena jarang di laundry. Demi menghemat pengeluaran, katanya.

"Hey."

Mereka menoleh pada sumber suara. Namjoon.

"Kenapa Namjoon?"

"Rasanya aku muak dengan semua ini," keluhnya. "Uang kita sudah habis banyak, waktu kita juga. Apalagi kau, Jungkook. Kau seringkali tidak masuk sekolah karena kelelahan setelah rekaman semalam sebelumnya. Kalian juga," tunjuknya pada Jimin, Taehyung, Yoongi dan Jungkook. "Kalian sudah pergi jauh dari keluarga, dan apa yang kita dapatkan?"

Mereka semua menunduk. Namjoon benar. Mereka sudah mengorbankan banyak hal untuk karier bermusik mereka, hanya saja hasilnya nihil.

"Begini saja, gimana kalau kita taruhan?"

Mereka menoleh kepada Hoseok yang balik memandang mereka dengan tatapan waswas, seolah ragu idenya akan diterima atau tidak.

"Kita tawarkan album kita sekali lagi kepada production house lain. Kalau kita ditolak lagi… kita bubar."

Jimin terhenyak. "Apa-apaan?! Kurasa hyung sudah gila."

"Aku setuju."

Mereka menoleh kepada Namjoon yang menyetujui ide tersebut.

"Satu suara dengan Namjoon," susul Seokjin.

Keempat sisanya hanya terbengong-bengong.

"Kupikir itu ide paling gila yang pernah ada. Kalian adalah hal yang berharga bagiku, hyung…" Jungkook berkata pelan.

"Mungkin kita sedang kurang beruntung, memangnya tidak bisa menunggu sebentar lagi? Ayolah…" rajuk Taehyung.

Yoongi menggenggam erat lengan sweater Jimin. Tampak jelas bahwa ia khawatir. Meskipun mulutnya sepedas cabe, namun ia tak mampu berkomentar untuk hal seperti ini. Ia tak sanggup jika harus berpisah dengan keenam sahabatnya…

…terutama Jimin.

Ya, diam-diam pemuda pemilik senyum manis itu sudah menempati hatinya secara spesial. Perhatiannya, kelembutannya, ketulusannya dan segala sikap manisnya telah meluluhkan hatinya yang sekeras batu. Ia bahkan tak sanggup membayangkan jika lelaki itu harus berpisah darinya, meskipun hanya sementara waktu.

Seolah mengerti kekhawatiran Yoongi, Jimin menggenggam tangan Yoongi erat. Ia tak tega saat mendapati tangan Yoongi gemetaran. Diusapnya tangan lelaki pucat itu dengan ibu jarinya pelan, berusaha menenangkannya.

"Kami pikir kami butuh waktu untuk berpikir, Namjoon hyung."

Namjoon mengangguk. "Aku pun sebenarnya tidak mau, tapi mengingat pengorbanan kita yang mendapatkan balasan seperti ini… rasanya tidak adil untuk kita."

"Keputusanku sudah bulat, namun aku setuju kalau kita harus memberi mereka waktu," timpal Seokjin yang diamini oleh Namjoon dan Hoseok.

"Terimakasih, hyung."

"Sekarang kalian istirahatlah. Aku akan memasak makan malam. Kau mau membantuku, Hoseok?"

Hoseok mengangguk dan mengikuti Seokjin ke dapur kecil mereka. Mereka akhirnya bubar. Namjoon beranjak ke kamarnya, sedangkan Jungkook dan Taehyung beranjak ke teras depan.

"Mau kemana kalian?" tanya Yoongi kepada duo gila itu.

"Sevel hyung, cari WiFi gratis," jawab Jungkook sambil nyengir.

"Cih, dasar fakir WiFi. Jangan download video yang aneh-aneh!"

"Yak! Kau pikir kami mesum sepertimu?!" Taehyung tidak terima.

"Kau memang tidak mesum sepertiku, tapi kau lebih mesum, pabo! Dan jangan apa-apakan Jungkook! Jungkook, jaga dirimu!"

"Akan kupertimbangkan, hyung!" sahut Jungkook.

"Yak! Dasar kalian sama saja!"

Teriakan terakhir Yoongi membuat tawa mereka berdua meledak. Jimin terkekeh geli sambil memainkan surai mint Yoongi. Ia menepuk pahanya, memberi kode agar Yoongi berbaring di atasnya. Dengan senang hati Yoongi menurutinya, menyamankan posisinya di sofa dengan kepalanya di atas paha Jimin. Bantal favoritnya.

"Sudahlah hyung, mereka kan sudah dewasa. Jungkook pasti bisa menjaga diri."

"Jungkook pasti terayu oleh si gombal Taehyung. Lagian, anak macam apa sih si Taehyung itu?! Dasar alien otak udang," gerutunya.

"Memangnya alien punya otak?" tanya Jimin bermaksud membuat Yoongi tambah jengkel.

"Tidak tahu, memangnya aku peduli?!"

Jimin kembali tertawa. Yoongi yang judes selalu membuat harinya makin berwarna. Menurutnya, sifat judes Yoongi membuatnya terlihat unik, dan sudah menjadi tugas Jimin untuk memadamkan api membara di otak Yoongi.

Yoongi masih menikmati belaian Jimin di rambutnya. Ia membalikkan kepalanya, memandang netra Jimin yang sedang menatapnya lembut.

"Jiminie…"

"Hm?"

"Gimana kalau kita benar-benar terpisah?" lirih Yoongi.

Jimin dapat menangkap kesedihan yang tergambar jelas di mata Yoongi. Baginya, kesedihan Yoongi adalah miliknya juga. Ia tak suka melihat hyung kesayangannya itu sedih.

"Jika ada pertemuan, maka akan ada perpisahan, cepat maupun lambat," Jimin menunda omongannya, mencari kata-kata yang tepat. "Aku akan sering-sering datang menemuimu ke Daegu."

"Tapi rasanya pasti akan berbeda, Jimin. Aku sudah terlalu terbiasa berada bersama kalian setiap hari."

"Yah… mau bagaimana lagi? Kalau dipikir-pikir, apa yang dikatakan Namjoon hyung ada benarnya. Kita sudah sangat banyak berkorban, dan mungkin keberuntungan kita bukan disini."

Yoongi tertawa miris. "Aku akan memikirkan itu… mungkin nantinya aku akan kerasan tanpa keributan kalian," dan tanpa kehadiranmu, batin Yoongi.

Jimin mengukir eye smile-nya, yang selalu memesona Yoongi.

"Tidurlah hyung. Hyung pasti lelah."

Yoongi mengangguk, kembali menyamankan posisinya di atas paha Jimin. Ia bergelung seperti siput dan memejamkan matanya, berusaha melupakan kebimbangannya sementara dan menikmati waktu bersama lelaki pujaan hatinya.

TBC

.

.

.

HAAAAH… AKHIRNYA BISA MENELURKAN FF :'''')

Setelah sekian lama cerita ini ngeganjel di kepala akhirnya di'debut'kan juga! Maaf kalo ceritanya kurang greget. Sumpah baru sekali nih nulis ff *bikin tumpeng

Sebenarnya gue mau bikin ff Taekook dulu, tapi ada yang request Yoonmin jadi ya bikin Yoonmin dulu.

Eps selanjutnya momen Yoonmin pasti lebih sedap, I promise you!

R&R please J