Disclaimer: Naruto belong to Masashi Kishimoto dan semua karakter yang ada disini. Tapi cerita ini punya saya. :v
Rating: T+
Warning: AU, OOC, Typo mungkin banyak. XD
Cerita ini sebelumnya udah pernah aku persembahkan khusus buat my best friend. Ici. Tapi, aku iseng ngejadiin cerita ini sebagai FanFiction. Oiya, FF H.I.E.L chapter 3 lagi aku lanjutin. Secepatnya bakalan dipublish ko guys.
Pairing: Naruto x Hinata
Story by: OtomeKiku
This fanfiction is Two shot!
Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
-Prolog-
Hinata Hyuuga, gadis yang akrab dipanggil Hinata itu terus melangkahkan kakinya. Mulut nya tak henti hentinya bergerak kesana kesini. Menguyah? Dia lebih suka menyebutnya Chotime (Chocolate time). Waktu jam istirahat yang menyenangkan. Ia bisa terus memakan permen coklat warna warninya yang baru ia beli di minimarket pagi tadi.
"Hinata-chan!"
Karena telinganya masih berfungsi (Yaiyalah). Dan merasa ada yang memanggilnya. Ia menoleh ke belakang. Didapatinya gadis cantik bergaya casual yang seumuran dengannya. Feminim? Tidak. Tomboy? Juga tidak. Gadis itu tampil sederhana dengan cropped jeans dan kemeja putih berpotongan simple berpadu flat shoes juga satchel coklat tergantung di bahunya.
"Hai..! Ekhm.." Ucap Hinata. Lalu menelan permen coklat yang sudah halus dimulutnya. Gadis itu tersenyum mendengarnya.
"Ini.." Gadis bersurai merah muda itu menyodorkan sebuah tumpukan kertas.
"A..apa ini?" Sembari menerimanya, ia sedikit mengintip isi kertas itu.
"Itu profil para mahasiswa yang harus kau temui untuk menyelesaikan laporan mu. Setidaknya ada 5 orang atau lebih. Hn, sebaiknya kau cepat." Gadis musim semi itu memperjelas.
"Ce..cepat?" Tanya Hinata tak mengerti. Tangan nya tak bisa diam mengganti lembar lembar kertas yang dipegangnya. Gadis itu sedikit mendengus kesal dengan ketidakpahaman temannya.
"Cepat pilih salah satu dari mereka yang akan kau wawancarai. Mengerti?"
"Tak ada yang kukenal Sakura.. kau juga tidak masuk di list ini." Jawab Hinata singkat sambil mengangkat kedua bahunya.
"A..apa? Bagaimana bisa? Salah satu dari mereka kan teman sekelasmu."
"Hah? Benarkah?" tanya Hinata, matanya membelalak tanda bahwa ia terkejut. Ia pun membuka lembaran kertas itu lagi.
"Sini berikan padaku!" Kesal, Sakura mengambil kembali tumpukan kertas yang masih ditangan Hinata. Dan kini sudah berpindah padanya. Sakura membukanya perlahan, dan pada saat di lembar ke sepuluh.
"Ini.. kenal kan? " Ucap Sakura, sambil menunjuk sebuah foto mahasiswa tampan (Padahal mah biasa aja.#Plakk# tampan ko, sumpah.). Tanpa perintah atau aba aba, Hinata melihat foto itu dengan seksama. Sakura tersenyum dan hatinya berseru 'Awas saja kalo dia masih tidak kenal. Ku bawa dia keplanet lain agar ia bertemu dengan alien yang mirip dengannya.'
"Belum pernah lihat." Ucap Hinata ringan. Brughh. Sakura yang mendengarnya langsung pingsan seketika di tempat dengan kupu kupu keluar dari telinganya.
"Sakura..! Bangun Sakura-chan! Bangun!" Hinata berteriak keras disamping Sakura yang pingsan dengan mata terbuka. O_O
..
..
..
..
..
..
..
Careless Love Of Chocolate Candy
.
..
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Happy Reading:D
Keep Enjoy!
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
..
.
-TwoShot-
Konoha University
9.00 AM
Kelas bahasa jepang
"Jadi itu yang namanya Namikaze Naruto." Ucap Hinata, sambil memperhatikan dari kursinya seorang lelaki yang duduk di kursi depan paling kiri.
"Iya, dia murid baru disini. Tadi pagi, baru saja datang. Apa kau tidak memperhatikan guru yang mengenalkannya? Aku saja sudah mengenalnya saat bertemu di kantor Kakashi-sensei. Dia pandai, dan menyenangkan. Dia juga tampan. Ya kan Hinata?" Ucap Sakura panjang lebar. Ia menyeringai senang.
