-Silent Love-
.
Author : Mafharanisa
.
Cast : Onkey (Onew dan Key)
.
Genre : Romance, sad (?)
.
.
.
.
"Ya! Kim Jonghyun!"
Jonghyun menoleh ke arah sumber suara, seorang namja yang kini tengah berlari terengah-engah menuju tempatnya berdiri. Membawa setumpuk buku tebal dan menggendong tas ranselnya hanya dengan satu tangan.
"Ada apa, Onew?" Jonghyun kembali mengalihkan pandangannya ke arah mading sekolahnya. Seperti tak peduli dengan Onew yang sedang ingin berbicara dengannya.
"Hei, bolehkah sore ini aku ke rumahmu?" Menyisir sedikit rambut hitamnya. Tersenyum, juga tak peduli pada sikap Jonghyun yang berbicara tanpa menatap wajahnya. Tapi kini agak memicingkan matanya pada Onew, untuk memastikan apakah benar perkataan 'teman'-nya itu.
"Jangan seperti itu.. Ayolah.. aku mendapat tugas lagi dari Kyuhyun songsaenim untuk meneliti anatomi bunga lili. Jebal.. ne?" Melancarkan pandangan memohonnya pada Jonghyun yang mulai mendengus kesal. Perlahan Jonghyun menghadapkan tubuhnya ke arah namja yang sangat menyebalkan ini, menurutnya. Entah sudah yang ke berapa kali ia memohon untuk berkunjung ke rumahnya, dan kini, alasannya tugas? Huh..
"Jebal, ne? Aku tahu kau maniak dengan tanaman, jadi pasti kau memiliki tanaman bunga lili juga kan?" Tak kuasa menatap puppy eyes itu, hingga memalingkan wajah ke arah yang berlawanan. Mengetuk-ngetukkan ujung sepatu kulitnya di lantai. Menimbang-nimbang.
"Benarkah, kau ditugaskan seperti itu?" Selidik Jonghyun, tidak ingin percaya begitu saja.
"Ne. I swear! Kalau tak percaya kau bisa menghubungi songsaenim sekarang juga. Please? Kim Jonghyun-a.." Berusaha meyakinkan dan kembali merajuk. Menangkupkan kedua tangan di depan dada.
"Berhenti memanggilku dengan sebutan –a. Cukup memakai –ssi. Arasso!" Mendelik sebal pada namja di hadapannya itu. Onew mencengir, menampilkan sederetan gigi bersihnya.
"Hah, kau ini. Ara, Kim Jonghyun-ssi. Jadi?"
"Ne.." Balas Jonghyun singkat, membalikkan badan untuk sedetik kemudian bergegas pergi. Onew menatap tak percaya. Namun beberapa saat kemudian mulai tersadar dari lamunan.
"Ah! GAMSAHAMNIDA JONGHYUN-SSI!" Teriakan yang sungguh kencang, hingga bergema pada dinding-dinding koridor sekolah yang sudah terasa begitu sepi. Membungkuk berkali-kali. Begitu sumringah sepertinya. Tentu saja, sudah yang ke sejuta kali ia memohon seperti itu, hanya untuk.. Yah.. untuk suatu tujuan.
Melenggang pergi, menyusul Jonghyun yang sudah menghilang dari pandangan mata. Bersenandung pelan, menyesuaikan dengan irama angin yang membelai lembut rambut dan tengkuknya. Menyeringai kecil, membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Menyenangkan.
"AAAAA~" Berteriak aneh di sepanjang koridor sekolahnya yang cukup panjang, sambil berlari-lari tak keruan. Gila. Efek dari terlalu senang, ckck.
"Jangan pernah keluar kamar. Ara?" Berkata tegas pada namja cantik persis di hadapannya. Wajah cantik yang ditatap garang itu menunduk, pias.
"Hei! Jawab!" Kesal, mendorong namja cantik itu keras hingga tersungkur di lantai. Membiarkannya bersusah payah untuk bangkit, meski hanya untuk duduk. Terlalu perih.. perih yang sangat.. sangat menyakitkan di dalam sini. Di hati.
Tes.
Bulir bening itu tiba-tiba saja terjatuh. Aigoo.. Apakah ini mimpi? Tuhan.. berharap ini semua hanya mimpi. Kehidupan ini terlalu kejam! Bagaimana bisa.. eottoke? EOTTOKE?
"Eengh,, huks.." Mencoba menahan isakan tangisnya sendiri. Namja tampan yang berdiri gagah di depannya itu malah bertolak pinggang. Memalingkan wajahnya ke arah lain, sebelum akhirnya bertindak lebih.
