haha, ff baru lagi, semoga chingudeul suka, jangan lupa review :)


Seorang gadis tengah berlari kencang ditengah hutan, berusaha menembus hutan belantara itu secepat yang dia bisa. Kepalanya tak pernah berhenti menoleh kebelakang seolah-olah dia sedang dikejar sesuatu yang menakutkan, atau memang itu kenyataannya.

Gadis itu tidak memperhatikan keadaannya sekarang. Rambutnya berantakan, banyak ranting pohon yang tersangkut disana, muka penuh dengan goresan yang mengeluarkan banyak tetes darah, dan kaki yang sudah seperti tidak bisa dipakai. Tapi dia mengabaikan semua rasa sakit ditubuhnya dan terus berlari, keluar dari hutan mengerikan ini adalah satu-satunya hal yang ada dipikirannya saat ini.

Aarrrggghhh, teriak gadis itu saat tidak sengaja terjatuh ke lubang yang ada ditanah. Dia terus menoleh kebelakang sehingga tidak menyadari didepannya terdapat lubang sedalam 2 meter dengan dia meter 1,5 meter.

" uggghhh, aku harus keluar dari sini, aku harus keluar, atau semuanya berakhir" kata gadis itu lebih kepada dirinya sendiri. Dia lalu berusaha berdiri, tapi sebelum tubuhnya bisa berdiri tegak, dia sudah terjatuh lagi ketanah karena rasa sakit dikaki kanannya. Saat gadis itu melihat kenapa, dia ternganga ngeri, kakinya berdarah, dan pergelangan kakinya patah. Dia hampir saja muntah saat melihat salah satu tulang kakinya tampak dari luar, menyobek lapisan kulit yang selalu melindunginya.

Tapi gadis itu tidak menyerah, dia berusaha berdiri dengan satu kakinya, berhasil pikirnya bahagia, sekarang dia harus berusaha keluar dari lubang ini. Gadis itu menengok ke atas untuk mengetahui seberapa dalam lubang itu, tapi matanya langsung terbelalak saat menyadari sebuah tombak besi terarah kepadanya.

Gadis itu hampir menangis saat melihat senyum mengerikan diwajah orang asing itu, 'apa yang harus aku lakukan?' pikirnya, tapi tidak ada jawaban yang muncul. Matanya melotot dan mulutnya terasa kering saat melihat tangan itu mengayun dan melempar tombak itu kearahnya.

Gadis itu hanya bisa berteriak saat tombak itu menemebus dadanya tepat dijantungnya dan saat kesadarannya mulai menghilang, saat nyawanya melayang meninggalkan tubuhnya.


12 Prince of Zodiac

Chap 1 : 7 Knights from Bridgeland


Seorang gadis tengah duduk sendirian dimeja pojok disebuah tempat minum yang lumayan rame pengunjung. Didepannya sudah terhidang segelas minuman berwarna orange yang kelihatannya enak, tapi sepertinya gadis itu tidak berselera untuk meminumnya.

"Ah! Akhirnya kau datang juga!" Teriaknya senang pada seorang pemuda yang datang menghampirinya.

"Ada apa sih kau memanggil kami kemari? Oh ya, ngomong – ngomong yang lain mana?" Tanya pemuda itu.

"Yang lain belum sampai. Ada hal penting terjadi tadi malam, coba kamu baca ini Ed" Kata gadis itu sambil menyerahkan selembar surat kabar kepada pemuda yang dia panggil Ed itu.

"Apa ini Mizu?" Tanya Ed pada gadis itu yang ternyata bernama Mizuki.

"Baca dulu, baru tanya!" Kata Mizuki marah.

"Ah iya iya, ga usah marah-marah" Kata Ed langsung membaca lembaran surat kabar itu.


Ed POV ~~

Aku mulai membaca surat kabar yang diberikan oleh Mizuki tadi, hmm, keliatannya ini surat kabar baru. Aku pun mulai membaca judul artikelnya yang terpampang jelas dibagian atas halaman yang ditulis menggunakan huruf kapital.

"HOLAND DESTROYED AND NO ONE SURVIVE"

Hmm, holand? Sepertinya aku tidak tahu. Sebaiknya aku lanjutkan saja baca dari pada kena marah Mizuki.

