My Son's Sexy Doktor, Jung Jaehyun.
Jung Jaehyun, Lee Taeyong, Mark Lee, and other.
YAOI, BL, Abal-abal, Typo, Gaje, Mpreg, Bahasa aneh.
JaeYong, IlYoung, YuTen.
Semua cast di ff ini milik tuhan, orang tua mereka, dan SM Ent.
.
Akhirnya bisa post ff ini :v Spesial Thanks to penghuni grub Jaeyong: Kak Furi (Eomma tersayang :3), David ge (Papa tersayang :3), Khalil (Bisa dibilang abang gue karena sama-sama anak kak Furi & David ge :v), Kak Diva (Bias~), Kak Okta, Kak Nido, Kak Sora, Kak Akmal, Kak Azka, Kak Cindy, Della, Kak Firdha, Kak Giita, Kak Hana, Kak Hera, Jia, Kak Jo, Kak Kris, Kyuchan, Kak Lina, Kak Lita, Kak Syifa, Kak Nurul, Kak Poci, Kak Rosi,Kak Salsa, Kak Suci, Kak Thata, Kak Ulfa, karena tanpa kalian diriku hanya upil cantiknya si ganteng Johnny :) sebenernya mau nulis uname kalian, tapi ada yang ganti uname dan aku ga tau uname baru kalian apaan,so aku tulis nama asli wkwk :v
Oh ya, mungkin kalian ngerasa kalau alurnya kecepetan, tapi ini emang sengaja aku buat gitu biar readers ga bosen dan ga bertele-tele. Lagipula konflik nya masih cukup banyak :)
Happy Reading~
Taeyong menatap tubuh Mark Lee yang terbaring di ranjang rumah sakit. Walaupun Mark sering berbuat ulah dan menimbulkan masalah, baru kali ini ia sampai dirawat dirumah sakit.
Taeyong ingat sekali ketika Doyoung menghubunginya dan mengatakan jika anak laki-laki nya sedang berada di rumah sakit karena terjatuh di tangga dengan kondisi kaki seperti patah tulang. Banyak orang yang melihat kejadian itu berkata kepadanya, jika Mark sedang dikejar gerombolan bad boy sehingga ia terjatuh dari tangga.
Gerombolan itu berkata jika Mark yang mengganggu mereka, dan Taeyong menelan mentah-mentah ucapan mereka. Toh anaknya memang bandel.
Tapi, kenapa Mark terlalu sering mempunyai masalah? Kenapa ia tidak berperilaku normal seperti anak-anak lainnya?
Ia menggenggam tangan Mark yang sedang terlelap. Ketika sampai dirumah sakit, Doyoung berkata jika Mark sudah di rontgen dan hasilnya akan diberikan hari ini. Taeyong tidak bisa menahan air matanya yang akan jatuh saat melihat kondisi anaknya kala itu.
Taeyong menghela nafasnya. "Andai Johnny masih disampingku.."
Jonny Seo, mantan suaminya.
Ia dan Johnny menikah karena dijodohkan oleh masing-masing orang tua mereka. Alasan mereka dijodohkan semata-mata agar hubungan perusahaan yang dimiliki orang tua Taeyong dengan perusahaan orang tua Johnny semakin baik.
Taeyong sering sekali berfikir, alasan dia dan Johnny dijodohkan terlalu payah sekaligus basi.
Jelas Taeyong tidak terima dengan perjodohan itu pada awalnya. Taeyong bahkan saat itu masih kuliah semester empat dan berpacaran dengan adik kelasnya di sekolah dulu. Namun desakan dari orang tua membuat Taeyong frustasi.
Dan akhirnya ia menyerah.
Ia meninggalkan kekasihnya, meninggalkan Korea, meninggalkan semuanya.
Johnny dan Taeyong menikah di Amerika dan tinggal disana. Taeyong juga mulai kuliah di Amerika.
