Title : Is It Really?
Chapter : 1
Author : Yukishima
Rating : T
Fandom : Super Junior, OC
Pairing : Ryeowook X OC (Kim Jang Mi)
Genre : Comedy, Crack, Romance, Vampiric
Disclaimer : They are not mine
Note : Fic ini pesanan teman gw yg suka banget ma Wookie ^^ Daripada pusing mikirin siapa cast ceweknya & nanti bikin iri, makanya gw bikin aja OC. Yang baca dilarang protes :-P Tadinya ini udah dipublish, tapi dihapus. jadi sekarang ku publish lagi. kalo dhapus lagi no problem. masih ada FB ^^
=o=
Seoul, November 2011 01:00 AM
Seperti biasa, ibukota negara Korea Selatan ini tak pernah tidur. Banyak orang yang masih saja melakukan kegiatan di tengah malam itu walaupun tentu saja hanya ditempat-tempat tertentu yang mungkin tidak semua orang akan memasukinya. Di keremangan malam, tampak sesosok pemuda berwajah nyaris sempurna dengan rambut sehitam malam, iris berwarna senada, kulit seputih pualam dan bibir semerah darah sedang mencumbu seorang gadis berpakaian sedikit terbuka di sebuah lorong sepi. Rintik-rintik hujan di musim gugur tampak tak mengganggu suasana panas mereka.
"Aaahh.. Oppa, sebaiknya kita pesan kamar. Aku malu jika ada yang melihat kita," desah gadis itu disela cumbuan si pemuda pada lehernya.
"Tidak perlu. Karena aku ingin memakanmu disini juga. Tidak akan ada yang melihat kita," sambil membelai pipi si gadis, bibir merah pemuda itu menyunggingkan senyuman manis yang membuat si gadis semakin terhipnotis karenanya dan tak menyadari bahaya yang mengancam.
Si pemuda kembali menenggelamkan wajahnya di ceruk leher si gadis dan mencumbunya lagi. Merangsang dan memberi sentuhan pada bagian tubuh yang lain, membuatnya tak menyadari bahwa iris mata si pemuda yang semula hitam kini berubah menjadi semerah darah dan kedua gigi taringnya telah memanjang.
"Aaaaaaahhhrgh!," teriakan yang muncul dari bibir gadis tadi bukan lagi teriakan karena kepuasan tetapi menjadi teriakan kesakitan saat lehernya tertancap dua benda tajam yang menembus dalam hingga ke nadinya lalu menghisap darahnya dengan rakus tanpa memberinya kesempatan untuk melawan. Si pemuda kemudian melepaskan taringnya ketika nyawa si gadis telah menghilang dari raganya beserta dengan darah yang tak lagi bersisa di tubuhnya.
"Terimakasih," ucap si pemuda dengan tatapan dingin lalu meninggalkan tubuh korbannya begitu saja di lorong sepi itu.
"Tuan muda, ini..," suara seorang gadis membuat langkahnya terhenti. Ia lalu menoleh dan mengambil sapu tangan yang diserahkan gadis itu untuk membersihkan bekas darah di sekitar bibir dan tangannya.
"Apa kau sudah tahu dimana noona-ku tinggal?," tanya si pemuda berwajah manis itu kontras dengan tatapan dingin dari kedua iris gelapnya.
"Dia tinggal di Seoul juga Tuan Muda. Hanya saja, aku belum mengetahui alamat tinggal dan pekerjaannya dengan pasti," jawab gadis mungil berpakaian serba hitam itu dengan sopan.
"Nanti kita cari tahu lagi. Tapi dengan pesona yang dimiliki olehnya, sepertinya aku tahu pekerjaan apa yang akan dia lakukan." Pemuda itu tampak yakin dengan pemikirannya. "Apa kau sudah mendapatkan tempat tinggal untukku?"
"Sudah. Sebuah rumah di daerah Kangnam-Chungdam-Dong. Silakan ikuti aku. Mobilmu ada disana," gadis itu membuka payung yang dibawanya lalu memayungi si pemuda yang dipanggilnya tuan muda tadi dan membawanya menuju sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari mereka.
=o=
Satu Bulan Kemudian
"Wookie-ah, kau mau kemana malam-malam begini?," tanya seorang pemuda yang ukuran kepalanya sedikit besar dan bermata sipit pada pemuda mungil nan manis yang nampaknya akan berniat keluar malam ini. Tangan mungil pemuda itu masih khusuk mengelus dengan mesra kekasihnya yang berwujud kura-kura berukuran mungil.
