Virtual World

Author: Rhynd-Kun

Disclaimer: Masasshi Kishimoto, Reki Kawahara

Genre: Action, Drama, Adventure

Rating: PG-13/K+

Main Cast: Kirito/Kirigaya Kazuto, Uzumaki Naruto

WARNING! Author Newbie! alur Canon! Crossover! Banyak Typo! Dan segala kekurangan! Don't Like, Don't Read!

Chapter 1: The Beginning!

[A N] a-anu ehehe.. maaf ya dipublish ulang, soalnya aku menyadari banyak kesalahan saat publish sebelumnya, tapi saat saya mau meng-Edit eh malah ngga bisa-bisa, jadi nya yah... saya hapus ceritanya lalu publis ulang ehehe

.

.

Pada tahun 2022, permainan Virtual Reality Massively Multiplayer Role-Playing online (VRMMORPG), Sword Art Online atau yang lebih dikenal dengan nama SAO, diluncurkan. Dengan Nerve Gear, helm virtual reality yang merangsang panca indera pengguna melalui otak mereka, pemain dapat merasakan dan mengontrol karakter dalam game mereka dengan pikiran mereka.

...

"Hah.. menjadi Newbie di Game seperti ini sangat merepotkan"

Entah sudah berapa kali seorang player bernama 'Naruto' ini menghela nafas. Saat ini ia berada dalam Game VRMMO yang baru saja dirilis beberapa jam lalu. Jadi wajar saja itu sangat merepotkan bagi para player-player baru.

"Hah.. bodohnya juga aku tidak membaca panduan bermain game ini"

Penampilannya saat ini sangat jauh berbeda dengan dirinya yang ada didunia nyata. charakter nya berubah banyak, warna rambut yang menjadi putih perak serta tinggi badan yang bertambah dan garis wajah yang tegas.

Naruto mengedarkan pandangannya kearah player yang berlalu lalang ataupun para NPC yang berjualan. Netra nya tidak sengaja menangkap seorang player yang berlari sangat cepat.

"Itu seperti... eh? Jangan-jangan!?"

"Hei! Tunggu!"

Dengan cepat Naruto mengejar player itu yang memasuki sebuah gang sepi.

Mendengar teriakan dari Naruto, player berambut hitam tersebut mengalihkan pandangannya ke kanan dan ke kiri, merasa tidak ada orang lain, ia berpikir bahwa ialah yang dipanggil

"Aku?" Player ber-Nick berambut hitam tersebut menunjuk wajah nya sendiri. "ada apa?" Ia merasa aneh ketika ada seorang yang tidak ia kenal malah memanggilnya.

"Hah.. kau pernah kesini kan?"

"Kau.. hah.. kau, kau berlari seperti sudah hafal dengan tempat ini. Apa kau Beta Teaster?" Menjawab pertanyaan sang player. Nafasnya masih ngos-ngosan karena berlari mengejar player tersebut.

Player itu berpikir sejenak sebelum menjawab, mengangguk-anggukkan kepala, ia menunjuk dirinya dengan sebuah jempol kanan, "hmm ya, aku adalah seorang Beta Teaster"

Mata Naruto berkilat mendengar jawaban dari si player tersebut. "wah! Kalau begitu bisa kah kau mengajarkan ku beberapa tips agar aku bisa menjadi seorang player terkuat!" Kesempatan seperti ini sangat langka menurut Naruto, biasanya jarang sekali ada seorang player yang mengaku dirinya seorang Beta.

Sang player berambut hitam tersebut sedikit geli melihat tingkah Naruto yang Seperti anak-anak "baiklah, sebelumnya meskipun aku sudah melihat Nick-mu, tapi lebih baik jika aku memperkenalkan diriku. Perkenalkan namaku Kirito"

Menurut Kirito tidak ada masalah jika ia harus mengajar seseorang.

Naruto menyambut tangan Kirito dengan senyum lebarnya, "hehe.. dan aku Naruto".

...

Kirito mengajak Naruto kesebuah Padang rumput luas untuk melawan monster babi, namun belum apa-apa Naruto sudah berkali-kali terjatuh.