Taeyong mati-matian melupakan segalanya di Korea dan memulai hidup baru dengan Johnny, sampai beberapa bulan kemudian ia hamil dan melahirkan anak laki-laki.
Keluarga besarnya dan keluarga besar Johnny datang saat ia melahirkan. Doyoung dan Ten yang berstatus sahabat Taeyong datang dari Korea bersama Taeil dan Yuta, suami mereka. Bahkan Ten membawa Ea dan Eran, anak kembarnya.
Taeyong dan Johnny sempat berdebat saat menentukan nama anak laki-laki mereka. Taeyong memilih nama Korea, sedangkan Johnny lebih memilih nama 'Mark', nama orang barat yang menurutnya bagus. Pada akhirnya, mereka berdua sepakat memilih nama 'Seo MinHyung'.
Kehidupan mereka berjalan lancar. Baik Johnny, Taeyong, maupun si kecil Minhyung sehat dan berkehidupan lebih dari cukup di Amerika.
Tapi tepat pada malam hari saat ulang tahun Minhyung ke empat, apartement mewah keluarga Seo didatangi seorang pemuda manis asal Korea. Namanya Hansol, dan ia mengaku sedang mengandung anak dari Johnny.
Taeyong yang saat itu belum tidur mendengar semua percakapan Johnny dan Hansol, termasuk kalimat Johnny yang mengatakan dia tinggal sendirian di apartement itu dan akan bertanggung jawab atas kehamilan Hansol. Yah, ternyata semua kelakuan Johnny yang pulang larut malam lebih dari yang biasanya dan mulai cuek dengan Taeyong dan Minhyung karena hal ini.
Benar saja, esok harinya Johnny meminta cerai dari Taeyong.
Dan hari itu juga, Taeyong dimaki habis-habisan oleh orang tua nya karena Johnny beralasan meminta cerai atas perlakuan Taeyong yang tidak berperilaku baik terhadap Johnny sebagai suaminya.
Dusta Johnny merubah segalanya. Ia resmi bercerai dengan Johnny dan pindah ke Korea lagi. Taeyong bahkan mengganti nama Minhyung menjadi 'Mark Lee'.
Bohong jika Taeyong tidak sedih karena tindakan Johnny. Ia kecewa sekali dengan Johnny yang mementingkan urusannya sendiri daripada dirinya dan anak mereka.
Tapi jika jujur, sedih yang dirasakan Taeyong saat itu tidak ada apa-apanya dibandingkan saat ia terpaksa mendadak harus berpisah dengan kekasihnya yang masih kelas tiga SMA.
"Mom?
Taeyong mendongak, menatap Mark yang membuka matanya. Ia berharap jika Mark tidak mendengar apa yang ia gumamkan tadi.
"... Maafkan aku, Mom."
Taeyong menggeleng dan mengusap rambut Mark dengan sayang. "Maaf atas apa, Mark?"
"Semua ulahku. Aku sangat merepotkan, bukan?" Mark menundukkan kepalanya, memandangi selimut putih khas rumah sakit.
"Jangan berpikir terlalu banyak, Mark. Hasil rontgen mu akan diberikan hari ini."
Taeyong memilih mengalihkan pembicaraan. Bohong jika seorang Mark Lee tidak menyadari hal itu.
Mark hanya mengangguk dan tersenyum kecut.
Seorang dokter tampan berjalan di koridor rumah sakit, dibarengi dengan tatapan terpesona dan decak kagum. Sayang sekali, dokter itu memilih cuek dengan sekitar dan memilih berjalan tanpa merespon semua tatapan yang ditujukan kepadanya.
"Dokter Jung, hasil rontgen ini diberikan di ruang 214 atas nama Mark Lee." Seorang suster yang berada di belakangnya memberikan salah satu file yang sedari tadi dibawanya.
Ucapan suster tadi membuat dokter itu berhenti di tempatnya.
"Yeri, apa kau tadi berkata Mark Lee?"
Yeri mengangguk dengan tatapan bingung. "Ada apa, dokter Jung?"