Salah satu desa dinegeri Worland, Holand, semalam (XI/X/V SM) hancur berantakan. Belum diketahui apa penyebabnya, tapi yang jelas keadaan desa itu sekarang hanya berupa puing-puing sisa kebakaran. Seluruh warga Holand tidak diketahui keberadaannya, tidak ditemukan satu orang pun baik yang selamat ataupun yang meninggal, seolah-olah mereka menghilang begitu saja. Tidak ada saksi mata yang bisa dimintai keterangan untuk kejadian mengejutkan ini. Untuk itu Pemerintah menghimbau kepada desa2 lain untuk mewaspadai kemungkinan serangan musuh yang belum diketahui ini. Dan bagi siapa saja yang mempunyai info yang berkaitan dengan kejadian ini harap segera memberitahukan kepada pemerintah untuk membantu pemerintah dalam melakukan penyelidikan.

-v-

Akhirnya selesai juga, aku pun meletakan lembaran surat kabar itu di meja dan menatap Mizuki yang sedang memandang keluar.

"Jadi apa maksudnya ini?" Tanyaku pada gadis itu, membuat dia mengalihkan perhatiaannya padaku.

"Aku juga tidak tahu" Jawabnya singkat yang membuat aku mengerutkan kening.

"Terus kenapa kau menunjukan ini padaku?" Tanyaku lagi

"Karena kita akan membantu pemerintah melakukan investigasi" Jawab Mizu.

"Maksudnya?"

"Nanti aku jelaskan, kita tunggu yang lain dulu"

Kamipun terdiam, menunggu teman kami yang sepertinya tersesat didesa kecil ini.


Author POV

Akhirnya setelah menunggu selama 10 menit, semua teman mereka sudah berkumpul.

"Jadi apa yang akan kita lakukan?" Tanya cowo bernama Jordan pada Mizu.

"Kita akan melakukan investigasi, berusaha menyelamatkan warga Holand, dan menangkap pelakunya" Jelas Mizu lagi.

"Tapi kenapa kita?" Kali ini Dennis yang bertanya.

"Karena kita adalah .. " "oke, oke, kami tahu" Jordan memotong perkataan Mizu.

"Jadi kapan kita pergi ke Holand?" Tanya Zelyn pada mereka.

"Nanti sore" Mizu yang menjawab pertanyaan itu.

"NANTI SORE!" teriak ke 6 teman Mizu membuat kaget semua orang id tempat minum itu. Mizuki hanya menangguk.

"Apa harus secepat itu?" Tanya Dennis.

"Yup, lebih cepat lebih baik" Jawab Mizu mantap.

"Ok, kalau begitu sekarang kita pulang dan bersiap-siap, nanti sore kita berkumpul di gerbang desa tepat jam 3" perintah Dennis, semua yang hadir mengangguk dan pergi kerumah masing-masing.


Mizuki POV

Aku berjalan keluar tempat minum itu dan berbelok ke kiri menuju rumahku. Rumahku termasuk dipinggir desa, jadi aku harus berjalan cukup lama untuk sampai disana.

Oh ya, perkenalkan, namaku Mizuki, lebih lengkapnya Mizuki Kim, usiaku masih 17 tahun, aku tinggal di desa Bridgeland, dari namanya sudah terlihat bagaimana desa aku kan? Desa aku berada di sebuah jembatan tanah sepanjang 1000 meter dengan lebar 50 meter. Dibawah desa kami mengalir sungai Whitegod yang sangat indah, sungai itu terlihat berwarna putih dan terdapat banyak ikan disana, sungai itu menjadi sumber mata pencaharian warga desa kami.

Aku punya 6 sahabat dan kami semua memiliki keistimewaan, sebenarnya hanya ke 5 teman namjaku saja yang benar-benar punya keistimewaan. Ok, aku perkenalkan mereka satu persatu yah?

Yang pertama tentu saja Zelyn, dia adalah salah dua gadis dikelompok kami selain aku tentu saja. Keistimewaan dia sama sepertiku, pintar, yah pintar. Kami sudah membaca beribu-ribu buku, bahkan kami hampir mengetahui semua pengetahuan di negeri worland ini, kecuali hukum, kami tidak tahu apa2 mengenai hukum. Kepandaian kami juga sudah diakui oleh raja worland.