Naruto mengerang kesakitan karena punggungnya ditubruk oleh monster babi, "aduhhh! Punggungku terasa remuk"

"Hah.. jangan bercanda. Padahal kau tidak merasa apa-apa kan" ucap Kirito.

"Eh!? Iya ya, sama sekali tidak sakit" ucap Naruto sambil menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri. Serangan lawan hanya mengurangi Health Point nya saja.

"Kau harus menggunakan pedangnya dengan benar"

"Eh! Aku sudah melakukan. Tapi babi itu yang selalu menghindar" sanggah Naruto.

"Hah.." Kirito mengambil sebuah kerikil, "Kalau saja kau memasukkan gerakannya dengan benar, dan mengaktifkan Sword Skill, sistem akan membaca perintah itu dan membuatnya menjadi teknikmu" Kirito membidik si babi dengan kerikil dan tepat mengenainya. Kalau Kirito mau, ia bisa membunuhnya. Tapi ia ingin Naruto lah yang melakukanya.

Naruto sama sekali tidak mengerti penjelasan dari Kirito, "Bagaimana menjelaskannya ya ... jeda, dan ketika kau merasakan skillnya mulai aktif, sensasinya keluar seperti ledakan" Jelas Kirito

biasanya, seorang gamer mengeluarkan skill karakter game yang ia mainkan dengan cara menekan kombinasi-kombinasi tombol, disini tidaklah demikian. Didunia Game Virtual Reality tanpa tombol, kita sendirilah yang berperan sebagai karakter yang dimainkan, yang harus kita lakukan jika ingin mengeluarkan skill adalah melakukan gerakan yang benar, membiarkan sistem membacanya dan kemudian mengaktifkan skill pemain. Dan ketika pemain merasakan kalau skillnya mulai aktif, ia harus memberi sedikit jeda dan akhirnya melepaskan serangan, sama seperti apa yang dijelaskan oleh Kirito.

"Seperti ledakan ..." Naruto meresapi kata-kata itu, mengerti dan kemudian bersiap menggunakan pedangnya. Naruto mengenggam pedangnya ke belakang, diam sejenak hingga kekuatan skillnya mengaliri pedang yang ia bawa. Lalu, Naruto melepaskannya. Menebaskan pedang itu hingga akhirnya benar-benar mampu menghancurkan si babi, merubahnya menjadi Experience.

Naruto tak dapat menahan teriakan senang ketika mampu menghabisi babi itu, "selamat" ucap Kirito disertai toss.

"Tapi monster tadi adalah monster terlemah, sama seperti slime diGame lain"

"Heh!?" *Dong* Naruto langsung sweet drop seketika. Jika ia tidak mampu melawan babi tadi, bagaimana ia bisa melawan monster yang lebih kuat nantinya.

"Sudah-sudah. Jangan dipikirkan, aku akan mengajarimu sampai sore"

"Yossh! Baiklah!" Dan mood nya berubah lagi.

...

Tak terasa dilantai satu maupun lantai lainnya hari sudah beranjak sore. Begitupun ditempat Kirito dan Naruto berlatih.

Naruto sendiri tak henti-hentinya terkagum dengan apa yang ia lihat, "aku tak percaya kalau sekarang aku berada didunia game" Kirito mengangguk setuju. Semua yang ada disini tampak sangat nyata. Keduanya tengah menikmati indahnya sunset dari bukit tempat mereka berlatih, itu benar-benar indah. Ditambah suasana yang tenang dan angin yang menari pelan membuat game tersebut seperti dunia sebuah impian.

"Apakah ini game Full Drive pertamamu?"

"Hm ya"

Kirito tersenyum kecil, memasukkan kembali pedangnya dan lalu mengajak Naruto, "Mau berburu lagi?" "Tentu saja!" Naruto bersemangat. Tapi sayang sekali, perutnya tak bisa diajak kompromi. "Aku sangat ingin tapi ...

aku lapar, sepertinya aku mau keluar dulu" Ucap Naruto.

