Let Live And Live

.

DISCLAIMER: DRAGON KNIGHT belong to Mineko Ohkami

WARNING: OOC! CANON! Miss typo. Deskrpsi seadanya. Dll.


.


Semenjak dirinya terpekur di dalam balutan siksaan mengerikan di sekujur tubuhnya, Kaistern memandangi wajah Rath yang tertidur lelap di depannya, bersama Rune dan Thatz. Dia tidak mengira bakal meninggalkan orang paling disayanginya di dunia ini, demi menyembuhkan Rath dari siksaan Nadil.

Pasti sebentar lagi dirinya akan dimarahi oleh Rath karena tidak menepati janji. Kaistern merasakan itu bakalan terjadi. Alfeegi, di belakang punggungnya, tersenyum menggeleng.

"Kalau mau tinggal, tinggal saja."

Kaistern menggeleng. "Tidak, Alfeegi. Bisa-bisa dia akan tahu, apa yang selalu menyiksaku."

"Menyiksa?" tanya Alfeegi, mengerutkan kening.

"Aku tersiksa karena Rath lebih memilih Cesia ketimbang aku. Bisa-bisa dia akan menuruti kemauanku untuk meninggalkan Cesia. Padahal aku tahu, Rath membutuhkan Cesia."

Alfeegi menyembur, hampir tertawa keras. "Oo… artinya kamu cemburu? Cemburu sama Cesia? Hebat! Hebat!"

Kaistern tidak suka digoda oleh Alfeegi dalam keadaan telak. Dia pun menoleh menatap teman seperjuangannya itu, tatapan menuduh. "Bisa tidak sih, kamu tidak menggodaku. Aku, bertahun-tahun memilih diam karena sifatmu yang seenaknya. Asal kamu tahu, aku bisa saja menggodamu selagi aku mampu."

"Coba saja. Weeek!" Alfeegi menjulurkan lidah, lalu berbalik pergi karena tidak mampu menahan tawa. Kaistern jadi cemberut.

Seorang gadis berambut panjang, berjalan menghampiri Alfeegi. "Kalau kamu mau tinggal, tinggal saja. Tapi, biarkan nyawamu di sini. Berikan saja tubuhmu kepadanya, supaya dia bisa merasakan betapa dirimu ada bersamanya."

"Mungkin juga." Barulah Kaistern setuju pada keputusan Rima. "Sudah saatnya, aku pergi. Nanti aku bertahan lagi di sini, tidak sanggup melihat Rath sendiri. Aku merasa aku telah jatuh cinta pada dia."

"Ooo… manisnya," goda Alfeegi di balik pintu. Kaistern mengerutkan kening, jengkel.

"Waktu kita tidak banyak, Kaistern," ucap Rima mengalihkan pembicaraan di suasana saling menggoda ini. Rasanya Rima ingin tertawa terbahak-bahak atas bertepuk sebelah tangan Kaistern.

"Daripada aku ditertawakan oleh kalian, lebih baik aku pergi. Tapi, sebelum itu…," Kaistern menggantung kalimatnya, ditundukkan wajahnya ke Rath. Dicium keningnya penuh sayang. Serasa dirinya tidak sanggup meninggalkan Rath sendirian, lagi. "Maafkan aku, Rath. Tolong jaga energiku baik-baik, ya. Sampai jumpa di dunia lain."

Akhirnya Kaistern, Rima dan Alfeegi meninggalkan kamar tidur Rath. Kembali ke alam baka, tempat yang tidak disentuh oleh manusia hidup. Di sanalah Kaistern bernapas lega, bisa melihat sahabat-sahabatnya dulunya mati, hidup kembali.

"Aku pun tinggal di sini. Selamanya!"

-The End-


Signature,

Zecka Fujioka

Makassar, 19 Februari 2014