"Aku mau ke minimarket sebentar mau beli ramyeon instant hyung. Rasanya perutku lapar tapi di kulkas tak ada bahan makanan lagi buat dimasak."
"Akan kubelikan."
"Tidak perlu. Aku juga mo sekalian belanja koq. Gak mungkin kan nitip belanjaan sama hyung. Terakhir kali aku suruh belanja, sama hyung malah dibeliin makanan kura-kura semua. Aku nggak akan lama koq. Hyung mo nitip apa?," tawar pemuda manis itu sambil memakai jaket karena kebetulan cuaca sedang dingin.
"Nitip makanan ddangko aja deh kalo gitu," ujar pemuda bernama Kim Jongwoon alias Yesung yang merupakan kakak dari si pemuda imut nan manis yang bernama Kim Ryeowook.
"Hyung, aku kan mo ke minimarket. Mana ada makanan kura-kura disitu?," Ryeowook hanya memutar bola matanya dengan kelakuan pabbo kakak tercintanya itu. "Ya sudah nanti kubelikan ramyeon juga. Aku pergi dulu hyung!," Ryeowook menyambar payung lalu berjalan keluar apartemen.
"Wookie-ah!," panggilan Yesung membuat Ryeowook menoleh.
'Apalagi hyung? Nanti keburu hujan nih..."
"Hati-hati di jalan. Apalagi ini malam hari, hujan pula," pesan Yesung pada adiknya.
"Ya..hyung... Aku bukan anak kecil lagi," Ryeowook merasa sok dewasa padahal dia masih suka ngompol dan disuapin kalau makan ples dimandiin sama kakak-nya. Kalo yang terakhir bohong sih. Wookie kan terlalu pemalu. Lagipula kata neneknya sewaktu masih hidup dulu bilang, pamali kalo masih perawan suka mengumbar aurat di depan orang. Ntar bisa susah cari duit. Tapi Ryeowook kan bukan perawan, dia kan cowok gitu loh! Dimana-mana yang namanya cowok itu perjaka bukan perawan. Neneknya ini ada-ada saja deh.
"Bukan masalah kau masih kecil atau sudah gede. Apa kau gak liat berita kalo akhir-akhir ini sering terjadi penculikan dan pembunuhan? Mayat-mayat mereka semua ditemukan dengan kondisi bekas luka gigitan di leher dan kehilangan seluruh darahnya," Yesung kali ini memasang wajah serius.
"Ck...kau ini jangan menakutiku deh hyung! Aku tau itu. Tapi kan korban-korbannya semua cewek sedangkan aku ini kan cowok," kilah Ryeowook walaupun dalam hati ia merasa takut juga. Ngeri saja membayangkan dirinya menjadi korban.
"Oh iya...aku lupa. Heheheehe. Soalnya muka sama tingkahlakumu itu manis sih, mirip cewek," Yesung kembali memasang wajah pabbo.
"kau ini... aku mo pergi sekarang deh.."
"wookie-ah!," panggil Yesung lagi.
"Apaan lagi sih hyung? Ntar keburu malam aku udah laper banget nih!," teriak Ryeowook dengan nada tenornya hingga membuat Yesung menutup telinga karena berdenging.
"Bukan begitu. Apa kau lupa kalau kau ini seorang artis? Keluar tanpa penyamaran begitu, benar gak papa?," tanya Yesung dengan wajah polos.
"Haish...benar juga. Kenapa jadi pikun begini? Hehehehe...makasih hyung udah mengingatkan. Ternyata hyung ini pintar juga ya," Ryeowook langsung menyambar masker, topi kupluk dan kacamata hitam yang selalu jadi alat penyamarannya setiap kali keluar agar tidak dikenali para fansnya maupun wartawan infotaintment.
"Hei, emangnya aku sebodoh itu? Kau ini adikku berani-beraninya ngatain aku bodoh!," Yesung gak trima.
"Lho...bukannya aku kurangajar hyung. Aku hanya mengatakan kenyataan koq," jawab Ryeowook polos.
"Apa? Haish...," akhirnya Yesung hanya bisa mengalah saja karena karena tak tahan melihat tatapan polos adik kesayangannya itu.
