One piece © Eichiro Oda

Puberty © Michantous

Michan harap fanfic yang pendek ini bisa menghibur kalian. Sebenarnya fanfic ini lebih menjurus ke arah LuSan dari pada ZoSan jadi ZoSan hanya Slight Friendship disini.


Happy reading!

Xxx

Setelah dua tahun berpisah dan bertemu kembali. Semua kru benar-benar berubah, termasuk sang kapten. Mugiwara Luffy, ia tampak sedikit lebih dewasa. Walau tak ada seorang kru pun yang sadar akan hal itu.

Pagi ini Sanji sedang memasak di dapur. Suasana dapur yang tenang dan hanya terdengar suara dari aktivitas yang sedang Sanji lakukan. Ia memotong wortel dengan cepat lalu segera membalik masakan yang lain. Sanji yang tengah serius dengan masakannya tiba-tiba terusik oleh sebuah suara yang sudah akrab di telinganya.

"Oi! Shitty Cook! Aku masuk!"

Tanpa menunggu jawaban dari si pemilik dapur Zoro langsung saja membuka pintu dan menerobos masuk ke dapur.

"Ckh! Kau ini benar-benar tidak punya sopan santun Marimo!"

Sanji bedecak tanpa mengalihkan pekerjaannya. Ia masih tetap fokus pada bahan-bahan masakannya dan dengan terampil mengukur takaran gizi untuk sarapan hari ini.

"Kalau aku tidak Sopan aku tidak akan minta izin kalau mau masuk" Zoro menjawab dengan malas sambil memperhatikan Sanji yang tengah bekerja keras.

"kh, Marimo idiot. Kau mencari sake kan? Cepat ambil sake mu dan keluar dari sini!" tukasnya sambil mengaduk nasi goreng sea food pesanan Usopp. Zoro hanya memasang tampang datar lalu berjalan ke arah kulkas untuk mengambil sakenya.

Pendekar tiga pedang itu membuka tutup botol sake dan meneguknya sedikit. Ia beralih menatap Sanji yang masih berkutik dengan segala macam masakan. Karena penasaran Zoro pun mengampirinya.

"Apa saja yang kau buat hari ini?" Ujar Zoro di belakang Sanji dan dengan indahnya Zoro pun terkena pentungan dari centong sayur milik Sanji karena sempat membuat sang Koki terkejut dan kehilangan konsentrasi.

"Argh! Aku bertanya baik-baik 'kan? Tidak usah memukulku segala!" Zoro protes sambil mengelus kepalanya sudah benjol.

"Kau mengganggu konsentrasi ku, Marimo. Cepat pergi!" dan ucapan Sanji yang kesal berhasil membuat Zoro minggat dari dapur tercintanya.

Ooo

Semua kru sudah berkumpul di meja makan. Sanji mengabsen satu persatu para krunya sambil memberikan jatah makanan pada mereka.

"Ini untuk Nami-san~ dan Robin-chan~~" Sanji menaruh makan di depan kedua Ladies tercintanya Nami dan Robin.

"Ini untuk Marimo, Usopp, Chopper, Brook, Franky, dan..." Sanji berhenti sejenak saat tempat yang biasanya di duduki oleh sang Kapten kosong. Yang lainnya juga baru menyadari bahwa Kapten mereka tidak ada disana.

"Kemana si daging bodoh itu?" Sanji mengangkat alisnya heran.

"Ah.. mungkin dia belum bangun. Biar aku ba—"

BRAK!

Perkataan Usopp terhenti dan tatapan semua kru langsung beralih pada pintu dapur yang dibuka paksa.

"MINNA! AKU... AKU... AKU— APA INI?" Ujar Luffy dengan panik seraya memegang celananya yang terlihat basah di bagian –piiip- nya.

Semua kru memasang wajah datar atas sikap kaptennya yang amat sangat lebay. Semuanya melanjutkan aktivitas mereka masing-masing begitu juga Sanji yang sedang membagikan makanannya.

"Luffy, kau mengompol ?" Usopp bertanya dengan santai. Dia memaklumi sikap idiot kaptennya yang kelewat parah itu. Yah.. semua kru menduga kalau Luffy pasti mengompol padahal...

"Tidak Usopp! Ini beda! Aku tidak ngompol! Chopper tolong aku," Luffy berlari menghampiri Chopper.

Sanji yang risih melihat keributan yang di buat oleh kaptennya di dapur segera menghampirinya.

"Hei hei kapten, tanglah sebentar. Kalau kau tidak ngompol, lalu apa?" tanya Sanji sambil memperhatikan celana Luffy yang basah. Para kru yang lain pun ikut memperhatikannya karena mendengar perkataan Luffy bahwa ia tidak mengompol.

