ORANGE

Oh Sehun Kim Jongin

Pair : KaiHun

"Dasar motor butut jelek !"

Setelah memberi umpatan kepada motor matic yang selama ini menjadi temannya,namja itu melepas pengait yang berada di kardus dan membawanya dengan kedua tangannya.

Dia meninggalkan motornya di pinggir jalan dan berlari-lari kecil sambil membawa kardus berisi jeruk di tangannya.

"Aku terlambat."

Ia melirik jam tangannya dengan susah payah kemudian mempercepat larinya,jadinya ia harus berolahraga dua kali pagi ia juga mengecek alamat tokoh tempat jeruk-jeruk itu akan diantar.

"Sedikit lagi!"

BRAKK

"Omo !"

Seseorang menabraknya dari depan membuat jeruk yang berada di dalam kardus berhamburan(?) keluar dan menggelinding di itu hanya meminta maaf kemudian pergi dengan terburu-buru.

Kini namja itu kebingungan melihat jeruk-jeruk itu menggelinding masing-masing ke arah yang berbeda,untung saja jalanan sedang sepi sekarang,hanya beberapa pejalan kaki yang sepertinya tak berniat membantunya.

"50 buah jeruk harus sampai pagi ini juga !"

Namja bersurai cokelat madu itu mulai memunguti jeruknya dan menyimpannya kembali ke beberapa menit,akhirnya jeruk-jeruk itu terkumpul.

"47...48...49...49...kenapa hanya 49 ?"

Namja itu menghela nafas kemudian beranjak dari melihat-lihat ke sekeliling berharap menemukan satu buah jeruk yang tersisa.

"Di mana kau jeruk kecil ?"

Sesekali namja itu berjongkok dan memicingkan matanya ke bawah mobil-mobil yang terparkir di lorong itu,tak jarang beberapa orang melihatnya dengan tatapan aneh.

Tiba-tiba mata sipit namja itu membulat lucu dengan mulut terbuka,dan ia langsung tersenyum saat melihat seonggok buah berbentuk bulat dengan warna orange berada di tengah jalan.

Langsung saja ia melangkahkan kakinya ke tempat buah itu berada namun-

"DASAR LUHAN HYUNG JELEK ! ARGGHH "

SRAKK(?)

"YAAAA ! "

Namja itu berteriak dan segera mengejar jeruk yang baru saja ditendang oleh kaki hati ia hanya berharap agar jeruk itu tidak lecet atau apapun yang bisa membuatnya terlihat buruk di mata pemesan.

Berbeda dengan pelaku penendang jeruk tersebut,ia justru bingung dengan kemunculan seorang pemuda yang tiba-tiba mengejar jeruk yang baru saja ia tendang.

Sehun—memungut buah jeruk itu dan mengusap-usapnya guna menyingkirkan kotoran yang menempel(?) kemudian kembali ke tempat si pelaku penendang jeruk.

"Aku tahu kau sedang kesal, jangan lampiaskan pada jeruk ini."

Sehun mendengus sebelum meninggalkan pemuda yang kini menatapnya heran.

"Wajahnya terlihat familiar." Namja itu mengedikkan bahunya kemudian meninggalkan tempat itu.

.

.

.

Jongin POV

Ini semua gara-gara Luhan hyung menyebalkan itu,aku jadi diusir dari rumah.Appa juga keterlaluan,tega-teganya ia mengusir anak bungsunya yang paling tampan dan sexy ! Lihat saja,aku akan membuktikan pada appa bahwa aku baik-baik saja tanpa uang bodoh darinya,terutama kepada Luhan hyung yang katanya baby face itu.

Demi jeruk yang aku tendang tadi,saat ini aku tidak tahu harus ke dan kartu kreditku disita,hanya tersisa uang jajan di -benar minggu pagi yang buruk.

Tunggu ! Mungkin si tiang listrik itu bisa membantuku,setidaknya aku harus dapat tempat untuk menginap nanti malam.

Segera kuaktifkan ponselku dan mencari nomor kontak seseorang.

Klik

"Yoboseyo,Chanyeol hyung bisakah kau memberi aku tumpangan malam ini ?"

"Kau diusir ?"

"Begitulah !"

"Sayang sekali,aku telah terlebih dahulu dihubungi oleh hyungmu yang cantik itu."

"Si ikan Lohan yang giginya maju itu ? Ck ! Kau benar-benar tidak setia kawan."

"Makanya jangan terlalu nakal."

"Terserah kau saja ! "

Klik

Huh ! Aku bahkan belum mandi pagi ini,hehehe

Jongin POV END

.

.

.

Seorang namja mengusap peluh di wajah putihnya,ia menghitung uang yang baru saja diberikan oleh ahjumma pemilik toko yang memesan jeruk di toko buah tempatnya ia harus mendengar ceramah pendek.

"Hufffttt...benar-benar melelahkan."

Sehun memasukkan uang itu ke dompetnya dan meninggalkan toko yang baru saja datangi.Namja manis itu berjalan kaki menuju tempat motornya yang mogok,beruntung jaraknya cukup dekat dengan toko.

"Walaupun butut,tapi kau adalah sahabatku."