"Memakan makanan disini hanya akan membuatmu berpikir kalau kau tidak lapar"

"Yups, aku sudah memesan Ramen Ichiraku! untuk jam6!" Ucap Naruto.

"Kau sudah siap-siap ya ..."

"Tentu! Setelah selesai makan, aku pasti akan kembali" Naruto bangun dari duduknya.

"Oh ..."

"Oh ya, terima kasih ya telah mengajariku hari ini. aku pasti akan membalas jasamu ini suatu hari nanti" Naruto menepuk pundak Kirito.

"Eh?"

"Mulai sekarang, mohon bantuannya" Naruto mengajak Kirito untuk berjabat tangan. "Baik, kalau ada apa pun yang ingin kau ketahui, tanyakan saja padaku" Kirito membalas uluran tangan Naruto. "Ya! Tentu akan kulakukan!" Naruto menjabat erat-erat tangan Kirito.

Setelahnya, Naruto menggibaskan udara dengan tangan kanannya, memunculkan menu untuk logout dari permainan. Namun anehnya, "Tidak ada tombol untuk keluar?"

"Coba lihat baik-baik" Ucap Kirito. "Sudah, tapi tidak ada di mana-mana"

"Seharusnya ada di bawah menu utama" Naruto mengecek menunya. Dan ternyata, memang tidak ada pilihan untuk logout.

"Benar tidak ada kan?"

"Ya, memang tidak ada" Ucap Kirito.

"Yah, bagaimanapun ini adalah hari pertama setelah beta, pasti masih ada beberapa bug di sana-sini, orang-orang pasti panik" Ucap Naruto.

"kau juga, sekarang sudah jam lima lewat dua puluh lima menit" Kirito menunjuk ke arah menu, yang juga mengandung jam digital.

"Eh? Aaa! Miso Ramen ku!" Teriak Naruto panik.

"Coba hubungi game master" Saran Kirito.

"Aku sudah melakukannya, tapi tidak terjadi apa-apa ...

Tidak ada cara lain untuk keluar?" Naruto menanyakan alternatif.

"Tidak" Ucap Kirito. "Jika pemain ingin sengaja keluar dari sini, mereka harus logout melalui menu" Jelasnya.

"A-apa!? Konyol sekali, pasti ada cara lain untuk log out!" Naruto berteriak-teriak sambil memasang pose-pose aneh, meloncat, berharap dengan itu ia bisa kembali ke Dunia Nyata. Akan tetapi, tak ada gunanya sama sekali. Tetap saja ia tak bisa keluar.

"Sudah kubilang kan, tak ada cara lain selain logout" Ucap Kirito "Bahkan di panduan pun tidak ada cara untuk memutuskan jaringan di saat darurat"

"Ini bercanda kan? Ah, aku tahu! Aku cukup melepaskan Nerve Gear di kepalaku" Naruto menarik-narik kepalanya ke atas, masih berharap bisa keluar dengan cara alternatif. Namun tetap saja, hasilnya nihil.

"Percuma saja, saat ini kita tak bisa menggerakan tubuh asli kita ...

Nerve Gear menghalangi semua yang kita perintahkan pada tubuh asli dari syaraf ini" Kirito menunjuk bagian belakang kepala.

"Benarkah? Jadi kita harus menunggu sampai mereka memperbaiki bugnya?"

"Ah, mungkin jika seseorang di Dunia nyata melepaskan Nerve Gear kita, kita bisa keluar" Ucap Kirito. "Tapi aku tinggal sendiri" Ucap Naruto. "Bagaimana denganmu?" Ia lalu bertanya.

"Aku tinggal bersama ibu dan adik perempuanku, jadi mereka pasti akan meyadarinya saat makan malam" Sahut Kirito.

Setelah mendengar ini, tiba-tiba saja Naruto langsung bersemangat. Namun bukannya bersemangat untuk meminta bantuan agar jika Kirito sudah logout ia mau membantunya melepas Nerve Gear, Naruto malah menanyakan yang bukan-bukan, "Be-berapa usia adik perempuanmu, Kirito!?"

