Disclaimer : Masashi Kishimoto-sensei

Warning! SN/ Yaoi/SasuNaru (Of Course! Always!) , Gaje (Abiiiizzzz), TYPO (Bangeeet), OOC (Out of Character), and masih banyak kekurangan lainnya, harap dimaklumi, ya... Minna-chaaan :* Jangan lupa di Read (kalo suka :D, kalo enggak :'( nggak apa-apa kok :) ) and jgan lupa kirim review bwt perbaikan...

Nah Minna, Fic ini terinspirasi dari cerita di dalam Komik "Shinobi Girl" karangannya Kayono-Sensei... Kalo gak salah judulnya 'The Skynapper Boyfriend' kalo gak salah... hehehe

Oh iya, makasih buat Minna yang udah read atau review cerita Miyu yang sebelumnya sankyuu very much...

Moga Minna-chan suka cerita Miyu kali ini...

.

Happy Reading...

.

.

An Orange Fox

.

.

Seorang laki-laki berambut raven dan memakai topeng tampak berjalan menyusuri hutan. Mata onyx yang sehitam malam tampak menatap tajam ke depan.

"Kung...kung... ugh..."

Suara itu membuat langkah si raven terhenti. Ia menatap ke sekelilingnya mencari sumber suara itu. Matanya sudah mencari-cari suara itu, tapi tak di dapatinya sesuatu apapun. Beberapa saat kemudian ia kembali berjalan dengan santai.

"Kuung... kuung... guk..."

Matanya yang awalnya hitam itu berubah menjadi merah dengan tiga koma di sekelilingnya. Ia pun berlari menuju ke kedalaman hutan. Tak sampai semenit ia sudah tiba di belakang lima orang pria besar yang tampak mengepung seekor rubah berwarna kuning keemasan dan bermata biru langit. Laki-laki berambut raven itu tampak kaget melihat rubah itu, karena rubah yang memiliki bulu kuning dan bermata biru sudah punah dan ia juga pernah mendengar bahwa hanya satu rubah berbulu kuning yang masih bertahan.

"Kuung... kuung... ungg... guk.."

Rubah berbulu kuning itu tampak ketakutan. Matanya yang jernih dan berwarna biru langit itu menatap lima pria di depannya dengan tatapan memelas minta dikasihani.

"hahaha... kita mendapatkan rubah yang hampir punah ini. Kira-kira berapa harganya jika dijual, ya?" tanya seorang laki-laki berambut jabrik dengan tindik di hidungnya.

"Pasti harganya sebanding dengan sebuah negara. Kita akan kaya...!" kata laki-laki yang lainnya.

Rubah itu benar-benar terpojok, karena di belakangnya terdapat pohon besar membuat ia sulit untuk berlari.

"Ayo, cepat tangkap dia!"

Salah satu dari laki-laki itu melemparkan jaring ketubuh rubah malang itu.

"Kuuung..."

Si raven yang sejak tadi hanya mematung tampak menajamkan matanya, bibirnya tampak menggumamkan sesuatu.

"Humanum mutetur in institutum..." lirihnya. Ia semakin menajamkan matanya sampai tak terasa darah keluar dari matanya.

Tiba-tiba...

"Uwaaa... silumaan! Silumaan!" kata lima pria itu sambil lari terbirit-birit.

Ya... rubah berbulu kuning tadi tiba-tiba berubah menjadi manusia. Ia tampak meringkuk di dalam jaring tadi dan menutup matanya rapat-rapat.

Melihat itu si raven bernafas lega dan ia mengusap pelan darah yang keluar dari matanya. Setelah itu, ia menghampiri laki-laki berkulit tan dan memiliki rambut kuning secerah matahari itu.

"Kau aman." Kata si raven.

Laki-laki berambut kuning itu membuka matanya perlahan. Ia takut jika orang-orang yang hendak menangkapnya tadi masih ada di sana, namun ia hanya mendapati seorang laki-laki bertubuh tinggi dan atletis serta memakai topeng berdiri dihadapannya. Melihat laki-laki bertopeng itu, si blonde mengerjapkan matanya berkali-kali dan perlahan bangkit dari posisinya yang meringkuk.

