"KYUNGSOO!"
"JONGIN!"
.
.
.
.
Semua cast punya bukan punya author deh pokoknya. Oh ya, yang tadi itu ceritanya trailer. Iya, trailer, trailer singkat padat nan gaje. Biasalah author yang suka buat ff jayus mah gini.
Author tidak menarik keuntungan material apapun dalam pembuatan fic ini, hanya untuk menyalurkan ide serta kegiatan fangirling semata/? :v
Genre: Romance, drama/?, friendship/?
Rate: T for the languages
Casts: Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Lu Han (Xi Luhan), Kim Jongin, Oh Sehun, Do Kyungsoo, Kim Joonmyeon, Jung Daehyun, dan lain lain sebagainya yang nanti juga dapet perannya sendiri :v
Pair: ChanBaek slight DaeBaek/?
Warning: Gender-switch, DLDR, jangan percaya summary, garing, multi-chaptered, judul nggak nyambung, alur cepat, bahasa tidak beraturan, alur tidak jelas, penuh teka-teki serta kode-kode gajelas, pokoknya dapat mengakibatkan komplikasi penyakit/?
Silakan tekan tombol back jika malas melanjutkan :3
.
.
.
.
Oke, selamat membaca^^
.
Seorang gadis berbalut seragam baru memasuki Allstars High School dengan langkah tegas. Ekspresinya yang penuh percaya diri menarik begitu banyak perhatian murid yang berlalu lalang.
Namun perhatiannya tertuju pada sebuah keributan kecil begitu ia menginjakkan kaki di kafetaria. Bukan, bukan pada keributannya, melainkan pada sosok cantik yang ada pada keributan tersebut. Dengan penuh keyakinan, ia mendekati keributan tersebut.
"KYUNGSOO!"
"JONGIN!"
"Yak! Apa yang terjadi disini, Luhannie?" tanya gadis tersebut dengan suara lantang. Sontak saja keributan tersebut teralihkan perhatiannya dan memusatkan perhatian pada gadis tersebut.
"BAEKHYUN!" seru sosok cantik yang sedari tadi diperhatikannya.
Gadis berambut panjang tersebut menyeringai. "Aku murid baru disini, Lu. Namaku Byun Baekhyun."
Sosok cantik yang disebut Luhan tersebut menatap Baekhyun lamat-lamat, begitu pula sosok lain berwajah pokerface.
Baekhyun yang wajahnya tertutup make up yang tipis langsung salah tingkah. "Ah, sorry. Aku hanya ingin debut dengan sedikit keren. Hehehe~~" Ia cengengesan.
Luhan masih menatap Baekhyun. "Penampilanmu berbeda, Baek. Kudengar kau pindah ke Amerika karena sesuatu. Kenapa kau kembali lagi?" tanya Luhan.
Baekhyun meringis. "Luluuu~ Kau ini seperti tidak mengharapkanku saja~ Aku bahkan pindah bukan karena kemauanku~"
Siswa pokerface mendecih. Baekhyun menyadarinya, lalu menatap siswa tersebut dengan senyum menantang.
"Luhannie, sepertinya masa kecil kita sudah berubah." Kata Baekhyun sambil tertawa renyah.
Luhan hanya bisa tersenyum sambil melirik ke arah siswa tersebut. "Terima kasih, Baek."
Siswa itu langsung angkat kaki, diikuti oleh siswa berkulit gelap.
"Namamu Do Kyungsoo? Akan kuingat kau!" ancam si kulit gelap. Siswa tinggi lain menatap siswi mungil bermata bulat dengan iba, lalu ikut meninggalkan kafetaria. Siswi mungil tersebut mencengkram erat baju siswa berwajah tampan.
"Yah, nggak jadi makan-makannya, deh~" Luhan tertawa renyah.
"Ooh! Jadi kalian mau makan-makan?" Ekspresi Baekhyun langsung cerah.
"Tidak jadi karena satu dan lain hal, Baek. Sebentar, ya." Luhan berdiri, lalu ia berjalan menuju kantin.
Baekhyun duduk di kursi sebelah kursi yang tadi ditempati Luhan. Ia menatap kedua peserta lainnya, lalu nyengir.
"Kalian berdua berpacaran, ya?" tanya Baekhyun langsung, dengan nada yang ramah.
Sontak si mungil langsung melepaskan pegangannya dan duduk di kursinya. "Bukan, kami berteman." Jawabnya, polos dan jujur.
"Oooh, kukira begitu. Jadi namamu Do Kyungsoo, right? Dan kau, siapa namamu?" tanya Baekhyun sambil menunjuk satu-satunya lelaki di antara mereka..
"Kim Joonmyeon. Kau sudah tahu dimana kelasmu, Baekhyun-ssi?" tanya siswa yang menyebut dirinya Joonmyeon tersebut.
"Aku kelas 2-1, tapi aku bahkan tidak tahu dimana kelasku huu." Baekhyun meringis.
"Oh, itu kelas Kyungsoo. Kuharap kalian berteman dengan baik." Ujar Joonmyeon.
"Tentu! Mohon bantuannya, Kyungsoo-ah!" Baekhyun mengacungkan tanda peace. Kyungsoo hanya tersenyum kecil.
"Hmm~ mian lama." Luhan kembali dengan membawa nampan berisi empat gelas jus jeruk. Joonmyeon langsung sigap membantu Luhan. Begitu nampan ditaruh, Joonmyeon langsung membagikannya pada setiap orang.
