Disclaimer : Shugo Chara! © PEACH-PIT ::: Chara School! © 'Me' Fujiwara Aiko
Genre : Humor, Romance, Friendship (mungkin)
Rated : K+
- - - -C- -H- -A- -R- -A- - -S- -C- -H- -O- -O- -L-!- - - -
time to 'OPENING TALKSHOW!'
Aiko : Halo SEMUA! Ini pertama kalinya aku meng-Upload cerita, 'n aku adalah author baru. Salam kenal, cukup panggil aku Ai (nama samaran, kalau pingin tau nama asli lihat aja di profilku). :)
Ikuto : Hei, aku tidak ada dalam cerita! *kaget*
Amu : Aku juga tidak ada! aku 'kan pemeren utama! *kaget* Ai, apa ini!
Aiko : *cuma senyum - senyum*
Ikuto : Hei, jangan senyum - senyum saja!
Aiko : Maafkan aku ya... aku cuma ceritain tentang para chara kalian. *senyum*
Amu : Ran dan yang lainnya 'kan ada pemiliknya? Apa yang terjadi dengan mereka?
Aiko : Mereka sekarang bukan lagi makhluk mini yang terbang di sekeliling pemiliknya. Mereka adalah manusia!
Ikuto 'n Amu : Haaaaaaah! *sangat kaget*
Aiko : Please READ and REVIEW! ^^ Happy reading minna!
chapter 1 :
GO TO SCHOOL!
~^Normal's POV^~
Suatu pagi sekitar pukul 5, seorang perempuan dengan rambut pink dikuncir satu dengan memakai jepit perbentuk heart, berjalan menggeret koper besar dan membawa tas ransel di punggungnya. Dia adalah Ran.
-Hinamori Ran
Umur 12 tahun - kelas 1 SMP
Ciri - ciri: Rambut berwarna pink kemerahan sepundak, sering dikuncir satu di sebelah kiri dan memakai jepit berbentuk heart di dekat kuncirannya. Mata berwarna pink.
Ran berjalan menuju rumah seseorang. Ketika dia ada di depan rumah yang ditujunya, ditenkannya bel di dekat pintu rumahnya.
Ding Dong *suara bel*
Cklek
Pintu rumah itu terbuka, Ran disambut oleh seorang wanita berambut biru muda panjang. Orang ini adalah ibu orang yang dicari Ran.
"Oh, Ran masuklah, mereka masih tidur... Kamu langsung saja naik ke lantai 2 bangunin mereka!" Kata wanita itu mengerti siapa yang akan dicari Ran.
"Terima kasih tante." Kata Ran sambil berjalan ke lantai 2 untuk masuk ke kamar orang yang dicarinya.
Saat sampai, dibukanya pintu kamar orang yang dicarinya dan dilihatnya dua orang sedang tidur lelap di kasur.
"Ya ampun mereka ini, sekarang 'kan waktunya ke sekolah." Batin Ran saat mendekati kasur mereka.
"HEEYYY... KALIAN BERDUA CEPAT BANGUNNN...!" Teriak Ran di dekat mereka berdua.
Seseorang dengan rambut biru muda membuka matanya karena saking kagetnya.
"R-Ran! Kau ini mengganggu saja!" Kata gadis itu sambil duduk dan mengucek - ucek matanya.
"Desu~... Ini kan masih sangat pagi desu~..." Kata seseorang berambut kuning di samping anak berambut biru muda tadi setengah sadar.
"Kalian ini! Mau tidur sampai kapan, kita bisa terlambat kereta tau!" Kata Ran sedikit menyentak.
Seseorang berambut biru muda itu menjatuhkan tubuhnya ke kasur lagi dan menutup seluruh tubuhnya sampai kepala dengan selimut.
Seseorang yang ada di sebelahnya juga ikut - ikutan menutupi seluruh tubuhnya sampai kepala dengan selimut.
Ran mulai marah, "DASAR PEMALAS! HARI INI HARI SEKOLAH PERTAMA KITA TAU!" teriak Ran sambil menarik dengan keras selimut yang dipakai kedua orang tadi, sehingga membuat kedua orang tadi terjatuh dari kasur.
