Summary : Kelas Ichigo akan mengikuti lomba drama antar kelas dalam rangka Karakura High School Anniversary yang ke-50. Ichigo menjadi Cinderella? Mind to R&R ?

Disclaimer : Ai dah sembah sujud sama bang Tite, tapi tetep ga di kasih T.T

Warning : Gaje, OC, OOC, Typo, abal-abal, bahasanya antara baku n ga baku (mohon maklumi, Ai kurang bisa kalau semuanya di buat ga baku)

A/N : Fic ini Ai buat atas request dari Aya-nee. Sebenarnya Aya-nee requestnya fic ichiruki yang bergenre humor, tapi, mohon di maklumi, kalau fic ini ga lucu, soalnya humor adalah kelemahan Ai.

~Cinderella, New Version~

Chapter 1 : Heroine? Aku?

Pagi yang cerah di musim gugur. Daun-daun kering berguguran menghiasi pemandangan kota Karakura. Seperti biasa, siswa siswi Karakura High School menjalani hari-hari mereka dengan belajar di sekolah kebanggaan mereka itu. Salah satunya adalah Kurosaki Ichigo.

Ia berada di kelas 2-1 yang saat itu sedang dalam pelajaran bahasa. Gurunya sudah pasti Misato Ochi-sensei. Entah kenapa wali kelas Ichigo selalu saja Ochi-sensei. Udah takdir kali ya?

Dan seperti biasa juga, guru yang satu ini selalu bersikap santai. Cara mengajarnya pun santai, tidak ada beban. Sungguh guru idaman XDD

"Yosh! Perhatian, minna! Pentas seni dalam rangka Karakura High school Anniversary nanti akan di adakan lomba drama. Tiap kelas akan ikut berpartisipasi dalam lomba ini. Karena itu, kelas kita juga akan ikut. Nah, apakah ada yang punya ide kita akan drama apa?"

"Romeo & Juliet!"

"Snow White!"

"Alice in the wonderland!"

"Opera van java! *?*"

Siswa siswi kelas 2-1 itu begitu bersemangat memberikan ide-ide. Tapi bagi Ochi-sensei, semuanya itu sudah standard. Terlalu sering dipentaskan.

"Hmm tidak adakah ide yang lain? Semua dongeng itu sudah biasa kita lihat, tidak begitu menarik perhatian lagi." Ujar Ochi-sensei.

"Anoo…"

Semua mata akhirnya memandang ke asal suara itu, yaitu Rukia.

"Ya, kau ada ide, Kuchiki-san?"

"Bagaimana kalau drama Cinderella, tapi semua pemainnya siswa laki-laki."

"Hmm….jadi kita ubah di pemainnya, ya. Kalau pemainnya pria, pasti beda. Ok deh! Ide yang bagus Kuchiki-san! Tapi kenapa kau pilih Cinderella?"

"Karena cerita Cinderella itu kebanyakan perannya kan wanita, jadi kita hanya perlu mengganti peran wanita itu dengan dimainkan oleh pria. Lagipula, adegan romance yang seharusnya di lakukan oleh pria dan wanita, kalau kita ubah akan menjadi pria dengan pria, pasti lucu."

"Brilliant! Kau benar-benar hebat, Kuchiki-san! Baiklah, yang tidak setuju dengan ide Kuchiki angkat tangan!"

Ai : Ternyata ga ada yang angkat tangan! Wah, Rukia-nee, kau memang hebat!

Rukia : ehehehe thanks

"Ok, sekarang akan aku buat daftar peran-perannya. Setelah itu akan kita undi peran-perannya untuk kalian. Ladies! Tolong bantu aku, ya!"

"Baik, sensei!"

15 menit kemudian~

"Yoi para gentleman! Dengarkan baik-baik! Kalian akan ibu absent satu persatu, lalu kalian ambil 1 kertas dari kotak ini. Didalam kertas itu ada nomor yang merupakan peran apa yang akan kalian dapatkan. Kalau begitu, kita mulai dari Keigo! Cepat ambil!"

"Ok sensei!"

Dengan semangat api yang membara, Keigo segera melesat menuju meja Ochi-sensei dan mengambil 1 kertas. Setelah selesai, dilanjutkan dengan siswa laki-laki yang lainnya.

5 menit kemudian~

"Hei kalian para pria! Sudah dapat semua, kan?"

"Iya!"

"Kalau begitu kita mulai saja penentuan perannya. Ah, aku lupa bilang. Pemimpin dalam drama kita kali ini adalah Kuchiki. Naskahnya juga Kuchiki yang buat. Jadi kalian harus menuruti apa katanya, ya! Nah Kuchiki, ayo bantu aku."

"Hai!"

"Ayo kita mulai penentuan perannya. Siapa yang dapat nomor 1?"

"Aku, sensei!" seru Miyagi Tetsuo.

"Hmm….peranmu adalah…Ibu tiri! Tolong di tulis, ya Kuchiki. Yang menjadi ibu tiri adalah Miyagi-kun."

"Iya." Rukia pun mulai menulis nama-nama siswa serta perannya di papan tulis.

"Selanjutnya, siapa yang mendapat nomor 2?"

"Aku! Aku! Aku!" teriak Keigo.

"Pasti aku menjadi pangerannya, kan?" sambungnya.

"Wah, saying sekali Keigo. Kau menjadi kakak tiri kedua, yang gendut itu loh….."

"WHAT? Eww…. Kenapa kakak tiri, sih…."

"Sudahlah, jangan protes. Semuanya sudah di tentukan, tidak bisa diganggu gugat *mang pengadilan*

"Lanjut! Nomor 3!"