"Luhannie, kau membayar semuanya?" tanya Baekhyun pada Luhan yang meminum jusnya.
"Tentu, aku kan punya ini." Luhan menunjukkan black card.
Joonmyeon terkejut. "Itu milikku! Kupikir hilang!" serunya yang langsung mencabut black card tersebut dari Luhan.
"Ada lelaki jenius-namun-bodoh yang menitipkannya padaku sejak berminggu-minggu yang lalu. Bahkan dia malah memberitahuku pinnya. Untung saja aku baru menggunakannya kali ini." Jelas Luhan sambil tertawa. Ia lalu menyeruput jusnya kembali.
"Kalau bukan karena janjiku mentraktir Kyungsoo, pasti kuturunkan jabatanmu, Lu!" Joonmyeon tertawa, lalu meminum jusnya.
.
"Annyeonghaseyo, namaku Byun Baekhyun. Mohon bantuannya." Baekhyun memperkenalkan dirinya dengan senyumannya yang sangat kekanakkan.
"Sekarang, kau boleh duduk di sebelah Do Kyungsoo." Perintah Jung Seonsaengnim.
Wajah Baekhyun mengatakan "Yeee~~", dan Baekhyun langsung duduk di bangku sebelah Kyungsoo yang memang kosong. Kyungsoo tersenyum menyambut Baekhyun.
Begitu pelajaran usai, Baekhyun membereskan bawaannya, begitu pula Kyungsoo. Lalu, tiba-tiba saja beberapa siswi bermake-up tebal mendatangi mereka.
"Waduh, si culun pasti habis mendoktrin anak baru." Ceplos salah satunya. Baekhyun menatapnya dengan tatapan jijik.
"Bukan, dia habis hipnotis anak baru." Dukung yang lain.
"Hei, anak baru. Jangan mau dekat-dekat dengan Do Kyungsoo. Dia ini penjilat." Seseorang berkata.
"Penjilat! Seperti lidah!"
"Heh, gerombolan menor! Make up saja tidak becus, masih saja menghina sesama manusia!" omel Baekhyun.
"Anak baru kurang ajar!" PLAK! Baekhyun tertampar.
"Dih, main tampar. Dasar cupu!" Baekhyun menonjok dagu si penampar.
"Anak baru banyak gaya!" Seseorang mengangkat botol minum dan hendak melayangkannya pada Baekhyun, namun tangannya ditahan oleh seseorang.
Siswa tinggi tadi menahan tangan orang itu.
"P-park Chanyeol?"
"Kalian berhenti mengganggu mereka, atau kuterbangkan kalian!" ancam Chanyeol. Cewek-cewek berandal itu kabur.
Tinggal Baekhyun dan Kyungsoo yang sama-sama melongo.
"Kyung, gwaenchana?" tanya Chanyeol sambil mengelus kepala Kyungsoo.
"Hoi, Yoda! Yang kena tampar itu aku, bukan Kyungsoo!" Baekhyun protes. Namun ia sedikit peka. "Eh, nggak, Kyungsoo kok yang ditampar, benar!" ia buru-buru memperbaiki kalimatnya.
Chanyeol mengernyitkan keningnya. "Yoda? Kau menyebutku sejenis Elf itu?"
"Abaikan, bro. Ahahah~" Baekhyun menepuk bahu Chanyeol sok akrab. Chanyeol menepuk-nepuk bahunya, seolah membersihkan debu yang dibawa Baekhyun. Baekhyun memeletkan lidahnya.
"Ah, Kyungsoo, kau mau pulang bersamaku?" tanya Baekhyun.
"Ani, gomapta Baek. Aku pulang bersama Joonmyeon-oppa." Jawab Kyungsoo.
"Dia selalu pulang bersama oppa-nya, kecuali jika si sunbae tidak masuk." Jelas Chanyeol.
"Sudahlah, Chanyeol."
"Ah, oke, aku akan menelepon supirku." Baekhyun merogoh tasnya. Namun wajahnya menegang.
"Baekhyunnie, wae?" tanya Kyungsoo.
"Ponselku ...,"
"Cewek NT, jangan bilang kau kehilangan ponsel kesayanganmu, lalu kau akan merengek padaku untuk membelikan ponsel baru." Chanyeol berkata sarkastis.
"Ini serius, galah pabo! Ponselku tertinggal di mobil appaku tadi pagi!" Baekhyun berseru panik.
"Kau tidak dijemput appamu?" tanya Kyungsoo.
"Nope. Appa terlalu sibuk." Baekhyun tersenyum kecut.
"Permisi, Kyungsoo. Ayo kita pulang!" Joonmyeon tiba-tiba masuk.
"Ah, aku duluan ya, Chanyeol, Baekhyunnie. Dah~"
"Dadah yang duluan~" Baekhyun berkata pelan. Chanyeol menjitak cewek itu.
"Hati-hati Kyung, sunbae!" Chanyeol berkata ramah.
Kini tinggal Baekhyun dan Chanyeol.
"Damn! Kenapa hari pertamaku berjalan sekonyol ini, sih?!" omel Baekhyun yang membanting tasnya.
Chanyeol menghela napas. Agaknya, ia menyesal karena membantu Kyungsoo dan Baekhyun tadi. Namun meninggalkan perempuan sendirian adalah hal yang tabu bagi Chanyeol. Apalagi perempuan ceroboh serta temperamen sejenis Baekhyun. Yah, agaknya ia melihat sisi pentolan dari Baekhyun.