Dokter itu menggelengkan kepalanya. Ia mencoba menenangkan pikirannya. Nama Mark Lee didunia ini bukan hanya satu 'kan?
Lagipula, jika itu benar Mark Lee yang sedang ada dalam pikirannya, sedang apa yang ia lakukan disini? Bersama siapa anak itu disini?
Mark Lee yang memenuhi otaknya digantikan oleh bayang-bayang informasi yang diberikan Taeil padanya.
Sekali lagi, dokter itu menggelengkan kepala dan mengacak rambut hitamnya. Berharap Mark Lee dan informasi dari Taeil menghilang dari otaknya dengan cara seperti itu.
"Jaehyun, kau aneh sekali saat aku menyebut nama Mark Lee." Yeri, suster yang dari tadi melihat ulah dokter itu berkata dengan tatapan yang masih bingung. "Jangan-jangan dia anakmu yang hilang?"
Jaehyun mendengus. "Aku bahkan belum menikah dan belum mempunyai kekasih setelah berpisah 'darinya', Yeri."
Yeri tertawa geli mendengar ucapan Jaehyun.
"Sesusah apa melupakan orang itu, Jae?"
"Aku yakin kau mengetahui nya,"
Yeri sudah membuka mulut dan akan mengatakan sesuatu, tapi Jaehyun sudah memotong kata yang akan ia keluarkan.
"Panggil aku dokter Jung. Walaupun kita sahabat saat sekolah, bukan berarti kau bisa memanggil namaku disini."
Jaehyun mengabaikan kata-kata menyebalkan yang diucapkan sahabat lamanya dan memilih mempercepat langkahnya.
Sebenarnya, ia sedikit berharap jika nama anak itu benar nama orang yang sedang ada di pikirannya.
Yeri ingin sekali keluar dari ruangan sekarang.
Saat masuk diruangan ini, Jaehyun dan pemuda manis yang menunggu Mark Lee langsung bertatapan... Aneh.
Jelas sekali mereka ingin mengucapkan semua kalimat yang seakan-akan sudah mereka pendam dalam hati sejak lama. Tapi Jaehyun berusaha bersikap senormal mungkin dihadapan Mark dan Yeri, lalu berkata bahwa Mark patah tulang dan besok segera di operasi yang dibalas oleh anggukan kaku dari Taeyong. Taeyong bisa bisa merasakan tatapan intens dari Jaehyun.
Yeri yang diam-diam melihat tingkah mereka bisa menyimpulkan jika pemuda manis itu Lee Taeyong, orang di masa lalu Jaehyun yang selalu diceritakan dokter bermarga Jung itu.
"Lee Taeyong, bisa bicara denganmu diluar ruangan sebentar?"
Jaehyun mengabaikan tatapan Mark. Pasti bocah itu heran, darimana ia bisa mengetahui nama Mommy nya.
Taeyong berani bersumpah, tubuhnya terasa lemas saat itu juga. Ia hanya bisa mengangguk dengan kaku seperti yang ia lakukan sebelumnya.
Yeri berdeham sebentar. "Kalau begitu, aku akan pergi terlebih dahulu, dokter Jung."
Setelah kepergian Yeri, Jaehyun menarik Taeyong dengan kasar keluar ruangan. Meninggalkan Mark yang sebenarnya tidak terima Mommy nya dibawa pergi oleh dokter itu.
Tubuh kurus Taeyong ditarik masuk oleh Jaehyun ke sebuah ruangan penuh alat kebersihan. Taeyong bersin ketika mengirup debu-debu ketika memasuki ruangan ini.
Demi tuhan, apa tidak ada ruangan lain selain ruang alat kebersihan?
Taeyong dikagetkan dengan gerakan Jaehyun yang tiba-tiba mendorongnya kearah dinding, lalu meletakkan kedua tangannya disamping kepala Taeyong.