"Uhm... terima kasih." Kata Si Blonde.

Ia mengerjap heran dengan apa yang barusan ia katakan. Mata safir milinya menatap tubuh polosnya yang tidak memakai sehelai benang pun.

"Haah?! Ke mana buluku?" Teriak blonde saat ia sadar sudah tak memiliki bulu lagi.

Laki-laki bertopeng yang ada di depannya tampak mendengus kesal kemudian menjentikkan jarinya

CTAK!

Seketika itu si blonde sudah berpakaian lengkap layaknya manusia biasa. Ia semakin heran dengan apa yang ada di tubunya sekarang. Ia pun kembali menatap si raven bertopeng yang sudah berbalik meninggalkannya.

"Hei, Tunggu!" teriak si blonde dengan keras. Namun, laki-laki bertopeng itu tidak menggubris dan kembali berjalan dengan santai.

"Hoooi, kubilang TUNGGGUUUU, Teme!" teriak si blonde sukses membuat si raven yang berjalan di depannya tuli mendadak. Di tambah lagi si blonde itu menendang bokong si raven.

Tiba-tiba sebuah kilatan petir tampak mengelilingi tubuh si raven membuat si blonde yang ada di belakangnya ketakutan. Si blonde hanya bisa meringkuk dengan kedua tangan menutupi kepalanya melihat petir dari tubuh si raven.

"Ugh... jangan bunuh aku... jangan bunuh aku..." lirih si blonde jabrik ketakutan.

Si raven yang awalnya kesal setengah mati dengan si blonde itu tampak menghampirinya dan mendengus kesal.

"Aku tak akan membunuhmu, Dobe." Kata si raven sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Mendengar kata-kata 'dobe' yang di tujukan kepadanya, si blonde langsung bangkit dan menatap tajam mata onyx si raven dari lubang topengnya.

"Huh! Apakah kau yang menyelamatku tadi? Dan... kenapa aku berubah menjadi makhluk yang sama denganmu?" tanya si blonde.

Si raven hanya diam dan kembali berjalan melewati si blonde.

"Hey, apakah kau yang menyelamatkanku?" tanya si blonde lagi. Ia tampak berlari kecil untuk menyamai langkahnya dengan si raven.

Masih diam... si raven bertopeng itu masih diam...

"Woooy, tuan berambut pantat ayam, apakah kau yang menyelamatkanku?" ulang si blonde dengan sedikit berteriak.

Si raven masih diam, namun ia menggeram kesal karena si blonde itu mengejek model rambut miliknya.

"Kalau kau tak diam, aku akan mengubahmu lagi menjadi rubah, dan kau akan ku makan hidup-hidup." Kata si raven dengan dingin. Sukses membuat si blonde bergidik ngeri.

BRRR...

"Ampun tuan, jangan makan saya. Baiklah, saya akan diam." Kata si blonde sambil menyembah. Ia pun tak berkata-kata lagi dan mengikuti langkah si raven yang menyembunyikan seringainya dibalik topeng

.

.

Sasuke Uchiha, seorang laki-laki bertubuh tegap dan tinggi. Ia memiliki sepasang mata onyx sehitam malam dan rambut berwarna biru dongker yang melawan gravitasi. Wajahnya tidak diketahui karena selalu tertutup dengan topeng berbentuk muka elang. Sebenarnya, ia adalah keluarga kerajaan Uchiha yang yang terkenal dengan kekayaan dan kekuasaannya di Konoha. Namun, ia sudah di buang oleh keluarganya sejak ia berumur 10 tahun. Kenapa? Karena Sasuke merupakan penyihir terkuat yang lahir dari 1.000.000 : 1 kemungkinan kelahiran manusia. Ya, ia adalah penyihir alami yang sudah memiliki kekuatan sejak ia dalam kandungan. Pada saat itu, penyihir dianggap orang yang harus di musnahkan karena dapat membawa kesialan untuk negara. Maka dari itu, keluarga kerajaan takut jika orang tahu anak mereka adalah penyihir, apalagi penyihir terkuat. Keluarga Sasuke menganggap kelahirannya merupakan aib yang dapat menjatuhkan martabat kerajaan. Tapi, ibunya tidak tega jika Sasuke yang masih bayi itu harus dibuang, dengan kelembutan hati, ibu Sasuke meminta kepada ayahnya untuk merawat Sasuke kecil sampai ia berumur 10 tahun.

