Chapter I : Batas Kota
Peringatan!
Cerita ini mengandung SHO-AI garis keras, atau dengan Kata lain HANYA UNTUK KOMUNITAS ( fujodanshi).PEMULA a.k.a meragukan dari sisi Latar belakang penulis.
Cerita ini murni pemikiran saya, tokoh bukan milik saya. Jika terjadi kesamaan alur dalam cerita, Saya mohon maaf karna murni ide-ide dari penulis yang jalan ceritanya pasaran dan atau Mainstream
#### SELAMAT MEMBACA ####
Pulau Midorijima, 23.08
Malam kian larut, dingin kian menusuk, rintik hujan terbias cahaya bulan menjadi pemandangan berbeda malam itu. Indah- Clear berucap lirih, Ia munyukai hujan di malam hari. Layaknya anak kecil Ia akan keluar dari rumah membuka payung transparan kesayangannya dan berjalan tak tentu arah sampai dia lelah atau hujan yang lelah untuk turun. Seperti Malam ini ketika hujan kembali turun, Clear berjalan menyusuri jalanan kota. Dari perkotaan yang ramai sampai kakinya membawanya di sudut kota yang sangat sepi, perbatasan. Senyum tak akan pernah luntur dari wajah itu malam ini. Senandung-Kurage no Uta-melantun tanpa sadar. Payung itu berputar seperti menari. Clear bahagia, seakan kepedihan, kemarahan, dan lelah tak pernah ada di dunia ini.
Suara gameboy menarik Clear dari dunianya. Kepalanya dimiringkan lucu kalau mendapati sumber suara berasal dari sebrang tempatnya berdiri, Halte Bus. Halte begitu temaram dari tempatnya berdiri Clear tak mampu melihat sosok di balik bayangan. Iris serupa sakura itu tiba-tiba terpaku, saat sepasang iris hijau menatapnya dari Halte itu. Tubuhnya bereaksi, gelenjar terjadi menyelinap di dadanya. Jantungnya bertalu-talu tak menentu, wajahnya menghangat. Ada semburat merah di pipi putih Clear. Waktu di sekitarnya berhenti, Hujan pun terabaikan.
Kontak terputus, Bus berhenti seberang sana. Angin kencang memaksa Clear memegang Payungnya kencang, Netra sakura terpejam erat menghalau debu yang beterbangan. Saat Clear membuka matanya bus itu sudah tak ada di sana. Dan sosok itu? Tidak ada, sepertinya bus itu membawanya.
"Dare?" dia bertanya pada dirinya sendiri. Seakan akan ada jawaban atas pertanyaan itu. Rintik Hujan kian menipis, angin semakin liar berhembus. Dengan gesit badan berbalut jas putih panjang dan syal hijau itu berputar 180 derajat, " Rumah! Clear pulang!"
Sementara di dalam bus, seorang pemuda tersenyum kecil. Sepertinya dia mulai gila. Apakah?
'Love at first sight hah?'
Wajah berpiercing tampak bertopang dagu memandang kerlip lampu kota. Tangannya yang bebas, memainkan balok-balok kecil tak sadar. Pikirannya melayang jauh di udara, memikirkan si pemuda Kurage yang tadi membuatnya melupakan gameboy kesayanganya.
Apa bisa berjumpa kembali?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue
Maaf ini pendek sangat, sengaja tapi capter kedua akan jauh lebih panjang.
Disclaimer
DRAMAtical Murder™ © Nitro+Chiral
