"APPPPAAAAA!"emerland indah itu nyaris keluar dari tempatnya, melotot tajam kearah wanita cantik dihadapannya itu, ia tak habis fikir dengan kedua orangtuanya, bisa-bisanya mereka mempunyai pikiran kolot seperti itu, diusianya yang baru saja beranjak 17 tahun ini, ia harus menerima kenyataan pahit yang tak pernah terlintas sedikitpun diotak jeniusnya. Menarik napas dan membuangnya lagi adalah kegiatan yang bisa ia lakukan saat ini, mencoba meyakinkan diri bahwa semua ini hanyalah mimpi, mimpi seperti malam-malam yang selalu ada di setiap tidurnya.
"Kaa-san, tolong katakan padaku bahwa ini hanya mimpi, ini semua tidak benarkan?" gadis yang identik dengan musim semi itu, menatap penuh harap kearah wanita yang telah melahirkannya itu.
"Ini bukan mimpi Sakura-chan, Tou-sanmu sudah merencanakan perjodohan ini sejak lama, dan kau tahu sendirikan Tou-san tidak suka jika ada yang berani menolak perkataannya"ucap Mebuki sambil mengelus rambut panjang anak semata wayangnya itu, berharap dengan ini, anak yang sangat dicintainya itu bisa merasa sedikit tenang.
"Malam ini kita akan bertemu dengan keluarga mereka, jadi Kaa-san harap kau berdandan secantik mungkin" bersamaan dengan perkataannya itu, Mebuki meninggalkan Sakura sendiri, yang sekarang tengah menatapnya dengan penuh kegarangan.
"Arrghhh,, Kami-sama! Aku bisa mati mudaaaaaa" teriak Sakura frutasi, sambil menjambak rambut panjangnya hingga berantakan.
Dilain tempat, Diwaktu yang bersamaan
Wajah tampannya sedang menatap lurus kearah sebuah photo yang ada ditangannya, bibir tipisnya menarik segaris senyum tipis yang lebih tepat disebut dengan sebuah seringai, berbagai macam rencana telah berkeliaran diotak yang terkenal dengan kejeniusannya itu, entah apa yang difikirkan pemuda tampan idola semua gadis itu, yang pasti hanya ia dan Kami-sama yang tahu. Ia sendiri tak tahu, mengapa dengan mudahnya ia menerima perjodohan yang telah direncanakan oleh kedua orangtuanya itu, biasanya ia tak akan mengatakan 'iya' jika, apa yang diinginkan oleh kedua orangtuanya itu tak sesuai dengan keinginanya.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu menggangu Sasuke, dari segala rencana-rencana yang telah tersusun rapi diotaknya. Dengan malas ia menolehkan kepalanya ke arah pintu guna melihat siapa yang berani mengusik kesenangan barunya itu.
"Sasu-kun" dari arah pintu muncul seorang wanita dengan pakaian super 'mini'nya itu berjalan kearah Sasuke yang sedang duduk dikursi kerjanya, wanita itu menatap Sasuke dengan tatapan 'nakalnya', seolah Sasuke adalah mangsanya. Sesampainya wanita yang biasa dipanggil "Karin" dihadapan Sasuke, Karin dengan segera duduk diatas pangkuan Sasuke, dan lengan mulusnya berbelayut manja dileher Sasuke.
"Ada apa Karin?" Tanya Sasuke malas, tak membalas pelukan Karin.
"Kau tak rindu padaku?"
"Aku sedang sibuk, dan tak bisa diganggu" ucap Sasuke sambil berusaha melepaskan pelukan Karin dilehernya.
"Huft, kau jahat! Padahalkan kita tidak bertemu selama seminggu" Karin merajuk dan semakin mengeratkan pelukannya, membuat dada besarnya bersentuhan langsung dengan dada bidang milik Sasuke. Tidak tahan dengan segala godaan yang Karin berikan padanya membuat Sasuke kehilangan control dirinya, dan dengan segera melumat bibir berlapiskan lipstick merah menyala milik Karin dengan ganas, melihat hal itu membuat Karin bersorak senang dan dengan senang hati membalas ciuman Sasuke kepadanya. Ciuman mereka semakin panas, sehingga tak menyadari kehadiran sosok lain yang tengan mnatap mereka dengan bosan. Hingga sosok itu berdehem guna menyadarkan keduanya, dn ternyata usaha yang dilakukannya tak sia-sia, Sasuke melepaskan ciumannya dengan Karin dan menatap sosok tersebut dengan tatapan tajam miliknya.
"Ada apa Aniki?" Tanya Sasuke, sambil melepaskan Karin dari tubuhnya.
"Aku ingin bicara berdua denganmu" jawab sosok tersebut, sambil menatap Karin seolah mengatakan 'bisakah kau pergi', mengetahui arti dari tatapan tersebut dengan kaki yang dihentakan ia berjalan meninggalkan ruangan kerja Sasuke.