"Oi, Cewek NT! Akan kuantar kau pulang!" Chanyeol menawarkan bantuannya, meskipun ia malas.
"Ogah! Mending aku pulang sendiri!" tolak Baekhyun mentah-mentah.
Prangg! Kini rasanya kaca pertahanan kemarahan Chanyeol pecah. Chanyeol langsung menarik tasnya dan berjalan menuju pintu.
Tapi ...,
"CHANYEOL! TUNGGU! AKU BERUBAH PIKIRAN!" teriak Baekhyun yang langsung mengambil tasnya dan berlari mengejar si tiang.
"Dasar Cewek NT labil!" omel Chanyeol yang langsung mengeluarkan kacamata dari saku jaket yang ia kenakan. Ia lalu memakainya.
.
Kini Baekhyun dan Chanyeol berjalan berdampingan menuju tempat parkir.
"Oi, Chanyeol, kamu naik apa pulangnya? Motor kan?" tanya Baekhyun penuh harap.
"Mobil. Memangnya kenapa?" tanya Chanyeol. Ia menduga Baekhyun akan banyak maunya.
"Ah, sayang sekali, ya. Aku belum pernah naik motor. Pasti menyenangkan!" Baekhyun berandai-andai.
Chanyeol memutar bola matanya. Orang di sebelahnya ini pastilah anak manja. Yah, meskipun cukup tangguh untuk menjadi berandalan.
"Aku hanya naik motor bila ada keperluan mendesak." Ungkap Chanyeol.
Baekhyun terlihat semangat. "Ajak aku pulang bersama lagi jika kau membawa motormu, oke?" Baekhyun mengedipkan sebelah matanya.
"E-eh, Jangan! Urusannya pasti mendesak!" Chanyeol berdalih. Bisa gawat kalau dia tahu aku bukan anak baik-baik! Pikirnya.
"Aah. Yah, kuharap suatu saat nanti aku bisa merasakan naik motor, sih." Baekhyun berandai-andai lagi. Wajahnya terlihat seperti merindukan sesuatu yang hilang. Mau tidak mau, Chanyeol agak sedikit iba.
"Sudahlah, kau bisa lain waktu." Chanyeol mengeluarkan kunci mobil Aston Martin Vanquish-nya, lalu menekan logo. Kunci pintu pun terbuka. Chanyeol lalu membukakan pintu untuk Baekhyun, lalu membuka pintu untuknya sendiri.
.
"By the way, Chanyeol. Aku baru sadar kalau kau memakai kacamata." cetus Baekhyun.
Chanyeol menghela napas. "Kau tidak menyadari kalau kita sekelas karena aku memakai kacamataku di kelas. Minusku cukup besar. Jadi aku tidak berani mengemudi tanpa kacamataku." Jawab Chanyeol.
"Ooh~ Jika kau memakai kacamata seperti itu, kau terlihat seperti murid teladan." Ungkap Baekhyun.
Chanyeol memutar bola matanya. Lalu ia menyadari suatu hal. "Cewek NT, rumahmu dimana, sih?" tanya Chanyeol heran.
Baekhyun cengengesan. "Dari tadi kamu nggak salah jalan, makanya aku nggak bilang apa-apa." Jawab Baekhyun dengan cengirannya.
"Yang benar! Aku tidak ingin tersesat!"
"Sudah jangan banyak protes! Memang melewati apartemen itu, tau!" Baekhyun menunjuk ke arah sebuah gedung tinggi yang megah.
Chanyeol melihat ke arah yang ditunjukkan Baekhyun. "Kyungsoo dan Joonmyeon tinggal di sana." Ujar Chanyeol.
Baekhyun tiba-tiba saja tertarik. "Mwo? Serius, tuh? Mereka tinggal di satu kamar, kah?" tanya Baekhyun semangat.
Chanyeol serasa ingin boker jadinya. "Bukan. Apartemen mereka bersebelahan. Oi, Cewek NT! Dimana rumahmu?" tanya Chanyeol yang mulai kesal.
"Kau belum salah belok sedikitpun. Lagipula, Cewek NT artinya apaan, sih?" Baekhyun balik bertanya dengan sebal.
"Bawahan! Sebelum kau jadi pentolan atau berandal sekolah atau apapun itu, kau harus menjadi budakku dulu!" Chanyeol langsung menjawab dengan kesal.
Baekhyun melongo, namun batinnya sedikit tersinggung. "Untuk apa aku menjadi yang seperti itu?" tanyanya dengan nada polos yang sedikit dibuat-buat.
Chanyeol terdiam sejenak. Sepertinya orang di sebelahnya ini tidak berniat menjadi apapun.
"Lupakan. Mau kau menjadi apapun, kau tetap budakku dan panggilanmu adalah Cewek NT. Mengerti?" tanya Chanyeol.
"Terserahlah. Hoi, cowok! Bagaimana caranya kau tahu arah rumahku? Kita belum tersasar sedikitpun, loh." Tanya Baekhyun balik.
"Entahlah. Ini arah ke rumahku, kok. Nah." Chanyeol membelokkan mobilnya ke pagar sebuah rumah yang besar. Pagar pun terbuka dan Chanyeol membawanya masuk.
"Oi, Chanyeol! Ini bukan rumahku! Rumahku masih 2-3 belokan lagi dari sini!" Protes Baekhyun.
"Ini rumahku, Cewek NT. Kalau kau ingin merasakan naik motor, aku akan mengantarmu setelah ini." jelas Chanyeol.