Sehun mengusap kepala(?) benda bermesin itu dan mendorongnya sambil berharap segera menemukan ia harus mengurangi uang jajannya untuk besok karena harus memperbaiki motornya.

Andai saja orang tuanya masih ada mungkin hidupnya tidak akan seberat ini.

Siswa kelas 3 berusia 17 tahun itu harus bekerja untuk membiayai kebutuhan hidupnya,ia beruntung bisa masuk SM-SHS dengan mengandalkan otaknya yang cerdas meskipun harus bersaing dengan siswa lain yang tergolong lebih—sangat—kaya darinya.

.

.

.

Jongin POV

Apa aku terlihat seperti orang bodoh sekarang ? Berjalan tanpa tujuan yang jelas,lama-lama kakiku pegal juga,beruntung ada halte bis di dekat sini.

Aku menatap kendaraan yang berlalu lalang sambil memikirkan bagaimana nasibku ke saja aku tidak siap hidup tanpa uang dari appa,tapi mau bagaimana lagi ? Sekarang Kim Jongin yang keren dan kaya berubah jadi Kim Jongin si sekali.

Meminta bantuan pada hyungku ? TIDAK AKAN !

"ARGHH !"

Langsung saja aku menendang sebuah kaleng minuman sebagai pelampiasan kekesalanku pada si ikan Lohan yang telah mengadukan perbuatanku pada appa.

"Aww !"

Baru saja aku ingin pergi tapi suara seseorang menghentikan berbalik dan terkejut melihat seorang namja tengah memegang jidatnya dengan wajah meringis.

"YAK ! APA YANG KAU LAKUKAN ?"

Aku sedikit kaget mendengar suara cemprengnya.

"Ini sakit sekali."

Tunggu ! Bukankah dia namja yang juga memarahiku di jalanan gara-gara sebuah jeruk jelek yang tidak layak dipungut ?

Huh ! Mimpi apa aku semalam bertemu dengan namja ini lagi.

"Bu-bukankah kau yang-"

"Nde,ini yang menendang jeruk bututmu tadi." Ujarku seadanya.

"Dasar tidak sopan!"

"Dasar penjual jeruk !"

"Ada yang salah dengan penjual jeruk ?"

"Tidak ada yang salah jika kau yang jadi penjualnya,tampang jelekmu sangat cocok menyandang gelar itu."

"Mwo ? kau merendahkan pekerjaanku ?"

"Pekerjaanmu memang rendah "

Malang sekali nasib penjual jeruk yang harus menjadi sasaran pelampiasanku,tak ia terlanjur mengataiku tidak sopan.

"Dasar hitam !"

"Hoho,,kampungan sekali eksotis,bukan kau tahu saja bule-bule di luar sana sangat tergila-gila dengan kulitku."

"Hitam ya hitam." Penjual jeruk ini benar-benar ingin memancing emosiku.

"Daripada kau,si pucat yang jelek."

"Enak saja,kulitku putih dan indah(?)"

"Halahh..pucat ya pucat."

"Huh !"

JEKK

"AAARGHH..APA YANG KAU LAKUKAN BODOH ?"

Aku melompat-lompat kecil sambil memegang kaki kananku yang baru saja diinjak oleh si pucat ini,dia belum tahu saja siapa Kim Jongin sebenarnya.

"Kau tidak tahu apa yang kulakukan ?"

JEKK

"YAAKK ! KENAPA KAU MENGINJAKNYA LAGI,HAH ?"

"Aku hanya menunjukkan apa yang telah kulakukan padamu."

Tu-tunggu ! Beraninya dia pergi tanpa minta maaf padaku,penjual jeruk itu telah merendahkanku aku mengejar pemuda yang dengan santainya menuntun motor yang kuyakini sedang mogok itu.

"Minta maaf !" Aku berdiri menghalangi jalannya dengan tangan yang dilipat di dada,supaya kelihatan lebih keren,hehehe -_-

"Tidak mau !"

"Kalau begitu hmm-"

"Hmmm apa ?"

"Bi-biarkan aku tinggal di rumahmu untuk sementara waktu."

Sungguh aku ingin menampar mulutku yang telah berani mengeluarkan kata-kata memalukan seperti tadi.Oh God ! Mau ditaruh di mana wajah tampanku ? Lihat saja,dia pasti sedang menertawaiku.

Awas kau pucat !

"Bukankah kau orang kaya,hmm ?"

"Aku memang orang kaya,hanya saja saat ini aku-aku mm...ingin belajar hidup mandiri." Alasan yang cerdas Kim Jongin.

"Benarkah ?" Ow,lihat gayanya yang sok keren orang miskin belagu,huh !

"Ini,ambil ini sebagai uang muka." Aku menyerahkan uang jajanku yang berjumlah 300 ribu won /ngasal/ kepadanya.

Dia tersenyum—tidak manis-."Tidak usah,aku ikhlas memberi orang kaya tumpangan,tapi apartemenku kecil."

"Aku tahu,terlihat dari wajahmu." Dia kembali merenggut tidak tahu tapi membuatnya kesal seperti itu tampaknya menjadi hobby baruku.

"Ikut aku !"

"Dengan senang hati."

TBC