Our Love Story : I Used To Be With You
Cast : BTS Jimin/ Suga(Yoongi)/ MinYoon
and other BTS member
Romance/BL
All cast belongs to them, story and plot belongs to me
*
I Used to be With You
Dingin udara tengah malam sedikit menyapu kulit putih pucatnya yg sedikit lembab karena keringat membuat pori-porinya mulai bergidik kedinginan, membuatnya menarik selimutnya untuk lebih naik menutupi tubuh telanjangnya dan tubuh laki-laki yang juga tidur telanjang disampingnya. Seperti malam-malam sebelumnya yang mereka habiskan bersama, berbagi selimut yang sama, berbagi hangat tubuh yang sama, bercumbu, bersetubuh, menyalurkan hasrat nafsu keduanya hingga keduanya terlelap sampai pagi.
Menyadari pergerakan teman ranjangnya yang menarik selimut, membuat laki-laki yang sebenarnya belum terlelap itu dengan reflek menarik tubuh mungil itu kedalam rengkuhannya hingga dada bidangnya menempel seutuhnya di punggung si pucat yg tadinya berbaring menyingkurnya, bahkan ia bisa merasakan miliknya menyentuh bagian pantat si pucat.
"Kedinginan hyung?" tanyanya sembari menelusupkan kepalanya di perpotongan leher tubuh yang depluknya.
"hmm..." sahutnya sedikit bergumam sedikit mengangguk "Tidurlah Jimin" lanjutnya sambil mengelus tangan kekar laki2 yg namanya disebut jimin itu yang melingkar diperutnya.
Namun setelah jeda beberapa detik Jiminpun enggan untuk terelelap hingga akhirnya dia membuka percakapan tengah malamnya.
"Yoongie hyung"
"hhmmm" sahut, sebut saja dia Yoongi, dengan mata masih tertutup.
"Bagaimana hubunganmu dengan Hoseok hyung"
Mendengar nama Hoseok kekasihnya disebut membuatnya kembali membuka mata dan sedikit tersenyum. "Masih baik seperti biasa" sahutnya.
Jimin mengangguk mendengarnya masih dalam posisi kepalanya yg sama. "Aku siang tadi betemu denganhya di kampus, dia mentraktirku minum"
"Lalu?"
"Kalau aku ada waktu dia memintaku menemaninya untuk memilih cincin untukmu"
Sontak mendengar kata cincin Yoongipun langsung berbalik mengahadap Jimin, pelukan Jiminpun berpindah dari memeluk perut kini memeluk punggung Yoongi.
"Cincin? Kenapa tiba-tiba cincin? apa dia-"
"Dari yang kulihat sih sepertinya dia memang akan melamarmu" jawab Jimin seolah tahu pemikiran Yoongi.
"apa? No... This is too fast" meski bilang seperti itu namun ekspresinya tidak mendukung dia justru terlihat bersemangat wajah kantuknya juga sudah tidak terlihat lagi.
Melihat ekspresi Yoongi membuat Jimin hanya memutarkan kedua matanya. Tahu sebenarnya arti dari ekspresi itu, ekspresi antusias, ekspresi berharap kalau yg dikatakan Jimin akan benar-benar terjadi.
Namun setelahnya Jimin semakin memeluk erat Yoongi, "kau senang hyung? kau akan menerima lamaran Heosok hyung?" tanya Jimin, lebih ke pernyataan sebenarnya.
Yoongi tak bergeming, ia tahu betul Jimin tahu bagaimana dirinya, tanpa Yoongi jawab Jimin pasti sudah tahu, dan memang begitulah mereka. Saling memahami, saling mengerti satu sama lain. Mereka memang bersama sudah cukup lama, awal mereka bertemu saat itu Jimin menjadi tetangga baru Yoongi dikampung halamannya Daegu. Yoongi yang waktu itu masih duduk dibangku kelas 3 sekolah menengah sedang Jimin di kelas 1 disekolah yg sama, tentu Jimin butuh adaptasi dilingkungan barunya, dan Yoongi menjadi sosok tetangga baru, hyung dan sahabat yg baik bagi Jimin.
Mereka selalu bersama sejak saat itu, mereka terbiasa bersama, berbagi cerita, masalah bahkan ciuman pertama juga sex pertama mereka. Tidak, mereka bukan pasangan kekasih mereka hanya sahabat begitu mereka menyebutnya mereka bahkan memiliki pasangan masing-masing. Jimin yang sering gonta-ganti pasangan dan Yoongi yg bertemu dengan Heosok di kampus dan menjadi kekasih Heosok setelahnya.
