Hurt.
.
.
Author: Azloef
Main cast: Oh Sehun, Kim Jongin
Other cast: Xi Luhan, Do Kyungsoo
Genre: ?
Rating: T
.
Just songfic from hurt-cristina aguilera
Hope you like it
.
.
Seems like it was yesterday when I saw your face
You told me how proud you were but I walked away
If only I knew what I know today
.
.
"Sehun, simpanlah bunga ini."
"Sampai kapan aku harus menyimpannya?"
"Simpan saja terus, sampai bunga ini tak memiliki arti lagi bagimu."
.
Bunga Ivy: cinta yang terikat
.
.
I would hold you in my arms
I would take the pain away
Thank you for all you've done
Forgive all your mistakes
.
.
"Hey Sehun, kau tak apa apa?"
"Tidak apa apa. Emangnya kenapa?"
"wajahmu pucat."
"Oh mungkin aku terlalu lelah belajar untuk mempersiapkan ujian" Jongin hanya menatapnya sendu setelah Sehun kembali melanjutkan makannya. Ia yakin ada sesuatu, namun segera ia tepis pikiran itu mengingat jawaban Sehun yang cukup masuk akal.
.
.
There's nothing I wouldn't do
To hear your voice again.
Sometimes I wanna call you but I know you won't be there
.
.
"Sehun, kau sedang dimana? Aku merindukanmu."
"Err...aku sedang membantu ibuku berbelanja. Sudah ya, aku tutup."
Tuut... tuut.. tuut..
.
"Sejak kapan, Sehun? sejak kapan ibumu itu seorang namja yang ternyata adalah sahabatku?"
.
.
Oh, I'm sorry for blaming you for everything I just couldn't do
And I've hurt myself by hurting you
.
.
"Sehun, ayo pulang bersamaku."
"Eum...maaf Jongin, aku harus membantu jung sonsaengnim. Sekali lagi, maaf."
"Tidak apa Sehun, mungkin lain kali"
.
"Dan sejak kapan pula, Sehun? sejak kapan Jung sonsaengnim menjadi seorang namja yang lagi lagi adalah sahabatku sendiri?"
.
.
Some days I feel broke inside but I won't admit
Sometimes I just wanna hide 'cause it's you I miss
And it's so hard to say goodbye when it comes to this
.
.
Di sinilah ia berdiri, bersama Kyungsoo―orang yang mau membantunya membalas dendam― di depan pintu kelas Sehun. bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, namun Sehun tak kunjung keluar dari kelasnya walau hanya sekedar pergi ke toilet atau mengisi perutnya sejenak di kantin.
Namun tiba tiba seorang namja yang sangat ia kenal masuk ke kelas Sehun. Jongin sedikit mengintip, entah apa yang mereka bicarakan, Sehun bangkit dari tempat duduknya dan dengan segera tangannya ditarik oleh Luhan―sahabat Jongin.
Dengan segera ia menarik tengkuk Kyungsoo dan menciuminya dengan ganas. Awalnya hanya ciuman, namun seiring berjalannya waktu dan harsatnya, lumatan lumatan kecil ikut menghiasi adegan mesra―menyakitkan bagi seseorang yang kini menontonnya dengan mata berkaca kaca.
Jongin sedikit merenggangkan wajahnya, untuk sekedar melihat reaksi Sehun, namun terlambat, Sehun sudah berlari terlampau jauh menjauhi dirinya yang asik mencumbui namja suruhannya. Lalu ia beralih menatap Luhan yang masih terpaku, Jongin sedikit tersenyum miring, merasah bahwa ialah pemenang dari permainan ini.
.
.
Would you tell me I was wrong?
Would you help me understand?
Are you looking down upon me?
Are you proud of who I am?
.
.
Bugh!
"Sampai kapan kau akan menyakiti Sehun terus, brengsek!"
Bugh!
"Dan sejak kapan kau mulai bermain dibelakangku, pengkhianat?!"
Bugh!
"Tutup mulutmu, brengsek! Seandainya Sehun mengizinkannya, kupastikan kau akan berlutut di hadapannya!"
"Apa yang tidak kutahu? Aku tahu semuanya!"
"Tch, kau tidak pernah tahu sampai kau mau mencari tahu sendiri."
"Brengsek!"
.
.
There's nothing I wouldn't do
To have just one more chance
To look into your eyes and see you looking back
.
.
