Seventeen belongs to Pledis Ent

Story belongs to me

© Prettyace 2017


Duk!

"Aissh"

Jihoon mengerang sambil mengelus kepalanya. Gadis mungil berambut merah muda itu tanpa sengaja menghantamkan kepalanya ke ujung meja karena tidak kuat menahan kantuk yang mendera. Sekarang sudah pukul tiga dini hari, dan ia sudah tidak tidur selama dua hari untuk menyelesaikan project lagunya. Deadline comeback groupnya sudah didepan mata namun lagu-lagu yang ia ajukan ditolak begitu saja oleh pihak agency. Jihoon mendesah keras, menatap tiga cup americano diatas meja kerjanya yang sudah tandas. Gadis itu sadar betul tubuhnya tidak bisa mentolerir kafein lebih dari ini. Jihoon pun segera menyimpan hasil pekerjaannya dan melangkah keluar studio pribadinya. Melirik sendu sekilas pada ponselnya yang tergeletak di sofa, kemudian beranjak menuju toilet untuk membasuh wajahnya.

Jihoon berjalan di koridor kantor agency yang lengang, sedikit bergidik saat merasakan hawa dingin di tengkuknya, ia memutuskan untuk mempercepat langkah menuju toilet disudut ruangan saat menemukan Mingyu berdiri resah didepan toilet wanita.

"Ming—"

"Jihoon noona!" Mingyu bergegas menghampirinya. Tampak ekspresi khawatir yang sangat kentara di wajah tampan model kebanggaan agency mereka tersebut. "bisakah noona cek kondisi Wonwoo noona didalam? Sepertinya alerginya kambuh."

"mwo? Baiklah. Tunggu disini" Jihoon bergegas masuk kedalam toilet dan menemukan rapper groupnya sedang muntah-muntah hebat di wastafel. Gadis mungil itu segera mengelus tengkuk Wonwoo yang berkeringat dingin dan membantu menyingkirkan rambut hitam panjangnya yang tergerai agar tidak kotor terkena muntahan. Setelah Wonwoo berhenti muntah dan agak mendingan, Jihoon membantu gadis tinggi itu untuk duduk disisi wastafel yang kering dan menyeka wajah pucatnya dengan tisu.

"haah, gomawo Jihoonie" Wonwoo menghela napas lega, gadis itu sedikit menyandarkan tubuh lelahnya di dinding.

"kau oke? Habis pesta seafood dimana, hm?" mendengar pertanyaan sarkastis Jihoon, Wonwoo terkekeh pelan.

"makan bersama dengan Produser-nim. Aku tidak bisa menolak saat ia memberikan makanan hehe" Wonwoo terkekeh yang dibalas dengusan Jihoon.

"Drama baru lagi?" Wonwoo Mengangguk.

"bersama Mingyu. Pemeran utama" Wonwoo tersenyum senang, mengingat ia dan kekasihnya terpilih menjadi lead role dalam drama terbaru adaptasi dari novel Best Seller membuat moodnya kembali naik.

"hm. Kau tidak perlu berkencan secara sembunyi-sembunyi lagi kalau begitu"

"menurutmu begitu?"

"ya, kemudian fangirl Mingyu akan mengirimkan tikus mati ke dorm kita" Perkataan Jihoon sukses membuat Wonwoo terkekeh pelan.

"tenang saja, fanboy ku akan membalas mereka dengan mengirimkan satu dus kecoa terbang." Jihoon menatap Wonwoo jijik.

"hentikan Jeon, kau membuatku mual."

"kau yang memulai duluan, nona Lee."

"sudahlah. Geser sedikit, aku akan mengepang rambutmu." Jihoon memperbaiki rambut Wonwoo yang acak-acakan, melepas ikatan di rambut merah mudanya dan berbalik mengikat rambut hitam legam milik gadis dihadapannya. Berbeda dengan rambut Jihoon yang ikal bergelombang dengan poni, rambut Wonwoo lurus sepunggung—membuatnya terlihat dewasa dan Jihoon malah seperti adiknya yang masih di tingkat sekolah dasar, padahal usia mereka hanya berbeda beberapa bulan—posisi Wonwoo yang masih duduk mempermudah Jihoon untuk merapikan rambut gadis dihadapannya.

"Nah, sekarang kau sudah tampak lebih baik. Pulanglah ke dorm, sekarang sudah dini hari"

Wonwoo turun dari wastafel dan menatap gadis mungil dihadapannya yang sedang membasuh wajah dengan pandangan kesal, "kau tampak lebih menyedihkan dibanding aku, Lee Jihoon. Tidak sadarkah kau sudah seminggu menginap studio? Ranjang mu sudah dipenuhi sarang laba-laba."