"Tadi pagi aku bolos, untuk beli permen coklat. Aku jadi tak tahu kalau ada murid baru." Jawab Hinata. Dengan mulut mengunyah. Apalagi kalau bukan permen coklat. Sementara Sakura hanya mendengus sebal.
"Aku tak yakin kau mengenal mereka semua. Kau habiskan waktumu di minimarket dan perpustakaan membosankan itu. Sebaiknya kau berhenti makan permen coklat. Dan bergaulah layaknya orang orang di sekitarmu. Kau bisa dapat teman banyak dan.."
"Hey!" Hinata berteriak kesal. Sakura pun membuka satchel nya mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hijau. Lalu menyodorkannya kepada Hinata.
"A..apa ini?" Hinata menerimanya lalu membukanya. Matanya berbinar seketika saat melihat isinya.
"Aku berhasil menyelesaikan laporan ku mengenai serangga tanpa sayap. Dan mendapat nilai A+++. Terimakasih ya, kau telah membantuku. Hobi anehmu berguna juga." Timpal Sakura.
"Kau memuji atau menghina ku? Pft.." Jawab Hinata.
"Terimakasih juga ya. Kau baik sekali" lanjut Hinata.
"Yasudah. Aku kembali ke kelas ku ya. Dah..!" Sakura berlalu meninggalkan kelas. Sedikit melirik kearah Hinata, ia mendengus kesal saat tahu kalau Hinata tak menjawabnya, dia justru memakan coklat yang baru ia dapat. 'Menyebalkan' umpat Sakura dalam hatinya.
****C.L.O.C.C****
Jam belajar di ruangan kelas tersudut di lantai 3 Konoha University berlangsung. Seorang dosen bersurai hitam dengan mata merah menyala duduk di kursi nya dan fokus pada laptopnya. Sementara para mahasiswa dan mahasiswi sibuk dengan tugas nya di notebook masing masing. Tapi, seorang lelaki bersurai kuning dan bermata sapphire yang duduk di kursi depan paling kiri justru sibuk dengan suatu hal di ekor matanya. Notebook nya sudah menyala, tapi ia merasa tak nyaman dengan suara kecapan mulut seseorang yang sangat berisik. Apa hanya dia yang mendengarnya? Ia melihat seluruh isi kelas. Pantas saja hanya dia yang mendengarnya, semuanya memakai headseat dan semacamnya.
Lelaki itu mendengus kesal. Ia memeriksa tas hitamnya. Disaat menyebalkan seperti ini, barang yang paling dibutuhkannya tak ada. Pasti tertinggal di loker baru nya.
"Ck.. Sial.. Siapa brengsek itu sih?" Decaknya kesal. Tak perlu lama memeriksa kelas. Ia sudah mendapati orang pengganggu itu. Gadis berbaju hitam putih yang mengenakan earphone ungu. Tangan dan matanya bekerja. Tapi mulutnya juga terus mengunyah. Dia benar benar menyebalkan.
Entah dari mana ide buruk ia dapat. Ia menyobek secarik kertas dan menuliskan nya sesuatu. Lalu dengan cekatan melempar nya pada gadis itu. Dan hap hap.. Lalu ditangkap. Eh, maksudnya hap.. tepat berhenti di samping kaki gadis itu.
'Berhenti mengunyah. Berisik!' Ucap gadis bersurai indigo itu di dalam hatinya saat membaca kertas yang diterimanya.
"Da.. Dari siapa ini?" Ucapnya, sambil melihat sekeliling. Tak ada yang mencurigakan. "Pft.. Tidak penting!" Ucapnya sendiri. Lalu membuang kertas itu asal.
TUK
"Awwh.." Gadis itu mengelus kepalanya yang tak sakit. Kertas itu? Datang lagi. Ia membukanya perlahan lalu membacanya dalam hati.
"Hn.. Kau itu bodoh ya. Kau bahkan tidak tahu siapa yang melempar kertas ini. Gadis Bodoh!"
Kedua manik amethyst gadis itu membulat. Kali ini ia akan mendapatkan pemilik gumpalan kertas menyebalkan itu. "Beraninya ia memanggilku Bodoh." gadis itu berteriak dalam hatinya.