"JINJJA?! NAIK MOTOR?! WAHOOO~~!" Baekhyun bersorak kegirangan. Chanyeol mengernyitkan wajahnya sedikit. Sungguh kekanakkan sekali cewek NT yang satu ini.
"Turun!" perintah Chanyeol sambil membuka pintu. Baekhyun ikut membuka pintu, lalu keluar dari mobil.
.
Kini Baekhyun terjebak di kediaman keluarga Park yang sama besar dengan rumahnya. Ia disuruh menunggu di gazebo halaman belakang rumah Chanyeol, sementara namja jangkung itu mengambil kunci motornya.
Baekhyun hanya dapat mengagumi pertanggungjawaban namja yang sebenarnya nakal itu. Bahkan namja yang menurutnya menyebalkan itu akan membawanya naik motor untuk pertama kalinya.
"Park Chanyeol, such kinda weird boy." Gumamnya.
Tak lama kemudian, Chanyeol pun datang dengan beberapa plastik berisi bingkisan di tangannya.
"Oi, Cewek NT! Eomma-ku menitipkan ini untukmu sebelum pergi lagi tadi. Katanya, mainlah lain waktu ketika dia senggang." Chanyeol menyodorkan plastiknya pada Baekhyun.
Baekhyun jadi grogi. "Eh, oh, aku bahkan tidak bertemu eomma-mu. Kau serius?" tanya Baekhyun.
"Ambil sekarang atau tidak sama sekali!" ancam Chanyeol yang agak meletus.
"Aaah, iya iya!" Baekhyun mengambil plastik tersebut.
CTARR! BRUSHHH! Hujan mengguyur.
"HUJAN?!" pekik Baekhyun dan Chanyeol bersamaan. Mereka saling menoleh satu sama lain.
"Hujan sial!" maki Baekhyun kesal. Namun sensor temperatur dalam dirinya langsung menyalakan alarm suhu rendah. Ya, Baekhyun tidak tahan dingin sehingga ia langsung menggigil.
Chanyeol yang sama kesalnya dengan Baekhyun melihat ke arah cewek NT-nya itu. "Cewek NT, neo gwaenchana?" tanyanya.
"G-gwaenchana." Jawab Baekhyun dengan sedikit gemerutuk di giginya.
Chanyeol menghela napas, lalu melepas jaketnya. "Kau ini tidak tahan dingin, ya? Nih, pakai!" Ia lalu menyerahkan jaketnya pada Baekhyun. Baekhyun mengambilnya.
"Padahal aku tidak akan terlalu kedinginan tanpa jaketmu juga." Cela Baekhyun sambil memakai jaket kebesaran tersebut.
Chanyeol menahan tangannya agar tidak menonjok cewek NT tidak jelas satu ini. "Aku tidak mau disalahkan jika kau sakit." Chanyeol membela diri.
"Bodo amaaat!" Baekhyun memeletkan lidahnya.
"Kau!" Chanyeol mengacungkan kepalan tangannya.
"Teehee~~" Baekhyun ber-aegyo, sehingga membuat Chanyeol menurunkan tangannya.
"Cewek NT, sepertinya kita tidak mungkin naik motor. Jalanan licin, ditambah kau tidak tahan dingin. Aku tidak ingin mencari resiko." Kata Chanyeol.
"Apa boleh buat." Desah Baekhyun, membuat Chanyeol tidak tega.
.
"Aaah~ eommaaa~ aku mau sekolaaah~" rajuk Baekhyun manja.
Pagi ini eomma Baekhyun, Eunhyuk, menemukan putrinya bersin-bersin lebih dari biasanya. Baekhyun memang selalu terserang pilek setiap pagi dan akan berangsur hilang seiring hangatnya suhu udara. Namun bila sudah seperti ini, pileknya hanya akan hilang bila ia beristirahat total.
"Tidak, Baekkie-ah." Jawab Eunhyuk tegas.
"Tapi eommaa~ aku kan baru sekolah sehariii~" Baekhyun benar-benar memohon.
"Sudahlah, Eunhyukkie. Turuti saja keinginannya." Kata Donghae, appa Baekhyun.
"Oh, baiklah. Lagipula Baekhyun-ah pasti kesepian jika di rumah." Eunhyuk mencubit pipi Baekhyun.
Donghae mengecup kening sang putri. "Kau boleh sekolah, Baekkie. Appa tidak bisa mengantar atau menjemputmu hari ini. Telepon saja pak supir jika kau merasa tidak enak badan, oke? Ayo chagi, kita berangkat!" ajak Donghae pada Eunhyuk.
Eunhyuk mengecup pipi Baekhyun. "Eomma pergi, ya, sayang~ daah~" Eunhyuk lalu meninggalkan Baekhyun.
Baekhyun mematung, lalu batinnya menjerit. BUKAN INI YANG AKU INGINKAN!
Baekhyun lalu berlari menuju kamarnya dan mengambil sebuah jaket. Ia langsung memakainya, lalu mengambil tas dan turun ke bawah dan menaiki Toyota Celica putih di pelataran parkir rumahnya.
Selama di perjalanan, ia hanya berkirim pesan dengan seseorang.
BaekHyun.: Oppa? Apa kabar?
Tak lama kemudian, balasan datang.
Yesung: Aku? Hm, aku sih sedang flu hahah. Kau?
BaekHyun.: Yah, sama. Eh masa appaku tidak peduli padaku. Eomma ikut-ikutan pula-_-
Yesung: Haa? Maksudnya?