"Aduh...! Ra-Ran... Aku 'kan masih ngantuk..." Kata anak berambut biru muda dengan menggosok nggosok belakang kepalanya karena terbentur lemari.
"Kita harus ke stasiun tau! Kalau tidak, kita bisa terlambat ke sekolah, Miki, Suu!" Kata Ran menyentak kepada dua orang yang jatuh di lantai itu.
Mereka adalah Miki dan Suu.
-Akiyanagi Miki
Umur 12 tahun, kelas 1 SMP, sahabat Ran sejak SD
Ciri - ciri : Rambut berwarna biru muda, rambut pendek, sering memakai topi yang menutupi seluruh rambutnya dan hanya kelihatan poni (terlihat seperti pelukis), dan terkadang memakai jepit berbentuk spade. Mata berwarna biru muda.
-Akiyanagi Suu
Umur 13 tahun, kelas 1 SMP, sepupu Miki, sahabat Ran sejak SD
Ciri - ciri: Rambut bergelombang panjang berwarna kuning kehijauan, sering memakai ikat rambut yang digunakan pelayan, bagian belakang rambut biasa digelung dan hanya menyisakan rambut di dekat poni, terkadang juga memakai jepit berbentuk clover atau bando yang dihiasai bentuk clover. Mata berwarna hijau gelap. Dia selalu mengakhiri perkataannya dengan kata "-desu~"
Suu tinggal bersama Miki karena kedua orang tuanya meninggal saat dia berumur 6 tahun. Akhirnya, sebelum Suu akan di titipkan di panti asuhan, Miki meminta orang tuanya untuk mengadopsi Suu.
Lagipula, dia sebenarnya masih sepupu dengan Miki, secara ayah Miki setuju dengan permintaanya. Soalnya ayah Suu adalah adiknya ayah Miki.
Mulai saat itulah Suu menjadi saudara tiri Miki.
"Suu, Miki, kita harus ke stasiun jam 6! Karena kereta yang akan kita naiki berengkat jam segitu!" Kata Ran sambil mendekat ke Miki dan Suu.
"Iya deh iya, aku bangun..." Kata Miki sambil berdiri.
"Cepat mandi, kita harus cepat sebelum jam 6." Kata Ran berpesan ketika Miki akan keluar dari ruangan ke kamar mandi.
"Iya iya... aku tau!" Kata Miki.
Setelah itu Miki keluar dari kamarnya dengan keadaan setengah sadar.
"Eh lho, Suu kok nggak bangun?" Batin Ran sambil menoleh ke arah Suu.
Suu tergeletak di lantai.
"S-Suu! A-Apa aku melakukan hal yang terlalu berlebihan sampai membuatnya jatuh dan p-pingsan..." Kata Ran panik.
Dia mendekati Suu.
"S-Suu... bangun Suu, k-kau tidak apa - apa kan..?" Tanya Ran sedikit panik dengan mengguncang - ngguncang tubuh Suu.
Suu tidak juga bangun setelah Ran mengguncangnya berkali - kali.
"Aduh... Bagaimana ini...!" Ran tambah panik.
Lalu dia berlari keluar ruangan untuk minta tolong ke Miki.
"Miki...! S... Suu... Dia... Dia..." Kata Ran terbata - bata saat didekat Miki yang akan masuk ke kamar mandi.
"Ada apa dengan Suu?" Tanya Miki.
"S-Suu, Suu belum bangun...! Dia terjatuh telalu keras... sehingga...sehingga..." Kata Ran panik dengan terbata - bata.
"Oh, dia masih tidur? Bangunkan saja." Kata Miki santai.
"Eh lho, kok Miki nggak panik?" Tanya Ran keheranan.
"Suu selalu begitu, susah dibangunkan." Kata Miki sambil memegang pintu, segera masuk ke dalam kamar mandi.
