Sena Present

Cast

Oh Sehun

Xi Luhan

Other official couple here

.

"Mereka tak mengetahui bagaimana perasaanku, Mereka hanya tahu apa yang mereka lihat, Maafkan keputusanku-Sehun. Berjanjilah kepadaku, dikehidupan selanjutnya kau harus bersamaku apapun yang terjadi-Luhan"

.

NB "YAOI. Terinspirasi dari FF sebelah. Cerita asli dari otak saya"

.

.

.

1716, Dinasti Joseon

"Putra Mahkota keluar istana lagi?"

"Maafkan ketidakawasan kami Jeonha"

"Apa kau dia lupa kalau Kerajaan China akan datang?" Sang raja memijat keningnya.

"Sudahlah, jika putra mahkota sudah kembali. Suruh purta mahkota menemuiku di pavilium utara!"

"Baik Jeonha" semua membungkukkan badannya memberi hormat

Sang mulia raja meninggalkan pavilium putra mahkota. Sikap putra mahkota sangat berbeda dengan ayahnya. Jika sang ayah sangat patuh dengan peratutan, maka berbeda dengan putra mahkota yang suka melanggar peraturan yang di buat ayahnya sendiri. Seperti keluar dari istana secara diam-diam tanpa ada keperluan yang berarti. Namun, kepribadian yang sama membuat hubungan ayah dan anak ini tetap harmonis walau ada beberapa masalah yang selalu mereka hadapi secara kekeluargaan.

.

.

.

Semetara itu..

"Yang mulia, maafkan kelancangan saya. Tapi, kita harus segera kembali ke kerajaan Yang Mulia"

"Oh ayolah Jisoo-ya! Ini sangat menyenangkan. Kita bisa melihat pemandangan yang indah dan akupun bisa melukis tanpa gangguan dari pangawal kerajaan lainnya"

"Tapi yang mulia.."

"Ssst.. Kau lebih baik diam! Aku sedang konsentrasi"

"Baiklah yang mulia"

Suasana kembali hening. Putra mahkota kembali melanjutkan melukisnya yang tertunda sedangkan sang pengawal pribadi atau sudah dianggap temannya sendiri oleh sang putra mahkota

Melukis adalah hobinya sang putra mahkota namun sang ayah tidak terlalu menyukai hobinya. Itulah yang membuat sang putra mahkota suka kabur dari kerajaan

"Chaa.. Bagaimana menurutmu Jisoo-ya?"

"Seperti biasa yang mulia. Begitu indah dan sangat mengagumkan yang mulia" puji Jisoo dengan senyuman

"Haha.. Tak akan ada yang bisa menandingi lukisanku. Sakalipun itu seniman negara ini"

"Yang mulia Oh Sehun adalah pelukis no 1 di Korea"

Sehun atau putra mahkota tersenyum bangga memandang lukisan hasil karyanya sendiri

"Kajja kita pulang"

"Ne" Jisoo merapikan peralatan Sehun dan menyimpannya ke dalam tas yang sudah bertengger di punggungnya

"Ngomong-ngomong, kapan kunjungan kerajaan China itu kemari?"

"Hari ini yang mulia" jawab Jisoo pelan

"APA? KENAPA KAU TIDAK MENGATAKAN PADAKU?" teriak Sehun

"Maafkan saya yang mulia. Saya sedari tadi ingin mengingatkan yang mulia. Sungguh Maafkan..."

"HAHAHAHA... Jisoo, wajahmu sungguh lucu jika seperti itu HAHAHA..."

Jisoo menghela nafas saat tau teman kecilnya ini sedang menggodanya. Puas menertawakan Jisoo, mereka kembali meneruskan perjalanan. Sampai..

"Yang mulia, anda tak perlu melakukan ini. Ini bukan tugas anda yang mulia"

"Ya! Shim Changmin. Ini bukan masalah ini tugasku atau bukan. Dia membutuhkan bantuan kita. Berikan 10 perak dan beberapa uang padanya. Aku tak ingin bayi itu mati kelaparan" Changmin hanya pasrah menuruti permintaan tuannya

"Ghamsahamnida Narri.. Ghamsahamnidaa.." ucap sorang perempuan yang sudah lanjut usia itu berkali kali

"Ne.. Jangan sampai cucumu itu kedinginan halmoni"

"Ye Narri.. Semoga tuhan memberkati anda"

Ia hanya tersenyum membalas doa nenek itu dan berjalan menjauh tanpa mengetahui seseorang yang terus mengamatinya dari kejauhan

"Bagaimana bisa kerajaan ini membiarkan rakyatnya sengsara. Lihatlah Changmin-ah, ada berapa banyak orang yang butuh bantuan"

"Cukup Luhan! Ah, maafkan aku yang meninggikan suaraku" ucap Chanmin menundukkan kepalanya

"Tak apa, kau sepupu dan kau juga lebih tua dari ku. Tak perlu sungkan. Kau ingin mengatakan apa?" Luhan tersenyum lalu melanjutkan jalannya

"Begini Luhan, aku tau kau baik hati. Kau suka menolong. Tapi ini bukan tugasmu Lu. Biarkan sang raja yang mengurus rakyatnya. Sudah berapa perak dan koin uang yang kita bagikan? Lebih baik kita ke kekerajaan dan mengusulkan ke Raja Oh bagaimana mengatasi permasalahan ini" terang Changmin

"Kau benar. Ayo kita kekerajaan"