Amethyst nya kini tertuju pada lelaki yang duduk di kursi depan paling kiri. Lelaki nermata sapphire yang tengah menaikan sudut bibirnya itu tidak sedikit pun menyentuh notebook. Otaknya menuduh lelaki itu. Ya, pasti benar. Pikirnya begitu. Apalagi, pria itu sempat menatapnya sejenak dengan tatapan meremehkan. Ia pun berdiri dari kursinya. Melempar pria itu dengan gumpalan kertas yang sempat di terimanya.
"Jangan menatapku begitu. Kau bahkan lebih bodoh karna kau tak mengerjakan tugasmu. Kau bodoh, bodoh, bodoh!" Ucapnya dengan suara yang cukup kencang. Lelaki itu sama sekali tak menghiraukannya. Ia pun pura pura bicara pada notebook nya. (Bukan diajak ngomong. Tapi kaya pura pura sibuk getooh di notebooknya. Ngerti kan?)
Semua mata kini tertuju padanya. Kecuali lelaki itu yang masih bersandiwara bersama notebooknya. "Dasar menyebalkan!" Teriak gadis itu lagi. Gadis yang tak lain adalah seorang Hyuuga itu tersadar sendiri. Oh, Tuhan. Apa hal bodoh yang telah dilakukannya barusan. Ia meneguk ludahnya dalam. Mencoba mencerna hal gila yang baru saja terjadi. Ya, ini semua salah pria bodoh itu.
"Apa yang kau bicarakan Nona Hyuuga. Kau membuat keributan di kelasku. Sekarang.. Keluar!" Ucap Dosen yang masih anteng duduk di kursinya.
"Ma.. Maaf Kurenai-sensei. A...aku.. Aku tidak.." Lidah Si Nona Hyuuga mendadak kelu.
"Ah, kenapa disaat saat seperti ini sih" Sesalnya dalam hati.
"Keluar sekarang. Atau kau tak akan pernah kembali ke kelas ku." Ucap Dosen itu lagi. Kali ini Hinata dapat ancaman.
"Ba.. Baik sensei." Hinata berjalan keluar kelas meninggalkan notebook dan tas nya. Tapi ia membawa permen coklat nya. Bersama kotak hijau yang baru didapatnya dari temannya.
Hinata juga tak sadar bahwa si pelempar kertas itu memperhatikannya saat ia berjalan keluar bersama kotak hijau berisi coklat. Ekor matanya tak berhenti menatap setiap langkah Hinata. "Gadis dengan Permen coklat? Menarik." Gumamnya dalam hati.
Gadis itu hanya bisa bernafas pasrah. Sambil mengunyah permen coklatnya. Bukankah pelajaran Kurenai-sensei adalah pelajaran favorit nya. Ia tak pernah membolos satu hari pun untuk pelajaran bahasa jepang Kurenai-sensei. Ini semua karena mahasiswa sialan itu. Kesal, ia sangat kesal. Perasaan marah bertumpuk kecewa tertanam di dalam dadanya.
"Pria itu.. Awas saja dia.. " Pikirannya kembali pada wajah lelaki tadi. Tapi.. Tunggu, kenapa ia baru menyadarinya? Lelaki itu kan yang akan ia temui untuk menyelasaikan laporannya mengenai komunikasi.
"Tidak. Kenapa harus dia... " Keluhnya masih dengan mulut mengunyah. Ia tak mengerti, masih tak mengerti. Kenapa mahasiswa baru itu melakukan hal menyebalkan padanya. Apa benar bahwa ia bodoh? Tidak, dia tidak bodoh. Selama ini kan seorang Hinata Hyuuga selalu mendapat nilai A+ di sekolah. Dan kini pikirannya kembali pada Laporan yang harus dikumpulkan satu minggu lagi. Dia juga harus dapat nilai sempurna kali ini. Ya, meskipun harus bersama orang itu.
"Hei Bodoh!"
Suara itu sangat asing baginya. Hanya ada dia diluar sini. Tapi dari cara orang itu memanggil. Dia seorang pria yang memang memanggil Hinata.
"Tidak. Jangan menoleh! Kau bukan orang bodoh. Hih.. Tapi sepertinya aku tahu orang ini." Bangga Hinata dalam hatinya. Ia pun mengepal erat satu tangannya dan "Buggh" Tepat mengenai pipi si pemanggil. Eh, dimana pemanggil itu?
"Aww... Apa yang kau lakukan?" Rintih pria itu sambil mengelus pipi kanannya yang membiru.
"Oh gosh! Kenapa aku tidak mengenali suaranya? Tapi suaranya berbeda. Apa jangan jangan..." gumamnya pelan saat mendapati bahwa pria yang memanggilnya bukanlah yang diharapkannya. Diharapkannya? mungkin maksudnya adalah di kiranya.