"Cengeng! Berhenti menangis! Karena kau tak kan pernah mampu walaupun itu hanya mengeluarkan suara isak tangis!" Berkata seperti itu sambil menendang kaki kurus yang terlipat untuk menahan tubuh. Huks..
"Dan.. jangan pernah kau anggap aku hyungmu lagi. Karena aku pun tak pernah sudi untuk menganggapmu adik.." Dingin. Sedingin es di kutub selatan sana. Oh.. mungkin lebih dingin dari itu. Es di kutub mampu menghidupi pinguin-pinguin dan memberikan rasa aman. Tapi dingin ini.. Dingin ini begitu menyakitkan.
BLAM!
Menutup pintu kasar. Menguncinya dari luar.
"Hh.." Memejamkan mata barang untuk beberapa saat. Seperti ingin melegakan perasaan sendiri.
"Mianhae.. Jeongmal.." Desisan yang mungkin hanya terukur beberapa hertz saja. Hampir tak terdengar sama sekali. Samar.. dan agak.. serak.
Melenggang pergi, meninggalkan begitu saja sosok rapuh itu sendirian dalam pengapnya kamar gelap itu.
Tok tok tok
"Ne, sebentar.."
Cklek. Pintu terbuka, menampilkan sesosok namja tampan. Mengenakan kaos orange dan celana jins yang dipakai asal, tapi tetap.. tampan. Membawa sebuah buku tulis dan sebuah bolpoin yang baru saja ia rogoh dari saku celananya. Sang tuan rumah memandang sinis.
"Oh.. kau.." berkata sedingin mungkin pada namja yang mencengir lebar di hadapannya itu.
"Hehe, ne.. Ini bukti bahwa aku benar-benar akan mengerjakan tugas di sini." Mengacungkan kedua barang bawaanya tersebut. Jonghyun, si tuan rumah, hanya mengangguk tak acuh.
"Masuk.."
Manik mata sabit itu berbinar. Dari sekian lama ia meminta, rupanya baru sekarang ia diizinkan. Hoh.. beruntung Kyuhyun songsaenim memberikan tugas itu. Tugas yang tak lazim memang, karena Kyuhyun songsaenim bukanlah orang yang senang memberikan tugas yang begitu berat. Tentu saja, ini adalah tugas hasil permohonan Onew sendiri pada songsaenim. Karena Onew tau, Jonghyun tak akan pernah membiarkan seseorang kesulitan jika membutuhkannya untuk membantu menyelesaikan tugas.
Onew terus melangkah mengikuti Jonghyun dari belakang. Sesekali mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru rumah besar itu.
Mana.. mana? Eerrrr..
Terus menoleh ke sana ke mari, hingga menimbulkan kecurigaan pada Jonghyun yang merasa Onew tak lagi mengikutinya.
"Ya! Apa yang kau lakukan? Jangan berbuat yang aneh-aneh di rumahku, atau kau boleh angkat kaki dari sini sekarang juga." Lagi-lagi, tegas. Membuat Onew tersadar dari kegiatannya.
"Ah.. ani.. aku.. aku hanya heran Jonghyun-a.. eh, Jonghyun-ssi. Bagaimana bisa rumah sebesar ini kau urus sendirian.." Ujar Onew, berusaha membela diri, setenang mungkin. Jonghyun mengangkat sebelah alisnya, sedikit tak pecaya pada tingkah 'teman'-nya yang mencurigakan ini. Tapi sesaat kemudian kembali berbalik dan melangkah. Onew membuang napas lega yang sedari tadi ia tahan. Nervous. Haaah.. Hampir saja! Selalu, selalu begitu ketika menatap tajamnya mata itu.
"Itu. Kau bisa lihat? Jadi, selesaikanlah secepatnya tugasmu itu dan bergegaslah pulang." Berujar tanpa ekspresi. Onew manggut-manggut mengerti. Ia melangkahkan kakinya untuk semakin menatap bunga itu dari dekat.
"Aku masuk dulu. Kau.. kuingatkan sekali lagi, jangan macam-macam!" Ancam namja tampan berahang tegas itu. Untuk beberapa saat kemudian berbalik dan semakin hilang dari pandangan Onew. Onew membuang napas lega untuk yang ke sekian kalinya. Mencengir lebar dan kemudian berjongkok di depan bunga serumpunan bunga lili itu.