"Saya, sensei!" kali ini Ishida.

"Oohhh…. selamat ya, Ishida! Kau mendapat peran pangeran!"

Kelas pun menjadi ricuh *karena Keigo*. Ada yang memberi selamat, ada yang iri, ada yang tidur (Ichigo), ada yang diam sepuluh ribu bahasa (Chad), ada yang sms-an (Mizuiro), ada yang garuk-garuk pantat *?*, ada yang ngupil *eww* dll.

~Skip aja sampe nomor 10!

"Siapa yang dapat nomor 10?"

"Hmm" hanya itu reaksi dari Chad, tanda kalau dialah yang memiliki nomor 10.

Ochi-sensei terdiam sejenak. Ia memandangi Chad dan daftar peran yang dia pegang bergantian.

"Ada apa sensei?" Tanya Rukia yang bingung.

"Eee…tidak, itu..perannya Chad adalah….."

"Apa? Sensei lama, nih!" keluh Keigo yang ga sabaran.

"Peri."

Satu kata itu berhasil membuat kelas 2-1 benar-benar dilanda kesunyian. Karena terlalu sunyi sampai-sampai suara jangkrik pun terdengar (woi…..mang ada jangkrik ya di musim gugur?)

"Eerr sensei, apa sensei yakin akan memberikan peran peri pada Sado-kun?" Tanya Ishida sambil bersweatdropped.

"Hmm bagaimana, ya….peri di cerita ini kan kecil, mungil, imut, manis…. Chad terlalu besar. Peri ini juga banyak bicara. Sepertinya tidak cocok dengan Chad."

"Sensei, ganti saja perannya."

"Hmm….menurutku Chad kurang pas berakting. Sensei, bagaimana kalau Chad bantu bagian setting panggung?" saran Rukia.

"Benar juga, ya…. Chad, kau mau tidak membantu setting panggung?"

"Tidak masalah."

"Ok, kita lanjut ke nomor selanjutnya! Nomor 11!"

"Saya, sensei." Akhirnya Mizuiro berhenti ngetik-ngetik sms.

"Ok, Kojima, kau mendapat peran pengawal pangeran. Selanjutnya!"

Skip sampai nomor 20~

"Nomor terakhir! Siapa yang punya nomor 20?"

"….."

"Siapa yang dapat nomor 20 angkat tangan!"

"…."

"WOIII! NOMOR 20!"

"Grookkk"

"?"

"Suara siapa, tuh?"

"Ahh! Kurosaki-kun tidur, sensei!"

"Haah…. Dasar bocah sableng" *author di gampar Ichi*

"Sensei! Ichigo yang punya nomor 20!" teriak Keigo.

"Hmm? Kurosaki? Wah wah…ini luar biasa namanya."

"Emangnya kenapa?"

"Yah, soalnya nomor 20 itu perannya jadi Heroine."

"….."

Krikk krikk krikkk

"GYAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!"

Dalam sekejap tawa di kelas 2-1 pecah. Semuanya tidak ada yang menyangka kalau seorang Kurosaki Ichigo mendapatkan peran sebagai heroine.

Karena terganggu dengan suara berisik yang tidak jelas, akhirnya Ichigo pun terbangun. Sambil menggosok-gosok matanya yang masih mengantuk, Ichigo melihat keadaan sekelilingnya. Dilihat teman-temannya tertawa geli (kecuali Keigo dan Tatsuki, mereka berdua tertawa sampai guling-guling di lantai). Rukia terlihat inign sekali tertawa sekeras-kerasnya, tapi karena ingin menjaga image good girl, ia menutup mulutnya dan menahan tawanya. Ishida hanya bersmirk ria. Orihime hampir tidak bisa menahan tawa yang akan meledak. Bahkan Chad pun kesulitan untuk tidak tertawa!

Bingung dengan keadaan teman-temannya, akhirnya Ichigo pun bertanya,

"Ada apaan, sih?"

"Kau benar-benar tidur, ya, Kurosaki?" kata Ishida. Terdengar nada menyindir dari suaranya.

"Oh, maaf, aku ngantuk banget, jadinya ya ketiduran, deh. Kenapa pada ketawa?"

"BWAHAHAHAHA! " Keigo dan Tatsuki benar-benar ga bisa berhenti ketawa.

"Kenapa, sih? Aneh banget deh lo berdua?"

"Hihihihi sekarang lo bisa bilang kita-kita aneh, tapi kalau lu tahu apa yang kita ketawain, lu bakalan yang aneh." Kata Keigo sambil berguling-guling di lantai.

"Hahahaha iya, bener banget!" sambung Tatsuki yang memegangi perutnya karena terlalu asik tertawa.

"Hah?" Ichigo yang masih belum mengerti hanya bisa memasang tampang bloon n cengo *author dibankai Ichi*

"Kurosaki! Selamat ya! Kau mendapatkan peran heroine!" seri Ochi-sensei yang juga ikut tertawa.

"He—heroine? Itu berarti…."

"Tepat sekali! Kau mendapat peran sebagai Cinderella!"

"WHAT THE HELL!"

TBC

Ohohohoho selesai juga

Tadinya Ai mau buat ini jadi oneshot. Tapi waktunya ga cukup… akhirnya AI jadikan multichip, deh

Tapi cuma sekitar 3 chapter, kok

Aya-nee! Bagaimana? Bagus, ga?

Gomenasai kalau hasilnya ga memuaskan….di chapter berikutnya Ai akan berusaha membuat humor…

Oc deh

Ga usah banyak cincong

~Review Please~