"Kau itu kuno. Iya, dipermainkan mau saja."

Lelaki dengan mantel biru tua itu menghela nafas, lalu tersenyum kecil. Ia mengeratkan genggamannya pada sebotol air mineral yang sedari tadi digenggamnya.

"Kau benar. Aku kuno. Aku mudah diperdaya."

Dan ia sadar bahwa ia sudah berada pada lingkaran hitam yang mengukungnya erat. Orang awam selalu menyebutnya sebagai, Zona teman–Friendzone.


"Cuz friend don't do the things we do."

Jaehyun x Taeyong!

Jaeyong


Jaehyun itu pangeran dengan kesempurnaan yang tak terhingga–oke ini berlebihan, tapi faktanya semua orang selalu mendewakan seorang Jung Jaehyun. Lelaki dengan dimple saat tersenyum dan kulit seputih susu itu ramah dan baik hati. Jauh dari karakter seorang pangeran tampan yang arogan dan semena-mena. Jaehyun sepenuhnya berbeda, ia suka menolong dan berteman dengan siapa saja.

Berasal dari latar belakang keluarga yang baik, membentuk kepribadian Jaehyun menjadi remaja umumnya. Ia bersyukur dan selalu mengatakan bahwa wajahnya adalah nilai plus yang tuhan anugerahkan.

Jaehyun itu baik hati, dan kadang semua orang salah mengartikan kebaikannya. Ia ramah, dan semua orang selalu salah paham mengenai betapa ramahnya ia. Kadang Jaehyun bingung harus bagaimana bertindak. Jadi dia tetap pada pembawaannya yang begitu menyenangkan. Dan sekali lagi, semua orang selalu tak mengerti bahwa Jaehyun hanya bersikap baik. Tak lebih.

Atau saat ia menawarkan sebuah kotak bekal pada seorang sunbae yang tak sengaja ia tabrak di koridor. Sunbae itu malah menyangka bahwa Jaehyun ada rasa padanya. Padahal demi tuhan, ia hanya ingin bersikap manusiawi. Kotak bekal sunbae itu terinjak olehnya, dan apa salahnya jika Jaehyun menawarkan dengan mengganti miliknya?

Maka pada hari ini, saat seorang temannya berkata bahwa Jaehyun sudah membuat banyak gadis salah paham akibat ulahnya yang kelewat baik dan ramah, ia hanya diam. Dan sepertinya diam untuk selamanya akan lebih baik.


Jika seseorang bertanya, siapa orang yang pertama kali jatuh dan salah mengartikan kebaikan Jaehyun maka jawabannya adalah Lee Taeyong. Lelaki dengan rambut hitam kecokelatan itu kerap dibuat salah sangka dan salah tingkah akibat ulah seorang Jung Jaehyun.

Awal pertemuan singkat mereka adalah saat penerimaan mahasiswa baru. Tidak ada tabrakan yang menyebabkan kertas berhamburan, atau marahnya Taeyong karena Jaehyun berjalan dengan terburu-buru. Semuanya terlalu klasik, karena pertemuan mereka adalah suatu yang biasa –bagi Jaehyun –dan sesuatu yang umumnya terjadi.

Mereka bertemu tepat dibelakang perpustakaan. Taeyong dengan segala kecerobohannya dan Jaehyun dengan otak cerdiknya bertemu. Mereka sepakat untuk berkenalan, dan Jaehyun menawarkan bantuan saat tahu bahwa Taeyong tengah dilanda kebingungan akibat harus mengembalikan buku namun pada waktu yang bersamaan ia juga harus bekerja part-time. Akhirnya Jaehyun berkata bahwa ia yang akan mengembalikan buku yang Taeyong pinjam.

Sepakat untuk berteman dikemudian hari, dan banyak hal tak terduga yang cukup mengganggu perasaan seorang Lee Taeyong. Berpelukan, mencium pipi kiri dan kanan, berpegangan tangan, bersandar pada salah satu bahu adalah hal biasa yang kerap Jaehyun lakukan. Taeyong awalnya cukup terkejut, namun untuk detik-detik berikutnya ia mencoba terbiasa.

Dan tanpa ia sadari, lelaki yang umurnya terpaut dua tahun lebih muda darinya itu sudah menariknya kuat. membuatnya jatuh, dan Taeyong bersumpah tak ingin bangkit.


"Jaehyun itu baik. Aku heran kenapa ia mau berteman danganmu yang sifatnya tak jauh beda dengan setan."

Taeyong menghela nafas dalam. Ia melirik lelaki yang tengah sibuk mengomel sembari mengetik tugas akhir yang tak kunjung rampung. Ia mendesis saat diarasa salah mengetikan kata, dan Taeyong tertawa saat matanya menangkap bahwa lelaki didepannya terlihat frustasi karena pemilihan judul skripsi miliknya selalu mendapat penolakan dari dosen pembimbingnya.

