TRUST ME MY LOVE

Main Cast : Kim Minseok as Kim Minseok

Kim Jongdae as Kim Jongdae

Park Chanyeol as Choi Chanyeol

Xi Luhan as Choi Luhan

Other Cast : Kim Ryeowook as Kim Sungmin (Ny. Kim)

Cho Kyuhyun as Kim Kyuhyun (Tuan Kim)

Kim Kibum as Choi Kibum (Ny. Choi)

Choi Siwon as Choi Siwon (Tuan Choi)

Dll (Seiring berjalannya cerita)

Pairing : LuMin and ChanChen

Genre : Romance, Drama, Family (?), dll

Warning : Ga jelas, typo, dll

Cerita ini murni dari otak dan khayalan saya jadi apabila ada kesamaan tokoh , cerita , dll saya mohon maaf.

Happy Reading

.

.

.

.

Minggu pagi yang cukup cerah untuk manusia memulai aktivitas dengan bersantai atau sekedar menikmati teh hangat dengan ditemani kicauan merdu burung-burung yang seolah bernyayi riang, tapi sepertinya tidak dengan seorang namja tampan yang sekarang masih asik dengan dunia mimpinya, bahkan sinar matahari dan kicauan burung serta alarm yang sejak tadi berbunyi tidak membuat namja tersebut membuka matanya barang sedikit saja.

BRAKK

"YA! RUSA KUTUB BANGUN KAU!" Teriak seorang namja tinggi tak kalah tampan dari namja yang masih tidur tersebut dengan mendobrak pintu kencang.

"Eungghh.. 5 menit lagi Chanyeol –ah , lagipula ini masih terlalu pagi untuk bangun." Gumam namja tersebut kepada namja tinggi yang ternyata bernama Chanyeol.

"Masih terlalu pagi katamu? Ya ampun Luhan sekarang sudah jam 10 asal kau tahu, bahkan alarmmu itu sudah berbunyi dari tadi, sampai membuat telingaku ini sakit. Cepat bangun dasar tukang tidur." Jawab Chanyeol kesal.

Bagaimana tidak kesal jika di pagi hari yang cerah ini, harimu rusak hanya karena suara alarm yang bahkan seperti minta dibanting itu terus berbunyi dengan nyaringnya membuat telinga sakit saja.

Namja yang ternyata bernama Luhan itu pun bangun dari tidurnya dan menguap kecil, lalu menatap Chanyeol dengan mata yang baru setengah terbuka itu, sedangkan yang ditatap hanya memasang raut wajah kesal.

"Lihat aku sudah bangun kan? Jadi sekarang kau bisa pergi dari kamarku sekarang." Kata Luhan sambil berusaha mengusir Chanyeol.

"Tidak, jika aku pergi nanti kau akan tidur lagi jika aku keluar, lagipula apa kau tidak ingat jika hari ini Appa menyuruh kita ikut pergi untuk bertemu dengan keluarga sahabatnya yang baru datang dari jepang itu?" Jawab Chanyeol berusaha mengingatkan Luhan tentang acara hari ini.

"Iya aku tahu, kau cerewet sekali sih." Luhan menggerutu kesal melihat adik cerewetnya itu, lalu bangun dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi, melihat kakaknya sudah masuk ke kamar mandi pun Chanyeol pun pergi dari kamar Luhan menuju ruang makan untuk sarapan.

.

.

.

.

"Lama sekali sih hyung mandinya, aku sudah lapar tahu." Gerutu Chanyeol ketika melihat Luhan yang sedang menuruni tangga.

"Apanya yang lama? Aku hanya mandi 5 menit tahu, kau saja yang tidak sabaran." Jawab Luhan cuek.

"5 menit dalam kamusmu itu sama saja 30 menit tahu." Cibir Chanyeol kesal.

"Sudah-sudah lebih baik kita cepat sarapan, ini sudah telat tahu." Lerai Kibum ketika melihat Luhan yang akan membalas ucapan Chanyeol. Akhirnya Luhan pun memilih diam dan duduk dikursinya, lalu memakan sarapannya.

.

.

.

.

"Eonni! Bantu aku memilih baju, aku tidak tahu baju apa yang harus aku pakai." Rengek yeoja mungil dengan suara cemprengnya itu (?). sedangkan yeoja yang sedang merias wajahnya itu menoleh kearah asal suara dengan tatapan malas.