Tepat dihari ulang tahunnya yang ke-10, wajah Sasuke di bakar dan diberi mantra agar wajah itu tidak bisa pulih walau dengan sihirnya dan yang melakukannya adalah pengasuhnya saat kecil atas perintah ayahnya sendiri. Ya... mereka tidak ingin orang mengetahui wajah asli Sasuke yang terlihat mirip dengan kakak sulungnya, karena Keluarga kerajaan sudah menganggapnya sebagai aib dan anak kutukan.

Akhirnya Sasuke yang masih berumur 10 tahun harus hidup sendirian dengan wajah yang selalu ia tutupi dengan topeng, karena ia sendiri tidak berani melihat wajahnya sendiri. Tapi, untungnya ia memiliki sihir, sehingga kebutuhannya sehari-hari selalu terpenuhi. Dan sekarang.. umurnya sudah menginjak 23 tahun. Tepatnya 13 tahun setelah ia terbuang dari kerajaan Uchiha.

.

.

"Tuan Teme, bicaralah... aku benar-benar bosan dengan suasana hening seperti ini." Gerutu si blonde itu dengan kesal. Ia masih berjalan dengan setia di belakang si raven.

"Hn." Hanya itu yang keluar dari bibir Sasuke.

Si blonde berdecak kesal.

"Bahkan aku belum mengetahui namamu, Teme-sama." kata si blonde lagi. Ia mempercepat langkahnya agar bisa berdiri di samping orang yang telah menyelamatkannya tadi.

Merasa tak ada respon, si blonde berdiri dihadapan Sasuke dan merentangkan kedua tangannya, mencoba menghalangi langkah Sasuke.

'Rubah kuning ini, tak kapok-kapok juga.'Batin Sasuke kesal.

"Aku Naruto Namikaze, meskipun aku rubah, aku tetap punya nama. Tak mungkin manusia asli sepertimu tidak punya nama." Kata si blonde yang ternyata namanya adalah Naruto. Ia mendelik mencoba mengintip mata onyx yang hanya terlihat dari lubang mata topeng si raven dengan mata hitam onyx itu.

"Hn, panggil saja Sasuke." Kata Sasuke akhirnya. Ia tak habis pikir mau menyelamatkan rubah kuning berisik dan keras kepala itu.

Naruto akhirnya menyingkir dan kembali mengekor di belakang Sasuke.

"Oh iya Sasuke-teme, berhubung kau sudah menyelamatkanku, aku ingin menjadi pelayan rumahmu." Naruto tampak menunggu jawaban dari si raven bertopeng di depannya ini.

Mendengar itu Sasuke langsung menyeringai di balik topengnya

"Oh ya? Baguslah. Setelah ini, bereskan rumahku." Kata Sasuke. Entah mengapa bulu kuduk Naruto langsung merinding mendengar ucapan Sasuke tadi.

"Baiklah, bagiku, perintah darimu adalah kewajiban untukku. Aku tak akan menarik kata-kataku, itulah prinsip hidupku." Kata Naruto sambil menepuk dadanya dengan bangga.

"Baiklah, kita lihat saja apakah kau tidak akan menarik kata-katamu untuk membersihkan 'sarangku' setelah melihatnya." Kata Sasuke dingin. Seringai kembali tampak di wajahnya yang tertutup topeng itu.

BRRR!

'Eh? Kenapa buluku terasa berdiri semua, ya?' tanya Naruto dalam hati, ia mengusap tengkuknya yang terasa dingin.

.

.

TBC

To

Be

Continued...

Jangan lupa review Minna-chan, and makasih udah baca

Salam sayang, Miyu-chan untuk Minna-chan

Muuuuaaaaccchhh :*