Setelah lulus SMA Yoongi memutuskan untuk berkuliah di Seoul masa-masa itu menjadi masa-masa tersulit Jimin, karena tidak adanya Yoongi didekatnya begitu pula bagi Yoongi entah karena terbiasa atau apa tapi mereka merasa sulit jika tidak ada didekat satu sama lain, dan akhirnya setelah Jimin lulus SMA tanpa keraguan Jimin memilih untuk kuliah di Seoul juga di kampus yg sama dengan Yoongi, merekapun tinggal di apartement yg sama hingga saat ini, saat mereka sudah sama-sama memiliki pekerjaan.
Dan sekarang Yoongi akan dilamar Heosok, kemungkinan sebentar lagi akan menikah dengannya, lantas bagaimana dengan Jimin, apa dia akan baik-baik saja? apa dia bisa hidup tanpa Yoongi?
"Jimin, bagaimana dengan Jungkook?" tanya Yoongi dalam pelukan Jimin.
Jimin mengangkat bahunya sekilas, "kau tahu hyung, dia hanya jual mahal, cepat atau lambat dia juga akan menerimaku"
"kali ini kau harus serius dengannya Jimin, jangan main-main lagi. Kulihat Jungkook orangnaya sangat baik dan mungkin akan menjadi pendamping terbaik kalau kau serius dengannya"
Jimin tidak menyahuti nasehat Yoongi dan malah menutup matanya mencoba untuk tidur, entahlah Jimin sendiri tidak yakin dengan perasaanya terhadap Jungkook teman kerjanya itu, dia memang tertarik dengannya, mungkin kali ini sedikit berbeda dari pacar-pacat Jimin sebelumnya Jungkook lebih susah didapatkan Jimin dari pacar-pacat Jimin sebelumnya mungkin itu yang membuat Jimin lebih tertarik lagi untuk mendapatkan Jungkook tapi kalau untuk berhubungan serius dengannya Jimin belum memikirkan itu. Jimin memang seperti itu tidak pernah serius menjalin dalam hubungan, bekas pacarnya sudah tak terhitung lagi jumlahnya berbeda dengan Yoongi yang tidak memiliki bekas pacar, dia setia dengan Heosok pacar pertamanya hingga sekarang.
Merasa Jimin sudah tak merespon lagi dalam percakapan, Yoongipun hanya mengehembuskan nafas pelan lalu menutup matanya untuk tidur dalam pelukan hangat Jimin.
*
Dan benar kata Jimin, sebulan setelahnya Heosok mengajak Yoongi untuk makan malam, makan malam yang sangat romantis disalah satu restoran ternama di seoul, yang sengaja disewa Heosok untuk moment berharga dalam hidupnya. Tepat setelah Yoongi selesai dengan hidangannya, Heosok bangun dari tempat duduknya berjalan mendekat kearah Yoongi yg duduk berhadapan dengannya, Heosok kemudiam berlutut dengan satu lutut sebagai tumpuannya dihadapan Yoongi yang sedang duduk merasa terkejut dengan sikap mendadak Heosok.
Heosok mengambil kotak beludru berwarna hitan dari saku jasnya, membuka kotak tersebut yg menampilakan sebuah cincin emas putih sederhana nampak berkilau didalamnya. Terkesiap Yoongi menutup mulutnya dengan satu tangannya, dengan matanya yang berkaca-kaca, dia tahu ini, dia tahu kalau Heosok akan melamarnya, tapi dia masih saja terkejut.
"Yoongi-ah, Aku memang bukan manusia sempurna, kau tahu betul itu. Tapi ijinkan aku sempurna bersamamu Yoongi, mari hidup bersama sepanjang sisa hidup kita?"
Yoongi diam, seluruh sarafnya terasa putus, dia tidak tahu harus menjawab pertanyaan kekasihnya itu. Dia bahkan sudah diperingatkan Jimin soal lamaran ini akan terjadi tapi saat hal ini benar-benar terjadi dia tidak tahu harus berbuat apa. Hubungan mereka sudah lama terjalin dan inilah saatnya hubungan mereka untuk berlanjut kejenjang yg lebih serius.
"Yoongi..." panggilan Heosok menyadarkannya, tatapan Heosok lembut sangat lembut kepada Yoongi seolah meyakinkan Yoongi bahwa kita memang seharusnya hidup bersama, dan dengan perlahan Yoongi mengangguk.
"Ya Heosok-ah... mari hidup bersama" bahagia luar biasa yang dirasakan Heosok dengan jawaban Yoongi, dengan cepat dia mengambil cicin tersebut dari kotaknya, menarik pelan tangan kiri Yoongi dan menyematkan cincin itu dijari manis Yoongi, kemudian mengecup lembut tangan Yoongi.
