Natural
Wind
Flight
A bird
I was … trapped
I've failed …
I don't exist anymore …
.
.
.
Im Yoona - Im Jaebum - Im Changkyun
Mark Tuan - Joey Tuan
Wang Jackson
Lee Jooheon
Park Jinyoung - Park Jimin
Choi Youngjae
Lalisa
Bambam - Baby
Kim Yoogyeom
.
.
.
Seoul - spring
Memasuki ajaran baru, semester baru, pertarungan terakhir, kesempatan terakhir untuk keluar dari rutinitas menyebalkan yang hampir setiap hari setiap waktu di lakukan, membuat Jaebum dan juga Jinyoung tersenyum lebar berjalan dengan riang di sepanjang taman kampus. Im Jaebum dengan rambut berponi khas andalannya dan kacamata hitam polos -yang pasti tidak ada kacanya- berjalan dengan memasukkan tangan ke dalam kantong celananya dan sesekali bersenandung ntah lagu apa. Di sebelahnya sahabat semasa kecilnya, Park Jinyoung. Jinyoung berpakaian cukup santai, hanya celana jins dan kaos lengan panjang dan jaket kesayangannya yang dia lipat di samping tasnya, berjalan santai dengan langkah lebar mendengarkan headset dan sesekali matanya mencari sesosok makhluk aneh penghuni kampus yang Jinyoung pastikan dia berangkat lebih dulu hanya karena ingin melihat mahasiswa baru tahun ini.
Dari kejauhan terlihat sosok yang di cari Jinyoung sedang berbicara dengan adik Jaebum. Im Changkyun sengaja berangkat lebih awal karena dia merupakan ketua panitia untuk penerimaan mahasiswa baru. Di sebelah Changkyun teman pertama saat kuliah, Choi Youngjae, sedang mengabsen mahasiswa baru. Mark memberikan beberapa lembar surat pada Changkyun lalu menarik Jackson -yang sedaritadi 'membantu' Youngjae- memasuki gedung. Jinyoung yang melihat Jackson dan Mark memasuki gedung lalu menarik lengan Jaebum untuk berlari mengejar mereka berdua.
"hyuuuuuung, nanti aku pulang telaaaat." Changkyun berteriak saat melihat Jaebum dan Jinyoung berlari memasuki gedung. Di dalam gedung kampus, Jinyoung tak perlu mencari sosok sahabatnya karena mereka mempunyai tempat duduk khusus untuk mereka. Jackson dan Mark hanya sesekali membantu para panitia setelahnya mereka hanya duduk memperhatikan.
"seun-aaaa tadi aku melihat adikmu di sebelah sana. Kenapa dia tambah menggemaskan." Jackson menepuk tempat kosong di sebelahnya lalu menarik Jinyoung untuk duduk di sebelahnya. Jaebum sendiri hanya melirik sinis Jackson yang terlihat senang melihat adik perempuan kesayangan Jinyoung.
"Wangkong, ingat! Jimin adalah incaranku. Jangan pernah berani kau menyentuhnya!" Jaebum memperingatkan Jackson. Sebenarnya Jaebum memang sudah lama menyukai bungsu keluarga Park, berhubung saat itu mereka masih kecil apalagi Jimin pernah pindah ke Thailand dan sempat bersekolah di sana jadi tak ada waktu bagi Jaebum untuk mendekati Jimin, dan juga Jinyoung sangat overprotective terhadap adiknya itu. Jinyoung sendiri bukannya tak mau adiknya di dekati oleh teman temannya, tapi karena Jinyoung sendiri tau bagaimana sifat teman temannya dan sifat Jimin sendiri bagaimana, jadi Jinyoung lebih baik menjauhkan mereka semua.
"bukankah kau setuju jika kita bertarung secara sehat. Jadi jika aku sekarang bisa mendekatinya kenapa tidak." Jackson memukul bahu Jaebum dengan bercanda tapi di balas Jaebum dengan keras. Mark yang sedaritadi diam memperhatikan Jimin tersadar jika adiknya Jinyoung sedang bercanda dengan dua orang pria.
"Jimin sudah mendapat teman baru?" Mark menarik Jinyoung untuk duduk di sebelahnya. Karena teman di sebelahnya sibuk dengan pertarungannya sendiri. Jinyoung memperhatikan siapa yang di tunjuk Mark.