"Ya ampun Jongdae chagy, kau hanya harus memakai pakaian yang menurutmu nyaman dipakai saja." Balas yeoja yang dipanggil eonni itu cuek, lalu kembali merias wajahnya tanpa menoleh kearah yeoja tadi.

"Tapi Minseok eonnie kita itu kan akan bertemu keluarga dari sahabat appa, bagaimana kalau pakaian yang aku pakai itu terlihat aneh atau jelek?" Yeoja yang dipanggil Jongdae itu tetap merengek, membuat yeoja yang bernama Minseok itu menoleh memutar bola matanya malas, lalu berjalan kearah kamar Jongdae dan membuka lemari pakaian milik adiknya itu, lalu memilih pakaian yang sekiranya pantas dipakai oleh adiknya.

"Pakai ini saja." Minseok memberikan dress berwarna biru langit yang panjangnya diatas lutut pada adiknya.

"Aku tidak mau pakai dress itu eonni, itu terlalu pendek menurutku, lagipula eonni kan tahu aku tidak terlalu suka pakai dress." Tolak Jongdae. Minseok menghela napas pelan lalu memilih baju lain dan pilihannya jatuh pada baju kaos panjang putih polos dengan cardigan tanpa lengan berwarna hitam serta celana hitam pendek.

" Yasudah kalau begitu pakai yang ini saja."

"Kau yakin eonni? Apa tidak apa-apa jika berpakaian seperti ini dihadapan keluarga sahabat Appa? Kita ini mau bertemu keluarganya sahabat Appa loh, bukannya ingin main ke mall." Jawab Jongdae sambil menatap Minseok ragu.

"Yasudah kalau begitu kau tidak usah pakai baju saja." Balas Minseok kesal, lalu pergi meninggalkan Jongdae yang sedang berteriak memanggilnya.

.

.

.

.

"Pagi Appa, Pagi Eomma." Sapa Minseok ketika melihat orang tuanya yang sedang duduk dimeja makan.

"Pagi juga chagy, dimana adikmu itu? Kenapa belum turun?" Tanya Sungmin heran ketika mendapati putri sulungnya turun sendiri, biasanya kedua putrinya selalu turun bersama.

Minseok baru akan menjawab pertanyaan Eommanya ketika orang yang sedang dicari itu turun dan menyapa orang tuanya.

"Aku disini Eomma." Jondae turun kebawah dengan baju kaos panjang putih polos dengan cardigan tanpa lengan berwarna hitam serta celana hitam pendek yang tadi dipilih oleh Minseok.

"Pada akhirnya kau pakai baju itu juga." Cibir Minseok, lalu duduk di kursi untuk memulai sarapannya. Sedangkan Jongdae hanya menggerutu kesal dengan sifat Eonninya yang cuek dan menyebalkan, lalu duduk disamping Minseok untuk memulai sarapannya juga.

.

.

.

.

Siwon dan Kibum tampak sedang duduk tenang disebuah restaurant bintang lima, beda dengan kedua putranya yang tampak sedang beradu mulut itu sambil sesekali merapikan penampilannya.

"Hyung apa aku sudah terlihat rapih dan tampan?" Tanya Chanyeol pada Luhan yang sudah memutar bola matanya malas.

"Kau sudah bertanya tentang hal itu selama 50 kali tahu." Balas Luhan kesal, karena ketika berangkat dari rumah sampai sekarang Chanyeol terus bertanya seperti itu.

"Aku kan hanya berusaha terlihat baik di depan keluarga Kim nanti hyung, apalagi dihadapan kedua putrinya itu, pokoknya aku harus terlihat sempurna didepan mereka, siapa tahu aja nanti putri dari keluarga Kim itu menyukaiku." Chanyeol tersenyum membayangkan bagaimana nanti putri dari sahabat Appanya itu terpesona kepadanya, sedangkan Luhan menatap adiknya dengan tatapan yang seolah mengartikan –percaya diri sekali kau-.

"Sudahlah Luhan biarkan saja adikmu, lagipula wajar jika dia seperti itu, dia kan sudah dewasa apa salahnya jika ingin menarik hati perempuan." Ucap Siwon membela Chanyeol.