"Terus bagaimana?" Tanya Ran
"Sini, dekatkan telingamu..." Lalu Ran mendekatkan telinganya ke Miki, dan dia diberitau cara untuk membangunkan Suu.
"Yakin bisa?" Tanya Ran agak nggak percaya setelah dibisiki.
"Yakin 'lah... setiap hari caraku membangunkannnya kayak gitu kok. Sudahlah cepat sana, aku juga harus mandi." Kata Miki sambil menutup pintu kamar mandi.
"Baiklah." Ran kembali ke ruangan Miki untuk mencoba kata - kata yang dibisik kepadanya barusan.
Ran mendekat ke Suu yang masih tergeletak di lantai.
glek
Ran menelan ludah lalu berdo'a semoga berhasil sebelum mebisikkinya.
Lalu dia mebisikkan kata - kata.
"Hei Suu... Ada hantu di dekatmu..." Kata Ran dengan nada yang seram.
Suu langsung membuka matanya dan berteriak keras sampai terdengar di lantai bawah. Bahkan Miki yang ada di kamar mandi pun mendengarnya.
.
"Begitulah Suu. Oh iya, aku lupa bilang ke Ran harus bersiap - siap untuk menjauh setelah melakukan itu.." Batin Miki terkikik sedikit memikirkan apa yang terjadi pada Ran saat mendengar teriakan Suu.
.
Sementara Ran yang ada di dekat Suu menutup telinganya rapat - rapat. "Rasanya gendang telingaku bakal pecah kalau setiap hari harus membangunkan Suu dengan cara seperti ini..." Bisik Ran setelah Suu selesai berteriak.
"Ha-Hantunya dimana desu~!... Dimana...!" Tanya Suu ketakutan dengan menoleh ke sekelilingnya.
Dilihatnya Ran duduk menutup telinganya dengan mata berputar - putar.
"Ra-Ran... " *sweatdrop* Kata Suu. "A-Aku teriaknya terlalu keras ya desu~?" Tanya Suu dengan wajah takut.
"Te-tenang Suu... Ng-nggak kok..." Kata Ran tersenyum memaksa. Karena sebenarnya teriaknya Suu amat sangat keras.
"Pa-Pasti kamu di kasih tau Miki ya desu~?" Tanya Suu dengan wajah kaget.
"I-iya sih, tapi nggak apa - apa kok... Kamu beresin barang - barangmu, soalnya kamar mandinya masih dipakai Miki..." Kata Ran, walaupun sebenarnya keberatan bicara seperti itu.
"Baik desu~." Kata Suu. Setelah itu dia menuju lemarinya untuk mengambil pakaian dan barang - barang yang diperlukannya.
.
Sebenarnya Ran, Miki, dan Suu ini akan pergi ke luar kota untuk bersekolah di Chara School. Dan mereka akan tinggal di asrama sekolah itu.
Alasan mereka sekolah di sana adalah karena di sana ada berbagai macam kelas dengan pelajaran yang mereka minati. Ada kelas olah raga, menggambar, memasak, menari, menyanyi, dan lainya.
Ran sangat suka olah raga, sehingga dia akan masuk ke kelas olah raga nantinya.
Sedangkan Miki akan masuk dke kelas menggambar nantinya, karena dia yang sangat suka menggambar.
Dan Suu akan masuk ke kelas memasak, karena dia yang sangat suka memasak.
.
Setelah Suu menyiapkan semua barangnya yang akan dibawa, dia pun segera ke kamar mandi karena Miki yang juga selesai mandi. Miki kembali ke kamarnya di lantai 2.
"Hei Miki..." Kata Ran saat Miki masuk.
"Apa?" tanya Miki.
"Memangnya apa gendang telingamu nggak pecah kalau setiap hari caramu membangunkan Suu kayak gitu?" Tanya Ran yang sedang duduk di sudut kasur Miki.
"Haha... maaf ya, aku lupa bilang ke kamu untuk cepat - cepat menjauh setelah membisikinya." Kata Miki sedikit tertawa.
"D-Dasar Miki!" Bisik Ran marah.
.
.