Aku dapat melihatnya. Melihatnya berdiri di atas panggung dan mendengarkannya mengucapkan terimakasih karena ia menjadi siswa terbaik dan mendapatkan hasil ujian terbaik di sekolah.
Namun ada yang berbeda. Senyumannya. Senyuman yang biasanya terlihat tulus, kini terlihat sangat dipaksakan. Tatapannya. Tatapan yang biasa ia berikan untuk meyakinkan orang, kini berubah menjadi tatapan yang tak membuat orang yakin. Sendu.
Aku tahu sedari tadi ia memperhatikanku sejak ia turun dari atas panggung. Namun aku tak menggubrisnya. Bukan. aku tidak mau melihat apalagi menatap dirinya yang sangat hancur hari ini.
Ya, tidak ada salam perpisahan, apalagi pelukan perpisahan. Hubunganku dengannya juga tidak jelas, antara pahit atau manis, dan aku memilih tawar.
.
.
I'm sorry for blaming you for everything I just couldn't do
And I've hurt myself
.
.
Seoul, 2015
.
.
"Di mana Sehun?"
"Tch, kau masih memikirkannya?"
"Ck, sekali lagi, di mana Sehun? Aku tahu kau pasti mengetahui keberadaannya."
"Ya. Aku tahu."
"Di mana dia?"
"Temui aku di kedai bubble tea yang biasa Sehun kunjungi, besok pukul sembilan pagi."
.
.
If I had just one more day
I would tell you how much that I've missed you since you've been away
.
.
Jongin masih terpaku dengan pemandangan di hadapannya. Ia masih tak menyangka Luhan mengajaknya ke sini. Ia masih belum mengedipkan matanya. Ia masih mencoba terbangun dari mimpi buruknya. Ia masih―
Oh Sehun
April 12, 1994 – march 19, 2012
Ukiran itu. Ukiran terburuk yang pernah Jongin lihat. Semoga ini hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir. Namun, yang ia dapatkan hanyalah pukulan kecil dari takdir. ia tahu bahwa takdir sedang menertawainya.
Tidak ada air mata. Namun siraman air garam yang mengenai hatinya yang sedang terluka akibat lemparan batu penyesalan sangat menyakitkan.
"Luhan. Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Hm. Apa?"
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
.
.
Oh, it's dangerous
It's so out of line
To try and turn back time
.
.
Untuk yang kedua kalinya, Jongin terpaku memandangi bunga ivy yang sudah usang berada di genggamannya. Awalnya ia tak mengenali bunga itu, namun saat diingat ingat kembali, rasanya ia ingin menjatuhkan dirinya di jurang tanpa batas.
Tangan kanannya menggenggam sepucuk surat yang diberikan Luhan. Dengan gemetar, Jongin membuka dan membacanya perlahan.
"Hai. Apa kau percaya dengan bahasa bunga? Maaf aku lancang menyimpannya, karena aku percaya, kita masih berada dalam satu ikatan cinta
-Sehun"
Ya, mungkin bunyanya terlihat usang, namun masih terlihat kokoh dan hidup karena masih ada yang mempercayainya.
Tanpa disadari, badannya terjatuh perlahan, dan berlutut di hadapan makam Sehun. air mata sudah tak dapat ia pertahankan, dan mengalir sangat deras, melebihi derasnya hujan. Hening, dan hanya suara isakannyalah yang dapat ia dengar.
Matahari sudah tenggelam, seiring tenggelamnya hatinya dalam lautan penyesalan.
Angin semakin bertiup kencang, menyapu semangat yang selalu ada dalam wajahnya.
Ia tahu, penyesalan selalu datang terakhir.
Ia tahu, air mata tidak dapat membalikkan sebuah kenyataan,
Kenyataan bahwa semangat hidupnya kini sudah pergi jauh meninggalkan dirinya.
.
.
I'm sorry for blaming you for everything I just couldn't do
And I've hurt myself by hurting you
.
.
Fin.
.
.
a/n: ngeng akhirnya selesai juga ni songfic semaleman -_-
oh ya, sebelumnya, itu si Luhan nganterin sehun ke rumah sakit, cuma jongin salah paham. Itu, aku juga ga ngerti cara ciuman/? Jadi aku ngasal ngasal deh pas bagian kaisoo wkwk.
Mohon review nya, soalnya ini ff pertamaku TT_TT jadi pastinya banyak kesalahan
Sekian, terimakasih