"Jadi, apa tujuanmu kesini? Tanya Sasuke to the point.
"Oohh, ayolah Sasuke Bisakah, kau menghentikan ini semua?" Itachi menatap Sasuke,yag sedang merapikan kemejanya yang telah kusut akibat perbuatan Karin.
"Apa maksudmu?"
"Hentikan sikap PLAYBOYmu itu, sebentar lagi kau akan bertunangan" Itachi beusaha menasehati sikap adik semata wayangnya itu, yang selalu mempermainkan wanita.
"hm,, akan ku fikirkan, lagipula aku dn gadis itu hanya akan dijodohkan, dan belum tentu akan bertunangan" jawab Sasuke santai.
"ck, terserah kau saja. Ah, Tou-san bilang kau harus pulang cepat karena malam ini kita akan bertemu dengan keluarga Haruno, Kau diminta untuk egera pulang" ucap itachi, kemudian pemuda yang merupakan lima tahun diatas Sasuke itu berjalan meninggalkan ruangan sang adik, namun sebelum Itachi benar-benar pergi, pemuda itu berbalik dan menatap tepat kearah onyx yang sama dengan dirinya itu.
"Satu hal lagi Sasuke, suatu saat hukum Karma pasti akan berlaku, jadi sebelum hal tersebut terjadi, sebaiknya kau hentikan sifatmu yang suka bermain wanita itu" nasihat Itachi kemudian ia benar-benar meninggalkan Sasuke. Sedangkan Sasuke, ia hanya menggap nasihat itachi, sebagai angina lalu saja.
….
Malam minggu adalah malam yang indah bagi semua orang, malam yang dipenuhi oleh bunga-bunga cinta, tapi entah kenapa kini malam minggu adalah malam yang akan dibenci gadis bermata emerland ini, pasalnya malam ini ia akan bertemu dengan calon tunangan yang tak di inginkan olehnya, dan itu membuatnya menggerutu tak jelas.
"Sakura, bisakah kau hentikan gerutuanmu itu?" Mebuki jengah melihat anak semata wayangnya itu sedari tadi mengerutu disampingnya.
"Bisa saja, asalkan Kaa-san dan Tou-san membatalkan perjodohan ini" Jawab Sakura asal.
"Tidak ada penolakan Sakura" tegur Ran, membuat Sakura terdiam seribu bahasa.
Akhirnya mobil yang dikendarai Sakura dan keluarganya sampai diRestoran mewah, yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang dengan dompet tebal saja.
"keluarga Haruno?" Tanya seorang pelayan yang menghampiri mereka.
"Ya" jawab Ran singkat
"Keluarga Uchiha telah menunggu Anda semua, mari saya antarkan" merekapun berjalan mengikuti pelaya didepan mereka menuju ruangan VVIP tempat dimana keluarga Uchiha menunggu mereka.
"Selamat malam, maaf membuat kalian menunggu" Ucap Ran beribawa.
"Tak apa, kita juga baru sampai" Fugaku tersenyum maklum kearah Ran.
"Jadi, itu Sakura?" Tanya Mikoto, sambil menatap Sakura yang berdiri dibelakang kedua orangtuanya.
Merasa namanya disebut, Sakura menatap kearah Mikoto dan tersenyum manis sambil membungkukkan badanya "Sakura Haruno, salam kenal"
"Tak ku sangka, kau sangat cantik Sakura-chan" puji Mikoto tulus, membuat rona merah tercetak jelas dikedua pipi Sakura.
"Arigatou, baa-san" ucap Sakura malu-malu.
"Ah, kau sangat manis Sakura. Astaga, aku hampir lupa, Sasu-kun!" panggil Mikoto kearah pemuda yang sedari tadi berdiri disamping Fugaku, memperhatikan gadis yang sedang berbincang dengan ibunya itu.
"hn" gumamnya menghampiri sang ibu.
"Perkenalkan ini Sakura, calon tunanganmu"ucap Mikoto sambil tersenyum kearah putra bungsunya itu, Sasukepun mengalihkan pandangannya kearah Sakura, menatap`sang gadis dari atas hingga bawah dengan pandangan menilai, seringai tipis tercetak jelas di wajah tampan Sasuke melihat penampilan Sakura. Sedangkan Sakura, ditatap seperti itu oleh Sasuke membuatnya rishi dan salah tingkah.
"Sasuke, Sasuke Uchiha" Sasuke mengulurkan tangannya kearah Sakura.
Dengan ragu Sakura membalas uluran tangan Sasuke"Sakura, Sakura Haruno" ucapnya pelan namun masih bisa didengar oleh Sasuke.
Seringai tipis belum lepas dari bibir tipis Sasuke, dengan perlahan pemuda yang identik dengan musim dingin ini mendekatkan bibirnya ke arah telinga Sakura dan berbisik…
'welcome to my world honey..'
TBC