Bolpoinnya menari-nari lincah di atas buku tulis kecil yang ia bawa. Mencatat hal-hal yang sekiranya penting. Tapi Onew dapat mengerjakan segalanya dengan mudah. Tentu saja.. Ia murid terpandai dalam sejarah siswa Seoul Senior High School. Jadi tugas ini sebenarnya tak akan terlalu sulit baginya. Dan bodohnya Jonghyun, tak menyadari kejeniusan sang 'teman' ini. Jelas tak akan lama Onew mempelajari tugas itu, tapi ia malah meninggalkannya. Memberi ruang bebas pada Onew untuk melakukan sesuatu yang merupakan tujuan utamanya di sini.
Oh ya, dan asal kau tau. Jonghyun tak pernah punya teman. Oke, mungkin punya, tapi hanya sebatas teman sekolah, teman sebangku, teman belajar, dan sejenisnya. Tak pernah ada hubungan teman sebagai sahabat semenjak.. Ah.. Sudah lama.. Sejak ia menjadi siswa di Seoul Senior High School. Molla.. Onew sendiri tak pernah tau. Ia menjadi 'teman' yang agak dekat dengan Jonghyun pun hanya karena ia sering memohon untuk mengunjungi rumah Jonghyun, yang otomatis membuatnya terkesan dekat dengan namja itu.
"FIN!" Pekik Onew pelan, tapi tak menghilangkan kesan sumringah di raut wajahnya. Kini ia memasukkan bolpoinnya ke dalam saku, dan hendak masuk ke dalam rumah secara diam-diam.
"Eengh.."
Sret. Sesenti lagi menyentuh kenop pintu, kepala Onew menoleh. Rasanya ia mendengar sebuah suara..
"Engh.."
Lagi! Suara itu kembali terdengar, membuat Onew mengurungkan niat untuk masuk dan berbalik arah, mencari sumber suara. Menebar pandangan ke segala arah, tapi.. dimana?
Onew terus mencari, rasa penasaran itu bertambah kuat seiring dengan ia melihat sebuah jendela kamar di lantai dua, terbuka. Yang mencurigakan, mengapa jendela hanya dibuka satu ? Dan..
"Omo! A.. apa itu?" Pekik Onew tertahan, menutup mulutnya yang sedikit terbuka dengan telapak tangan. Sungguh. Makhluk apa itu?
Terlintas sejenak di pikiran Onew untuk segera lari, tapi.. seakan ada sesuatu yang menahan dan mendorongnya untuk pergi ke sana. Mendekati sosok yang tengah berusaha keluar dari jendela. Agak kepayahan nampaknya.
Namja tampan itu memberanikan diri untuk maju. Melangkah walau hanya selangkah demi selangkah. Hap! Sosok yang dilihatnya itu kini telah sukses mendarat di tanah. Selamat! Meskipun agak sedikit terjungkal dan menimbulkan suara berdebam. Untungnya suara itu tak terlalu keras. Alamat berbahaya jika terdengar Jonghyun, bisa-bisa ia yang dicurigai. Tapi entah kenapa, hati kecilnya amat menginginkan agar sosok itu selamat.
"Ya! Siapa kau?" Tanya Onew pelan. Sosok itu terlihat kaget, tak menyadari kehadiran Onew sebelumnya. Secara refleks memundurkan dirinya, dalam keadaan masih terduduk di atas tanah berumput jepang itu. Kedua alisnya bertaut, keningnya mengerut, sedangkan bibirnya bergetar. Terlihat sekali bahwa ia sangat ketakutan. Terus memundurkan tubuhnya ketika Onew terus mendekat.
"Hei, kau?" Tiba-tiba Onew tersentak. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ia berjongkok, berusaha menyetarakan diri dengan si sosok. Sosok itu.. sosok yang ia cari.. yang selama ini sangat ingin ia temui. Seorang namja cantik yang membuatnya begitu tertarik. Namja cantik yang.. errr.. mampu membuatnya berusaha keras untuk memasuki rumah Jonghyun... Ces.. Rasanya hatinya begitu senang melihat makhluk yang kini justru tepat berada di hadapannya.
"Kau.. kenapa?" Tiba-tiba sorot mata Onew tampak berbeda. Mengandung kekhawatiran yang sulit diartikan saat menatap namja cantik itu, apa.. apa ia menderita? Sementara namja cantik itu hanya bisa diam. Mengatupkan bibir tipisnya erat, seolah tak ingin bercakap dengan namja tampan di hadapannya ini. Dari matanya, Onew tau.. ada sesuatu yang kelam di sana.. Tapi.. apa?
"Ya! Siapa itu di sana?" Sebuah suara mengagetkan mereka berdua. Jonghyun!
To Be Continued..
FN : Annyeong semuaaa ^^. Salam kenal ya, aku baru ngepost fanfic di sini. Mianhae kalau ceritanya jelek ==a
Silakan review ya.. saran ataupun kritikan akan aku terima kok :)