"AH! LUFFY! KAU MIMPI BASAH!" teriak Usopp ketika sadar melihat celana Luffy yang basah dengan cairan lendir berwarna putih susu.

"Eh? Aku tidak mimpi hujan-hujanan, Usopp" jawab Luffy serius dan mendapatkan jitakan dari Nami.

"Dasar bodoh, mimpi basah itu bukan berarti kau mimpi di basahi air!"

"hah..?" Luffy malah memasang wajah yang polosnya minta ampun. Sehingga membuat para kru bersweetdropria.

"Hoy Luffy, apa yang kau mimpikan semalam?" tanya Zoro dengan cengiran lebar. Membuat Sanji yang melihatnya merinding seketika.

"ehm... semalam ya?... kalau tidak salah aku bermimpi... kita semua berada di pantai...lalu..."

"Hei! Jangan bilang kau memimpikan Nami-san dan Robin-chan!" Perkataan Luffy di potong oleh Sanji yang sudah memanas di tempat. Namun Luffy mengabaikannya.

"lalu... aku melihat...tenda..."

"Tenda?" tanya seluruh kru bersamaan.

Luffy berhenti Sejenak membuat para kru tambah penasaran terlebih Sanji yang tidak terima kalau-kalau Luffy memimpikan salah satu ladies pujaannya.

"ya, aku melihat tenda di pinggir pantai. Ku kira di sana ada tumpukan daging... tapi ternyata..." Luffy menunduk dan wajahnya mulai memerah membuat para kru berpikiran yang aneh-aneh kecuali Chopper dan Sanji. Kalau Sanji sih dia sudah mencak-mencak sangking penasarannya.

"Cepat katakan, ternyata apa?" kini Zoro angkat suara karena ikut penasaran.

GLUK

Luffy menelan ludahnya sebentar membuat Sanji benar-benar berpikir negatif tentang Luffy dan kedua ladiesnya.

"ternyata... yang aku lihat... " kepala Luffy mulai berasap dan tubuhnya bergetar. Ia sedikit menoleh ke arah Sanji.

"yang aku lihat... adalah... San..ji..." selesai mengatakan itu darah langsung keluar dari hidung Luffy dengan cukup deras. Hampir mirip dengan Sanji yang mimisan saat melihat Nami-san dan Robin-channya yang seksi.

Mendengar perkataan Luffy, Semua Kru menatap aneh ke arah Sanji terutama Zoro rivalnya, ia menatap Sanji dengan pandangan aneh dan jijik. Sanji sendiri hanya bisa tercengang.

"A―Aku, San..Ji... Sanji terlihat—lebih Lezat dari pada, daging—" Luffy pun terkapar dengan bolah mata yang berwarna putih total serta mulut yang megap-megap.

Dan semua Kru pun menganga lebar jawdrop bersamaan kecuali Robin yang masih kalem tersenyum lucu.

"GYAAAAA! LUUFYYYYYY! PANGGIL DOKTEERRR!" Chopper segera lari-lari mengelilingi Luffy yang terkapar.

"Kau adalah Dokternya" sahut Robin.

Zzz

Semenjak kejadian itu Luffy pun makin giat pedekate sama Sanji dan berkali-kali sudah dia mencoba melamar Sanji. Entah dapat masukan dari mana yang jelas Luffy benar-benar bertekad untuk menjadikan Sanji sebagai calon Ratu bajak lautnya(?).

"Sanji~~~ Aku laparrrrr~~" Luffy memeluk Sanji dari belakang dengan erat sedangkan Sanji hanya bisa menundukan kepalanya dengan background yang suram.

"Siapa sangka daya tarik mu itu malah memikat Kapten kita yang kelewat polos, Shitty Cook" celetuk Zoro yang sedang berlatih dengan barbelnya di dek bawah.

PLETAKH

Untuk yang kedua kalinya centong sayur kembali menghantam kepala Zoro.

"DIAM KAU MOSS HEAD SIALAN!"

"ehm.. Sanji aku ingin menciummu"

"—ehk!" ∑(OдOlll)

Luffy berkata dengan polosnya sukses membuat Sanji membeku. Ia kemudian tersenyum pasrah lalu melepaskan pelukan Luffy darinya.

"OI MARIMO!"

"HAAAHHH?"

"TANGKAP AKU."

"AP—"

Dalam hitungan detik Sanji menjatuhkan dirinya dari dek atas dan...

BRUGH!

"Arg..."

Tepat menimpa Zoro beserta barbel raksasa miliknya.

"Terimakasih. Ha ha.." ucap Sanji tanpa merasa bersalah terhadap Zoro yang tengah sekarat tertimpa dirinya ditambah barbel raksasa itu.

"HOEI! ZOROO! JANGAN MEREBUT SANJI DARIKU! DIA ADALAH CALON RATU KU! INGAT ITU!"

~THE END~

Review Please~~