Aku benar-benar lelah. Aku tidak bisa bermimpi, karena aku tidak bisa tertidur. Aku merasa heran, meski kamu tidak memelukku, kamu masih bisa tertidur dengan pulas. Ah, harus berapa kali aku mengatakannya? Aku lelah harus terjaga setiap malam.

Aku selalu menunggu kamu pulang dari jadwalmu yang sangat padat. Aku selalu terduduk di tempat favoritku, di sudut kamarmu, bersama dengan kawan-kawanku yang terdiam sepanjang hari. Iya, kawanku, yang menemaniku selama kamu tidak ada. Boneka-boneka pemberian penggemarmu itu. Duduk berjajar rapi di sampingku.

Aku bisu. Aku tidak bisa menjawab segala pertanyaan yang kamu lontarkan. Aku hanya bisa membatinnya, bahkan sekadar tertawa pun kubatin. Aku lumpuh. Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku sesukaku. Hanya kamu yang bisa.

Aku selalu mengingat momen kebersamaan kita ketika kamu sedang tidak di rumah. Ketika kamu memelukku, menciumku, dan memujiku, layaknya diriku ini adalah kekasihmu. Aku sangat berharap, kamu tahu? Aku sangat berharap kamu tidak memiliki pasangan hidup selain aku di masa depan.

Walau memang bisu, aku merasa diriku bisu untuk kedua kalinya ketika kamu datang menghampiriku. Menggendongku, membawaku dalam pangkuanmu, dan menanyakan kabarku.

"Wonwoo sayang, bagaimana kabarmu?"

Begitulah kebiasaan Kim Mingyu selepas pulang dari aktivitas melelahkannya. Aku ingin menjawabnya, bahwa aku sangat baik ketika kamu masih menyayangiku. Namun apa dayaku yang tidak bisa apa-apa ini? Mingyu jadi seperti orang gila ketika bicara denganku.

"Uh, aku lapar. Mau temani aku makan?"

Aku ingin menjawab, mau. Aku bahkan ingin menyuapimu, memanjakanmu, dan membalas pelukanmu. Kapan itu bisa terjadi? Apa terlalu mustahil untukku?

Kalau aku pikir, Mingyu tidak berubah sama sekali. Selama 2 tahun aku tinggal seatap, bahkan seranjang dengan Mingyu, ia tidak berubah. Ah, ada perubahan sedikit. Ia semakin tampan. Bukan masalah sih, mau bertambah tampan atau tidak, aku rasa selama Mingyu masih menyayangiku, aku tidak masalah.

Pernah suatu ketika, aku duduk di samping Mingyu yang sedang menonton para gadis yang sedang menari dengan anggun. Aku tahu gadis itu, teman Mingyu. Aku merasa cemburu, tentu saja. Mingyu melihat gadis itu dengan tatapan yang sulit diungkapkan, mungkin Mingyu menyukainya?

Aku sedih, sangat sedih. Aku ini bukan apa-apa jika dibandingkan Sujeong, yang cantiknya bukan main. Suaranya bagus, gerakannya saat menari gemulai, dan tubuhnya juga sangat cocok ketika disandingkan dengan Mingyu.

Namun aku tidak perlu begitu lagi. Malam ini, Mingyu kembali membawaku ke dalam pelukannya saat ia akan berlabuh ke pulau kapuk. Aku sangat senang. Oh, aku belum cerita, ya? di punggungku terdapat tombol, yang ketika di tekan akan menghasilkan suara berupa sapaan, "Hai!". Namun, aku akan buat ini sebagai kejutan untuk Mingyu. Karena ia juga memintaku untuk menjawabnya. Aku harap ini berhasil, hanya sekali. Kuharap aku tidak akan rusak setelah ini.

"Wonwoo, jawablah aku. Akuㅡ menyayangimu."

"Aku juga", jawabku.

Lalu terlelaplah Mingyu, tetap sambil mendekapku di dadanya.

end.

a/n: kembali ke dunia ff(: maafkan, ff ini sangat banyak kekurangan dan tidak ada lebih-lebihnya(:[boleh sambil dengerin Lovelyz - Doll. Lagunya manis, tapi menurutku agak horor:v]oh, dan aku lagi galau. idol kesayanganku comeback jaraknya deket2, duitku sayang):