Yang kedua adalah Aiden lee, atau sering dipanggil Ed. Dia bisa berbicara dengan ikan, dia juga menyelam untuk waktu yang sangat lama. Kemampuannya ini dia dapatkan dari zodiac pisces. Yah, dia punya panggilan 'Aiden Lee the Pisces – Fish Prince'

Selanjutnya Dennis Park, keistimewaannya berasal dari zodiac libra. Dia orang yang sangat baik, dan bijaksana. Kemampuan dia? Dia termasuk lemah, tidak bisa berkelahi, tapi jangan salah, dia orang paling pandai dalam hal melanggar peraturan. Dia mengetahui semua hukum di negeri ini, dia tahu titik lemah dari semua hukum, sehingga dia bisa dengan mudah mengelak dari hukuman. Panggilan dia 'Dennis Park the Libra – Angel of Justice'. Oh ya, dia juga punya sayap yang membuat dia bisa terbang.

Lalu ada si imut Vincent Lee. Keistimewaan dia berasal dari zodiac aquarius, dia bisa mengendalikan air. Dia bisa membuat tembok pertahanan dari air, membekukan air, menjadikan air sebagai senjata dan masih banyak lagi hal yang bisa dia lakukan dengan mengendalikan air. Dia terkenal dengan panggilan 'Vincent Lee the Aquarius – Water Controller'.

Lalu Jordan Kim, dia adalah yang terkuat diantara kami, dia mendapatkan keistimewaan dari zodiac scorpio. Kemampuannya pun sangat istimewa, dia bisa mengendalikan racun, tubuhnya bahkan kebal dari semua jenis racun, dia bisa berbicara dengan ular dan kalajengking, serta berteman dengan mereka. Orang-orang biasa memanggil dia 'Jordan Kim the Scorpion – Poison Knight'.

Dan terakhir ada Nathan Kim, dia adalah yang paling kecil diantara kami, dia sangat pandai dalam hal menyamar karena dia mendapatkan keistimewaan dari zodiac gemini. Selain pandai menyamar, dia juga bisa membagi tubuhnya menjadi dua, waw, hebatkan!. Tapi dia juga memiliki kekurangan, dia harus mengontrol kembarannya yang berkeliaran menggunakan otaknya, jadi dia harus benar-benar berkonsentrasi dalam melakukan dua hal. Tapi tetap dia sangat tangguh, orang-orang sering menjulukinya 'Duo Spy – Nathan Kim the Gemini'.

Hanya kami yang mempunyai keistimewaan dari desa kami. Ingin tahu bagaimana kami mendapatkannya? Hahaha, kami mendapatkannya secara alami, saat kami lahir, rasi bintang bersinar terang diatas rumah kami.

Kami sudah terkenal akan kemampuan kami, orang-orang desa kami sering memanfaatkan kemampuan kami untuk hal-hal yang bermanfaat, mereka menyebut kami 7 Knights from Bridgeland.

Ahhh, akhirnya selesai juga, ternyata berbenah sambil menceritakan teman-temanku menyenangkan. Sekarang aku tinggal pergi ke gerbang desa.


Author POV

Di gerbang desa Bridgeland sudah berkumpul 6 remaja yang sedang menunggu temannya. Mereka akan pergi untuk menyelidiki perihal aneh yang terjadi di desa Holand. Desa Holand berjarak 35 mill arah barat daya dari desa mereka. Desa itu berada disebuah perbukitan yang dikelilingi hutan lebat. Tempat itu terkenal dengan hasil sutranya yang sangat baik. Pencaharian utama desa itu berasal dari hutan dan kebun, tanah disana sangat subur, tanaman apapun bisa tumbuh disana.

"Maaf telat, tadi aku harus pergi kesungai, appa sedang mencari ikan" kata Nathan dengan putus-putus karena kelelahan, sepertinya dia berlari ke sini dari rumahnya.

"Tidak apa, sekarang ayo kita berangkat" Kata Dennis dan merekapun memulai perjalanan mereka.


Saat malam tiba, mereka memutuskan untuk bermalam di tengah hutan. Mereka mendirikan tenda untuk tidur dan juga menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka. Mereka duduk berkeliling dalam diam, berkonsentrasi mendapatkan kehangatan yang diberikan api unggun.

"Aku mempunyai firasat buruk tentang perjalanan kita kali ini" Kata Zelyn memecah kesunyian.

"Tenang, kita akan baik-baik saja, kita bisa melindungi diri kita dengan baik" Kata Jordan berusaha menenangkan.