"oh perempuan itu namanya Lalisa dan di sebelahnya adalah Bambam. Mereka berdua teman Jimin sewaktu sekolah di Thailand. Jika pria tinggi di belakangnya aku baru melihatnya. Mungkin mereka baru bertemu di lapangan tadi." Jinyoung juga memperhatikan pria tinggi di belakang Jimin. Mereka berempat terlihat akrab dan lebih asik bercandan sendiri. Mark sendiri walau sebenarnya pendiam tapi dia selalu memperhatikan adik adik dari teman temannya, karena adiknya sendiripun berada jauh di Negri Paman Sam. Jimin yang sadar terus di perhatikan oleh kakaknya lalu melambaikan tangan pada Jinyoung dan membentuk love sign dengan kedua tangannya. Jinyoung sendiri hanya tersenyum melihat kelakuan adiknya. Pipi gempalnya ketika tersenyum lebar, ingin rasanya dia mencubit pipi itu.
"haaaaah aku tak yakin jika Jimin juga menyukai salah satu di antara pria idiot ini." Jinyoung melirik Jaebum dan juga Jackson yang tersenyum aneh memperhatikan Jimin. Padahal love sign itu di tujukan untuk oppa nya tapi Jaebum dan Jackson salah mengira untuk mereka berdua. Mark hanya tertawa geli melihat kelakuan teman temannya.
"ayo ke kelas. Ini sudah waktunya kelas tambahan." Mark menarik Jackson, Jinyoung menarik Jaebum. sebelum kembali lagi ke dalam hall utama, Jinyoung berpesan kepada Changkyun dan Youngjae untuk menjaga adik adiknya.
Di dalam gedung saat menunggu lift, Jinyoung melirik ke salah satu gerombolan perempuan mahasiswi tingkat bawah. Salah satu di antara mereka ada yang selalu menarik perhatian Jinyoung. Hanya satu kata simple mereka bisa bersama. Tapi mereka berdua sudah mempunyai komitmen masing masing untuk berhubungan serius di saat mereka sudah lulus nanti. Jadi saat ini mereka hanya saling menjaga perasaan masing masing dan berusaha untuk tidak mengkhianatinya.
"Jisoo kah?" Mark menyenggol lengan Jinyoung dan hanya di balas dehaman. Jinyoung tersenyum lalu bergumam kecil dan di balas dengan lambaian tangan oleh Jisoo.
"Jisoo anyeong~" Jackson berteriak heboh saat melihat Jisoo dan beberapa temannya di seberang lift. Jisoo yang tadinya sedang melambaikan tangannya pada Jinyoung lalu tertawa keras dan berteriak riang menjawab panggilan Jackson.
.
Jaebum dan Jinyoung duduk di kap mesin mobil menunggu adik adiknya selesai acara. Mark pulang sendiri ke apartmentnya karena Jackson menemani Jooheon membeli perlengkapan kegiatan klubnya. Karena Jinyoung tau acara akan selesai sampai malam, akhirnya mereka membeli beberapa makanan kecil untuk di makan saat perjalanan pulang nanti. Jaebum sibuk dengan ponselnya, Jinyoung sendiri lebih memilih melihat lautan bintang di atas kepalanya yang sedang bersinar. Cuaca malam itu memang sedang cerah dengan hembusan angin malam yang menenangkan.
"tahun depan, saat kita lulus nanti, bagaimana jika kita pergi berlibur?" Jinyoung mengusulkan ide yang datang secara tiba tiba. Jaebum sempat berpikir lalu mengangguk mengiyakan.
"untuk sekarang kita fokus pada tugas akhir kita saja dulu. Jika memang sudah pas waktunya baru kita bicarakan pada yang lainnya." Jaebum ikut tertidur di sebelah Jinyoung memandang hamparan bintang yang luas. Menebak bintang terang apa saja yang berada di langit malam itu.
Dari kejauhan Jaebum dan Jinyoung mendengar perdebatan antara Changkyun dan Youngjae. Di belakang mereka Jimin, Lisa, Bambam dan pria jangkung dengan rambut mangkuknya hanya mengikuti dan sesekali ikut berdebat kecil.
"daripada menginap di kampus kenapa tidak pergi kemana gitu, maksudku lebih asik jika temanya outbond dan menyewa villa atau bagaimana gitu." Jimin memberi usul, tapi langsung di tolak oleh Youngjae.
"biayanya besar jika kita keluar kampus. Setidaknya jika kita mengadakan acara di kampus masih bisa di pantau oleh dosen dan kalian juga akan di jaga oleh beberapa satpam. Dan pasti beberapa alumni dan juga senior pasti akan ikut membantu." Changkyun langsung memberikan alasan yang pasti ketika Youngjae menolaknya.