"Dengar Yuta, aku ini sebenarnya berhati malaikat, namun aku tak sudi saat sisi baik ku terlihat olehmu."jawab Taeyong, lalu menggigit bagian tengah cokelat miliknya. Ia tersenyum saat handphone miliknya berbunyi, dan satu notifikasi muncul.

"Baru saja aku mau bilang kalau ponselmu tidak biasanya hening. Ternyata sudah berbunyi lagi. Aku heran, apa yang kau dan Jaehyun bicarakan sampai kau dibuat gila seperti itu. Maksudku, memangnya tak cukup dengan mengobrol sepanjang hari ditaman?"

Taeyong mengendik acuh sebagai jawaban untuk pertanyaan Yuta yang hanya ia dengar sebagian saja. Sibuknya Lee Taeyong adalah bersama Jung Jaehyun. Maksudnya, jika Taeyong berkata bahwa ia sedang sibuk maka dengan kata lain ia tengah berjibaku dengan segala aktivitas yang menyangkut Jaehyun.

"Kalian ini teman apa pacaran, sih?"

Yuta bertanya lagi. Ia menutup laptop yang sedari pagi menyala itu, lalu memasukannya kedalam tas. Taeyong mengadah, menatap mata berkilau didepannya. Ia tersenyum singkat, meski pertanyaan Yuta cukup menganggu, tapi inilah kenyataannya. Kenyataan bahwa mereka hanya sebatas –

"Kami adalah teman yang saling melengkapi."

–teman yang mencoba untuk tetap menjaga status dan perasaan. Atau lebih tepatnya, hanya Taeyong yang berusaha menjaga perasaannya, agar tidak meledak begitu saja saat Jaehyun melakukan sesutau yang tak terduga.

"Begitu, ya."

"Ya, begitulah."

Padahal jika Taeyong boleh jujur untuk sekali saja, ia ingin memaki Jaehyun dan berkata bahwa teman tidak melakukan segala hal yang mereka lakukan. Saling berbagi cerita, saling membantu dalam hal apapun, saling menjaga perasaan dengan tidak terlalu dekat dengan banyak orang, saling berpelukan, saling mencuri ciuman dimalam hari, saling menyanyikan lagu saat insomnia menyerang, dan saling lainnya yang selalu melakukan disela-sela aktivitas padat mereka.

Taeyong kadang merasa menjadi ibu dan kekasih Jaehyun sekaligus saat Jaehyun berhasil melakukan sesuatu. Ia bangga, dan begitu bahagia atas sesuatu yang berhasil Jaehyun raih. Taeyong selalu menjadi orang pertama yang tahu bagaimana keadaan Jaahyun, dimana Jaehyun berada, apa ia sudah makan atau belum, atau apapun yang Jaehyun lakukan Taeyong tahu.

Jadi sekali lagi, ia ragu, apa teman melakukan hal yang mereka berdua lakukan?


Kalau boleh jujur, saat hujan tiba-tiba turun dengan lebatnya dan gemuruh terdengar bersahut-sahutan, Taeyong sangat butuh Jaehyun disisinya. Ia mungkin bisa saja menelpon Jaehyun dan menyuruhnya datang. Namun sekali lagi, ia tidak bisa.

"Hyung, kau didalam?"

Dan ketukan nyaring tedengar bersamaan dengan teriakan melengking khas seorang Lee Taeyong yang dilanda ketakutan karena petir baru saja menyambar. Dengan takut-takut ia berjalan, lalu membukakan pintu sehingga tampaklah seorang Jung Jaehyun dengan mantel hitam favoritnya. Payung berwarna biru tua terlihat menayungi. Lelaki yang baru saja merubah warna rambutnya menjadi blonde tersebut lantas masuk tanpa permisi.

"Aku datang Karena tahu kalau Hyung pasti ketakutan."

"Ah, iya. Terimakasih. Tapi petirnya sudah berhenti."

Taeyong tersenyum saat Jaehyun menyerahkan cokelat panas padanya. Tangannya terjulur, dan tak sengaja bersentuhan dengan jemari dingin milik Jaehyun.

"Kau kedinginan, Jae. Mandilah. Akan kusiapkan air hangat."

"Tidak perlu repot-repot, Hyung. Aku kesini hanya ingin memastikan kalau kau baik-baik saja. Tapi karena petirnya sudah berhenti, aku pamit dulu."

Jaehyun kembali memakai sepatunya. Ia melangkahkan kakinya menju pintu keluar, sebelum berbalik dan tersenyum singkat seraya berkata,

"Kalau kau takut, telepon aku Hyung. Aku ada untukmu selama dua puluh empat jam. Jangan sungkan, kita kan teman."

Teman, ya? Apa teman melakukan hal seperti ini?

TBC

Aku ngerasa kalo Jaehyun itu masih anak-anak, tapi his personality is damn so manly! Aku suka dia yang gentle walaupun cute diluar. Tapi taeyong itu manly diluar, cute didalam. ini masih teaser ceritanya :v tapi taulah. Anjay :v sekian. Maafkan kegajean ini. ;;;;

Mind to review?