Setelah semunya telah bersiap - siap dan sudah sarapan, Ran, Miki dan Suu berpamitan ke orang tua Miki untuk pergi.
"Aku akan mentransfer uang kalian kalau sudah habis nanti!" Kata Ibu Miki kepada Miki dan Suu.
"Beres..." Kata Miki dan Suu bersamaan. Tapi Suu mengakhiri perkataannya dengan "desu~"
Ran dan yang lainnya akan berjalan menuju stasiun. "Do'akan aku ya bu, ayah..." Kata Miki melambaikan tangan ke kedua orang tuanya sambil berjalan menjauh.
"Hati - hati di jalan...!" Pesan orang tua Miki.
"Iya..." Kata ketiga gadis itu sambil berjalan semakin jauh.
.
.
Sesampainya di depan stasiun, Suu melihat ke jam besar yang ada di atas stasiun. "lima... lima sembilan...desu~" Eja Suu.
"Oh, keretanya akan berangkat satu menit lagi..." Kata Ran, Miki dan Suu bersamaan setengah sadar. Tapi Suu mengakhiri dengan kata "desu~". Setelah beberapa detik...
...
"HAAH...! SATU MENIT...!" Teriak Ran, Miki, dan Suu bersamaan baru sadar. Tapi Suu mengakhiri perkataannya dengan kata "desu~"
Teriakan mereka membuat semua orang yang ada di stasiun menoleh ke arah tiga orang itu.
Mereka semua berlari secepat mungkin dengan menggeret koper mereka.
Saat mereka melihat pintu kereta api akan tertutup (pintu otomatis), Ran langsung mendorong Miki dan Suu untuk cepat masuk. Dan clip. Pintu kereta api itu tertutup.
Bruag, dug , dug, dug, dag
Ran, Miki dan Suu terjatuh di dalam gerbong kereta karena dorongan Ran yang sangat keras. Tas dan koper mereka terlempar kesana kemari.
Mereka terjatuh di dekat pintu gerbong (di dalam). Posisi mereka yaitu punggung Miki tertindih Suu, punggung Suu tertindih Ran dan punggung Ran tertindih kopernya.
Gara - gara posisi itu, membuat orang - orang yang ada di dalam gerbong kereta api meoleh ke arah mereka.
"S-Suu... k- kau berat tau..." Kata Miki menahan sakit karena badannya yang tertindih Suu.
"S-Suu.. tidak bisa bergerak desu~... Ran menindihku... desu~" Kata Suu menahan sakit karena badannya yang tertindih Ran.
"A-Aku tidak... bisa bergerak... Kopernya terlalu berat..." Kata Ran sambil mencoba berdiri.
"Ka-kau ini bagaimana sih, kau kan selalu olah raga... masa' nggak bisa ngangkat kopernya sendiri sih..." Protes Miki yang ada di bawah. Menahan sakit.
"Masalahnya... waktu liburan kemarin... aku jarang olah raga..." Kata Ran masih mencoba berdiri.
Lalu seseorang berambut oranye mendekati mereka, dan menurunkan koper dari punggung Ran, sehingga Ran bisa berdiri dan Suu dan Miki pun juga bisa berdiri.
"Te-terima-..." Perkataan Ran terhenti ketika melihat wajah seseorang yang menolongnya.
"Da-Daiya!" Kaget Ran.
"Hai, Ran. Lama tidak bertemu." Katanya sambil tersenyum kepada Ran.
-Mizuki Daiya
Umur 13 tahun, kelas 1 SMP sepupu(dari ibu) Ran
Ciri - ciri: Rambut panjang berwarna oranye gelap sedikit mengilap, sering dikuncir dua dan memakai bando dihiasi bentuk diamond, atau memakai headset yang ada hiasan 2 buah diamond di sebelah kiri (1 berbentuk kecil). Mata berwarna oranye emas.
Lalu Ran memeluk Daiya. Karena beberapa bulan ini mereka tidak bertemu.
"Aku rindu kamu Da-..." Perkataan Ran terhenti lagi ketika dia mendengar suara creek dari belakangnya.