"Jadi kau Kakashi-sensei?!" Hinata kaget. Ia terkejut sendiri mendengar ucapannya. Kenapa hari ini kau sangat ceroboh Hinata? Kenapa? Harus nya ia meminta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya. Tapi apa yang dilakukannya. Ia baru saja menumpahkan minyak kedalam api.
"Ikut aku.." Ucap Kakashi masih mengelus pipinya. Beruntung maskernya tidak terbuka.
Hinata pun menurut. Ia melangkah pelan membelakangi Kakashi.
"Bodoh!" Umpatnya dalam hati.
"Kau di hukum! Perbuatanmu.. Ah.. Kenapa kau melakukan itu!" Tegas Kakashi. Kini mereka berada di dalam perpustakaan.
"Maaf Sensei. Aku sungguh tak tahu itu kau." Hinata yang duduk di depan Kakashi menjawab dengan suara pelan.
"Pft.. Kenapa kau di luar kelas?" Tanya Kakashi. Ia pun ikut duduk didepan Hinata.
"Aku tidak sengaja membuat keributan. Dan Kurenai-sensei menyuruhku keluar. Sensei, tak bisa kah aku pergi dan kau memaafkanku?"
"Tidak! Kau harus dihukum."
"..."
"Baca semua buku sejarah itu!" Ucap Kakashi sambil menunjuk buku buku yang ditumpuk rapi di meja. Banyak? ya, ada 4 buku tebal. Bahkan sangat tebal.
"Kau gila sensei! Mana mungkin aku membaca semuanya?" keluh Hinata. Apa ia tak sadar yang baru dikatakannya.
Kakashi membelalak kaget mendengar muridnya baru saja berkata bahwa ia gila.
"Hey! Itu tidak sebanding dengan yang telah kau lakukan. Cepat baca semuanya. Setelah ini ku beri kau ujian." Ucap Kakashi sambil berlalu meninggalkan muridnya sendirian di perpustakaan.
"A.. apa? ujian? Guru! Aku benci Sejarah. Aku tak mau membacanya." Timpal Hinata sambil melipat tangan di depan perutnya. Tapi Kakashi tak mendengarnya. Ia sudah meninggalkan perpustakaan.
"Menyebalkan.. Pft.." Umpat Hinata lalu si kiri membuka salah satu buku sejarah. Sementara tangan kanannya menyuap permen coklat yang dibawanya.
Membaca. Gadis itu membaca sekeras mungkin. 1 lembar, 2 lembar, 3 lembar, sampai 30 lembar. Ia meneguk ludah nya.
"Untuk apa aku membacanya. Dia juga tidak tahu. Ck.. Harus nya dia pasang cctv di sini. Hihihi:)" bangga Hinata. Ia pun berjalan keluar. Dan tak bosan bosannya mulut nya terus bergerak.
"Hm.. Nyamannya. Tak ada orang yang menggangguku." ucapnya sambil melihat suasana sekolahnya dari atas sana.
"Harusnya kau membaca. Bukan makan permen coklat itu disini."
Suara itu. Ya, dia mengingatnya. Itu suara yang tadi menyapanya 'bodoh' bukan. Jadi, gara gara orang ini ia yang harus dapat hukuman menyebalkan itu.
Hinata menoleh kebelakang.
"Kau.. Pft.." Gadis itu meniup poninya.
"Sudah kuduga.. Namikaze Naruto si mahasiswa baru yang harus ku temui untuk menyelesaikan laporanku. Dan kau..!" Lanjutnya lalu menunjuk sambil menatap penuh kekesalan orang yang kini juga menatapnya.
"Maaf.. Tapi guru bermasker itu menyuruhku untuk mengawasi mu. Sebaiknya kau kembali membaca." ucap Mahasiswa itu dengan sangat sangat ringan menyingkirkan tangan gadis di depannya.
Gadis itu membuka mulutnya. Ia hampir mengepalkan tangannya. Lalu menoleh kembali ke halaman sekolah nya.
"Aarggh.. " Teriak Hinata. Naruto hanya menatap nya dengan sebelah sudut bibir nya yang naik. Menyeringai eh?
"Kau menyebalkan! Issh.." Ucap Hinata sambil menoleh melihat Naruto.
"Benarkah? Tapi jika aku tak akan bilang pada Kakashi-sensei kalau kau tak mau membaca? Apa aku masih menyebalkan?"