Jihoon berdecih kemudian mengeringkan wajahnya dengan tisu. "berhenti lah mengada-ada, nona Jeon. Pulang sana, Mingyu menunggumu didepan."

"kau juga pulanglah bersamaku, tubuh kerdil mu itu butuh istirahat. Pekerjaanmu bisa dilanjutkan esok pagi. Kalau begadang terus kau tidak akan tumbuh tinggi"

"kau ingin kupukul ya?"

"hehe. Tapi aku serius, Ji. Tubuh mu tidak akan sanggup jika dipaksa bekerja terus menerus. Lagu mu juga tidak akan maksimal hasilnya."

"Comeback kita sudah didepan mata, Jeon."

"aku tahu tapi..aish, seandainya aku bisa membantumu aku akan melakukannya sejak dulu."

"terserahlah—"

"Soonyoung akan khawatir padamu, Ji."

Perkataan Wonwoo sontak membuat Jihoon terdiam. Gadis mungil itu menghela napas lelah, "entahlah, aku tidak tahu ia masih perduli padaku atau tidak."

"masih tidak bisa dihubungi?" Jihoon mengangguk kemudian berjalan keluar menggandeng lengan Wonwoo, takut gadis itu terjatuh karena lemas—walau Wonwoo sudah terlihat lebih baik—dan menemukan Mingyu yang masih berdiri menunggu mereka didepan pintu.

"Gyu, antar dia pulang dan pastikan ia beristirahat." Titah Jihoon dibalas anggukan Mingyu yang dengan sigap menggandeng Wonwoo.

"noona juga sebaiknya pulang bersama kami. Wajah noona pucat sekali" Jihoon tersenyum melihat sepasang kekasih dengan visual menyilaukan itu.

"tidak, Gyu. Pekerjaanku masih banyak. Kau ingin melihat lagu ku ditolak Jisoo oppa lagi, hm?"

"tapi, noona—"

"Sudah, sana pulanglah." Ujar Jihoon sambil memberi gesture agar mereka segera pulang.

"Baiklah, kau menang Ji. Kami pulang." Wonwoo mendesah lelah. Gadis mungil itu keras kepala sekali, ia lebih baik mengalah untuk saat ini.

"Annyeong, noona."

"Jangan mengebut kalau kau masih ingin melihat matahari pagi, Gyu." Jihoon menatap sepasang kekasih yang berjalan menjauh dengan senyum tipis diwajahnya.

"ah, aku iri." Gumamnya kesal sambil berbalik menuju studionya. Menyembunyikan kedua tangannya dalam lengan sweater yang panjang dan berjalan dalam keheningan.

Jihoon masuk ke dalam studionya dan mendapati ruangan itu tidak berubah semenjak ia meninggalkannya sepuluh menit yang lalu. Memilih sedikit acuh pada layar komputernya, Jihoon duduk dan menyandarkan punggungnya pada sofa yang terletak disudut ruangan. Meraih ponselnya dan mendapati tidak ada satupun pesan maupun panggilan dari seseorang yang diharapkannya. sedikit membanting ponselnya ke sofa dan menutup wajahnya dengan kedua tangan—menangis dalam diam.

Soonyoung, sebenarnya kau ada dimana?

To be continued


Hi guys, it's been a while eheheheheh

saya sudah cukup lama tidak menulis jadi maaf kalo kesannya aneh. and YUP! this is my first svt's FF dan pilihanku jatuh kepada SoonHoon!

duh duo sipit itu imut sekali ;;

berhubung ff soonhoon disini sepi dan lagipula saya lebih demen uke yang imut imut gitu lol jadi apa salahnya meramaikan hehe

ini masih chap prolog sekedar chap uji coba /apaan/ untuk mengembalikan mood ngetik ff yang sempat hilang karna kaisoo, I'm so sorry aku ga bisa ngelanjutin ff Kaisoo ku walaupun semua chap end udah terbayang difikiranku ;; think abt kaisoo makes me sad huhu

anw, Chap 1 nya sedang diketik dan OFFICIAL COUPLE lain cuma bakalan nyempil. so I hope u guys gonna like it!

Fellow Indonesian carat yang baca ini, ayo kenalan^^ berhubung saya cuma punya acc personal kindly follow me on ig: prettyamalia and I'll follow u back directly. promote diri sendiri wkwk

Lastly, Happy #CaratSelcaDay