"Iya benar, memangnya kamu yang tiap hari kerjaannya membuat masalah, main bola dan PS terus, kapan kamu mau punya pacar kalau kamu melirik perempuan saja tidak sempat." Tambah Ny. Park membuat Luhan mempoutkan bibirnya (?) dan bergumam kecil. Sedangakan Chanyeol sudah tertawa puas melihat hyungnya dikatai seperti itu.

"Annyeonghaseyo Siwon hyung." Sapa seorang namja yang ternyata adalah Kyuhyun –sahabatnya-.

"Oh Kyuhyun-ah kau sudah datang. Sudah lama ya tidak bertemu, aku kira kau tidak akan balik lagi ke korea. Kau bahkan sangat betah tinggal di Jepang, memberiku kabar saja tidak." Cibir Siwon pada Kyuhyun, membuat Kyuhyun tertawa kecil.

"Bukan begitu hyung, tapi aku sedang sibuk jadi tidak sempat menghubungimu." Banath Kyuhyun sedangkan Siwon hanya menggumam kesal.

"Oiya perkenalkan mereka berdua putraku Choi Luhan, dan Choi Chanyeol." Siwon memperkenalkan kedua putranya pada keluarga Kyuhyun, Luhan dan Chanyeol pun membungkukan badan mereka sebagai tanda hormat.

"Wah mereka berdua terlihat tampan ya yeobo." Ucap Sungmin pada Kyuhyun.

"Ne, mereka berdua sangat tampan, oiya perkenalkan juga ini putriku, Kim Minseok dan Kim Jongdae." Kyuhyun pun memperkenalkan putrinya, Minseok dan Jongdae membungkukan badan mereka lalu tersenyum manis, membuat dua pasang mata yang sedari tadi menatap mereka terkagum.

"Imut/Manis." Gumam Luhan dan Chanyeol secara bersamaan.

"Mwo? Kalian bilang apa tadi?" Tanya Jongdae penasaran.

"Tadi kami bilang kalian imut dan juga manis." Jawab Chanyeol jujur, sedangkan Jongdae sudah terlihat malu bahkan wajahnya sudah terlihat memerah saking malunya.

"Gamshahamnida." Balas Jongdae sambil menundukan kepalanya malu.

"Ya ampun Jongdae chagy kenapa harus berterima kasih eoh? Kita memang sudah imut, manis juga cantik dari dulu kali, jadi wajarlah kalau mereka bilang begitu. tidak perlu malu seperti itu." Jawab Minseok sambil memutar bola matanya malas ketika melihat adiknya sudah tersipu dengan ucapan Chanyeol.

Mendengar jawaban Minseok yang terkesan percaya diri itu membuat Luhan, Chanyeol serta Siwon dan Kibum menatap Minseok dengan pandangan yang berbeda-beda. Sedangkan Kyuhyun dan Sungmin serta Jongdae hanya tersenyum kikuk, sudah biasa melihat tingkah anaknya yang terlalu percaya diri atau mungkin lebih ke sombong itu.

"Hahaha.. Minseok chagy kalau bercanda jangan seprti itu dong, kamu ini ada-ada saja." Sungmin tertawa kikuk sambil mencubit Minseok pelan, membuat Minseok meringis pelan dan menatap Eommanya kesal.

"Aww.. Eomma apaan sih cubit-cubit sakit tau. Lagipula siapa yang bercanda coba aku tuh serius Eomma emang kita udah cantik dari dulu kan?" Rutuk Minseok sambil mengusap pelan lengannya yang dicubit tadi.

"Cih, percaya diri sekali kau tadi aku dan adikku ini hanya memuji adikmu saja bukan kau. Jadi jangan terlalu percaya diri eoh?" Balas Luhan sambil menatap Minseok datar.

"Sudahlah kau tidak perlu menyangkal lagi, aku mendengar jelas apa yang kau dan adikmu itu katakan ko. Jadi tidak perlu menyangkalnya lagi." Jawab Minseok percaya diri lalu tersenyum kecil.

"Siapa yang menyangkal eoh? Memang siapa yang mau menyebutmu cantik dan manis? Lihat kau itu pendek, gemuk, bahkan pipimu pun terlalu berisi eoh? Bandingkan dengan adikmu yang cantik, kurus, mungil dan manis, kau sangat jauh jika dibandingkan dengannya." Luhan tersenyum meremehkan ketika melihat wajah Minseok yang memerah karena kesal itu.