"Well," Jaehyun membuka suara setelah sedari tadi melihat intens pemuda didepannya. "Mark Lee, anakmu yang sangat kau sayangi sedang sakit huh? Patah tulang?"
Nada sarkastik dari Jaehyun membuat Taeyong semakin takut berada di hadapannya. Taeyong bahkan sadar jika dirinya sama sekali tidak membuka suara saat pertemuan mengejutkan di ruangan Mark tadi.
Siapa sangka Jaehyun yang dulunya ia tinggalkan saat kelas tiga SMA menjadi dokter di rumah sakit ini?
Siapa juga yang menyangka jika Jaehyun adalah dokter yang akan meng-operasi Mark besok pagi?
Jaehyun mencengkram pipi Taeyong dan memaksanya menatap iris mata Jaehyun. "Jawab aku!"
"I-iya!" Entah kenapa, air mata Taeyong keluar tanpa bisa dikendalikan.
Jaehyun menjilat air mata Taeyong yang mengalir di pipi pemuda manis itu. "Jangan mencoba menangis dihadapanku, Kitty~"
Justru kebalikannya. Taeyong malah menangis tersedu-sedu dihadapan dokter tampan itu.
"Aku bilang jangan menangis!" Jaehyun menggigit pipi Taeyong dengan kasar. "Seharusnya aku yang menangis, Kitty!"
"Ah!"
Taeyong menjauhkan kepala Jaehyun dari wajahnya. Pipinya memerah bekas gigitan kasar dari Jaehyun. Sungguh, pemuda dihadapannya ini sangat berbeda dengan yang ia kenal dulu.
"Bagaimana kabar ayah Mark, hm?" Jaehyun tersenyum sinis memperhatikan Taeyong yang mengelus pipinya karena kesakitan. "Maksudku.. Mantan suami mu yang tampan itu? Yang dijodohkan oleh kedua orang tua mu demi bisnis itu?"
"CUKUP, JUNG JAEHYUN!" Taeyong berteriak kalap, ia frustasi dengan tingkah Jaehyun. "H-hentikan! Ak-aku m-mohon.."
Taeyong menangis dengan nafas yang tersendat-sendat, benar-benar takut dengan pemuda dihadapannya. Ia tidak peduli jika Jaehyun menganggapnya lemah.
Jaehyun tersenyum miring, "Kau memintaku berhenti karena kau gelisah, Kitty?"
Tubuh Taeyong sedikit bergetar saat mendengar nama panggilan yang ditujukan Jaehyun padanya. Sudah kedua kalinya pemuda bermarga Jung itu memanggilnya 'Kittty'.
Jaehyun memberi panggilan kesayangan untuknya saat dia dan Jaehyun masih berpacaran. Kitty.
Ia ingat, Jaehyun sering berkata jika Taeyong imut dan menggemaskan, sama seperti kucing. Maka Jaehyun memberi panggilan itu.
"Ah~ tentu saja kau gelisah, semua ucapanku benar 'kan, Kitty?" Jaehyun tersenyum penuh kemenangan.
Taeyong sibuk menghapus air matanya, "B-bagaimana kau tau semua i-ini?"
Jaehyun mendekatkan wajahnya ke wajah Taeyong, merasakan bau strawberry yang sepertinya berasal dari sabun wajah yang dipakai Taeyong. "Doyoung dan Taeil memberi semua kabar tentangmu padaku secara detail. Bahkan aku hanya perlu memberi mereka tiga karung emas untuk mendapatkan semua informasi tentangmu."
Taeyong hanya bisa memejamkan matanya, merasakan nafas dan gesekan bibir Jaehyun diwajahnya. Shit, ia tidak menyangka akan bertemu dengan Jaehyun.
"Aku adalah dokter yang meng-operasi Mark besok," Jaehyun berbisik pelan ditelinga Taeyong. Ia bahkan sengaja mengeluarkan nafas nya ditelinga Taeyong, membuat sang empunya bergidik geli. "Aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Aku bisa menyembuhkannya, tapi aku juga bisa membuatnya tambah kesakitan dua kali lipat dari yang sekarang ia rasakan."