"R-Ran... bajumu sobek desu~..." Kata Suu menoleh ke belakang Ran.
Ran menoleh ke belakangnya. Dilihatnya bajunya terjepit di pintu gerbong kereta api.
"Ti-Tidak..." Kata Ran saat menoleh kebelakangnya.
"Kalau begini, Ran tidak bisa duduk dong..." Kata Daiya ikut menoleh ke belakang Ran.
Sementara Miki mengambili koper yang terlempar barusan.
"Disobek saja... Iya disobek saja... perjalanannya satu jam loh..." Kata orang - orang di dalam gerbong kereta yang mendengar pembicaraan mereka.
"T-Tidak mungkin... Ini 'kan baju baru...!" Kata Ran keberatan.
"Sudahlah kalau tidak begitu nanti kamu bakal berdiri di situ terus Ran." Kata Miki yang mendekat ke arah mereka dengan menggeret koper dan membawa tas.
"I-iya deh..." Kata Ran pasrah.
Krieek
Baju Ran disobeknya.
"Padahal ini satu - satunya baju yang tersisa di toko kemarin..." Kata Ran sambil memegangi sobekan bajunya. Keberatan.
Karena tidak ingin membuat orang - orang melihat sobekan baju di belakang Ran, Miki meminjamkan jaketnya pada Ran.
Setelah itu mereka juga Daiya duduk di kursi yang ada di dalam kereta.
"Hei Daiya, terima kasih yang tadi ya." Kata Ran sambil menepuk punggung Daiya.
"Eh iya, terima kasih desu~" Tambah Ran.
"Makasih ya Saiya." Tambah Miki, salah sebut nama.
"*sweatdrop* Eh, tapi namaku Daiya bukan Saiya..." Kata Daiya ke Miki.
"Eh, ma-maaf, itu maksudku." Kata Miki sambil menggosok - nggosok belakang kepalanya karena malu.
"Nggak apa - apa kok." Kata Daiya. Tersenyum.
"Ngomong - ngomong kau ini siapanya Ran desu~?" Tanya Suu kepada Daiya.
"Aku sepupu dari Ibunya Ran. Namaku Mizuki Daiya. Salam kenal." Kata Daiya sambil tersenyum.
"Kalau aku Akiyanagi Suu desu~, sepupunya Miki yang sekarang jadi saudara tirinya desu~" Kata Suu memperkenalkan diri.
"Namamu Miki?" Tanya Daiya menunjukkan jari ke arah Miki.
"Iya, aku Akiyanagi Miki, sepupu Suu. Tapi sekarang aku jadi saudara tirinya." Kata Miki menjelaskan.
"Saudara tiri?" Kata Daiya bingung.
"Orang tua Suu sudah lama meninggal, lalu Miki meminta orang tuanya untuk mengadopsinya." Kata Ran menjelaskan pada Daiya.
"Oh, begitu..." Kata Daiya baru tau.
"Ngomong - ngomong kamu mau kemana Daiya?" Tanya Ran.
"Aku akan ke Tokyo untuk masuk ke Chara School." Jawab Daiya.
"Wah... Kalau begitu kita semua sama dong..." Kata Ran senang.
"Eh, memangnya kalian akan ke sana juga?" Tanya Daiya.
"Iya!" Jawab Ran, Miki dan Suu bersama. Tapi kali ini Suu tidak menambahkan kata desu.
Semuanya terdiam karena perjalanan yang cukup lama.
Petugas kereta api mendatangi setiap bangku untuk mengambil karcis, begitu juga tempat Ran, Miki, Suu, dan Daiya.
Karena perjalanan cukup lama, keempat gadis itu menghibur diri agar tidak bosan.
Ran sedang main game di ponselnya, Miki menggambar walaupun keretanya sesekali bergetar, Suu membaca buku resep memasak, dan Daiya mendengarkan musik dari head setnya.
Perjalanan terasa cukup lama sampai keempat gadis tadi tertidur bersamaan.
.
.
