Ohayo. Konniciwa. Kombanwa
Sayaaa bikin lagi meski riviewnya dikit tapi terimakasih untuk yang telah meriview.
Padahal fic di fandom sebelah belon selesai malah bikin lagi -_- .
Ada yang ngira kalo gray itu meninggal ya?
Haha gak kok. Gak tega saya. Masa chara favorit saya meninggal.
Udah ah... Happy reading
Sequel of kristal es
1. One years
1 tahun telah berlalu sejak fairy tail kehilangan anggota keluarganya. Meski semua sedih mereka tetap melanjutkan aktifitas mereka. Namun kesedihan tetap lah ada. Apalagi untuk erza, kehilangan orang yang menjadi temannya sedari kecil, bukanlah hal yang menyenangkan.
Sejak ia kehilangan gray dia selalu menitikan air mata ketika melihat natsu yang bertengkar dengan gajeel. dia teringat sosok gray yang selalu bertengkar dan membuat kerusuhan di guild. Namun air mata itu selalu dihapusnya sebelum seseorang melihatnya.
Kristal es yang menjadi misi mereka pun tidak diserahkan ke klien sekarang kristal itu dijadikan kalung yang selalu melekat di leher erza.
Selama setahun ini pula erza selalu mencari cara untuk membebaskan sihir itu meski master telah berkata bahwa tidak ada cara untuk membebaskan gray. Namun erza tetap yakin pasti ada cara untuk melakukannya.
Hari ini ia akan melakukan misi bersama natsu dan yang lain. Namun bedanya, tak ada orang yang lupa memakai baju dan melemparkan komentar sinis saat natsu mabuk kendaraan.
Kali ini mereka mengambil misi untuk mengambil buku kuno. Di sebuah bangunan bersejarah sihir.
Perjalanan untuk ketempat buku kuno ini memakan waktu cukup lama sekitar 5 jam menggunakan kereta dan berjalan melewati hutan rimba beserta makhluk buasnya.
"Erza... Masih jauh kah tempatnya?"
"Diam lah natsu"
Dalam perjalanan mereka hanya natsu dan happy yang mengisi suasana dengan canda, dan yang lain hanya mencari bangunan bersejarah itu. Sedikit susah memang karena bangunan itu hanya sebuah rumah kecil namun memiliki sihir yang kuat.
"Kalian bersiaplah ada monster yang menyerang" titah sang titania mewanti-wanti.
GROAARRRRR...
"Kemari kau! Karyu no hoko"
"Requip"
"Sagitarius"
"Moshi-moshi"
"Tenryu no hoko"
Melihat ada monster yang menghadang. Mereka langsung menyerang tanpa ampun. Apalagi si dragon salyer api yang selalu berlebihan, menghajarnya tanpa ampun. Namun selalu terasa ada yang kurang. Ya... Biasanya akan ada serpihan-serpihan es yang mewarnai penghacuran monster yang menghadang mereka.
Disaat ini lah erza akan merindukan sosoknya. Sosok yang hampir sama berisik dan berlebihannya dengan natsu. Namun menjadi sosok yang menghangatkan hatinya.
Setelah monster hancur babak belur serta gosong disana sini. Mereka melanjutkan perjalanan ke bangunan kuno.
Setelah seharian berjalan mereka memutuskan untuk tidur dan beristirahat. Memang misi ini tidak sulit. tetapi karena hanya ada informasi bahwa bangunan itu ada di hutan yang dikelilinginya seharian. Membuatnya sulit untuk dicari.
"HAAAAHHHH... DIMANA SIH BANGU..." sebelum natsu menyelesaikan kalimatnya sebuah bukulan mendarat di kepalanya.
"ittaiii..."
"Jangan teriak-teriak natsu"
"aye"
Melihat temannya yang selalu berteriak-teriak dan mendapat pukulan telak dari sang titania membuat lucy dan yang lain hanya sweatdrop. Namun lucy tau meskipun erza menyembunyikan kesedihannya kepada gray dari teman-temannya. Erza memang orang yang kuat. Melihat erza yang hanya diam namun ia tahu bahwa dimatanya terdapat kesedihan yang mendalam. Lucy hanya berpandangan dengan wendi dan tersenyum.
Hari telah menggelap. Mereka tidur di gua dalam hutan dan bergantian sip berjaga dari monster-monster hutan setiap 2 jam sekali.
Untuk giliran pertama erza lah yang berjaga. Selama 2 jam ia harus melindungi teman-temannya. Ia tak mau membangunkan mereka. 1 jam ia telah berjaga, namun tak ada monster yang menyerang. Selama berjaga ia memikirkan sosok gray sahabatnya. Dan selalu memeluk kristal es yang menggantung dengan lembut di lehernya. Ia merasa bahwa kristal es itu adalah gray. Dan memang gray ada didalam sana. Sesaat ia mengenang gray yang akan melarangnya berjaga terlebih dahulu.
Flash back :
"Tidurlah dulu erza. Pulihkan dirimu. Biarkan saja flame head yang berjaga"
Senyum tipis mengembang di bibir erza. Entah mengapa, Ia senang mendapat perhatian dari gray.
"Tak apa tidurlah."
"Tidak, aku akan menemanimu"
"Huh..."
Tak berapa lama akhirnya erza mengalah ia tahu jika gray sudah serius mengatakan keinginannya ia tak bisa menolaknya lagi.
"Keras kepala.."
"Aku tak membantah itu"
30 menit berlalu erza melihat gray sangat lelah dan mengantuk sementara yang lain sudah terbang ke alam mimpi masing-masing.
"Gray... Tidurlah" dengan suara lembut erza mencoba membujuk gray.
"Tak apa erza"
Cukup ia tak bisa menahannya lagi. Dengan sedikit keras ia memukul tengkuk gray. Dan membuatnya tak sadarkan diri.
"Ini satu-satunya cara menghadapi orang bebal seperti mu"
Melihat wajah gray yang damai membuat erza tersenyum dan meletakkan kepala gray di pangkuannya.
Flashback end
Selama menjaga erza melihat ada monster yang menyerang mereka. Namun dengan cepat erza menebas dan membunuhnya. Tanpa membangunkan teman-temannya.
Pagi menjelang untunglah tidak ada lagi monster yang menyerang. Dan sip terakhir adalah lucy yang ditemani plue.
Perlahan erza membuka matanya. Dan menyapa lucy.
"Ohayo lucy."
"Oh... Ohayo erza."
Masih ada 30 menit sebelum mereka memutuskan untuk bergerak. Seperti biasa erza merindukan sosok gray. Biasanya gray yang akan berjaga terakhir menjelang pagi saat erza bangun lebih cepat dari waktu bergerak. Pasti ialah yang dilihat erza lebih dulu dibawah kegelapan yang tersinari sedikit matahari yang hampir menyembul. Gray selalu memilih berjaga paling akhir karena alasan konyolnya. "Jika aku Berjaga menjelang pagi. Aku bisa melihat. terbitnya matahari"
"Huh... Alasan konyol gray"
Dan titik air mata lolos dari matanya ketika melihat matahari yang menjadi favorit sahabat kecilnya itu.
"Indah"
TBC...
Huaaaahhh... Saya bikin lagi. Gaje. Judulnya aneh pula.
Yaaa... Ini sequel dari kristal es. Dan masih ch 1.
Dengan pair favorit saya GraZa.
Terima kasih telah membaca fic saya. Dan riview please.
^_^Mohon bimbingannya senpai.^_^