"Kau tau? Aku sudah lama menjomblo tehehehe" wajah Naruto berubah menjadi aneh, dengan tangannya bergerak seakan meremas sesuatu.

"Adikku ikut tim olah raga, dia benci permainan seperti ini ...

Dia tidak punya urusan dengan orang-orang seperti kita"

"Itu tidak ma..."

Jbukkk!

Kirito menendang selangkangan Naruto. "Aaaakhhh!" Naruto menahan rasa sakit.

"Ah benar, tidak sakit" Ia baru ingat kalau disini ia tak bisa merasakan rasa sakit.

"Yang lebih penting, apa kau tidak merasa ini aneh?" Tanya Kirito.

"Tentu saja aku merasa ini aneh, karena ada bug" Sahut Naruto.

"Aku rasa ini bukan sekedar bug" Ucap Kirito. "Jika kita tidak bisa keluar, maka akan menimbulkan masalah serius pada masa depan permainan ini sendiri ...

Seharusnya mereka bisa saja mematikan servernya agar semua pemain keluar ...

Tapi, bahkan tak ada pengumuman sedikit pun tentang ini"

Teng ...

Teng ...

Tiba-tiba terdengar bunyi sebuah lonceng. Naruto dan Kirito menghadap ke arah sumber datangnya bunyi.

Awan di langit Sword Art Online bergerak semakin cepat. Dan tanpa Naruto dan Kirito sadari, tiba-tiba saja mereka telah berada di pusat kota, bersama dengan pemain-pemain lainnya yang tampaknya juga dibawa secara paksa kesana menggunakan teleport.

Orang-orang tampak bingung. Kelihatannya mereka semua juga mengalami masalah yang sama dengan yang Naruto dan Kirito alami. "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Aku tidak tahu" Mereka semua bertanya-tanya. "Teleport paksa?" Pikir Kirito.

"Lihat ke arah sana!" Tiba-tiba langit senja yang mulanya merah indah berubah menjadi merah mengerikan, dilapisi dengan kotak-kotak bertuliskan System Announcement, warning. Dan dari sela kotak itu, muncul cairan mirip darah yang kemudian menyatu dan membentuk sesosok karakter raksasa berjubah merah.

"Apa itu!?" "Game master?" "Kenapa dia tidak punya wajah?" "Apa ini sebuah event?" Pertanyaan demi pertanyaan baru terus bermunculan. para pemain benar-benar bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Hingga kemudian, raksasa berjubah merah itu memberi penjelasan ...

"Para pemain sekalian, selamat datang di Duniaku"

"Duniaku?"

"Nama ku adalah Akihiko Kayaba ...

Saat ini, akulah satu-satunya yang bisa mengendalikan Dunia ini" Ucapnya.

"!" Kirito teringat dengan nama Akihiko Kayaba. Itu adalah nama dari ilmuan jenius pencipta game ini yang tadi sempat ia baca dari majalah. "Dia, benarkah orang ini ..."

"Aku yakin, kalian semua pasti sudah menyadarinya ...

Tombol untuk keluar yang ada di menu utama telah hilang ...

Tapi, ini bukanlah akibat dari kerusakan pada permainannya ...

Aku ulangi, ini bukanlah akibat dari kerusakan pada permainannya ...

Ini adalah salah satu fitur dari Sword Art Online" Ucap Akihiko.

"Fi-fitur!?"

"Pemain tak akan bisa keluar atas kemauannya sendiri,

Dan juga Nerve gear tak akan bisa dihentikan dari Dunia luar" Akihiko mematahkan harapan Kirito dan Naruto untuk keluar dengan cara paksa. "Intinya, mustahil kalian melarikan diri ...

Dan jika hal itu tetap dipaksa untuk dilakukan, pemancar yang ada di dalam Nerve Gear akan memancarkan sinyal gelombang pendek yang kuat hingga mampu menghancurkan otak kalian"

jelas Akihiko mengenai game ini.

"A-apa-apaan ini?"

