.
.
.
The Mafia's Diamond
.
Romance, Drama
.
EXO Members OT12
.
GS for UKE
.
Rated M
.
HunHan and Others EXO Official Pairings
.
.
Summary:
.
Luhan, seorang gadis remaja biasa yang bertahan hidup akan kerasnya hidup di Amerika Serikat demi menjalankan beasiswa yang diterimanya di salah satu Universitas terkenal disana. Ia tidak menyangka hidupnya sehari hari perlahan berubah sejak ia menolong seseorang yang sedang terluka pada suatu malam.
.
.
.
Chapter 1
.
.
.
"Pesanan baru dari bangku nomor 5!"
.
"Baik!"
.
Suara teriakan dan perpaduan antara spatula dan panci menggema dari dapur di salah satu restoran berbintang 3 di Cambrigde, Amerika Serikat. Para Pekerja yang berada di dalam dapur itu bekerja tiada henti karena ramainya pelanggan yang datang. Maklum saja, sekarang adalah waktu untuk makan malam sehingga hampir tidak ada waktu istirahat untuk mereka.
.
Termasuk Luhan.
.
Saat ini luhan sedang sibuk dengan kegiatan mencuci piring yang tak henti - hentinya datang. ia membilas dan mengeringkan serta menghangatkan piring piring yang akan digunakan lagi.
.
Ia bekerja di restoran ini sebagai tukang cuci piring. Walaupun penghasilan per hari yang ia dapatkan tidak banyak –hanya 75 dollar per harinya- , ia tetap bersyukur dengan hal itu. Setidaknya ia masih bisa makan dan minum dari penghasilan yang ia dapatkan.
.
Waktu telah menunjukkan pukul 22.55 , hampir semua pekerja yang sibuk beberapa jam lalu sudah bersiap siap untuk pulang. Namun tidak dengan Luhan. Ia masih berkutat dengan cucian piring yang masih tersisa.
.
Piring yang ia pegang tiba tiba saja diambil ketika ia ingin mengeringkan piring yang baru saja ia bilas.
.
"Kau yang membilas, aku yang mengeringkannya. Oke?" Ucap seseorang sembari mengeringkan piring yang sudah diambilnya dari tangan Luhan.
.
"Tidak perlu repot – repot Yixing… ini tugasku-"
.
" Ini sudah malam Luhan Jie. Lagipula bos juga tidak masalah jika aku membantumu disaat orang orang sudah bersiap pulang sementara kau berkutat disini." Luhan tidak ingin merepotkan temannya yang telah selesai bekerja. Apalagi Yixing, Sahabatnya di kampus yang ia jalani.
.
"Ini sudah malam jie. Tidak baik jika kau pulang sendirian. Apalagi kau seorang gadis."
.
"Kau juga seorang gadis Yixing."
.
"Oh ayolah…" Luhan mendesah pelan. Ia tidak bisa menolak jika Yixing terlihat sangat bertekad membantunya.
.
"Baiklah." Yixing terlihat sangat bahagia dan tersenyum lebar mendengarnya. Tanpa membuang waktu lagi ia segera mengerjakan pekerjaannya. Luhan hanye tersenyum melihatnya dan kemudian melanjutkan pekerjaan mencuci piringnya.
.
Keheningan menghampiri kedua gadis yang sedang bekerja itu. Ia dan Yixing memang dekat berhubung mereka berasal dari Cina. Bersama Tao –yang berasal dari Cina juga- mereka menjadi sahabat sejak mereka bertemu ketika mengikuti acara sambutan mahasiswa dan mahasiswi baru di Universitas Harvard.
.
Luhan dan Yixing berada di Fakultas Seni sedangkan Tao berada di Fakultas Teknik. Luhan mengambil jurusan Fotografi, Yixing mengambil Jurusan Menari, Sedangkan Tao mengambil Jurusan Teknik Elektro.
.
Yang membedakan dari mereka adalah Yixing dan Tao berasal dari orang yang berada. Orangtua Yixing adalah seorang salah satu dari pembisnis terkaya di Cina dan Orangtua Tao adalah seorang designer brand ternama di dunia.
.