"Ini bukan masalah kita bisa melindungi diri atau tidak, ini seperti mengejar sesuatu yang menuju ke arah kita" Kata Zelyn frustasi.

"Sudahlah, sebaiknya kita istirahat, ini sudah malam. Besok kita lanjutkan perjalanan" Kata Mizuki menengahi, merekapun masuk ke tenda masing-masing dan tidur. Mereka tidak sadar sekumpulan mahluk hitam terbang diatas mereka.


"Aah, apa-apaan ini, kenapa tidak ada satu halpun yang bisa dijadikan bukti dan petunjuk!" Teriak Jordan frustasi setelah seharian menginvestigasi desa holand.

"Iya, kita sudah pergi jauh-jauh kesini dan tidak menemukan bukti apa-apa. Tapi bagaimana bisa penjahatnya melakukan semua ini dengan sangat rapi?" sambung Nathan.

"Entahlah" jawab Zelyn putus asa.

"Dasar bodoh!" Bentak Mizuki pada mereka bertiga, "apa kalian tidak menyadari sesuatu?" lanjutnya.

"Menyadari apa?" Tanya Jordan dengan muka polos.

"Kerusakan ini, melihat ini semua apa kalian tidak sadar sesuatu?" Tanya Mizuki lagi, mereka bertiga cuma menggeleng.

"Ahhh!" Teriak Mizu frustasi.

"Lihat ini, apa kalian pernah melihat kerusakan separah ini? Apa kalian pikir ada manusia yang bisa mengakibatkan kerusakan separah ini? Tidak ada!" Jelas Mizuki pada mereka.

"Jadi maksud kamu lawan kita..." Nathan menggantungkan kata-katanya.

"Iya, apa yang kita hadapi kali ini bukan manusia" Kata Mizu mantap.

"Tapi apa?" Tanya Zelyn takut.

"Entahlah, itu tugas kita untuk mencari tahu"

"Hei, aku menemukan ini" Kata Dennis sambil menyerahkan sebuah buku pada Mizu.

"Apa itu?" Tanya Jordan.

"Itu buku bodoh!" Bentak Ed seraya memukul kepala Jordan.

"Aku tahu itu buku, tapi bagaimana bisa? Seharusnya itu sudah hangus saat kebakaran" Kata Jordan.

"Entahlah, aku juga tidak tahu kenapa buku itu tidak rusak, aku menemukannya masih utuh disana" Kata Dennis menunjuk tempat yang sepertinya berada di pusat desa.

"Buku ini, aku pernah membaca buku seperti ini sebelumnya, dan sepertinya buku ini berkaitan dengan buku yang pernah aku baca" Kata Mizuki pada mereka.

"Terus apa hubungannya?" Tanya Ed acuh.

"Buku ini menjelaskan semuanya ed, coba lihat ini, GODFIRE, api yang tidak pernah bisa padam sampai apa yang menjadi target belum musnah. Api ini berwarna biru dan hanya bisa dipanggil dengan sihir tingkat tinggi" Mizuki menjelaskan.

"Jadi musuh kita penyihir?" Tanya Zelyn.

"Belum pasti, tapi yang jelas dia bisa melakukan sihir" Kata Mizuki.

"Berarti dia penyihir!" Aiden protes.

"Belum pasti ed, penyihir pasti bisa melakukan sihir, tapi yang bisa melakukan sihir bukan Cuma penyihir, paham kan?" Jelas Mizuki, semua mengangguk.

*suara ranting patah*

"Apa itu?" Tanya Jordan kaget.

"Siapa di sana?" Tanya Dennis ke arah suara itu berasal.

"Itu dia!" Teriak Vincent sambil menunjuk ke arah dimana terlihat seseorang sedang berlari menuju hutan.

"Kejar dia, siapa tahu dia bisa memberi keterangan" Kata Dennis memberi perintah.

"Nathan!" Teriak Mizu

"Aku sedang mengejar dia" Kata Nathan. "Ayo cepat, sebelum dia makin jauh!" Lanjutnya dan mereka semua berlari mengikuti arahan Nathan.

Mereka terus berlari memasuki hutan, berusaha menembus semak-semak secepat yang mereka bisa.

"Aku berhasil menyudutkan dia disebuah tebing tepat di balik hutan ini, kira-kira 20 meter dari sini, cepat!" Kata Nathan.