"Ayolah, hentikan saja, jangan main-main" Para pemain benar-benar tak habis pikir. Beberapa malah cuek dan hendak meninggalkan tempat itu. Namun, mereka tak bisa keluar dari pusat kota itu. Gerbang-gerbang yang tersedia dilapisi oleh dinding transparan. "Hei, aku tak bisa keluar!" Ucap salah seorang yang mencoba untuk pergi.

"Apa yang dia bicarakan? Dia pasti sudah gila ya?" Ucap Naruto. "Iya kan, Kirito?"

"Tidak, dia benar, pemancar Nerve Gear bekerja seperti oven microwave ...

Jika penghambatnya dimatikan, benda itu akan membakar otak" Jelas Kirito.

"Lalu, bagaimana kalau aliran listriknya kita putus saja?"

"Itu juga tidak membantu, Nerve gear punya batrai cadangan" Jelas Kirito.

"Eh? Tapi, ini keterlaluan! Apa-apaan ini? Kenapa malah jadi seperti ini!?" Bentak Naruto.

"Sayang sekali, beberapa teman dan keluarga pemain mengabaikan peringatan ini dan melepas Nerve gear Secara sengaja" Ucap Akihiko lagi. "Hasilnya, dua ratus tiga belas pemain keluar dari Dunia Aincrad ini, dan juga dari Dunia Nyata untuk selama-lamanya"

Kenyataan ini semakin membuat para pemain tak percaya. Bingung, ketakutan.

"Perlu kalian ketahui, organisasi pemberitaan di seluruh Dunia nyata sekarang sedang gencar-gencarnya memberitakan semua ini, termasuk berita kematiannya ...

Jadi mulai sekarang, bahaya melepas Nerve Gear secara sengaja bisa diminimalisir ...

Dan aku berharap, kalian tenang dan menyelesaikan permainannya"

"Juga, aku ingin kalian mengingat ini baik-baik ...

Tak ada cara untuk menghidupkan kembali siapa pun yang sudah mati di dalam permainan ini ...

Jadi HP salah seorang pemain mencapai nol, mereka akan lenyap dari permainan ini untuk selama-lamanya, di mana berarti juga mati di Dunia nyata"

"Hanya ada satu cara untuk bisa keluar dari game ini ...

Yaitu, dengan menyelesaikan permainan ini" Jelas Akihiko lagi.

"Saat ini, kalian berada di lantai terbawah Aincrad, lantai satu ...

Jika kalian bisa melewati labirinnya dan mengalahkan boss lantai,

maka kalian akan naik ke lantai berikutnya...

Hingga akhirnya, kalian akan sampai di lantai puncak, yaitu lantai seratus ...

Kalahkan boss yang ada disana dan permainan pun akan selesai"

"Menyelesaikan?"

"Apa yang dia bicarakan?" Beberapa pemain masih tampak kebingungan.

"Jangan mengada-ada!"

"Me-menyelesaikan semua lantai? I-ini mustahil kan, ..." Ucap Naruto pesimis.

"Kemudian, yang terakhir ..." Masih ada pengumuman yang ingin Akihiko sampaikan.

"Aku telah menambahkan hadiah ke tempat penyimpanan barang kalian ...

Silahkan periksa"

Kirito langsung memeriksa kotak barangnya di menu.

"Cermin?" Kirito mengklik nama benda di daftar itu dan yang keluar memang hanyalah sebuah cermin.

Tak hanya Kirito, para pemain lain juga mengeluarkan cermin itu, serta melihat wajah mereka dari sana. Kemudian tiba-tiba, tubuh para pemain mengeluarkan cahaya dan sesuatu terjadi, avatar mereka berubah menjadi tubuh dan wajah asli diri mereka.

"Kau tak apa-apa, Kirito?"

"I-iya, aku tidak ...

Eh, siapa kau?" Kirito tak mengenali Naruto yang menggunakan tubuh aslinya.

"Eh? kau juga, siapa?" Naruto baru sadar kalau wajah Kirito berubah.

Fisik semua pemain berubah ke wujud asli mereka. Dengan ini, orang-orang jelek yang berpura-pura menggunakan avatar wanita cantik atau lelaki tampan bisa terlihat dengan jelas. Juga para pemain tua yang menggunakan chara orang muda, semuanya bisa terlihat.