"Tidak, k-kau tidak bisa melakukan hal buruk pada b-bayi kecilku," Taeyong mulai panik dan mendorong tubuh Jaehyun menjauh, namun gagal karena tenaga Jaehyun jelas lebih kuat daripada dirinya. "Perawat mu b-belum tentu mau melakukannya. Dan jika hal buruk benar terjadi k-karena kau, a-aku akan melaporkannya ke pihak berwajib!"
Jaehyun terkekeh dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Taeyong. "Aku hanya perlu beberapa karung emas lagi untuk membuat perawatku melakukan semua yang aku mau, dan membebaskan diriku dari pihak berwajib."
Orang kaya sialan.
"A-aku mohon, obati bayi ku, J-Jae.."
"Segampang itu kau memohon padaku, setelah apa yang selama ini kau lakukan padaku, Kitty?"
Taeyong pertama kalinya memberanikan diri memandangi mata tajam Jaehyun. "Kau tau bahwa itu bukan keinginanku! Aku bahkan masih m-mencintaimu saat kejadian i-itu!"
Ada rasa aneh di hati Jaehyun saat Taeyong berkata hal itu.
"Aku tidak peduli. Kitty, bukankah kau ingin anak mu yang lucu itu selamat?"
Tentu saja Taeyong langsung mengangguk dengan semangat.
"Cium aku tepat di bibir, Kitty. Saat Mark masih dirawat disini, maupun sudah diperbolehkan pulang, kau harus menungguku di depan pintu ini setiap jam sembilan pagi dan menciumku."
"A-apa?"
Wajah Taeyong memerah hebat. Apalagi ketika Jaehyun hanya merespon pertanyaannya dengan seringai sexy.
Jaehyun merundukkan kepalanya lagi kearah telinga Taeyong. "Ingat, Kitty, aku bisa melakukan apapun di tubuh kecil Mark."
Jung Jaehyun sialan.
Perkataan Jaehyun menyadarkan Taeyong. Ia tidak boleh egois, ia harus membuat Mark benar-benar diperlakukan baik oleh Jaehyun.
Oleh sebab itu, Taeyong langsung menarik leher Jaehyun, menciumnya.
Jaehyun menyeringai dalam ciuman mereka, lalu menarik pinggang Taeyong agar tubuh mereka berdua menempel dengan sempurna.
Jaehyun melumat kasar bibir manis Taeyong, yang direspon dengan desahan pelan dari Taeyong. Dokter tampan itu mengusap pelan pipi mulus milik Taeyong, membuat Taeyong membuka mulutnya dengan sukarela, membiarkan lidah Jaehyun mengobrak-abrik mulutnya.
"Shit, kau membuat suhu tubuhku naik!" Jaehyun melepaskan ciuman mereka dan menanggalkan jas dokternya, lalu meletakkannya sembarangan di lantai.
Dokter tampan itu memandangi wajah manis Taeyong yang memerah dan terengah-engah. Taeyong tidak banyak berubah saat ia terakhir kali melihatnya, hanya rambutnya yang di cat putih-keunguan membuatnya semakin terlihat cantik dan sexy.
Jaehyun kembali memagut bibir Taeyong, memiringkan wajahnya kekanan agar bisa mengeksplor mulut manis Taeyong, saling bertarung lidah dan bertukar saliva. Taeyong meremas rambut hitam Jaehyun, sensasi yang ia rasakan membuatnya lupa diri.
Jaehyun kembali melepaskan ciumannya setelah sekian menit berlalu, ia ingat masih ada tugas yang ia kerjakan.
"Ingat, Kitty. Jam sembilan pagi, kau harus mencium ku disini untuk keselamatan Mark."
Pemuda bermarga Jung itu membuka pintu dan pergi begitu saja, meninggalkan Taeyong yang masih terengah-engah mengatur nafas paska ciumannya dengan Jaehyun
TBC