Sedangkan dirinya hanya seorang gadis dari kalangan biasa dan berkesempatan mendapatkan beasiswa dari kampus ternama itu. Beruntungnya Yixing dan Tao berteman dengannya dengan tulus dan tidak memandang status.
.
Yixing bekerja disini hanya ingin menemani Luhan. Ia tidak tega Luhan bekerja dengan keras setiap harinya tanpa istirahat. Ia dan sempat menawarkan bantuan kepada Luhan tetapi ia menolaknya. Pada awalnya Luhan menolak Yixing menemaninya bekerja namun sifat keras kepalanya tidak dapat mendengar kata tidak dari mulut Luhan. Sehingga sekarang ia bekerja di restoran ini sebagai seorang pelayan.
.
"Kau seharusnya tidak bekerja Yixing." Ucap luhan menyingkirkan keheningan yang sempat terjadi.
.
"aku ingin menambah pengalaman dan juga menemani jiejie."
.
"aku bukan anak kecil." Luhan mencebik bibirnya imut. Yixing yang melihatnya ingin sekali mencubit gemas jiejie nya itu.
.
"Lihat sendiri wajahmu jie. Kau bahkan terlihat lebih muda dariku." Wajah Luhan memang sangat muda. Wajah kecil, matanya, pipi gembulnya, serta bibir pink yang sangat kissable itu. Tingginya yang hanya sepundak Yixing dan jangan lupakan surai rambut coklatnya yang sangat panjang, hampir menyentuh pinggulnya, membuatnya terlihat seperti dewi.
.
Luhan yang mendengar itu hanya mem-pout-kan bibirnya. Ia kesal karena di usianya yang menginjak 20 tahun, ia masih dibilang anak kecil. Yixing hanya tertawa melihatnya.
.
Tak terasa pekerjaan mereka berdua telah selesai. Setelah membersihkan counter yang dipakai untuk mencuci piring, Luhan dan Yixing bergegas mengganti pakaiannya dan keluar dari restoran itu. Luhan tersenyum dan menyimpan uang yang tadi ia dapatkan dari bos nya hari ini di sakunya.
.
Sekarang adalah musim gugur. Cuaca malam ini lebih dingin dari biasanya. Luhan merapatkan jaket yang ia kenakan dan menggosok kedua tangannya lalu memasukkannya kedalam saku jaket. Mencoba menghangatkan diri dari menusuknya udara dingin di kota Cambrigde itu. Begitu juga dengan Yixing.
.
Luhan dan Yixing berjalan pelan sambil berbicara dan bersanda gurau. Melupakan udara dingin yang dirasakan keduanya hingga mereka sampai pada sebuah persimpangan yang mengharuskan mereka untuk berpisah dan melanjutkan perjalanan menuju rumah mereka masing masing. Luhan berbelok kearah kanan sedangkan Yixing sebaliknya.
.
"baiklah jie sampai jumpa! Hati hati! Kirimkan pesan padaku ketika kau sampai di rumah ya!" teriak Yixing yang semakin berjalan menjauh dari tempat Luhan berdiri.
.
"Kau juga hati hati ya!" Jawab Luhan lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju rumahnya. ia melihat jam tangannya dan waktu tela menunjukkan pukul 11.45. Tanpa membuang waktu lagi Luhan mempercepat langkahnya. Ia harus beristirahat untuk kembali bekerja besok pagi sebelum berangkat ke kampus.
.
TRANG
.
Suara logam jatuh membuat Luhan menghentikan kakinya. Ia melihat ke arah sumber suara yang berasal dari gang yang berada di sampingnya. Tak lama kemudian luhan mengedikkan bahunya dan melanjutkan kembali perjalanannya yang sempat terhenti.
.
'mungkin itu kucing liar' pikirnya
.
"Ugh.."
.
Luhan kembali berhenti ketika mendengar suara rintihan dari gang itu. Karena luhan adalah seseorang yang mempunyai keingintahuan yang sangat besar. Ia membalikkan arah tubuhnya dan berjalan pelan menuju gang itu.
Jujur saja Luhan sangat takut. Apalagi sudah malam dan tidak ada orang yang berlalu lalang. Suasananya sangat sepi. Namun rasa penasaran luhan membuat ia nekat seperti saat ini.
.
"ASTAGA!"