"Apa kau bilang tadi? Kau pikir dirimu itu tampan eoh? Bahkan jika dibangkan dengan adikmu itu sangat jauh, lihat dia itu tinggi, tampan, keren sedangkan kau sudah pendek, wajah cantik seperti perempuan, aku jadi ragu apa kau ini laki-laki atau bukan?" Balas Minseok emosi.

"YA! APA MAKSUDMU DASAR BANTET!"

"APA? BANTET? KAU TIDAK PUNYA KACA YA? BAHKAN TINGGIMU ITU TIDAK BEDA JAUH DENGANKU!"

"TAPI SETIDAKNYA AKU TIDAK GEMUK SEPERTIMU TAU!"

"DASAR KAU RUSA PENDEK KURUS!"

" DARIPADA KAU HAMSTER GEMUK YANG KECIL!"

"STOOOPPPP"

Minseok dan Luhan berhenti beradu mulut dan melihat kearah Jongdae yang tadi berteriak keras. Sontak mereka berdua pun diam dan saling melempar tatapan tajam. Minseok pun berdiri dari kursinya dan menatap kedua oraang tuanya.

" Eomma, Appa aku mau pulang saja." Ucap Minseok.

Kyuhyun dan Sungmin berpandanagan sejenak lalu menatap Keluarga Choi dengan raut wajah menyesal, sedangkan Siwon hanya mengangguk pelan seakan mengerti tatapan sahabatnya itu.

"Baiklah kalau begitu, Siwon hyung, Kibum Noona kami pamit pulang saja, maaf atas kejadian ini." Kyuhyun dan Sungmin membungkuk sebagai permintaan maaf. Mereka pun hendak pergi keluar dari restaurant mewah itu, sebelum suara seseorang menghentikannya.

"Maaf Tuan Kim, tapi boleh kah aku mengajak Jongdae pergi sebentar hari ini." Chanyeol menatap Kyuhyun dengan pandangan memohon.

Minseok melotot tak percaya dengan perkataan Chanyeol. Berani-beraninya dia mengajak pergi dongsaeng kesayanganku ini, padahal kenal juga belum tapi sudah berani mengajak adiknya pergi, pikir Minseok. Kyuhyun menatap Chanyeol sebentar lalu mengalihkan pandangannya kepada anak bungsunya yang tengah menunduk malu itu, mendesah pelan sebelum menjawabnya.

" Baiklah, tapi pastikan kau menjaganya dengan baik, jangan sampai dia kelelahan dan antar dia pulang dengan selamat mengerti?" Jawab Kyuhyun sambil menatap mata Chanyeol.

Chanyeol tersenyum senang dengan jawaban Kyuhyun, lalu Jongdae menatap tak percaya dengan jawaban Appanya itu, tapi tak dapat dipungkiri dalam tatapan itu juga tersirat kebahagian tersendiri untuknya. Sedangkan Luhan dan Minseok membelalakan matanya lebar, Minseok menatap Appanya tak percaya dengan jawaban tersebut, kalau Luhan menatap sang adik dengan pandangan tak percaya dan kagum dengan keberanian adiknya yang menurutnya luar biasa itu.

"Aku tidak mengizinkanmu untuk pergi dengan adikku!" Minseok menatap tajam Chanyeol dan tangannya menggenggam tangan adiknya posesif.

"Eonni." Gumam Jongdae lirih sambil mentap Minseok dengan pandangan memohon.

"Tidak Dae-ii, aku tidak mau kau pergi dengannya, bagaimana kalau kau kelelahan lalu kau-"

"Eonni!"

Perkataan Minseok terpotong oleh Jongdae ketika adiknya itu berteriak kesal lalu menatap mata Minseok dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Orang-orang yang berada di ruangan itu menatap adegan itu dengan pandangan yang berbeda-beda, sedangkan Minseok hanya menghela napas kasar lalu menatap tajam Chanyeol tajam.

"Baiklah, kau boleh pergi dengannya tapi dengan satu syarat."

"Apa syaratnya Noona aku pasti akan turuti itu." Jawab Chanyeol yakin.

"Aku harus ikut kalian. Bagaimana?" Tawar Minseok samil memandang Chanyeol.

"APA?"