"Aku pergi dulu hyung!," Ryeowook langsung berlari keluar sebelum ddangko hyungnya bertengger di kepalanya.
=o=
"Aaah...kenyangnya..," Ryeowook mengelus perutnya yang telah terisi dengan 5 cup ramyeon instant tadi.
Karena sudah terlalu lapar, ryeowook langsung saja memakan ramyeon yang dibelinya di minimarket itu juga. Ia tak menghiraukan tatapan aneh dari penjaga minimarket yang sepertinya mengenalinya. Karena tak mau diganggu acara makannya itu Ryeowook buru-buru menuju ke taman dekat minimarket dan makan hingga kenyang disana.
"Ish..kenapa harus hujan sekarang? Sebaiknya aku cepat pulang aja sebelum makin deras."
Rintik hujan yang mulai turun membuat Ryeowook sedikit kesal. Dipakainya kembali alat-alat penyamarannya lalu setengah berlari menuju arah ke apartemennya. Tangan kanannya membawa belanjaan dan sebelah kiri memegang payung. "Kenapa perasaanku gak enak gini ya? Kayak ada yang ngikutin aku sejak dari taman tadi deh. Jangan-jangan...stalker! Aku kan penyanyi terkenal. Udah keren imut pula," batin Ryeowook dengan narsisnya. "Aduh, gimana kalo aku diculik lalu diperkosa?," kali ini bayangan-bayangan mesum Ryeowook dengan adegan tak senonoh bersama cewek-cewek seksi bergentayangan di otaknya. Entak darimana virus mesum itu bisa meracuni pikiran polos seorang Ryeowook. "Tunggu..kalo stalkernya cewek seksi sih gak papa. Tapi gimana kalo ajusshi-ajusshi mesum yang perutnya gendut, keriputan pula? Tidaakkkkk...aku gak mau dinodai sama ajusshi-ajusshi mesum...," jerit Ryeowook dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras berusaha mengusir pikiran-pikiran konyolnya itu.
"hah? kenapa semakin terasa gak enak ya?," sejenak Ryeowook menghentikan langkahnya lalu mengarahkan pandangan ke sekitarnya. "Tidak ada siapa-siapa. Mungkin karena udara dingin saja," tepisnya lalu melanjutkan langkahnya lagi sambil bersenandung lirih untuk mengusir rasa takut. Di benaknya mulai berkelebat perkataan hyungnya tadi dan juga berita-berita yang dilihatnya di televisi. Apalagi jalan dilaluinya kini sedikit gelap dan tak ada lagi orang yang lewat.
Tiba-tiba langkah Ryeowook terhenti lagi ketika di di hadapannya tepat dari jarak 100m iris coklatnya melihat siluet seorang gadis berbaju biru. Rambut panjang gadis itu berkibar-kibar tertiup angin. "Kunti...," pikir Ryeowook dengan horornya karena melihat seorang gadis sendirian di malam hari dibawah hujan gerimis tanpa memakai payung mana berambut panjang pula. "Tunggu, biasanya kunti kan berbaju putih. Lagipula mana ada makhluk begituan di Korea? Kakinya menginjak tanah. Trus, masak hantu seseksi itu apalagi memakai high heels?," Gaun berbahan satin panjang yang dikenakannya memang tidak terlalu terbuka tapi membentuk dengan pas lekuk tubuh seksi gadis tersebut.
"Glek...," Ryeowook menelan ludah ketika melihat siluet seksi gadis itu. Sepolos-polosnya Ryeowook, dia tetaplah pria dewasa bukan?
Tiba-tiba gadis itu berjalan dengan anggun mendekati Ryeowook. Langkahnya nampak ringan seakan melayang. Senyum manis terulas dari bibir tipis nan menggoda iman si gadis bergaun biru.
"Naneun...Kim Jang Mi," suara lembut gadis itu terdengar saat memperkenalkan dirinya. Rambut panjang dan gaun panjangnya masih bergerak-gerak karena tiupan angin menebarkan tentu saja bukan bunga tujuh rupa tapi aroma manis parfum dari si gadis.
"K-Kim Ryeowook imnida," balas Ryeowook dengan gugup karena jarak wajah dirinya dan gadis itu hanya 20cm. "Pandangan mata yang lembut," kagum Ryeowook pada gadis bernama Kim jang Mi tersebut.
GREPP...