Setelah sekitar satu jam perjalanan, kereta yang dinaiki Ran dan yang lainnya berhenti di stasiun. Keempat gadis itu merasakan guncangan rem kereta dan terbangun dari tidurnya (-Suu).
"S-Suu... masih tidur... *sweatdrop*" Kata Ran sambil berdiri memegang pegangan kopernya, bersiap untuk keluar dari dalam kereta.
"Apa kita harus membisikkinya lagi...?" Tanya Ran ke Miki ragu.
"Tentu, itu cara paling ampuh." Kata Miki.
"3...2...1..." Miki menghitung mundur, lalu Ran membisiki Suu yang masih tertidur. "Suu... Di dekatmu ada hantu..." Bisik Ran dengan nada menakutkan.
"Cepat lari...!" Kata Miki dan Ran menggeret koper mereka sambil lari keluar dari dalam gerbong kereta.
Daiya yang tidak tau apa - apa cuma ikutan lari sambil membawa tas besarnya.
"KYA...!" Suu berteriak sampai semua orang yang ada di dalam gerbong maupun di luar gerbong menutupi telinga mereka rapat - rapat.
"E-Eh... Di-Dimana ada hantu desu~!" Kata Suu sambil menoleh ke sekelilingnya. Wajah ketakutan.
Wajah Suu jadi merah padam karena dia dilihat banyak orang. Plus tidak ada Ran, Miki, juga Daiya di dekatnya.
"Ma-Maaf permisi desu~... " Kata Suu sambil menggeret tas kopernya melewati orang - orang dan keluar dari gerbong. Wajahnya sangat merah karena malu.
Dilihatnya dari luar pintu kereta terlihat tiga orang gadis yang berdiri di dekat tiang stasiun sambil membawa koper. Tertawa - tawa.
"Rambut pink, biru muda... awas ya desu~! Aku tau ini pekerjaan kalian desu~!" Bisik Suu emosi saat melihat mereka.
Suu berlari kencang dengan menggeret tas kopernya mendekati mereka bertiga.
"Miki...! Ran...! Awas kalian desu...!" Teriak Suu sambil berlari. Suu tidak menyalahkan Daiya, dia memaklumi karena Daiya belum tau apa - apa.
"Lari...!" Kata Ran dan Miki lari dengan menggeret kopernya saat mendengar teriakan Suu dari jauh.
Daiya hanya sweatdrop. "Aku nggak ngerti kalau Suu teriakannya super keras seperti tadi...!" Katanya sambil melihat Ran dan Miki yang di kejar - kejar Suu.
Daiya melihat Suu dan yang lainnya keluar dari stasiun, diapun ikut mengejar mereka.
Ran dan Miki terus berlari, sampai berlari di trotoar jalan.
dan greb
Akhirnya mereka tertangkap.
Suu menarik baju yang ada di dekat belakang leher mereka berdua bersamaan.
"Kalian ini jahat desu~!" Kata Suu sambil mencekik leher mereka. Wajah menakutkan.
Glek
Ran dan Miki menelan ludah.
"A-Ampun... Maafkan kami Suu..." Kata Ran dan Miki menyerah.
Suu memang mendengarkan, tapi dia memukuli kepala Miki dan Ran bersamaan.
"Uh...! Apa kalian membenciku desu~... Aku kan nggak salah apa - apa desu~...! Kalian jahat desu~...! Jahat, jahat, jahat desu~" Kata Suu sambil memukuli kepala mereka berkali - kali.
Daiya berlari ngos ngosan dari belakang mereka.
"Ka-kalian... cepat sekali... kalau lari..." Kata Daiya antara ngos ngosannya saat di dekat tiga gadis itu.
Lalu Suu berhenti memukuli Miki dan Ran saat Daiya datang.
"Hah... syukurlah..." Kata Ran dan Miki menggosok - nggosok kepala mereka karena sakit.
"Ingat ya desu~! kalau kalian melakukan hal yang seperti ini lagi, mungkin nyawa kalian nggak selamat desu~!" Ancam Suu melirik Ran dan Miki dengan wajah dan nada yang seram.