Chanyeol menatap Minseok tak percaya, apa-apaan dia itu,padahalkan aku mengajak Jongdae pergi agar bisa berduan dan mengenalnya lebih jauh, tapi kalau aku tidak setuju dengan tawarannya aku tidak akan bisa mengajak Jongdae pergi. Pikir Chanyeol sebal, lalu menatap Luhan yang ada disampingnya dan tersenyum kecil.

"Baiklah, kau boleh ikut, tapi aku juga akan mengajak Hyungku itu." Putus Chanyeol.

Luhan yang mendengan perkataan Chanyeol hanya bisa menatap Chanyeol tajam tapi yang ditatap hanya cuek bebek saja lalu menatap Minseok meminta persetujuan.

"Terserah saja, kalau begitu cepat kita berangkat sekarang! Eomma, Appa, Tuan dan Ny. Choi kami pamit dulu ya." Minseok dan Jongdae membungkuk sopan lalu berjalan keluar restaurant.

"Kami juga pamit duluan kalau begitu." Pamit Chanyeol dan Luhan lalu segara menyusul dua putri Kim itu.

Siwon dan Kyuhyun hanya memandang cengo keempat anak muda itu, sedangkan Sungmin dan Kibum hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak-anak mereka. Kyuhyun dan Sungmin pun kembali duduk ditempat mereka sambil menatap Siwon dan Kibum.

"Sepertinya nanti kita akan jadi besan hyung." Kata Kyuhyun sambil tersenyum penuh arti dan langsung diamini oleh yang lainnya.

"Ne Kyuhyun-ah aku tidak menyangka Chanyeol akan bergerak secepat itu." Balas Kibum sambil tertawa kecil melihat kelakuan anaknya tadi.

"Tapi aku pikir Chanyeol tidak akan secepat itu memiliki Jongdae, pasti Minseok tidak akan menyerahkan Jongdae semudah itu pada Chanyeol, karena bagaimana pun Minseok itu posesif terhadap Jongdae." Ucap Sungmin lesu.

Mereka pun larut dalam pikiran mereka masing-masing sambil membayangkan apa yang akan dilakukan Minseok pada Chanyeol, jika Chanyeol nanti berniat menjadikan Jongdae miliknya, baru ingin mengajak Jongdae saja Minseok sudah seperti itu, bagaimana kalu nanti Chanyeol mengajak Jongdae untuk menjadi miliknya, mereka bergidik ngeri membayangkan nasib Chanyeol nanti.

.

.

.

.

"Jadi kita akan pergi kemana?" Tanya Minseok sambil menatap Chanyeol tajam.

"Uhh, bagaimana kalau kita pergi ke Lotte World saja, sudah lama aku tidak kesana." Usul Chanyeol.

"Aku mau sudah lama juga aku tidak kesana, lalu kita naik apa kesananya?" Kali ini Jongdae yang bertanya.

"Kita naik mobil Appaku saja, aku sudah mendapat izin ko." Jawab Chanyeol, lalu mereka pun masuk kedalam mobil dan pergi menuju ke Lotte World.

Setibanya di Lotte World Chanyeol dan Jongdae langsung berlari riang sambil melihat permaian apa yang akan mereka coba nanti, sedangkan Luhan dan Minseok swetdrop sendiri melihat kelakuan Chanyeol dan Jongdae yang menurut mereka sangat berlebihan itu.

"Dae-ii jangan berlari-lari seperti itu, nanti kau kelelahan." Teriak Minseok khawatir.

"Ya! Chanyeol-ah berhenti berlari kau membuatku malu tau." Teriak Luhan cuek.

Chanyeol dan Jongdae pun berhenti berlari lalu melihat Minseok dan Luhan dengan pandangan yang berbeda. Jongdae melihat Minseok dengan pandang yang seolah menyiratkan –tidak perlu khawatir- , kalau Chanyeol melihat Luhan dengan pandangan kesal seolah menyiratkan –apanya yang memalukan, dasar perusak suasana-.

Mereka pun berjalan beriringan sambil sesekali melihat permainan apa yang akan mereka naiki, sampai mereka tiba di wahana roller coaster.

"Bagaimana kalu kita naik wahana ini?" Tanya Jongdae sambil menunjuk wahana roller coster.

"TIDAKK." Jawab Minseok dan Luhan Bersamaan.