.
Luhan kaget ketika ia melihat seseorang sedang bersandar di tembok dengan luka dan memar di sekujur tubuhnya. Serta darah yang keluar dari lengan kirinya. Ia segera berlari mendekat ke arah orang itu.
.
"Tuan kau baik baik saja? Apakah kau dapat mendengarku? Aku akan menghubungi 911" Tanya luhan panik.
.
"Pergilah." Ucap lelaki itu kasar dan mendorong Luhan menjauh. Luhan sampai terjatuh karenanya namun ia kembali bangkit dan berlutut di depannya.
.
"dan meninggalkanmu terluka disini sendirian? Tidak. Aku tidak akan pergi. Lagipula sepertinya kau tidak ingin ke rumah sakit. Jadi aku akan pergi dari sini setelah mengobatimu." Ia mencebik bibirnya lucu karena niat baiknya ditolak tetapi ia tetap kekeuh ingin menolong lelaki yang berada didepannya.
.
Lelaki yang berada didepannya tidak bergeming. Ia hanya melihat raut wajah Luhan dengan ekspresi yang susah ditebak. Luhan kemudian mengambil sapu tangan di tas nya lalu mengarahkannya pada lengan lelaki itu yang sedang mengeluarkan darah.
.
"ini akan sedikit sakit." Ucap luhan lalu dengan telaten menekan dan mengikat sapu tangan itu pada lengannya yang sepertinya tidak bisa berhenti mengeluarkan darah. Ia melirik kearah pria itu untuk melihat apakah ada raut kesakitan di wajah itu. Namun yang ia lihat justru ekspresi yang tidak dapat ditebak olehnya.
.
Setelah ia selesai mengikat sapu tangannya ia mengambil handuk kecil dan botol minumnya. Ia basahi sedikit handuk kecil itu,kemudian ia membersihkan wajah lelaki yang terluka dan kotor.
.
"Aku harus membersihkan kotoran yang ada di wajahmu. Jika aku menutup lukanya sekarang aku takut nanti akan terjadi infeksi." Luhan terfokus membersihkan luka pria itu dan tanpa sadar lelaki itu terus menatapnya tanpa berkedip.
.
"apa ini sakit?" Tanya Luhan. Namun hanya keheningan yang menjawabnya.
.
Luhan tidak terlalu memusingkannya atas diamnya lelaki yang sedang ia obati. Ia berpikir mungkin lelaki itu menahan rasa sakitnya dengan diam.
.
"Kenapa?"
.
"Huh?" Luhan sedikit kaget mendengar pria itu akhirnya mengeluarkan suara. Ia sempat terhenti melakukan pekerjaannya namun dengan cepat ia kembali membersihkan wajah lelaki itu.
.
"Kenapa kau menolongku?" luhan tersenyum mendengarnya.
.
"Ada saatnya dimana kau harus menolong orang yang sedang membutuhkan. Walaupun itu adalah seorang penjahat." Jawab luhan santai sambil mengambil beberapa plester dari tasnya dan menempelkannya pada luka di wajah pria itu. Lelaki itu menaikkan satu alisnya setelah mendengar ucapan gadis di depannya.
.
"Kau juga menolong seorang penjahat?"
.
"Tentu saja."
.
"Sejahat apapun itu?"
.
"uhm. penjahat pasti mempunyai alasan dengan apa yang ia lakukan." Lelaki itu tercenung mendengar jawaban polos dari gadis yang ada didepannya.
.
"Apakah kau termasuk orang jahat?" Tanya Luhan dengan wajah polosnya.
.
"Ya." Jawabnya setelah terdiam cukup lama.
.
"Nah sudah selesai!" ucap luhan sambil tersenyum. Ia kemudian membereskan barang bawaannya lalu segera bangkit dari tempat ia duduk.
.
"Kurasa sudah saatnya bagiku untuk pulang. Kau harus ke rumah sakit untuk mengobati tanganmu. Maaf aku tidak bisa berbuat banyak." Jelas Luhan lalu ia berbalik namun sebelum ia melangkahkan kakinya, tangan kanannya ditahan oleh lelaki dibelakangnya.
.
"siapa namamu?" Tanya lelaki itu.
.
"ehm… namaku Luhan."