"hyung? ah Jinyoung hyung anyeong~" sapa Changkyun saat melihat hyungnya turun dari kap mobil. Jimin berlari lalu memeluk Jinyoung. Jinyoung tinggal di apartment jadi dia jarang bertemu dengan adiknya, wajar jika dia menerima pelukan hangat dari adiknya.
"pulang ke rumah kan? Umma menanyakanmu terus. Kenapa liburan kemarin kau tidak pulang?" Jimin memeluk Jinyoung dari samping.
"lain kali saja jika aku tak punya makanan. Aku tadi sudah menelpon umma. Kita pulang bersama, Jaebum hyung mengantarku ke apartment dan kau pulang bersama mereka." Jinyoung mengusap rambut hitam tebal dan panjang milik Jimin. Saat Jimin melepas pelukannya itu di jadikan kesempatan Jinyoung untuk mencubit pipi gempal adiknya.
"oppa kenalkan, ini Kim Yoogyeom. Kita tadi berkenalan saat di lapangan." Jimin menarik Yoogyeom untuk berkenalan dengan oppanya. Lalu mengenalkan Jaebum yang merupakan sahabat Jinyoung, hyung dari Changkyun, ketua penyelenggara. Lisa dan Bambam sudah pernah bertemu dengan Jinyoung dan Jaebum, dan mereka baru tau jika Jaebum mempunyai adik lelaki.
"kau tinggal dimana? Oh Jae kau sudah di jemput?" Jinyoung menerima jabatan tangan Yoogyeom lalu beralih pada Youngjae yang berlari kecil ke ujung parkiran.
"aku tinggal di apartment itu, yang terlihat tinggi itu." Yoogyeom menunjuk apartmentnya lalu beralih lagi pada Youngjae yang berteriak.
"aku duluan yah semua." Youngjae pamit lalu pergi bersama hyungnya. Yang lain ikut melambaikan tangannya pada Youngjae.
"kalau begitu aku pamit dulu Sunbaenim. Selamat malam." Yoogyeom mohon diri untuk pulang lebih dulu. Sisanya masuk ke dalam mobil Jaebum.
.
Di perjalanan Jaebum tak berhenti melihat ke belakang hanya untuk memastikan jika Jimin ada di belakangnya. Jinyoung yang mengerti hanya menatap Jaebum tanpa berkedip lalu menendang kecil tempat duduk Jaebum. Jimin masih asik dengan obrolannya dengan Bambam dan Lisa. Mereka bertiga tak terpisahkan. Bahkan hanya sekedar membeli sesuatu saja Jimin akan meminta Bambam dan Lisa menemaninya. Bambam dan Lisa di asuh oleh keluarga dari adik ibu Jinyoung dan Jimin, berhubung mereka tidak mempunyai anak dan mau merawat Bambam dan Lisa selama anak itu kuliah di Korea. Dan jadilah kelompok kecil dari mereka bertiga ini.
"oppa jika aku mengajak Yoogyeom ke rumah boleh?" Jimin meminta ijin dulu pada Jinyoung. Tau karena semua ijin harus dari kakaknya dulu. Jinyoung sempat menghadap ke mereka bertiga lalu berpikir sebentar. Jinyoung juga tau jika Jaebum menunggu jawaban pasti darinya. Menjahili temannya tak apa kan?
"boleh. Setidaknya saat ini kalian berempat. Aku tak yakin Bambam bisa menjaga kalian berdua. Bahkan dia saja lebih kecil dari Lisa." Jinyoung tersenyum miring saat menjahili Bambam. Bambam jika sudah di jahili dia akan berbicara bahasa Korea dengan dialeg Thailandnya dan menurut Jinyoung itu sangat lucu.
.
.
.
.
.
tbc
.
.
.
Sebagai bentuk rasa antisipasi karena GOT7 comeback, dan sepertinya Phoenix juga bekerja keras banget 24 jam ini -Mvnya udah mau sampe 7jt view- Aku juga kembali dengan cerita baru yang lebih segar dan menarik -tapi aku ngga tau gimana menurut kalian- Aku belom mau ngasih tau cerita ini kayak gimana, biar kalian tebak sendiri aja cerita ini aku ambil dari mana. Udah lama konsep ini aku buat tapi baru kesampean sekarang di up nya.
Di tunggu review nya kesayangan
Peace out! Jjjai~
