Les Miserables is by Victor Hugo. I take no profits whatsoever from writing this fanfiction. The following fiction is based on the movie by Tom Hooper which means Aaron and George as E and R. Enjoy!
Scene: After singing Red and Black in ABC Cafe
I Will Folow You into the Dark
by
Raiha Laf Qyaza
.
.
.
"Haruskah kau menyemangati cinta Marius kepada wanita yang ia puja?" Enjolras menarik Grantaire ke pojok kafe ABC. Matanya memancarkan api amarah yang seolah-olah tidak akan pernah hilang. Tidak sampai kekasihnya—Patria—terbebaskan dari kegelapan yang tengah mengikatnya.
Tersandung karena mabuk, Grantaire menyandarkan diri ke tembok terdekat dengan seringai. "Dan apa hakmu untuk melarang cinta sang Marius, wahai Apollo?"
"Waktu untuk mengibarkan bendera kebebasan sudah dekat, pemabuk bodoh!" desis Enjolras, wajahnya merona akibat amarah. "Kita membutuhkan semua kekuatan yang bisa kita temukan, dan terkutuklah kita jika semua rencana gagal akibat hal sepele seperti ini."
Grantaire mendengus. Ia bersyukur sudah terlalu mabuk sehingga kata-kata Enjolras tidak dapat menyakitinya. "Sepele, katamu? Sepele, mungkin. Sama seperti ketika diriku yang bodoh ini memberikan seluruh jiwa raga padamu, bukan?"
Ia beranjak pergi.
Tangan Enjolras menahannya. Grantaire menolak untuk melirik padanya.
Grantaire meneguk birnya, berlama-lama. "Wahai malaikat yang dikirim langsung oleh Tuhan, bukankah sosok sepertimu memiliki banyak hal yang lebih pantas untuk dikerjakan?"
"Apakah jawabanku saat itu tidak memuaskanmu, Grantaire?" Enjolras bertanya tegas.
Grantaire bisa membayangkan mata birunya yang menusuk terang walau dibawah kegelapan.
"Kita semua memiliki panggilan yang lebih utama untuk membebaskan Patria dari rantai yang mengikatnya."
Grantaire menarik tangannya lepas dari Enjolras. "Panggilan itu tidak berlaku untukku, wahai pemimpin dalam jas merah."
"Grantaire," tegas Enjolras. "Katakan padaku. Untuk apa aku menerima perasaanmu, jika itu tidak akan memberi kebahagiaan di ujung hari? Kau akan terus menjalani hidup sia-sia sementara aku—"
"—kau merelakan jiwa dan raga demi kekasihmu," lanjut Grantaire. Ia sudah mendengar ini ratusan kali.
Sang pemabuk mendekati Enjolras. "Tidak pernahkah terlintas di benakmu bahwa aku akan terus mengikuti jejak yang kau tinggalkan, wahai Apollo?"
Wajah mereka berdekatan, dan Enjolras bisa mencium bau alkohol dari Grantaire. "Sampai akhir hayat?" bisik Enjolras.
Grantaire memejamkan mata, "Dan terus sampai setelah itu."
.
.
.
Tepat dengan janjinya, Grantaire berdiri tangguh di sisi Enjolras di akhir hayatnya.
"Apakah kau mengizinkannya?" tanya Grantaire tanpa rasa takut.
Apakau kau mengizinkanku pergi menyebrangi gerbang menuju taman Zeus bersamamu?
Jari mereka yang terpaut dan senyum di bibir Enjolras yang masih tertinggal hingga akhir hayatnya adalah jawaban yang cukup untuk Grantaire.
The End
A/N: First Enjolras/Grantaire di Fandom Les Miserables as a challange from Infantrum. Sticking to Canon is hard, dude.