"Aku tak peduli. Dan jangan harap aku akan mengucapkan terima-kasih." Jawab Hinata. Yah, ia baru saja meremehkan Namikaze Naruto.
"Aku tahu banyak tentang komunikasi, temanmu pandai dalam memilih rekan kerja sama ya." Ucap Naruto lagi, kini ia mengalihkan padangannya pada suasana gedung kelas sekolah Konoha.
Hinata bengong menatap pria di depannya. Ia meneguk ludah nya dalam. Jadi Sakura telah memberitahu brengsek ini. Baiklah, itu kabar bagus untuknya karna ia tak perlu cape cape meminta bantuan. Hinata tersenyum sinis. 'Tidak buruk juga.' pikirnya. 'Tapi, aku harus bilang apa dulu?' Ia bertanya dalam hati.
"Hey! Harusnya kau minta maaf dulu. Karena kau telah membuatku dihukum." Kesal Hinata.
"Sudah ko tadi. Ck..Ternyata kau bukan hanya bodoh ya, tapi juga ..." Naruto menunjuk telinga Hinata dan memegangnya.
"Hey!" Hinata menyingkirkan tangan asing itu dari telinganya.
"Iya, aku minta maaf. Aku juga tak akan bilang pada Kakashi-sensei kalau kau tak mau membaca. Tapi aku harus punya bukti kecil kalau aku mengawasimu."
"Kau bisa memotretku sekali. Saat aku sedang memegang buku itu seakan akan aku membacanya."
Hinata tersenyum begitupun Naruto. Mereka saling menatap. 1detik, 2 detik, 3 detik, 4 detik, 5 abad... Eh 5 detik maksudnya. Tatapan Hinata yang tadinya manis kini berubah seakan ingin membunuh. Naruto menggaruk keningnya yang tak gatal lalu menatap lantai.
"Hahaha.. lihat ekspresimu? Apa kau baru saja salah tingkah? Namikaze! Aku tak akan menerkammu." Ucap Hinata bangga. Ia pun membuka kotak hijau nya dan menyuapkan 3 permen coklat warna warni ke dalam mulutnya.
Naruto yang merasa malu telah di tertawakan menyimpan dendam di hatinya. Ia menatap tajam Hinata yang tengah tersenyum lebar sambil mengemut coklat di mulutnya.
Dan "Tring" sebuah ide gila muncul di kepalanya. Ia menyeringai kecil lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Hinata. Membuat Hinata terbelalak kaget. Tapi ia tak berhenti disitu. Ia menempelkan bibirnya ke bibir gadis bersurai indigo itu. Melumatnya lembut perlahan. Gadis itu membuka matanya lebar. Naruto menarik tubuh gadis itu dan memperdalam ciumannya. Semakin larut Hinata merasakan ciuman itu tapi ia sama sekali tidak membalasnya. Ada sesuatu yang mengganjal dihatinya, memutarbalikan isi perutnya.
DEG
'A..apa ini? Kenapa aku merasa sesak, seperti ada yang menyumbat rongga dada ku dan bergerak diperutku. Ah.. aku benci perasaan seperti ini. Tapi kenapa rasanya hangat dan... Ah.. Tidak itu tidak mungkin.' Umpat Hinata dalam hatinya.
"Kau.. a.."
Belum selesai Hinata bicara. Sebuah lidah memasuki mulutnya. Menjelajahi semua yang ada didalam sana. Dan yaap! Naruto mendapatkan apa yang telah diincarnya. 3 permen coklat yang warna nya sudah sedikit memudar karna sempat diemut oleh gadis itu. Ia pun melepaskan bibirnya dan mengunyah permen itu tepat di depan wajah Hinata. Kemudian ia menyeringai bangga.
"Manis. Hmm, kau punya lagi? Ekhm.." Naruto menelan permen coklat yang telah hancur dimulutnya.
Gadis pewaris Hyuuga itu masih terpaku di tempatnya. Terkejut? tentu saja. Pria itu menciumnya hanya untuk mendapatkan 3 permen kenapa? Harusnya kini ia sudah memukul wajah pria itu. Gadis itu sedikit membuka mulutnya memperhatikan setiap gerak gerik seorang mahasiswa di depannya yang kini telah membuatnya kembali tersentak kaget karena tatapan penuh tanya yang yang tiba-tiba.
"Jangan membuka mulutmu begitu! Apa kau mau lagi?"
Lagi, Hinata hanya bisa terbelalak kaget mendengar kata kata seberani itu dari seorang siswa yang baru mengenalnya
.
.
-To be Countinued-
Don't Forget To Review! Arigatou gozaimasu:)