"Terima kasih Yoongi, terima kasih"
*
Ditempat lain, diapartemen Jimin duduk di sofa dengan TV yang menyala mengganti saluran-salura TV tanpa henti, seolah mencari saluran yang menarik tapi sebenarnya tidak, dia hanya sedang berfikir. Dia memikirkan ucapan Jungkook saat sore tadi Jungkook mengajaknya minum kopi disebuah cafe dekat dengan tempat kerja mereka. Tentu Jimin sangat antusias sore itu, itu pertama kalinya Jungkook mengajaknya ke sebuah tempat terlebih dahulu, biasanya Jiminlah yang mengajak dan tak pernah ditanggapi oleh Jungkook tentunya, mungkin inilah saatnya, saat dimana Jungkook akan menerima Jimin, Jimin tahu Jungkook selama ini hanyalah jual mahal terhadapnya, dia tahu kalau Jungkook memiliki perasaan terhadapnya.
Namun... memang kenyataan tidak pernah selalu sesuai dengan harapan.
"aku ingin kau menghentikan semua ini Jimin" ujar Jungkook setelah mereka duduk berhadapan disebuah meja cafe dengan sepasang menu minuman yang sudah tersaji dimeja mereka.
"aku- sebenarnya juga menyukaimu" lanjutnya sambil menunduk, jungkook malu dengan ucapannya, semburat merah terlihat dipipinya oleh jimin dari arah pandangnya. Tuh kan, Jimin bilang juga apa, Jungkook juga memiliki perasaan pada Jimin.
"Lalu- apakah kita akan pacaran sekarang?" tanya Jimin mencoba untuk tenang meski hatinya sudah berkoar-koar ingin teriak senang.
Jungkook mengangkat kepalanya untuk kembali menatap Jimin, namun menggeleng sesudahnya dan itu membuat Jimin mengangkat sebelag alisnya bingung.
"Tidak Jimun, aku tidak mau terluka. Aku- Aku tahu kau sebenarnya tidak serius menyukaiku, selama ini kau hanya mengejarku hanya karena rasa penasaranmu"
Apa ini? kenapa Jungkook bicara seperti itu, kenapa dia seperti sok tahu dengan perasaan Jimin, tapi anehnya kenapa perkataan Jungkook teraaa benar.
"Jimin... Harusnya kau tak perlu susah-susah mengejar orang lain, menyukai orang lain, kalau selama ini kau selalu dengan Yoongi hyung"
Dan apa ini? kenapa tiba-tiba nama Yoongi disebut-sebut.
"Aku menyukaimu Jimin, aku peduli padamu, selama ini aku mengabaikanmu bukan berarti aku tidak menyukaimu, tapi sebagai orang yang menyukaimu aku juga tahu bagaimana perasaanmu Jimin. Saat aku melihatmu bersama Yoongi hyung kau selalu terlihat berbeda, kau seolah menjadi pribadi dirimu yang sebenarnya, senyum dan tawamu lepas saat bersamanya. Dan sialnya aku semakin menyukai pribadi itu, pribadi yang hanya terlihat saat kau bersama Yoongi hyung, kau bahagia bersamanya Jimin-ah, aku tidak mau suatu hari nanti kau terluka karena terlambat menyadari perasaanmu yg sebenarnya"
Cukup sudah, Jimin semakin pusing, dia sudah tidak paham lagi dengan apa yang dikatakan Jungkook kepadanya.
Jimun bangkit dari duduknya dengan emosi, "kalau kau menolakku, kalau kau ingin aku berhenti mengejarmu katakan saja langsung Jungkook jangan bertele-tele seperti ini, jangan libatkan Yoongi hyung" lalu Jiminpun pergi dengan tergesa meninggalkan Junggkook dimejanya, Jungkook mencoba memanggilnya tapi Jimin seolah tidak mendengar dan berlangsung menghilang dari pandangan Jungkook.
Apa yang dimaksud Jungkook dengan Jimin yang menjadi pribadi yg berbeda saat dirinya bersama Yoongi hyung, ya selain Jimin yang merasa sangat nyaman jika bersama Yoongi hyung, Jimin merasa tidak ada yang berbeda dari darinya, itu wajar kan, karena Jimin sudah lama hidup bersama dengan Yoongi hyungnya itu.
Namun anehnya meskipun Jimin menyangkal perkataan Jungkook, sisi lain dari dirinya merasa bahwa Jungkook benar, hanya saja ini terlalu rumit.
