Pria berambut pirang tertidur lelap sambil menjaga jika terjadi apa-apa. Tentu saja, hari ini adalah tugasnya untuk memantau perkembangan perjalanan mereka.
Dengan asap rokok terhinggap di sisi bibirnya, tidurnya lelaki ini membuahkan hasil. Mimpi pun terjadi. Mimpi tidak disadarinya hingga saat ini. Semoga saja mimpi itu sangatlah indah. Mimpi tentang seorang gadis.
Dream Girl
.
.
DISCLAIMER: ONE PIECE belong to Eiichiro Oda
WARNING: OOC, Canon, deskripsi seadanya. Miss typo! FF 400 words buat hiburan!
.
"Aku di mana?"
Lelaki berambut pirang menutupi sebelah mata dengan sebelah poninya, menoleh ke kanan dan kiri. Dirasakan suara burung camar di dermaga. Hembusan angin menyibak helaian rambutnya. Matahari yang sebentar lagi terbenam.
Dia sadar, di sini bukanlah di kapal Sunny Go melainkan di pantai.
Tubuhnya tersentak kaget melihat sosok manusia berjenis kelamin wanita, memakai bikin tipis, berdiri menatap matahari terbenam. Tubuhnya yang aduhai, menggiurkan tubuh lelaki bernama Sanji untuk menghampirinya dan menyapanya.
Sanji pun mendekatinya. Berdehem sebentar, lalu menghirup udara yang enak terasa sejuk. Lalu, dihembuskannya pelan-pelan. Dirapikan juga kemeja warna biru bergaris-garis. Dan disentuh pundak wanita itu. Halus sekali, itu yang dirasakan di jari-jarinya yang kuat.
"Halo, Nona cantik. Kamu sendirian di sini?"
Rayuan gombal sekalian menyapa, tidak ada salahnya bukan. Jantung Sanji berdebar-debar tidak karuan. Seperti terpental ke sana kemari. Karena tubuh wanita itu menegang hebat akibat sensasi memabukkan. Sanji bisa merasakannya.
"Berbaliklah supaya aku melihatmu."
Tubuh wanita itu pun berbalik. Rambut panjang terurai berwarna hitam, bikin Sanji membayangkan, sebentar lagi dia bertemu bidadari. Dan itu pun tercapai setelah…
Tubuh Sanji membeku. Wajah diidam-idamkan hancur seketika. Serapuh es maupun kaca. Karena orang dibayangkannya bukan seperti itu. Karena wajah wanita itu sama seperti mimpi buruknya di pulau selama 2 tahun tersebut. Pulau para waria.
"Halo, Sanji-san. Sudah lama kita tidak bertemu," sahutnya gemulai sambil menampangkan wajah tegas, bulu belum dicukur sepenuhnya. Bibir tegas, tapi dibuat kerucut. Alis mata tebal. Dan juga mata bulat. Semuanya hancur total, bukan seperti diinginkan Sanji.
"TIDAAAAKK!"
Sanji terbangun di kala itu. Hari masih malam. Tetapi dirinya jadi merinding.
Sejak saat itu pula, dirinya tidak mau lagi tidur. Tidak mau! Pasti bermimpi buruk lagi. Itu yang dihindarinya. Hahaha!
-The End-
.
A/N: Well, humor GAJE. Ugh! -_-")
Biarlah, buat tambah pelajaran buat drabble. Akhir-akhir ini lagi asyik-asyiknya buat Drabble, dan saya suka itu. Terima kasih sudah mau membacanya! ^_^
Signature,
Zecka Fujioka
Makassar, 19 Februari 2014