Changmin tersenyum, setidaknya kali ini sepupunya ini mau menuruti perkataannya

Setibanya di Kerajaan Luhan tidak lantas masuk. Beberpa penjaga kerajaan sempat menanyainya bebepa pertanyaan yang tidak penting. Karena Changminlah ia bisa masuk, tanpa menjawan pertanyaan apapun. Baba dan Mamanya sudah sampai di kerajaan lebih dulu. Jadi, tidak salah jika Luhan harus diintrogasi terlebih dahulu sebelum masuk kekerajaan

"Baba.. Mama.." panggil Luhan saat sampai di pavilium utama kerajaan yang memang digunakaan untuk menyambut tamu raja

"Oh, kau sudah selesai anakku.. Kemarilah" Luhan menuruti permintaan ayahnya dan berdiri di tengah-tengah orang tuanya

"Jeonha, inilah putra mahkota yang akan menggantikan singgah sanaku kelak. Perkenalkan dirimu anakku!" Raja Oh tersenyum melihat Luhan

"Anyeonghaeseyo, Cheo irimi Xi Luhan" Luhan menundukkan kepalanya pelan memberi hormat

"Eum, Aku sudah mendengar banyak tentang mu dari babamu. Jheona, jika anakmu perempuan. Maka aku berencana untuk menikahkan mereka tapi anakmu laki laki. Jadi, aku hanya bisa menjalin hubungan kerjasama dengan kerajaanmu" semua yang ada di sana tersenyum mendengar penuturan Raja Oh

"Hahaha.. Aku merasa terhormat atas niatmu itu Jeonha. Ngomong-ngomong, putra mahkota Oh ada dimana?"

"Saya disini Jeonha" Sehun membungkukkan badannya memberi hormat. Sehun sudah tampan dengan balutan pakaian kerajaan khusus putra mahkota

"Duduklah di sampingku. Mengingat kita akan menjalin hubungan kerjasama untuk pertama kalinya" Raja Xi menepuk tempat kosong di sampingnya

Sehun menuruti permintaan Raja Xi. Selama Kurang lebih satu jam mereka berbincang. Tak ada yang berniat mengakhiri. Mereka mengagumi pemikiran satu sama lain. Seperti Raja Oh yang menggumi semua usulan Luhan yang menurutnya kreatif dan menguntungkan kedua kerajaan dan Raja Xi yang mengagumi semua perkiraan Sehun mengatasi tiap permasalahan atas usulan Luhan yang menurutnya sangat bijak dan cekatan.

"Jeonha, maafkan saya mengganggu perbincangan Jeonha" seorang pengawal Raja China menundukkan kepalanya setelah memberi hormat

"Tak apa. Ada apa?"

"Menurut ketua prajurit yang menjaga kapal kita, bahwa badai ombak sedang terjadi dan perkiraan ombak akan berhenti 2-3 hari Jeonha"

"Apa? Ya Tuhanku, bagaimana bisa?"

"Tak apa Jeonha, di sini ada beberapa pavilum yang bisa anda tempati dan juga yang mulia Mama dan putra mahkota" tintah Raja Oh

"Baiklah jeonha. Tadi kesalahan saya juga tidak melihat perkiraan cuaca."

"Hahaha.. Tak perlu sungkan. Dengan begini kita bisa membahas kerjasama ini dengan matang"

"Anda benar Jeonha. Baiklah, bilang kepada semua pengawal dan prajurit kita menetap sementara di Korea selama badai berlangsung"

"Baik Jeonha"

.

Luhan berjalan menyusuri tiap sudut istana, ia berhenti di taman kerajaan. Ia memandang seluruh bunga yang tumbuh disana. Ia menghirup bau bunga yang menguar. Ia berjalan ke bunga tulip

"Kau mau tumbuh indah jika di Korea. Tapi kenapa tak mau bertahan lama jika di rumahku?"

"Jika kau mau, bawa pulang semua bunga tulip itu" Luhan menoleh ke sumber suara

"Eh, putra mahkota" Luhan tersenyum lalu menunduk sebentar dibalas anggukan juga oleh Sehun

"Saya tak serakus itu"

"Boleh saya bergabung?" izin Sehun

"Kenapa tidak? Ini taman milik anda Jeonha"

"Hahaha.. Panggil saja Sehun jika sedang kita berdua"

"Baiklah, Sehun karena kau lebih tua beberapa hari dariku maka, aku tak perlu memanggilmu dengan embel-embel Hyung bukan?"

"Bagaimana jika aku ingin kau memanggilku hyung?" goda Sehun

"Tak apa jika kau memaksa" Luhan kembali fokus pada bunga tulip di depannya

"Apakah seorang putra mahkota bisa kesal seperti itu?"

"Ck, jangan menggodaku terus Sehun!" bukannya marah karena bentakan Luhan, Sehun malah tertawa melihat Luhan yang seperti itu

"OH SEHUN!" geram Luhan melihat Sehun yang tak mau berhenti tertawa

"Hahaha.. Baiklah, baiklah! Maafkan aku Luhan" Sehun mengatur nafas dan memandang Luhan yang kembali fokus pada bunga tulip. Luhan memetik satu bunga tulip dan menerangkan semua arti bunga kepada Sehun. Tanpa menyahuti ocehan Luhan, Sehun terus memandangi tiap lekuk wajah Luhan

"Yeppeo.."

TBC

Lanjut apa nggk ya?