"Kerja bagus Nathan" Puji Jordan.

Buagghh

"Nathan!" Teriak mereka serempak saat melihat Nathan yang berlari di depan mereka tiba-tiba tersungkur ke tanah dan pingsan.

"Apa yang terjadi?" Tanya Dennis penasaran.

"Entahlah" Zelyn menjawab sambil berusaha membangunkan Nathan.

"Kembarannya!" Teriak Aiden, "Pasti terjadi sesuatu dengan kembarannya!" Lanjutnya membuat semua paham.

"Benar juga, jordan, kau dan Dennis pergi ke tempat yang tadi di sebut Nathan dan cari tahu ada apa, kalian bisa lebih cepat jika terbang" Perintah Mizu, "Kami akan mengurus Nathan di sini"

"Baik!" Kata Jordan tegas, lalu dia dan Dennis pergi.

"Bagaimana keadaan dia?" Tanya Vincent yang dari tadi hanya memperhatikan.

"Dia sepertinya mendapat pukulan benda tumpul, tapi baik-baik saja, sebentar lagi juga siuman" Zelyn menjawab setelah selesai memeriksa keadaan Nathan.

"Kalau gitu sebaiknya kita menunggu Jordan dan Dennis di sini" Kata Mizu seraya duduk di sebuah batu yang cukup besar.

"Apa tidak sebaiknya kita menyusul mereka?" Tanya Aiden khawatir.

"Ga usah ed, percaya saja pada mereka" Kata Vincent ikut duduk, membuat Aiden diam dan ikut duduk juga.

"Semua" Panggil Jordan setelah 10 menit mereka menunggu.

"Apa yang terjadi?" Tanya Aiden to the point.

"Entahlah, saat kami sampai Nathan sudah pingsan" Kata Dennis seraya membaringkan Nathan yang dia bawa di samping kembarannya.

"Jadi kita tunggu Nathan sadar dan memberitahu semuanya?" Tanya Mizu.

"Mau bagaimana lagi, itu satu satunya jalan" Kata Dennis lagi.

"Apa yang akan kita lakukan setelah ini?" Tanya Vincent.

"Apa maksudnya?" Tanya Aiden bingung.

"Maksudnya, apa yang akan kita lakukan setelah kita dengar penjelasan Nathan, kita akan pergi kemana dan untuk apa?" Jelas Vincent.

"Mungkin kita akan pulang" Jawab Mizuki membuat semua kaget.

"Apa maksudmu?" Tanya Dennis.

"Kita tidak mungkin menyerah di sini, kita sudah pergi sejauh ini" Lanjut Zelyn.

"Kita tidak menyerah, aku mau mencari buku kedua buku yang tadi, dan seingatku, aku membacanya di perpustakaan desa kita, setelah itu baru kita tentukan langkah selanjutnya" Jelas Mizu.

Uuuggh

"Nathan, kau tidak apa-apa?" Tanya Aiden saat melihat Nathan siuman.

"Apa yang terjadi?" Tanya Nathan bingung.

"Kau pingsan saat kita mengejar seseorang, apa kau tidak ingat apa-apa?" Tanya Dennis.

"Ahhh, aku ingat, kembaranku berhasil menyudutkan dia di sebuah jurang, tapi tiba-tiba kepalaku di pukul entah oleh siapa dari belakang dan aku pingsan" Ingat Nathan.

"Apa kau tidak melihat siapa yang memukulmu?" Tanya Vincent, Nathan cuma menggeleng.

"Ya sudah, syukur kamu tidak apa-apa, sekarang kamu istirahat saja, setelah itu kita baru kembali ke desa" Nathan mengangguk dan kembali istirahat.


Setelah cukup beristirahat mereka pun mulai berjalan menuju desa mereka.

"Ahh, akhirnya sampai juga" Teriak Zelyn saat jarak menuju desanya sudah tidak jauh lagi.

"Hahaha, sebegitu rindunya kah kau pada desamu? Padahal kita cuma pergi 3 hari" Kata Vincent.

"Terserah aku dong!" Kata Zelyn dengan cemberut.

"Hahaha, sudah sudah" Dennis melerai.

"Akhirnya sampai juga, WELCOME TO BRIDGE...!" Kata-kata Aiden terhenti saat melihat keadaan desa mereka.

"APA INI?" Tanya mereka serempak.

To Be Continued