BaekHyun.: Appa lebih menuruti keinginanku untuk sekolah daripada menyuruhku istirahat. Padahal, maksudku merajuk kan supaya diperhatikan.
5 menit berselang, belum ada balasan. Tiba-tiba ...
Yesung: Hmm ...,
Yesung: HAHAHAH
Yesung: Dasar caper
Yesung: Pakai jaketmu setiap pagi-_-
Yesung: Nasibmu enak sekali, nak. Keinginanmu dituruti. Yah, kan kau sendiri yang minta tinggal di Korea lagi. Padahal kau bisa saja tinggal bersamaku terus.
Baekhyun mendengus sebal. Orang itu bukannya memberi saran, malah seolah menyalahkannya. Namun Yesung malah membalas lagi sebelum Baekhyun membalas.
Yesung: Eh, tidak jadi. Aku baru ingat kalau aku dipindahtugaskan ke Korea mulai besok. Malah aku disuruh datang ke rumah temannya seniorku, katanya anaknya sakit. Seniorku sibuk, jadi aku yang dipanggil. Padahal kan aku dokter syaraf TwT
BaekHyun.: Selamat, aku tidak perlu kembali ke Amerika lagi hahah
Yesung: Kau tau, Baekkie? Pasienku bermarga Oh. Dan menurut riwayatnya, fisiknya memang lemah sejak kecil, ya, seperti kau dan Sehun.
Baekhyun mengerutkan kening.
BaekHyun.: Lantas?
Yesung: Aku curiga Sehun yang akan menjadi pasienku HAHAH xD
Yesung: Nggak mungkin.
Yesung: Sudah bertemu Sehun?
BaekHyun.: Ia tidak mengenaliku. Konyol, kan?
Yesung: Hm, aku merindukan makhluk itu
BaekHyun.: Cowok pokerface macam dia untuk apa dirindukan, eoh?
Yesung: Dia dongsaeng-ku-_-
BaekHyun.: Dongsaeng durhaka dia-_-" btw aku mau sekolah. Paipaii~~
BaekHyun. is offline
Baekhyun lalu turun dari mobilnya dan langsung berjalan menuju kelasnya. Begitu masuk ...
BRUK! Baekhyun jatuh akibat kaki yang menjegalnya. Baekhyun langsung celingukan dengan wajah dongkol untuk mencari tahu pelakunya.
"Selamat datang, anak baru~" sapa kawanan menor kemarin, yang ternyata pelaku penjegalan tersebut.
"Cupu!" Baekhyun langsung bangkit dan melangkah ke tempat di sebelah Kyungsoo. Ia pun menghempaskan tubuhnya di kursi.
"Baekhyun?" tegur Kyungsoo dengan wajah heran. Baekhyun menoleh.
"Wajahmu ..., sesuatu ...," ungkap Kyungsoo.
Baekhyun menyadari maksud Kyungsoo. Sial, wajahku pasti terlihat seperti orang melarat. Batin Baekhyun. "Tidak, aku hanya mengantuk." Jawab Baekhyun asal.
"Oooh."
BRUK! Seseorang terdorong ke meja Baekhyun. Pelakunya tak lain dan tak bukan adalah Park Chanyeol yang sedang dipenuhi amarah. Dan ternyata seseorang yang terdorong adalah orang yang tadi menjegal Baekhyun.
"Choi Jinri, sudah kubilang jangan ganggu mereka!" Chanyeol berkata tegas.
"Chanyeol, aku tidak mengganggu Kyungsoo!" Jinri membela diri.
"Suara jatuh apa tadi, hm? Kau pasti menjegalnya, eoh." Chanyeol berkata dengan nada dalam.
"Oi, Yoda! Yang dijegal itu aku, bukan Kyungsoo!" protes Baekhyun refleks. Namun ia teringat hal yang terjadi kemarin. "Tidak, tidak, Kyungsoo yang dijegal. Aku datang dan baik-baik sajaa~" Baekhyun berkata dengan ekspresi riang.
DEGG! Baekhyun merasa detak jantungnya lebih liar dari sebelumnya. Perasaannya tidak enak, begitu pula keadaannya.
Chanyeol menggulirkan matanya. "Kau jaga dirimu baik-baik, ya. Aku tidak bertanggung jawab kalau kau kenapa-napa siang nanti." Kata Chanyeol sambil menatap Kyungsoo. Kyungsoo membulatkan matanya. Sepolos apapun dirinya, ia sangat mengerti maksud Chanyeol.
"Oi, Chanyeol! Kau kenal Oh Sehun?" tanya Baekhyun agak keras. Chanyeol menoleh.
"Tentu. Ia bawahanku. Tapi kau tetap bawahan permanenku." Chanyeol menjawab dengan nada menghina.
"Oi, kau jahat!" protes Baekhyun.
"Memangnya apa hubunganmu dengannya? Sebegitu penting kah Sehun bagimu?" tanya Chanyeol jengkel.
"Dia sepupuku, tiang bendera caplang!" maki Baekhyun.
Chanyeol mengerutkan kening. "Apa kau bilang?" tanyanya.
"Aku tidak bilang apa-apa! Sana pergi!" usir Baekhyun.
.
"Daehyun dengan Stephanie."
"Kyungsoo dengan Jongdae."
"Lalu Chanyeol, kau dengan ...," seonsaengnim muda tersebut menunjuk Baekhyun. "Siapa namamu?"