"Eh!? Jadi kau laki-laki ya!?"

"kau juga berbohong, kau bilang umurmu tujuh belas tahun!?"

"Ini berarti ..."

"Kau Kirito?" "Kau Naruto?" Ucap mereka berdua kompak, baru sadar kalau itu memang benar mereka, tetapi dengan wajah asli mereka. "Bagaimana bisa?"

Jika tadi Naruto memiliki tubuh tinggi, rambut berwarna putih perak serta wajah yang tegas, yang sekarang muncul adalah Naruto dengan rambut berwarna merah dan kuning bercampur dibeberapa bagian, tingginya sekarang hanya sebatas telinga Kirito dan wajahnya berubah menjadi seperti anak usia 11/12 tahun. Begitupun dengan Kirito, chara nya berubah menjadi dirinya didunia nyata sekarang.

"Proses scanning ...

Nerve Gear menutupi seluruh kepala dengan kerapatan tinggi ...

Jadi benda itu bisa melihat seperti apa wajah aslimu ...

Tapi, tinggi dan berat badan kita ..."

"Oh, benar juga, pasti datanya diperoleh dari sana" Ucap Kirito, ia teringat pemain diharuskan menyentuh seluruh tubuh terlebih dahulu sesudah menggunakan Nerve Gear.

"Kenapa bisa jadi begini?" Naruto masih tampak kesal.

"Dia pasti akan memberitahu kita" Kirito menunjuk ke karakter raksasa berjubah merah, Akihiko. Dan benar saja, Akihiko kembali menjelaskan sesuatu ...

"Saat ini, kalian mungkin bertanya-tanya, kenapa?

Kenapa Akihiko Kayaba, Pembuat Sword Art Online dan Nerve Gear melakukan ini semua?

Tujuanku sudah tercapai ...

Aku membuat Sword Art Online untuk satu alasan ...

Untuk membuat Dunia ini dan ambil bagian di dalamnya ...

Dan sekarang, semuanya sudah selesai"

"Kayaba ..." Kirito mengepalkan tangannya.

"Ini adalah akhir dari pengayaan untuk peluncuran resmi Sword Art Online ...

Semoga kalian semua berhasil" Ucap Akihiko untuk terakhir kalinya dan kemudian menghilang, langit kembali menjadi cerah.

"Semua ini nyata ..." Kirito kembali mengepalkan tangan kanannya.

"Si Jenius yang membuat Nerve Gear dan juga ruang maya, Akihiko Kayaba ...

Aku tahu tentangmu karena aku mengagumimu ...

Apa yang dia katakan adalah benar ...

Jika aku mati di Dunia ini ...

Maka aku akan benar-benar lenyap"

"Kyaaaaaa!" Orang-orang baru memahami semuanya. Mereka panik, berlari, seolah masih belum bisa menerima kenyataan kalau mereka terjebak di Dunia ini dan satu-satunya jalan untuk pulang ada dengan menyelesaikannya. "Tidak!" "Jangan bercanda!" Teriak mereka sambil terus berlari, entah mau ke mana. "Keluarkan aku! Keluarkan aku dari sini!"

"Aku tak bisa tinggal terus disini! Aku ada janji setelah ini!" Mereka memprotes ke arah udara,

menjadikan langit sebagai pelampiasan emosi ketika tak ada yang bisa dicerca.

"Keluarkan kami!" "Katakan kalau semua ini bohong!" Mereka terus saja berteriak, meski ada juga beberapa pemain yang hanya bisa terdiam pasrah.

Berbeda dengan mereka, Kirito mencoba untuk tenang, tak mau mati begitu saja dan ingin berjuang. "Ikut aku, Naruto" Ia menarik Naruto menuju suatu gang dan mengajaknya bicara disana.

...

"Dengar, sekarang aku akan menuju ke Kota selanjutnya, ikutlah denganku ..." Ajak Kirito.