Glek
Ran dan Miki menelan ludah karena ancaman Suu yang barusan.
Mereka tidak mengira kalau Suu yang selalu terlihat manis bisa menunjukkan wajah yang seram juga ancaman yang menakutkan.
"I-Iya, k-kami nggak akan ngulangin lagi..." Kata Miki dan Ran ketakutan.
Wajah Suu berubah menjadi wajah yang manis lagi. "Arigato desu~" Kata Suu dengan tersenyum.
Ran dan Miki menghela nafas lega.
"Sekarang kita harus mencari sekolah kita kemana desu~? Tokyo itu kan luas." Kata Suu sambil menghadap Ran, Miki dan Daiya.
"Sekolahnya kan tepat di seberang sana..." Kata Miki sambil menunjuk jari ke arah kiri, di seberang jalan.
Suu tidak sadar karena dia tidak menghadap seberang jalan sama sekali. Tertulis 'CHARA SCHOOL' di pagar sekolah itu. Banyak sekali siswa - siswi yang lalu lalang di dalam dan di luar sekolah itu.
"Akhirnya kita sampai juga." Kata Ran dan Daiya yang juga baru sadar.
Mereka menyeberang jalan, dan langsung masuk ke dalam sekolah.
Ran, Miki, Suu, dan Daiya berjalan - jalan mengelilingi sekolah, mencoba untuk mengenal. Tanpa sadar, Ran terpisah dengan teman - temannya.
"Lho? Miki? Suu? Daiya? Kok nggak ada?" Tanya Ran sambil menoleh ke arah kiri dan kanannya saat dia ada di dekat kantin sekolah.
Ran yang baru sadar kalau dia terpisah dengan teman - temannya langsung berlari mencari mereka. Meninggalkan koper dan tas ranselnya di kursi kantin.
"Miki...! Suu...! Daiya...!" Ran memanggil - manggil nama mereka sambil berlari melewati jalan yang baru saja dia lewati.
Tapi tiba - tiba saat Ran ada di depan perpustakaan, BRUAK.
"aduh..." Ran bertabrakan dengan seseorang laki - laki. (siapa?)
v
v
To be continued...
catatan author : Minna, kalau misalnya ada kata - kata/tulisan di fic saya ini yang kurang enak dibaca minna, please beri saya saran buat kata - kata/tulisannya jadi lebih baik ya... ^^ (in Review or Private Massage "PM")
[iya nih, soalnya Aiko masih amatir : Ikuto and Amu]
time to 'ENDING TALKSHOW!'
Aiko : Arigato Minna! Karena sudah membaca fic saya.^.^
Amu : Ran...Kau merampas peranku...! Hinamori kan aku... *menangis*
Aiko : Sabar Amu, mungkin aku akan buatin fic tentang kamu-
Ikuto : Dan aku! :)
Aiko : Aha, mungkin. =.=
Amu : Hei Ai...apa chara yang lain nggak ada?
Aiko : Tentu saja ada. Mereka akan muncul di chapter berikutnya. Chara kalian akan mendapati kisah tentang "love"... :)
Ikuto 'n Amu : Love...! o.o *kaget*
Aiko : Oh iya buat kak 'Yui Hoshina' maaf cara nulisnya sedikit aku salin.
Amu 'n Ikuto : Dasar nggak kreatif!
Aiko : Biarpun cara nulisnya nyalin, tapi ceritanya nggak nyalin kan. wee :p
Amu : Ikuto...tolong akhiri dialognya ya...aku udah lemes karena peranku hilang. *terhuyung - huyung*
Ikuto : Sabar Amu, kita muncul di Opening dan Ending Talkshow fic ini. Mungkin Ai akan buatin fic tentang kamu kalau fic ini sudah selesai. Iya kan Ai?
Aiko : Haik!
Ikuto : Tolong REVIEW ya mi- (minna)
Amu : *bruk*
Ikuto 'n Aiko : AMU...! O.O *syok*
translete
minna = semua
-REVIEW-
v
-v-