.
"Sehun."
.
"eh?"
.
"Sehun… itu namaku."
.
"Sehun.. nama yang bagus." Lelaki itu melepaskan pegangannya pada tangan luhan. Luhan kembali melanjutkan perjalanannya.
.
"Terima kasih." Luhan berhenti di depan gang ketika Sehun mengucapkan kata itu.
.
"Tentu. Kau harus ke rumah sakit setelah ini oke?" Luhan tersenyum kemudian melambaikan tangannya dan berjalan pergi dari gang itu.
.
Tanpa disadari Luhan. Sehun tersenyum ketika Luhan berjalan menjauh darinya.
.
.
"Tuan Sehun!"
.
5 menit setelah kepergian Luhan beberapa orang berlari menuju kearah Sehun yang sedang bersandar pada dinding di belakangnya.
.
"Tuan, apakah kau baik baik saja?" Sehun hanya diam saja disaat ia dibantu berdiri oleh orang kepercayaannya.
.
"Jongdae. Cari tau semua info seorang gadis bernama Luhan." Sehun memberikan perintah kepada Jongdae. Orang kepercayaannya.
.
"Eh?" Jongdae hanya bingung mendengar perintah dari atasannya itu. Ia sudah bersama Sehun sejak lama dan jarang sekali tuannya memintanya untuk menyelidiki seseorang. Ia mengernyit bingung.
.
'apa yang ia pikirkan?' pikirnya. Terkadang menjadi orang kepercayaan sehun. Ia sulit menebak apa yang ada dikepala tuannya itu.
.
Namun, Ucapan sehun setelahnya sukses membuat Jongdae membelalakkan matanya.
.
"Kurasa… Aku sudah menemukan permata ku."
.
.
.
TBC
Author's Note:
Yuhuuuuu! I'm Back!
Iya saya tau kalau FF yang satunya blm saya update wkwkwk tenang saja FF itu sudah rampung dan hanya butuh sedikit edit sana sini :) (FF The Protector of the World and the Broken Light)
.
Maaf saya tidak muncul selama 2 bln lebih.. karena UTS yang bikin repot saya dan juga kucingku meninggal T_T jadi aku tidak ada mood untuk melanjutkan FF ku sementara TT
.
Namanya Oreo karena warnanya yang hitam putih. Motifnya mirip pola sapi gitu (sebenernya pengennya dikasih nama moo tapi dia kucing bukan sapi XD) aku baru ketemu sama dia Cuma seminggu. Abis itu dia tiba tiba udah gak bernyawa lagi TT
.
Dia jenis kelaminnya laki laki dan masih kitten. Tapi mungkin aku lalai karena UTS dan akhirnya dia udah gak ada lagi TT soalnya kata temenku dia keracunan TT
.
awalnya si Oreo ini dateng ke aku pertama kali. Dia kayak minta tolong gitu (karena biasanya kucing liar gak bakal deketin manusia) jadi aku kasih dia tempat tinggal dan makan. Dia ini tipe kucing yang anteng. Main tetep tapi dia lebih milih diam daripada iseng.
.
Sedih rasanya soalnya setiap aku pulang kuliah waktu itu abis UTS cape trus tiba tiba dia nongol di depan pager kayak nungguin aku TT gak kayak kucingku yang lain (aku ada kucing lagi 2 :D )
.
Tapi ya mungkin itu keinginan Allah untuk mengambil Oreo. Mungkin Oreo sejak dulu sebelum ketemu aku memang sudah tau waktunya. Mungkin dia dateng ke aku untuk mencari teman sebelum kembali ke sana. Mungkin juga dia gak mau sendirian sampe akhir hidupnya T_T
.
Oke kembali ke topic awal. Aku buat FF ini karena tiba tiba terlintas saja di otakku lagi kangen momen Hunhan TT dan tiba tiba alur cerita mulai berdatangan di otakku XD
.
Apakah FF ini dilanjut atau gimana nih? Janga lupa di review ya biar aku tau apakah banyak peminatnya atau tidak kkkk~ terima kasih juga udah mau baca ceritaku lohh apalagi kalo kalian baca racauan gak jelas dari saya wkwkwwkwk
.
See ya on the next Chapter ^^