"Byun Baekhyun?" ucap Baekhyun, antara bertanya dan menjawab.
"Nah, yak. Kalian berpasangan." Seonsaengnim berkata puas.
"MWO!?" Chanyeol dan Baekhyun berteriak spontan.
.
Di perjalanan menuju kantin ...
"Aku masih nggak percaya kita berpasangan di pelajaran matematika tadi, dan mendapat nilai sempurna." Baekhyun berceloteh.
Chanyeol memalingkan wajah. "Aku lebih tidak percaya kau sepupu anak buahku."
Baekhyun tersulut amarahnya. "Hoi! Kau jangan sok tinggi!" omel Baekhyun.
"Kan kau juga budakku, C-E-W-E-K-N-T." Chanyeol memberi penekanan pada setiap hurufnya.
"Ngotot banget, sih!"
"Karena kau hanya budak bagiku."
Baekhyun mendesis kesal. Lalu tiba-tiba saja kepalanya terasa pening. Namun ia tidak berani menunjukkannya pada Chanyeol.
"Chanyeol, kau mau beli apa di sana?" tanya Baekhyun dengan suara yang sedikit sengau.
Chanyeol mengerutkan kening. "Kau menjepit hidungmu untuk bercanda, eoh?" Chanyeol berkata sarkastis.
"Woi, aku tidak mengubah suaraku sedikitpun, bodoh!" protes Baekhyun. Dan voila, rasa pening di kepalanya semakin menyiksa hingga Baekhyun meringis pelan tanpa sadar.
Chanyeol mendengarnya. Ia langsung menoleh ke arah siswi yang tertinggal sedikit di belakangnya tersebut dan melihat ekspresi kesakitan di wajahnya. Tubuh kurus siswi itu terlihat agak goyah dan melemah.
"Baekhyun!" Chanyeol langsung sigap menahan tubuh Baekhyun. "Kau kenapa, hoi?" tanya Chanyeol dengan raut wajah khawatir.
"P-pu-sing ...," Baekhyun berkata lemah.
Chanyeol langsung menyentuh kening gadis tersebut. Agak panas. Ia lalu berdecak kesal.
"Kenapa kau memaksakan sekolah ketika kau sakit seperti ini, heh? Sudah kubilang aku tidak mau bertanggung jawab!" Chanyeol mengomel.
Baekhyun hanya bisa menyeringai kecil. "Aku ..., butuh kehangatan ...,"
Setelah itu, Baekhyun hanya mengetahui semua yang terjadi melalui pendengaran serta tubuhnya.
.
Baekhyun membuka matanya. Ia menemukan dirinya di sebuah ruangan asing, namun dapat dikenalinya sebagai UKS. Ia mencari-cari sosok yang terakhir kali dilihatnya sebelum ini, dan akhirnya menemukan sosok tersebut sedang menelepon.
"Sudah, ya, hyung. Aku ada urusan sedikit." Chanyeol memutuskan pembicaraan. Ia menatap Baekhyun datar. Yang ditatap sedikit takut.
"Apa lihat-lihat?" tanya Baekhyun berusaha galak.
"Kau sudah puas memaksakan diri sekolah? Tidak kusangka kau kedinginan sedikit saja bisa kena flu." Chanyeol berkata dalam.
Baekhyun terdiam.
"Kau pasti sudah dilarang oleh orang tuamu untuk sekolah, kan? Kau pasti merengek habis-habisan sampai mengancam." Chanyeol mengutarakan analisisnya yang hampir tepat.
"Oh, mereka tidak mengizinkanku sekolah. Aku kabur dari appa." Jawab Baekhyun dusta.
Chanyeol memutar bola matanya. "Dasar budak liar. Sekarang kau menyesal sudah melawan mereka?" tanya Chanyeol dengan nada rendah.
Baekhyun memalingkan wajah. Tiba-tiba saja air mata sudah menggenang di matanya. Bahunya seketika bergetar, membuat Chanyeol terkejut.
"Kau ..., benar-benar menyesal, eoh?" Chanyeol memastikan.
Baekhyun menjawabnya dengan tangisan dalam diam. Chanyeol semakin bingung.
"Baiklah aku menyesal. Tapi belum waktunya, Chanyeol." Jawab Baekhyun dingin.
Chanyeol mengerutkan keningnya tidak mengerti. Namun ia memilih untuk mengabaikannya.
"Kau di sini saja sampai pulang. Aku akan mengantarmu ke rumah." Kata Chanyeol.
Baekhyun cemberut.
.
"Dua minggu lagi akan diadakan karyawisata—" perkataan sang guru terputus oleh sorak sorai murid yang membahana.
"Tenang dulu, tenang. Kita akan mengadakan karyawisata ke Okinawa, Jepang."
"WAHOO~"
"YEE~~"
"HOYEEE~~"
Begitulah reaksi para murid kelas 2-1. Namun Jung seonsaengnim nampaknya belum puas memberi pengumuman.
"Nah, karena koordinasi yang tidak mudah, bagi setiap murid wajib untuk memiliki pasangan selama di sana. Pasangan boleh ditentukan dari sekarang." Lanjut Jung seonsaengnim.
Suasana pun kembali riuh.
Seorang siswa bergaya keren berjalan mendekati Baekhyun.
"Hei, kau mau berpasangan denganku?" tanya siswa itu ramah.
DONG~ Baekhyun sweatdrop.
"Mwooo?! Aku bahkan tidak mengenalmu!" protes Baekhyun.