Jimin mencoba mengingat semua kebersaamaanya dengan Yoongi selama ini, saat pertama kali mereka bertemu didepan halaman rumah Jimin, saat Yoongi membelanya didepan siswa-siswa yang membully murid baru seperti Jimin, saat Jimin mengajak Yoongi ciuman untuk pertama kalinya dengan alasan Jimin tidak mau kaku kalau nantinya dia berciuman dengan pacarnya, ciuman dengan Yoongi dianggap sebagi bahan latihan, saat pertama kali mereka menonton film dewasa dikamar Yoongi dan akhirnya justru mereka berdua melakoni adegan dewasa tersebut karena tidak tahan dengan nafsu remaja seumuran mereka. Saat Yoongi memutuskan kuliah di Seoul dan Jimin yg masih di Daegu, yang Jimin rasakan setiap hari hanyalah merindukan Yoongi yang mungkin waktu itu belum disadarinya, saat Jimin tahu Yoongi pada akhirnya berpacaran dengan Heosok Jimin semakin menjadi playboy sering berganti-ganti pasangan dengan alasan bosan dan tidak ada yang cocok dengannya, yang sebenarnya alasan itu mudah karena bekas-bekas pacar Jimin bukanlah Yoongi.
Sial... kenapa dengan Jimin, kenapa selama ini dia tidak menyadarinya, kenapa selama ini dia seolah menutup mata hatinya untuk menydari perasaannya terhadap Yoongi.
Namun meskipun Jimin menyadari perasaanya saat ini, lantas bagaimana dengan Yoongi, apakah dia juga sama dengan Jimin yang tidak paham dengan perasaanya atau memang Yoongi yang hanya menganggap Jimin sebagai sahabatnya, atau mungkin hanyalah adiknya.
Jimin teringat perkataan Heosok ditelepon siang tadi yang mengatakan kalau dia akan menjalankan rencananya malam ini, dan Yoongi yang tak lama kemudian juga menelponnya dengan antusias. Mungkin mereka sekarang sudah... Jimin tahu apa yang akan terjadi antara Heosok dan Yoongi tentunya.
Jimin mengusap rambutnya kasar, sial, bahkan Jimin yang memilihkan cincin lamaran Heosok minggu lalu, astaga dia benar-benar bodoh, Park Jimin benar-benat bodoh.
Yoongi pulang ke apartemenya dengan hati yang bahagia, dia bersenandung sepanjang koridor apartemen dengan terus memandang cincin dijari manisnya. Dia tiba didepan pintu apartemennya, menekan enam digit kata sandi untuk membuka pintunya.
"Jimin..." panggilanya riang sembari melepas sepatunya dan mengganti dengan slipper rumahnya. Tapi tidak ada jawaban dan dia baru sadar kalau aparetementnya masih gelap, mungkin Jimin belum pulang, Yoongi mengangkat bahunya singkat lalu berjalan masuk apartementnya, menyalakan lampu, melepas mantelnya dan menaruhnya disofa sesaat dia akan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum tapi kemudian terhenti melihat sebuah note dimeja.
"Hyung... mendadak aku ingin pulang, aku rindu ayah dan ibu, aku akan dideugu untuk beberapa hari jangan cemaskan aku. oh ya... selamat ya, Heosok hyung sudah cerita, akau akan memberitahukan kabar bahagia ini pada paman dan bibi, jaga dirimu baik-baik. Aku sayang hyung"
Apa ini? kenapa Jimin mendadak pulang, kenapa Jimin meninggalkannya. Apa sesuatu terjadi? padahal Yoongi sudah sangat antusias untuk berbagi cerita bahagianya dengan Jimin sahabatnya yang selalu ada disampingnya.
Yoongi mengangkat bahunya, mungkin setelah ini dia akan menelpon Jimin menanyakan langsung untuk penjelasan Jimin yg mendadak ingin pulang.
To Be Continoued
Ini adalah cerita pasaran yg aku buat sebagai FF pertama yg aku buat. endingnya juga kayaknya bisa ketebak ya kan. Banyak kepikiran ide2 lain sebenarnya tp malah akhirnya nulis ini dan sebenarnya ini mau aku buat oneshoot tp ternyata aku potong sampai sini soalnya kayaknya kepanjangan ya, iya gak sih? iya kali ya
ya sudahlah... aku hanya berusahan sharing imaginasi saja, kalau ada yg follow, atau favoritin nie cerita aku seneng banget apalagi ada yg review
sebenarnya ada yg baca juga syukur
maaf kalau ada typo2 ini ngetiknya di HP dan tidal baca ulang.
salam Jibangie