Tiba-tiba saja gadis bernama Kim Jang Mi itu memegang tangan kiri Ryeowook yang memegang payung.
"Kim Ryeowook-ssi, bolehkah aku numpang memakai payungmu sampai di ujung jalan besar sana? Mobilku mogok dan aku lupa bawa payung. Dari tadi aku menunggu taksi disini gak ada yang lewat satu pun. Ponselku mati pula. Jadi aku gak bisa menghubungi pamanku untuk menjemputku disini," hilang sudah keanggunan yang tadi ditunjukkan oleh gadis itu di depan Ryeowook menjadi tatapan polos sedikit norak.
"Tck...apaan nih? kupikir dia hantu atau penggemarku. Apa dia benar-benar gak ngenalin aku? Padahal tadi aku kan sudah menyebutkan nama..," gerutu Ryeowook.
"Aku bukan hantu Kim Ryeowook-ssi. Memang siapa dirimu? Apa aku mengenalmu?," tanya gadis itu dengan lugunya seolah dapat membaca pikiran Ryeowook.
"Hah? Kenapa dia bisa membaca pikiranku?," tanya Ryeowook dalam hati. "Ah, paling karena mukaku yang kelihatan tegang ini." Pikir Ryeowook lagi.
"Ryeowook-ssi...," gadis itu menyentuh tangan Ryeowook menyadarkannya dari lamunan karena tangan gadis itu terasa sangat dingin seperti mayat. Namun karena cuaca yang dingin Ryeowook hanya berpikir karena kehujanan saja.
"Ahh...baiklah. Kuantar sampai sana," Ryeowook sedikit salah tingkah karena pemuda itu memang sebenarnya pemalu jika harus berhadapan dengan lawan jenis.
Akhirnya mereka berdua berjalan beriringan menggunakan satu payung hingga sampai di jalan besar.
"Apa aku mengenalmu?," Kim Jang Mi rupanya masih penasaran dengan siapa sebenarnya Ryeowook.
"Kenapa? Kau benar-benar gak tahu siapa aku?," Ryeowook benar-benar merasa terhina. Bagaimana artis terkenal seperti dirinya bisa-bisanya tidak dikenali oleh seorang gadis yang manis nan errr...seksi ini. Terpaksa Ryeowook melepas masker dan kacamata hitam yang melekat di wajahnya supaya gadis itu mengenalinya.
"Hmmm," gadis itu hanya menggelengkan kepala tanda tak tahu. Dahinya berkerut seolah memikirkan sesuatu. "Aku tahu!," sorak gadis itu dengan riangnya tak lama kemudian.
"Syukurlah. Akhirnya kau mengenaliku. Gak sia-sia aku melepaskan alat penyamaran ini," Ryeowook tersenyum puas dan bangga.
"Kau... Jangan-jangan kau ini adalah ajusshi-ajusshi yang mencari gadis-gadis muda untuk dijadikan wanita penghibur? Maaf ajusshi, aku gak mau bekerja seperti itu. Lagipula aku sudah punya pekerjaan sendiri koq. Jadi, carilah gadis lain. Tapi sayang sekali. Padahal wajahmu manis. Kau lebih cocok jadi seorang artis," perkataan polos gadis itu membuat senyum di wajah Ryeowook menghilang. Bisa-bisanya cowok semanis dirinya disebut ajusshi oleh gadis yang bahkan mungkin umurnya tak jauh beda dengannya bahkan dituduh sebagai germo yang akan menjual tubuh gadis-gadis.
"Ya.. aku bukan seperti itu...," bela Ryeowook. Tapi sebelum pemuda itu berbicara lagi, ada sebuah taksi yang lewat dan gadis itu langsung menyetopnya.
"Terimakasih, Ryeowook-ssi," Kim Jang Mi tersenyum tulus sambil mengangguk sopan. "Carilah pekerjaan yang lebih baik. Kau lebih cocok jadi artis... Sampai jumpa...," cerocos gadis itu tanpa memberi kesempatan Ryeowook untuk menjelaskan kesalahpahamannya langsung masuk ke dalam taksi dan menutup pintunya.
"Aku memang artis!," teriak Ryeowook setelah taksi itu meninggalkannya. "Haish...apa-apaan dia?," Ryeowook mendengus kesal. "Sial, hujannya makin deras!," ia langsung berlari menuju apartemennya yang berada di seberang jalan.
TBC