"Ah, iya aku lupa." Siswa itu nyengir. "Namaku Jung Daehyun, ketua kelas sekaligus siswa terkeren di kelas ini." Ia memperkenalkan dirinya dengan bangga.
Baekhyun tergelak. "Astaga, pernyataanmu ..., geli banget~" Baekhyun berkata di sela-sela tawanya.
"Yaa, tapi kan kenyataan, eoh?" Daehyun terkekeh.
"Kau bahkan tidak sekeren sepupuku!"
"Tapi akulah yang paling keren di kelas, ne?"
"ASTAGAAH~~ AKU BERASA INGIN BOKER MENDENGARNYAAA~~" Chanyeol menggelegar sambil menggeliat. Semua siswi langsung memusatkan pandangan padanya. Chanyeol celingukan dengan kacamata yang agak melorot.
"Mwo? Wae? Daehyun tadi mengatakan hal yang menjijikkan." Chanyeol membeberkan alasannya. Para gadis pun kembali pada aktivitasnya.
.
"Kyungsoo!" Baekhyun menurunkan buku teori fisika yang sedang dibaca gadis bermata bulat tersebut.
"Mwo?" tanya Kyungsoo polos.
"Kau tahu? Sepupuku akan pulang ke Korea hari ini!" Baekhyun curcol dengan semangat.
Kyungsoo membulatkan matanya. "Memangnya sepupumu habis dari mana?" tanya Kyungsoo.
"Dia dapat beasiswa kedokteran di Amerika dan menyelesaikan semuanya dengan cepat. Sekarang praktek S2-nya sudah selesai, dan dia akan bekerja di Korea yeee~~" Baekhyun berjingkrak riang.
"Wee~ ada yang senang karena sepupunya akan datang nih. Apa maksudmu itu sepupumu yang keren?" tanya Daehyun yang tiba-tiba mendekat.
"Tentu saja!" Baekhyun mengangguk semangat.
"Memangnya sekeren apa dia? Toh aku tetap lebih keren, kan? Hahaha~" Daehyun tergelak.
Oh ayolah, gelak tawa Daehyun yang kali ini bisa membuat cewek ilfeel.
BLETAK! Baekhyun menggetok punggung Daehyun.
"Auh, appo~" Daehyun mengaduh.
"Dia jago nyanyi, udah gitu dokter spesialis syaraf pula! Jongwoon oppa kan satu-satunya teman serumahku di Amerika~" Baekhyun senyum-senyum sendiri membayangkannya.
"Dih, kata siapa dia doang yang jago nyanyi? Aku juga bisa, tuh! I stared up at the suuun~" Daehyun menyanyikan potongan lagu If I Lose Myself milik Onerepublic.
Baekhyun mengerjapkan matanya kagum. "Wah, pesaing oppa dan aku, nih! Aku juga bisa kali! Thought of all of the people, places and things I've loved~" Baekhyun ikut bernyanyi.
Daehyun bertepuk tangan riuh. Chanyeol yang memasuki kelas pun bingung melihat Daehyun dan Baekhyun.
"Si cantik ternyata jago nyanyii~" puji Daehyun.
"Dasar kambing pembohong!" omel Baekhyun sambil memalingkan wajahnya yang memerah.
"Hahahah ...," Daehyun tertawa ringan. "Jadi kenapa kau tinggal bersama sepupumu di Amerika? Padahal kan appa dan eomma-mu ada di sini." Tanya Daehyun.
Baekhyun membelalakkan matanya. Pertanyaan itu sungguh diharapkannya untuk tidak diutarakan siapapun. Namun Baekhyun berusaha mengontrol emosinya.
"Ahahah~ Aku yang meminta pada appaku. Aku kembali karena aku merindukan Korea, dan kebetulan oppa juga akan pindah~" Baekhyun berusaha menjawabnya dengan nada yang dibuat ceria.
"Ooh. Memangnya atas dasar apa kau kembali ke Korea? Padahal kan di Amerika pendidikannya lebih bagus, tuh!" Daehyun mengoceh.
PLAK!
"Eh, loh?" Daehyun kebingungan.
"Maafkan aku, Jung Daehyun. Kau hanya boleh tahu sampai situ saja." Baekhyun berkata dingin.
Chanyeol yang sedari tadi memperhatikan menertawakan Daehyun dalam hati. Makan noh tangan! Batinnya puas.
.
Baekhyun's POV (taken from Baekhyun's today diary)
Oke, aku belum memberitahumu tentangku.
Namaku Byun Baekhyun, aku murid baru. Sudah?
Oh, maaf, bukan itu maksudku.
Soal prasangka Chanyeol tempo hari serta pertanyaan Daehyun tadi, aku benar-benar tidak suka jika ada yang mengungkitnya.
Kau tahu? Aku pindah ke Amerika atas saran seorang dokter. Aku tidak bisa menceritakan detailnya karena itu merupakan aib bagiku. Tapi ada satu hal yang benar-benar membuatku dongkol setengah mati.
Fisikku memang lemah sejak kecil. Tapi appa dan eomma hampir tidak pernah ada untukku, untuk mendukungku supaya lebih sehat saja nyaris tidak pernah. Sejak kecil aku selalu diasuh oleh maid, bukannya eomma.
Aku beruntung karena rumahku berada di dekat rumah Sehun-ah dan Luhan-eonnie. Namun sejak ibu Sehun meninggal dan Jongwoon oppa kabur dari rumahnya, hidupku dan Sehun berubah menjadi sedikit kelam. Diperparah ketika Luhan pindah ke kampung halamannya di Beijing tak lama kemudian.