Jongdae dan Chanyeol menatap mereka bingung, apa-apan mereka ini kompak sekali. Pikir Chanyeol dan Jongdae.

"Kau kenapa hyung? Takut ya naik wahana ini." Goda Chanyeol saat melihat wajah Luhan yang sedikit memucat. Luhan menatap Chanyeol tajam sedangkan Chanyeol hanya tertawa.

"Hah? Jadi kau takut naik wahana ini? Dasar payah, padahal kau ini laki-laki tapi naik roller coaster saja tidak berani." Minseok memandang Luhan dengan senyum meremehkan, membuat Luhan kesal setengah mati dikatai seperti itu.

"Tidak, aku tidak takut, kau kali yang takut tadi kau juga berteriak untuk menolak naik wahana ini tadi." Balas Luhan tidak mau kalah.

"Aku tidak takut, aku hanya mengkhawatirkan adikku tau , aku takut dia kenapa-kenapa." Jawab Minseok sambil menatap Jongdae yang sedari tadi diam memperhatikan Luhan dan Minseok.

"Sudahlah tidak usah mengelak begitu, aku tau ko kalau kau takut." Ledek Luhan membuat Minseok emosi setengah mati, dia tidak suka jika ada orang yang mengatainya penakut.

"Tidak, aku tidak takut tau, baiklah kalau begitu ayo kita buktikan siapa yang takut sebenarnya disini." Tantang Minseok membuat Luhan membelalakan matanya tak percaya.

'Bagaimana ini? aku kan takut ketinggian, tapi kalau aku menolak dia pasti akan mengataiku penakut lagi, dan itu akan sangat memalukan.' Batin Luhan galau.

Minseok menatap Luhan yang sedang berpikir sambil sesekali melihat roller coaster itu.

"Kenapa? Kau takut kan?" Goda Minseok sambil menatap Luhan sinis.

"Baiklah ayo kita naik wahana ini, akan aku buktikan kalau aku tidak takut." Putus Luhan lalu berjalan kearah antrian dan disusul oleh Minseok.

Chanyeol dan Jongdae yang sedari tadi diam melihat Luhan dan Minseok hanya tersenyum senang, akhirnya jadi juga naik wahana ini. Pikir mereka girang, lalu menyusul Luhan dan Minseok.

.

.

.

.

Hoekk.. Hoek

"Dasar payah, kalau memang tidak bisa naik wahana itu tidak perlu dipaksakan, membuat repot saja." Minseok menatap Luhan yang sedang mual itu dengan tatapan mengejek.

"Berisik kau!" Balas Luhan kesal.

Minseok pun mengalihkan pandangannya kebelakang, dilihatnya sang adik yang sedang duduk di bawah pohon yang agak jauh dengan menunduk sambil memegang bagian dadanya.

'Oh tidak, ini buruk.' Batin Minseok. Minseok segera berlari meghampiri Jongdae dan duduk disebelahnya.

"Dae-ii kau kenapa chagy?" Tanya Minseok khawatir.

Minseok mengangkat kepala Jongdae yang tertunduk dan terlihatlah wajah Jongdae yang sangat pucat dan juga kesakitan itu, matanya juga terlihat sayu dan berkaca-kaca.

"Eonni, disini sakit." Lirih Jongdae sambil memegang dadanya, terlihat dia sangat sulit bernapas.

"Kau kambuh Dae-ii, apa kau bawa obatnya?" Tanya Minseok panic.

Jongdae menggelengkan kepalanya pelan, membuat Minseok bertambah panic bahkan Minseok sudah menangis saking panicnya. Dan Minseok pun bertambah panic ketika melihat Jongade yang sudah tidak sadarkan diri dalam pelukkannya itu.

"JONGDAE!"

.

.

.

.

TBC

Annyeong saya balik lagi setelah sekian lama menghilang dari peradaban (?), tapi bukannya lanjutin ff yang kemarin saya malah bawa ff baru, jeongmal mianhae yeorobun buat ff yang difficult love belum bisa dilanjut soalnya belum dapet inspirasi lagi, tapi nanti kalau udah dilanjut pasti langsung diupdate ko. Sekali lagi saya benar-benar minta maaf.

Oke, akhir kata saya ucapkan terimakasih buat yang sudah baca ff ini.

Semoga cerita ini menghibur kalian semua.