"Jika yang dikatakan Akihiko benar, satu-satunya cara untuk bertahan hidup di Dunia ini hanyalah dengan menjadikan dirimu sekuat mungkin ...

Sumber kekuatan di sebuah MMORPG pasti seperti game-game lainnya ...

Dengan kata lain, uang dan kemampuan yang bisa kita dapatkan terbatas ...

Area yang mengelilingi kota awal akan segera diburu habis-habisan ...

Untuk melakukannya dengan efisien, kita harus menuju desa berikutnya" Jelas Kirito sambil melihat peta yang ada di menu. "Aku tahu semua jalur dan titik wilayah rawan, bahkan dengan level satu pun, kita akan bisa sampai disana dengan selamat"

"Ta-tapi, ya ..."

"Tenang saja. Kau akan aman bersamaku, aku pernah memainkan game ini sebagai Beta Teaster. Ikutlah bersamaku" Kirito meyakinkan Naruto untuk tetap ikut bersamanya. Bagaimanapun Kirito tau ini akan sangat berbahaya, mati disini sama juga mati didunia nyata. Apalagi ia melihat status Hp Naruto, itu sangat kecil sekali, sewaktu-waktu ia akan terbunuh jika lengah sedikit saja.

Jujur saja, Naruto sangat takut dan panik saat ini. Namun mendengar kata-kata dari Kirito membuatnya terharu "umm, baiklah, Kirito"

"Tapi,..

Kita kan baru bertemu, kenapa kau bersikeras ingin mengajakku?" Naruto tidak mengerti sama sekali. Mungkin kebanyakan player maupun Beta Teaster yang lain sekarang akan mementingkan dirinya sekarang, mengingat game ini berubah jadi game kematian. Tapi Kirito, ia..

"Hm gimana ya..

Dilihat dari usiamu, kau tidak lebih tua dari adikku didunia nyata" Kirito memegang kepala Naruto. "Biasanya aku selalu bermain solo. Tapi untuk kali ini, kau akan menjadi temanku, baik itu digame maupun didunia nyata nanti nya" terang Kirito.

"Hiks.. kau membuatku seperti anak kecil" Naruto menyapu air matanya. Ia terharu, didunia nyata ia selalu hidup sendiri. Dulu sewaktu kecil ia tinggal ditempat anak-anak yatim. Naruto, meskipun sudah bisa berpikir dewasa lebih cepat dari anak seumurannya, tidak dapat dipungkiri juga jika jiwanya masihlah rapuh seperti anak-anak lainnya.

"Hei hei..

Kau kan memang masih anak-anak, seharusnya kau memanggilku Nii-san" ucap Kirito.

"Oi oi oi! Aku sudah dewasa tau! Enak saja aku dibilang masih anak-anak" Naruto tidak terima jika dirinya dibilang anak-anak. Yah walau faktanya dia memang anak-anak. Kirito hanya tersenyum sambil menggaruk belakang kepalanya karena melihat tingkah Naruto.

Tatapan Kirito mulai serius "kita lanjutkan perjalanan ke desa selanjutnya, Naruto. Aku akan melindungimu dan mengajari beberapa hal tentang dunia ini. jadi jangan lengah!"

"Ya!" Naruto mengangguk paham "tapi tidak adil jika hanya kau yang melindungiku. Aku juga akan melindungimu!"

"Ya ya Ahaha.."

"Yossh! Mari menuju desa selanjutnya!"

.

.

.

.

TBC...

Lanjut atau...?

[A N] Warning! Alur cerita ini 90% mirip dengan yang dicanon! Yang aku ubah adalah Scene dimana saat Naruto tampil. Sedangkan yang lain mengikuti Canon.

Penampilan Naruto? Umm..

1. Gaya rambutnya berubah kayak gaya rambut Klein yang berdiri itu lho~

2. Warna rambutnya merah dan kuning bercampur dibeberapa bagian

3. Ngga punya kumis musang

Lalu untuk umur, umur Naruto lebih muda 2 tahun dari Kirito, dan Untuk karakter Klein sendiri saya tiadakan! Sidang ditutup!