Aku dan Sehun berusaha untuk menikmati hidup, dan disanalah kami mulai berkenalan dengan dunia yang keras. Kami terus mendalami kerasnya dunia hingga keadaanku memburuk dua tahun yang lalu. Dokter memvonisku 'begitu' dan menyarankanku pindah ke Amerika untuk menjalani berbagai ritual pengobatan pemula.
Appa dan eomma-ku mengizinkanku pindah begitu saja dan tidak mendampingiku. Bahkan selama dua tahun aku tinggal di sana, mereka tidak pernah mengunjungiku barang sedetik dengan dalih pekerjaan. Mereka mungkin sudah tenang karena aku tinggal bersama Jongwoon oppa yang memang mereka pertanggungjawabkan segala urusan administrasi beasiswanya. Eum, meskipun dengan menyuruh anak buah appa, sih.
Aku berkali-kali menelepon mereka, dan ..., salahku yang tidak sanggup berbicara. Lalu mereka menyangka aku hanya kekurangan uang saku. Dan dengan mudahnya mereka mentransfer sejumlah uang ke rekeningku, bukannya menjengukku.
Terkadang aku iri pada orang-orang yang kehidupannya sempurna. Mereka disayang orang tua mereka. Mereka diperhatikan orang tua mereka. Mereka selalu ditemani orang tua mereka. Itulah kadar hidup sempurna yang sudah lama kudambakan.
Aku sungguh kecewa pada orang tuaku. Bahkan amat kecewa. Kau tahu rasanya tidak punya orang tua? Kurang lebih hampir sama sepertiku.
End of Baekhyun's POV
.
Baekhyun bersandar di tiang koridor kelas, melipat tangannya. Ia memperhatikan namja yang datang menghampirinya sambil tersenyum licik.
"Kukira selamanya kau akan berpura-pura tidak kenal lagi padaku, Oh Sehun." Ucapnya pada namja tersebut. Namja tersebut menunjukkan wajahnya.
"Ternyata kau hanya tahan 3 hari, ya. Hm." Baekhyun berkata sarkastis.
"..." Sehun belum berkata apa-apa.
"3 hari itu penantian yang panjang, lho. Aku bahkan berharap kau langsung mengenaliku begitu bertemu di cafetaria." Baekhyun mencecar.
"Bukan, Baekhyun. Hari pertama aku bingung harus apa. Sedangkan sejak dua hari yang lalu aku sakit. Kalau bukan karena ada keperluan denganmu, aku tentu tidak akan masuk." Sehun membungkam mulut Baekhyun yang pedas.
"Oh Sehun, jadi kau hanya menemuiku karena ada urusan? Oke, katakan urusanmu secepatnya dan pergilah!" perintah Baekhyun jengkel.
Sehun serasa ingin merantai yeoja sulit ditebak di depannya itu. Kalau saja dia bukan ...
"Sepupuku Baekhyun yang baik, apakah yeoja yang saat itu bersamamu di cafetaria benar-benar Luhan-noona?" tanya Sehun.
Erm, yak.
Amarah Baekhyun kini tak terbendung. "Yak! Kau pikir aku bicara dengan siapa saat itu? Hantu babi bunting? Jangan bercanda, setan durhaka!" maki Baekhyun
"Jadi memang Luhan-noona. Kupikir hanya kebetulan saja karena wajahnya mirip."
"Yak! Dasar anak kambing melarat!" maki Baekhyun lagi.
.
"Cewek NT." Chanyeol memanggil Baekhyun yang sedang asyik mengobrol dengan Kyungsoo (tepatnya ia bercerita banyak pada Kyungsoo sih, haha),
"Mwo?" tanya Baekhyun, merasa terusik.
Tanpa basa-basi sedikitpun, Chanyeol langsung menarik tangan Baekhyun dan membawanya keluar kelas.
Di luar ...
"Oi, apa-apaan! Kau mengganggu obrolan pagiku, tau!" omel Baekhyun sambil meronta-ronta.
Chanyeol memutar bola matanya. "Kau tidak akan berpasangan dengan keledai sejenis Daehyun itu, kan?" tanya Chanyeol.
"Entah ..., lah?" Baekhyun memberi isyarat tidak tahu.
"Berpasanganlah denganku, budak!" perintah Chanyeol dengan wajah serius.
"Eh, eheheh~" Baekhyun terkekeh tidak mengerti.
Sekejap kemudian Baekhyun membelalakkan matanya.
"EEEHH?!"
TBC!
A/n:
Wolaaa~~ Disini author tidak bertanggung jawab kembaliii~~
Erm, kemana ya si setori Like A Tire?
Kuhapus, haha! /ketawa jahat /digampar readers
Jeongmal mianhae untuk yang merasa diharkosin atas ff gaje itu. Jujur, aku sendiri nggak ngerti alurnya karena main cast-nya aja nggak fokus. Jadi ku-remake atas pair fave-ku, ChanBaek ㅋㅋㅋ~
Rencananya kubuat side story-nya juga, pair KaiSoo sama HunHan. Apalagi kan banyak juga kisah hidup Kai sama Sehun yang belom keliatan-_-
Apa lagi ya?
Ya sudahlah. Akhir kata, kamsahamnida untuk para reader yang mau membaca dan mengikuti fanfic gaje ini.
Review juseyo~
